3. Permintaan Oma

Namun siapa yang menyangka, saat semua karyawan sudah meninggalkan

ruangan terkecuali Safira.

Daffa justru kembali masuk ke ruangan rapat dan menutup pintu dengan rapat. Safira yang melihat Daffa mendekat ke arahnya, dia langsung buru-buru membereskan dokumen miliknya yang ada di atas meja.

Rasanya sangat tidak nyaman jika berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki yang bukan muhrim baginya.

"Saya permisi dulu pak" Ucap Safira yang hendak keluar.

Daffa pun tersenyum simpul.

"Lo! Cewek kampungan yang kemarin nabrak gue di jalan kan?!!" Tanya Daffa dengan wajah yang marah.

"Dia tidak mengenaliku?" Tanya Safira dalam hati.

"Lo budeg ya?" Ejek Daffa yang kini mulai kesal.

Dugaan Safira ternyata benar, sepertinya Daffa memang tidak mengenali dirinya.

"Terus apa yang harus saya lakukan pak? Dan biarkan saya keluar dulu, agar tidak menjadi fitnah" Ucap Safira.

Satira yang merasa tidak nyaman.

"Apa? Lo mau Keluar? Nggak boleh !" Tegas Daffa sambil menggebrak pintu.

"Astaghfirullah" Ucap Safira yang terdengar oleh telinga Daffa.

Entah apa yang ada di pikiran Daffa, Padahal ia sudah meminta maaf, tetapi dia tetap mencecar Safira dengan kasar.

"Bisa-bisanya papah gue mempekerjakan perempuan kaya lo di perusahaan ini" Ucap Daffa dengan menunjuk ke arah Safira.

Safira yang hilang kesabarannya kali ini pun memberanikan diri untuk melawan pedasnya lisan dari Daffa.

"Sebenarnya mau bapak itu apa?" Kata Safira dengan nyolot.

"Loo!" Ucap Daffa yang merasa kesal karena sedang di ejek oleh Safira.

"Lo nantangin gue hah?!" Ucap Daffa dengan bertanya.

"Tidak sama sekali, lagi pula apa bapak tidak capek marah terus?"

"Nggak usah sok akrab sama gue lo ya!"

Drt drt drt

Ponsel milik Daffa bergetar, ia pun segera menjawab panggilan masuk di ponsel miliknya.

"Kali ini gue biarin lo lolos ya cewek kampungan!" Ucap Daffa sebelum meninggalkan ruangan rapat.

*****

Oma Rahma lupa untuk meminta nomor ponsel Safira kemarin, sehingga saat ini oma Rahma kesulitan menghubungi safira.

"Roy, pergi ke kantor pada saat jam pulang kerja nanti. terus kamu jemput Safira ya dan bawa safira kemari." perintah oma Rahma kepada sang ajudan.

"Baik nyonya " Jawab Roy .

***

"Alhamdulillah sudah waktunya pulang, mampir belanja dulu kali ya biar sekalian" Ucap Safira berguman.

"Fir, gue duluan ya" Ucap Cika.

"oke, hati-hati di jalan ya cik" Kata Safira.

"Oke" Cika melambaikan tangannya ke arah Safira.

Safira pun kini mulai berjalan keluar perusahaan, tiba-tiba laki-laki berjas hitam bertubuh kekar yang kemarin ia temui itu pun menghampirinya.

"Nona Safira, saya dapat perintah dari nyonya besar untuk menjemput safira" Ucap Roy.

"Tunggu--- kamu ajudan oma Rahma yang kemarin itu kan?" Tanya Safira untuk memastikan.

"iya " Jawab Roy singkat.

"Jadi kamu kesini disuruh oma buat jemput aku?" Tanya Safira kembali.

Roy hanya menjawab dengan anggukkan kepala . Safira berpikir sejenak. Lalu ia pun menyetujui.

"Baiklah"

Mobil hitam yang membawa Safira kini telah memasuki halaman rumah yang sangat mewah milik Seorang wanita tua.

Ternyata oma sudah menunggu kedatangannya di halaman depan rumah mewah itu.

"Assalamu'alaikum oma" Safira memberi salam.

Safira sangat senang bisa bertemu kembali dengan oma Rahma, itu terlihat dari senyuman yang begitu merekah dari balik cadarnya. Itu bisa di lihat dari bentuk matanya yang menyipit bak bulan sabit.

"Wa'alaikumussalam Fira, alhamdulillah akhirnya kita bertemu kembali. Maaf sudah membawamu kemari pasti kau sangat Capek kan ?" Ucap oma Rahma.

"Ayok masuk dulu" Lanjut oma Rahma kembali dengan menggandeng tangan milik Safira.

Oma Rahma membawa Safira ke ruang keluarga, dan mempersilahkannya duduk di sofa yang begitu empuk.

"Fira mau minum apa nak?" Tanya oma Rahma.

"Tidak perlu oma, Safira tidak haus" Tolak Safira lembut.

"Fira.. Tolong jangan merasa tidak enak ya, oma mau kamu menganggap oma seperti nenekmu sendiri"

Bola Mata Safira berkaca-kaca mendengar ucapan dari oma Rahma, apa aku tidak berlebihan jika menganggap oma seperti nenekku sendiri? Kata itu seperti muncul di

kepala Safira.

"Apa boleh oma, kalau Safira menganggap seperti itu?" Tanya Safira dengan suara yang sedikit pelan.

"Tentu saja boleh, dengan senang hati" Jawab oma Rahma dengan senyuman hangat.

"Jadi sekarang kamu mau minum apa nak?"

"Air putih saja oma"

"Tunggu sebentar ya, oma panggilkan bi Sumi dulu" Safira pun hanya mengangguk.

"Bi Sumi." Panggil oma Rahma dari ruangan keluarga.

Seorang wanita paruh baya yang namanya di panggil pun berjalan ke arah Safira dan oma Rahma berada.

"Iya nyonya besar, apa ada yang anda butuhkan nyonya?" Tanya bi Sumi.

"Tolong bawakan dua gelas air putih beserta camilan ke sini ya" Titah oma kepada sang asisten rumah tangga.

"Baik nyonya besar" Tidak butuh waktu lama dua gelas air putih beserta camilan yang begitu memenuhi meja pun sudah

tersedia.

Safira mengambil salah satu gelas

tidak lupa ia mengatakan bismillah

sebelum meminum membuat rasa dahaga yang sedari tadi gadis bercadar itu rasakan pun hilang seketika.

"Alhamdulillah" Ucap Safira setelah meminum air yang kini tersisa hanya setengah gelas saja.

"Fira.. Apa kau sudah menikah nak?" Tanya oma tiba-tiba.

"Belum oma" Jawab Safira.

"Bagaimana jika kamu menikah dengan cucu oma nak?" Tanya oma Rahma kembali.

Safira yang baru selesai minum pun tersedak mendengar pertanyaan yang tidak masuk akal baginya.

"Uhuk uhuk uhuk"

"Kamu nggak papa nak?" Cemas oma Rahma mengelus punggung Safira.

"Nggak papa oma, Safira hanya tersedak saja"

"Syukurlah, bagaimana nak dengan pertanyaan oma tadi?"

Rupanya oma serius dengan

ucapannya. Safira diam sejenak. Safira ingin menolak, tetapi takut menyinggung perasaan oma Rahma yang sudah begitu baik terhadapnya. Tetapi jika Safira menerima? Dia saja belum tahu seperti apa cucunya. Apakah dia pria yang baik? Atau

bahkan sebaliknya.

Namun di sisi lain Safira sudah ingin menikah. Agar terbebas dari ancaman baron jika sewaktu-waktu Safira pulang ke desa.

"Nak Safira?" Panggil oma Rahma.

"Ah. Iya oma?" Jawab Safira yang baru saja tersadar dari lamunannya.

"Oma tidak ingin cucu oma salah memilih istri, oma ingin dia berubah menjadi lebih baik. Maka dari itu oma ingin cucu oma menikah denganmu nak Fira'" Ucap oma Rahma memohon.

"Tapi oma---"

Belum Safira menyelesaikan kalimatnya. Oma Rahma kembali memohon membuat

Safira semakin tidak enak hati untuk

menolak.

"Oma Rahma begitu baik, bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?" ucap Safira dalam hati.

"Insyaallah sepertinya cucu oma adalah orang yang baik. Bismillah" Lanjut Safira dalam hati menyakinkan diri sendiri.

"Insyaallah oma, bismillah" Jawab Safira yang membuat senyuman merekah terukir jelas di wajah oma Rahma.

***""

Sementara itu, Di ruangan kerja milik Daffa, Daffa sedang mengirimkan pesan kepada seseorang melalui ponsel miliknya.

'Friska, bisakah kita bertemu sekarang? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu' ucap Daffa pada pesan teks yang ia kirimkan kepada pujaan hatinya.

Episodes
1 1. Laki Laki menyebalkan
2 2. Anak Pemilik Perusahaan
3 3. Permintaan Oma
4 4. Dijodohkan
5 5. Keputusan Daffa
6 6. Tau
7 7. Reuni
8 8. Bertemu Keluarga
9 9. Fakta Yang Mengejutkan
10 10. Kerumah Paman
11 11. Oma Yang Khawatir
12 12. Kagum Sejak Lama
13 13. Amarah Oma
14 14. Hujan Deras
15 15. Keinginan Bagaskara
16 16. Wajah Cantiknya
17 17. Rumah Sakit
18 18. Tak Terima
19 19. Kelakuan Friska
20 20. Kue Buatan Mantan
21 21. Dalam Bahaya
22 22. Pertolongan
23 23. Menerima Perjodohan
24 24. Aida Yang Terkejut Mendengar Kelakuan Friska
25 25. Keputusan Daffa
26 26. Pilihan Safira
27 27. Melamar
28 28. Pelukan Di Depan Mata
29 29. Sah
30 30. Kesabaran Safira
31 31. Niat Busuk Sang Ibu
32 32. Ke mall
33 33. Kartika
34 34. Kesabaran Safira
35 35. Tuduhan Kartika
36 36. Pelukan Pertama
37 37. FlashBack
38 38. Daffa Yang Tak Terima
39 39. Suapan Safira Untuk Suami
40 40. Menata Kesabaran
41 41. Tamparan.
42 42. Tangisan Safira
43 43. Daffa Yang Cemburu
44 44. Pelukan Hangat Daffa
45 45. Attitude Nol
46 46. Niat Busuk Aida
47 47. Perubahan Sikap Daffa
48 48. Niat Busuk Terungkap?
49 49. Tangisan Sang Istri
50 50. Ciuman Mesra Daffa
51 51. Keadaan Oma
52 52. Sifat Dingin Yang Mulai Mencair
53 53. Bulan Madu?
54 54. Friska Yang Tak Tahu Malu
55 55. Goresan Kaca
56 56. Oma Dirawat
57 57. Safira Yang Cemburu
58 58. Tak Ingin Jauh
59 59. Milik Daffa Seutuhnya
60 60. Protektif
61 61. Rencana Honeymoon
62 62. Puncak
63 63. Kejutan Yang Romantis
64 64. Wanita Misterius
65 65. Diculik
66 66. Wanita Licik
67 67. Friska Ditangkap
68 68. Tamparan Dari Oma
69 69. Mual
70 70. Porsi Makan Bertambah
71 71. Ada Apa Dengan Daffa?
72 72. Hamil
73 73. Ngidam
74 74. Kebahagiaan Keluarga Besar
75 75. Aida Yang Perhatian
76 76. Tekad Kartika
77 77. Berkunjung Ke Desa
78 78. Baron Berulah
79 79. Pingsan
80 80. Di Culik.
81 81. Misi Penyelamatan
82 82. Daffa Yang Perhatian
83 83. Perhatian Aida
84 84. Sikap Aneh Aida
85 85. Niat Busuk Yang Gagal
86 86. Daffa Yang Bucin
87 87. Siapa Mereka?
88 88. Daffa Yang Penyayang
89 89. Dugaan Daffa
90 90. Tangisan Ibu
91 91. Kesalahpahaman
92 92. Pengawal Utusan Aida
93 93. Seperti Berlian
94 94. Di Anak Tirikan
95 95. Fitria Yang Bimbang
96 96. Kekhawatiran Keluarga Bagaskara
97 97. Fitria Vs Agatha
98 98. Pacar Pura Pura Agatha
99 99. Sandiwara Fitria dan Agatha
100 100. Ternyata..?
101 101. Sandiwara Yang Menjadi Nyata
102 102. Pertolongan Calon Suami.
103 103. Bonyok
104 104. Menerima Perjodohan..?
105 105. Terbongkar?
106 106. Alasan
107 107. Fakta Keluarga Agatha
108 108. Alasan Sebenarnya
109 109. Bulan Depan?
110 110. Pertengkaran Dengan Orang Tua
111 111. Rosa Yang Peduli
112 112. Tak Tahu Malu
113 113. Terbongkar
114 114. Baby Boy?
115 115. Obsesi Gila Kartika
116 116. BabyMoon?
117 117. Persiapan
118 118. Pemotretan
119 119. Gaun Putih
120 120. Hari Bahagia
121 121. Malam Pertama
122 122. Rencana Rahasia.
123 123. Strategi Daffa
124 124. Jebakan
125 125. Kado Dari Daffa dan Safira
126 126. Terjatuh
127 127. Berlibur Ke Jepang
128 128. Ingin Unboxing
129 129. Safira Yang Cemburu
130 130. Akhirnya Unboxing
131 131. Amplop Misterius
132 132. Pertengkaran Hebat
133 133. Meninggalkan Rumah Karena Pertengkaran
134 134. Penyesalan
135 135. Pantai
136 136. Tamparan Penuh Dendam
137 137. Situasi Sulit Bagaskara
138 138. Daffa Yang Bimbang
139 139. Air Mata Safira
140 140. Berpisah
141 141. Kebahagiaan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
1. Laki Laki menyebalkan
2
2. Anak Pemilik Perusahaan
3
3. Permintaan Oma
4
4. Dijodohkan
5
5. Keputusan Daffa
6
6. Tau
7
7. Reuni
8
8. Bertemu Keluarga
9
9. Fakta Yang Mengejutkan
10
10. Kerumah Paman
11
11. Oma Yang Khawatir
12
12. Kagum Sejak Lama
13
13. Amarah Oma
14
14. Hujan Deras
15
15. Keinginan Bagaskara
16
16. Wajah Cantiknya
17
17. Rumah Sakit
18
18. Tak Terima
19
19. Kelakuan Friska
20
20. Kue Buatan Mantan
21
21. Dalam Bahaya
22
22. Pertolongan
23
23. Menerima Perjodohan
24
24. Aida Yang Terkejut Mendengar Kelakuan Friska
25
25. Keputusan Daffa
26
26. Pilihan Safira
27
27. Melamar
28
28. Pelukan Di Depan Mata
29
29. Sah
30
30. Kesabaran Safira
31
31. Niat Busuk Sang Ibu
32
32. Ke mall
33
33. Kartika
34
34. Kesabaran Safira
35
35. Tuduhan Kartika
36
36. Pelukan Pertama
37
37. FlashBack
38
38. Daffa Yang Tak Terima
39
39. Suapan Safira Untuk Suami
40
40. Menata Kesabaran
41
41. Tamparan.
42
42. Tangisan Safira
43
43. Daffa Yang Cemburu
44
44. Pelukan Hangat Daffa
45
45. Attitude Nol
46
46. Niat Busuk Aida
47
47. Perubahan Sikap Daffa
48
48. Niat Busuk Terungkap?
49
49. Tangisan Sang Istri
50
50. Ciuman Mesra Daffa
51
51. Keadaan Oma
52
52. Sifat Dingin Yang Mulai Mencair
53
53. Bulan Madu?
54
54. Friska Yang Tak Tahu Malu
55
55. Goresan Kaca
56
56. Oma Dirawat
57
57. Safira Yang Cemburu
58
58. Tak Ingin Jauh
59
59. Milik Daffa Seutuhnya
60
60. Protektif
61
61. Rencana Honeymoon
62
62. Puncak
63
63. Kejutan Yang Romantis
64
64. Wanita Misterius
65
65. Diculik
66
66. Wanita Licik
67
67. Friska Ditangkap
68
68. Tamparan Dari Oma
69
69. Mual
70
70. Porsi Makan Bertambah
71
71. Ada Apa Dengan Daffa?
72
72. Hamil
73
73. Ngidam
74
74. Kebahagiaan Keluarga Besar
75
75. Aida Yang Perhatian
76
76. Tekad Kartika
77
77. Berkunjung Ke Desa
78
78. Baron Berulah
79
79. Pingsan
80
80. Di Culik.
81
81. Misi Penyelamatan
82
82. Daffa Yang Perhatian
83
83. Perhatian Aida
84
84. Sikap Aneh Aida
85
85. Niat Busuk Yang Gagal
86
86. Daffa Yang Bucin
87
87. Siapa Mereka?
88
88. Daffa Yang Penyayang
89
89. Dugaan Daffa
90
90. Tangisan Ibu
91
91. Kesalahpahaman
92
92. Pengawal Utusan Aida
93
93. Seperti Berlian
94
94. Di Anak Tirikan
95
95. Fitria Yang Bimbang
96
96. Kekhawatiran Keluarga Bagaskara
97
97. Fitria Vs Agatha
98
98. Pacar Pura Pura Agatha
99
99. Sandiwara Fitria dan Agatha
100
100. Ternyata..?
101
101. Sandiwara Yang Menjadi Nyata
102
102. Pertolongan Calon Suami.
103
103. Bonyok
104
104. Menerima Perjodohan..?
105
105. Terbongkar?
106
106. Alasan
107
107. Fakta Keluarga Agatha
108
108. Alasan Sebenarnya
109
109. Bulan Depan?
110
110. Pertengkaran Dengan Orang Tua
111
111. Rosa Yang Peduli
112
112. Tak Tahu Malu
113
113. Terbongkar
114
114. Baby Boy?
115
115. Obsesi Gila Kartika
116
116. BabyMoon?
117
117. Persiapan
118
118. Pemotretan
119
119. Gaun Putih
120
120. Hari Bahagia
121
121. Malam Pertama
122
122. Rencana Rahasia.
123
123. Strategi Daffa
124
124. Jebakan
125
125. Kado Dari Daffa dan Safira
126
126. Terjatuh
127
127. Berlibur Ke Jepang
128
128. Ingin Unboxing
129
129. Safira Yang Cemburu
130
130. Akhirnya Unboxing
131
131. Amplop Misterius
132
132. Pertengkaran Hebat
133
133. Meninggalkan Rumah Karena Pertengkaran
134
134. Penyesalan
135
135. Pantai
136
136. Tamparan Penuh Dendam
137
137. Situasi Sulit Bagaskara
138
138. Daffa Yang Bimbang
139
139. Air Mata Safira
140
140. Berpisah
141
141. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!