"Muka lo asem banget sih Daf" Ucap Farhan.
"Sial banget gue hari ini, baru dua hari balik ke indonesia udah ada aja masalah" Ujar Daffa.
"Masalah apa? Friska lagi?" Tanya Farhan.
Friska adalah pacar Daffa yang berprofesi sebagai model.
"Bukan itu, tadi gue gak sengaja nabrak cewek kampungan di depan" ucap Daffa menerangkan.
"Halah halah, itu cuma masalah sepele" Farhan menenangkan.
"Apa lo bilang? Mata Lo ga liat baju gue jadi kotor?" Kesal Daffa.
Baron adalah pemuda kaya raya yang tinggal di desa tempat Fira dan keluarganya tinggal. Sejak lama baron telah
menyukai Fira. Walaupun penampilan Fira kini tertutup dengan mengenakan cadar tidak membuat baron berhenti untuk menjadikan Fira sebagai seorang istri.
Ancaman demi ancaman pun sudah biasa Fira dan keluarganya terima, tetapi semenjak Fira kuliah hingga bekerja di kota Fira sesekali hanya pulang ke desanya. Karena Fira merasa tidak nyaman jika berada di sana berlama-lama.
"Baron belum menyerah juga ya mang ?" Tanya Safira lirih.
'Belum neng, lebih baik neng Fira jangan pulang ke sini dulu kalo libur. Insyaallah kalo mang Ardi dan bi Rani ada rezeki nanti kami aja yang main ke sana ya, mang Ardi teh khawatir neng sama kamu' Ucap Ardi.
"Iya mang" Jawab Safira yang lemas mendengar penuturan sang paman.
"Ya udah atuh ya neng, mang Ardi mau berangkat ke kios dulu. Kamu hati-hati di sana. Assalamu'alaikum' Ucap Ardi menutup telfon dari seberang sana.
"Iya mang, wa'alaikumussalam"
Setelah menutup telfon dari sang paman air mata bening milik Safira pun jatuh yang sedari tadi ia tahan. la merasa takdir tak adil bagi dirinya.
Setelah kedua orang tua Safira meninggal hanya Ardi sang paman lah satu-satunya keluarga yang Safira miliki. Namun kini ia tidak bisa bertemu karena ancaman yang bisa saja membahayakan bagi Safira dan
keluarga dari pamannya.
"Hiks hiks hiks.. Ya Allah, kuatkan Fira" Gumam nya yang terdengar oleh oma Rahma.
ia melihat ke arah wanita yang tidak lagi muda, segera ia usap cairan bening di pelupuk matanya.
"Oma" Lirihnya Safira menundukkan kepalanya menahan isak kan tangis yang bisa saja pecah saat itu juga.
"Nak Fira" Panggil Rahma dengan lembut.
"Iya oma"
"Kamu bisa peluk oma jika kamu mau"
Mendengar ucapan dari oma Rahma membuat Tangis yang sedari tadi Safira tahan susah payah pun pecah dipelukan oma.
Safira pun menghamburkan pelukannya di dekapan oma Rahma.
"Hiks hiks hiks" Tangisan Safira semakin kencang.
Seperti menemukan rumah untuk Safira pulang, peluk kan dari oma Rahma begitu membuatnya tenang dan nyaman.
"Terimakasih banyak ya oma" Ucap Safira.
"Tidak perlu berterima kasih, kamu bisa kapan saja peluk oma jika kamu mau" ucapnya yang selalu lembut.
"Sudah yang tenang sekarang ya?" Lanjutnya.
"iya oma alhamdulillah"
Mobil hitam milik oma Rahma pun telah sampai di depan perusahaan tempat Safira bekerja.
"Kamu bekerja di sini ya nak?" Tanya oma Rahma kepada Safira.
"Iya oma, Fira mau masuk dulu ya. Terima kasih banyak atas tumpangannya " Ucap safira.
"Masuklah nak" Jawab oma Rahma dengan tersenyum hangat seraya mengelus pucuk kepala milik Safira.
Safira mengangguk lalu berpamitan untuk masuk.
"Assalamu'alaikumn oma"
"Wa'alaikumussalam"
*****
Di meja makan berbahan kaca sudah tertata rapih menu hidangan yang siapapun melihatnya pasti langsung selera.
Begitupun dengan keluarga Bagaskara Wijaya, mereka yang saat ini sedang menikmati makan malam yang dibuat oleh koki pribadi di rumahnya.
Suasana hening di meja makan, hanya bunyi dentingan dari sendok dan garpu saja yang terdengar.
"Daffa" Panggil oma Rahma membuka suara.
"Iya oma" Jawab Daffa menatap wanita tua yang amat ia sayangi.
"Apa rencana mu ke depan ?" Tanya oma Rahma.
"Aku akan bekerja di perusahaan papah mulai besok oma" Jawab Daffa.
"Terus?" Tanya oma Rahma yang membutuhkan jawaban lain.
"Maksud oma gimana?" Ucap Daffa ang tidak mengerti apa yang omanya katakan.
"Usiamu saat ini sudah berapa tahun ?"
"Sudah dua puluh tujuh tahun oma"
"Jadi?" Tanya oma Rahma yang mwmbuaf daffa bingung tak mengerti.
"Maksud oma?" Lagi-lagi Daffa tidak memahami apa yang sebenarnya sang nenek ingin tanyakan.
"Pernikahan" Ucap oma Rahma.
"Pernikahan? Maksud oma apa?"Tanya Daffa penuh kebingungan.
"Kapan kamu akan menikah ?" Tanya Rahma serius.
Mendengar itu pun Aida sebagai seorang ibu dari Daffa langsung menyela obrolan antara nenek dan cucu.
"Bu, Daffa baru saja kembali ke indonesia, biarkanlah Daffa fokus pada pekerjaannya dulu." Kata Aida membela sang putra.
"Pernikahan tidak akan mengganggu pekerjaannya, lagi pula umur dia sudah cukup matang untuk menikah. Lalu mau tunggu apalagi?"tanya Oma Rahma.
Aida kesal dengan apa yang di katakan sang mertuanya itu. Tetapi ia pun tidak bisa melawan.
"Oma.. " Panggil Daffa.
"Biarkan Daffa bicara dengan Friska dulu ya, apakah ia siap untuk menikah atau
tidak" Sambung Daffa menjelaskan.
"Lagi pula Daffa tidak ingin memaksa Friska menikah jika dia belum siap" Tutur Daffa kembali.
"Lalu jika dia tidak siap? Berarti kamu harus siap dengan pilihan oma" Ucap oma Rahma.
"Ibu. " Kali ini Bagaskara angkat bicara.
Mendengar suara dari sang putra oma Rahma melirik ke arahbBagaskara berada.
"Kamu pun tidak setuju dengan ibu? Baiklah mulai sekarang ibu tidak akan lagi ikut campur apapun urusan kalian!" Kata oma Rahma kecewa.
Oma Rahma yang belum selesai dengan makan malamnya kini pergi meninggalkan meja makan menuju kamarnya.
"Bukan seperti itu bu---" Belum sempat Bagaskara menyelesaikan kalimatnya namun oma Rahma sudah pergi meninggalkan mereka.
Di perusahaan Wijaya Corp terlihat para karyawan tengah sibuk bekerja, beberapa dari mereka tengah mempersiapkan dokumen untuk rapat yang siang ini akan di adakan.
Rumor bahwa sang putra dari pemilik perushaan Wijaya Corp akan datang pun telah tersebar ke seluruh karyawan.
"Penasaran deh gimana putra dari pak bagaskara" Kata Cika salah satu karyawan.
"Ganteng sih pasti, gue harus dapetin dia pokoknya!" Timpal Sinta.
Para karyawan khususnya kaum wanita saling berebut untuk mendapatkan laki-laki yang bahkan orangnya saja belum mereka lihat.
Safira yang mulai risih mendengar suara dari teman sekantornya yang saling berebut itu pun tidak habis pikir, apa yang
sebenarnya mereka rebutkan?
Di ruangan meeting beberapabdari karyawan sudah berkumpul dengan membawa dokumen yang telah mereka siapkan masing-masing.
Meeting kali ini berbeda dengan meeting biasanya, selain Bagaskara akan memimpin meeting seperti biasa Bagaskara pun akan memperkenalkan putranya yang baru saja kembali ke indonesia dan akan bekerja di perusahaan yang akan menjadi penerusnya nanti.
Ceklek
Suara pintu terdengar dan perlahan mulai terbuka, terlihat dua lelaki berbeda usia memasukibruangan.
DEG
Safira membelalakkan matanya sempurna saat melihat laki-laki yang berjalan di belakang Bagaskara.
"Apa aku tidak salah libat?"Ucap Safira sambil mengucek matanya dengan
cepat.
"Daffa. Jadi dia anak dari pak Bagaskara?" Ucap Fira dalam hati
Sepanjang meeting Safira banyak menunduk, ia takut akan dikenali oleh Daffa sang mantan kekasihnya saat mereka dudukdi bangku SMA.
Meeting pun selesai, kini Bagaskara dan Daffa pun meninggalkan ruangan, begitu pun dengan para karyawan.
Safira yang masih berada di ruangan meeting itu sengaja keluar belakangan untuk menghindari bertemu dengan Daffa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments