Menikahi Orang Populer

Menikahi Orang Populer

Gadis Brosur

Di riuhnya jalan kota, seorang gadis berjalan membawa kertas bergambar dan membagikannya. Di sana tergambar sebuah restoran dan gambar menu-menu di sana

Dengan semangat ia membagikan satu persatu kertas itu, kepada semua orang yang berlalu-lalang di sisi jalan.

Cuaca saat ini begitu menyengat, panasnya terasa membakar kulit. Orang-orang terlihat keluar dari kantornya, berjalan menuju restoran terdekat. Maklum saja, saat ini adalah jam makan siang.

Gadis itu kini berada di depan sebuah gedung yang besar, ia menyaksikan karyawan dan karyawati dengan pakaian rapinya keluar meninggalkan gedung.

Di antara banyaknya orang ia terfokus pada seorang pria muda dengan perawakan tinggi. Tingginya mungkin mencapai 175 cm, ia memiliki iris mata coklat dan kening yang tebal, tidak lupa hidungnya yang mancung menambah ketampanannya. Dia terlihat begitu menarik hingga pandangannya saja enggan untuk berpindah.

Pria muda itu perlahan mendekat, ia terlihat sibuk dengan telepon genggamnya. Gadis itu tersadar dari lamunannya tatkala pundaknya bertabrakan dengan seseorang. Brosur yang dipegangnya ter lepas dan berhamburan jatuh. Dorongan kuat orang itu membuat keseimbangannya goyah.

“Jangan menghalangi jalan, kalau tidak mau ditabrak ”ucap orang itu, yang tak lain adalah pria muda yang dilihatnya tadi.

Sombong sekali laki-laki ini, batal aku mau memujinya tampan, gadis itu membatin.

Pria muda itu pergi begitu saja, tanpa menghiraukan tatapan tajam si gadis.

“Tidak tahu diri ya kau, bukannya minta maaf malah memarahiku,ku harap ini terakhir kalinya bertemu denganmu, pria sombong ”ucapnya penuh amarah.

Pria itu tak menghiraukannya, ia terus sibuk dengan telepon genggamnya.

Aku harap kita bertemu lagi gadis brosur, aku menyukai tatapan amarahmu itu, begitu menghibur. Batin si pria yang malah mengharap sebaliknya.

Bergelut dengan panas teriknya jalan raya telah usai. Gadis itu kembali ke restoran tempatnya bekerja. Restoran itu kini telah ramai dengan beberapa pengunjung yang datang.

Seseorang memanggilnya dan meminta segera berganti pakaian dan mulai bekerja menyajikan makanan.

Gadis itu bergegas ke belakang, bersiap memulai job keduanya hari ini, sebagai pramusaji. Ia adalah pekerja part time di sana dan hari ini adalah hari pertamanya.

Restoran cukup ramai di hari ini, karyawan di kantor sekitar sudah mulai tahu bahwa restoran ini telah buka..

Jam 4 sore semua pekerjaan gadis itu telah selesai. Ia bergegas membereskan barangnya kemudian segera meninggalkan tempat kerjanya itu.

Kondisi jalan raya sore ini lumayan padat dan macet, dengan itu ia memutuskan untuk melewati jalan pintas.

Ia yang tenang mengendarai sepeda motor, secara tiba-tiba ada motor lain yang tiba-tiba menyalip. Motor itu dikendarai dua orang yang berperawakan besar dan galak.

“Mengapa kalian mencegat ku, aku sedang buru-buru ”ucap gadis itu.

“Kami hanya ingin sedikit bermain denganmu, bolehkah aku meminta tasmu itu” ucap salah satu orang itu.

“Oh rupanya kalian preman jalanan. Kalau aku tidak mau bagaimana?”

“kau akan mengetahuinya nanti”

Kedua preman jalanan itu turun dari motornya dan memaksa menarik gadis itu turun dari motor. Ia berusaha melawan tapi preman itu memegang kedua tangannya.

Dengan penuh tenaga ia mempertahankan tasnya, karena saat ini itu yang paling berharga.

“Lepaskan tasku, kenapa kalian tidak mengambil motorku saja, toh itu jauh lebih mahal ”ucapnya sedikit bernegosiasi.

“Tapi kami mau tasmu, lepaskan atau kau aku pukul “ ancam sang preman.

“Tidak mau “ia terus berusaha menarik tasnya.

“Tolong”...

“Tolong ”teriakan ya

Keadaan jalan yang sunyi membuat teriakannya itu sia-sia. Namun, ia bernafas lega tatkala melihat sebuah mobil melaju ke arah mereka. Ia berteriak sekencang-kencangnya berharap si pengemudi menolongnya.

Namun ia melongo tatkala mobil itu hanya melewatinya begitu saja.

“Hey sombong sekali, dasar orang kaya ”teriaknya kesal.

Sementara preman itu mulai main tangan padanya. Di dorongnya gadis itu sangat kuat hingga ia tak bisa lagi mempertahankan tubuhnya. Ia terhuyung ke belakang dan jatuh terduduk. Dan tasnya ter jatuh ke aspal.

Si preman berniat mengambil tas tersebut, tapi sebelum ia meraihnya, sebuah pukulan keras mengenai wajahnya. Ia jatuh terduduk.

Seorang pria muda dengan perawakan tinggi itu memasang kuda-kuda siap menyerang. Setelah pukulan yang diterimanya preman itu bangkit dan menyerang kembali laki-laki tersebut, dibantu juga oleh temannya.

Perkelahian tak terelakkan, si pria yang seorang diri tak disangka-sangka bisa membabat habis dua preman jalanan itu dengan mudah. Ia memukul bertubi-tubi sampai mereka babak belur dan menyerah, kemudian dua preman itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Pria itu membantunya berdiri dan menyerahkan tas si gadis yang sempat terjatuh.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Iya aku baik-baik saja, terima kasih telah menolongku” ucap gadis itu.

“Hei bukannya kau gadis dengan brosur tadi siang, senang bisa bertemu kembali “ucap pria itu mengenali.

“Oh kau pria sombong itu, hampir saja aku mati gara-gara mu” kata gadis itu kesal saat menyadari mobil yang melewatinya tadi adalah milik pria itu.

“Kenapa jadi menyalahkanku, masih baik aku

”ucapnya tak terima.

“Mengelus

saja, kenapa tidak langsung berhenti , coba kalau terlambat bisa-bisa dua preman tadi sudah membawa kabur tasku.

“Sudahlah, kau memang tidak tahu berterima kasih “pria itu memakai kacamatanya dan pergi memasuki mobilnya, dan pergi meninggalkan gadis itu.

“Ih, terserah kau saja, pria sombong.”

Gadis itu pun bergegas pergi dari tempat itu, takut jika preman tadi kembali lagi.

"Dari mana saja kamu keluyuran, masih ingat jalan pulang rupanya" seorang pria yang diperkirakan berusia 40 tahun menghadang langkah seorang gadis, yang baru saja melewati pintu depan rumah.

"Bukan urusan om, lagian ini rumahku, aku bisa pulang kapan pun aku mau" jawabnya menahan amarah.

"Oh sudah pintar menjawab kamu, ingat Alena saya lebih tua dari kamu, jangan kurang ajar" kata pria itu penuh amarah.

Alena lebih menyudahi perdebatan ini, ia tahu nantinya dirinyalah yang akan dipojokkan oleh pamannya itu.

"Saya belum selesai ngomong, Ingat tanpa saya kamu gak akan jadi seperti sekarang" lanjutnya, namun Alena seperti tak peduli, ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga dan menghilang dari pandangan Andrea-pamannya.

"Omong kosong, bukannya terbalik, tanpa saya kamu yang gak akan tinggal enak seperti ini sekarang" gerutu kesal Alena.

Ia sudah berada di kamarnya, merebahkan diri di sofa sebentar. Tiba-tiba ia ingat sesuatu, ia meraih tasnya dan memeriksa isi di dalamnya.

"Huh syukurlah, berkas ini aman, hampir saja preman brengsek itu mengambilnya tadi"

"Salahkah aku memarahi pria itu, ah tapi dia sungguh menyebalkan. Lagian aku sudah berterima kasih tadi."

Hari ini sudah dua kali aku bertemu dengannya, ada apa ya? Kenapa tuhan mempertemukan aku dengan orang menyebalkan seperti dia.

Terpopuler

Comments

stnk

stnk

mampir

2023-09-17

0

Alfiazza

Alfiazza

Halo,Alfi disini.Terima kasih sudah mampir,ini karya pertamaku,aku sangat butuh dukungan kalian🙏🏻☺️

2023-07-24

0

Axelle Farandzio

Axelle Farandzio

Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!