Alvaro baru saja mengabari Alena tentang rencananya mempercepat pernikahan mereka menjadi 3 hari lagi. Alena merasa kesal karena keputusan sepihaknya itu dan meminta untuk bertemu.
“Di mana kau, kita harus bertemu. Apa maksudmu memajukan tanggal pernikahan Hah?.”
“..............
“Enak saja tenang, tidak bisa. Kau harus jelaskan padaku, jadi di mana kita bisa bertemu?”
“...........
“Ok baiklah, aku akan ke kantormu, aku juga tidak mau mengambil risiko kalau ketemu di luar. Alena memutus sambungan teleponnya dan segera ke kantor Alvaro.
Suasana di depan kantor Alvaro ramai dengan gerombolan orang yang membawa kamera. Sepertinya mereka wartawan yang sedang mencari Alvaro.
“Ramai sekali wartawan-wartawan itu, pantas saja dia tidak bisa keluar kantor, Aku harus masuk dengan tenang biar tidak dicurigai huh ”Alena menarik nafasnya dan mulai berjalan menuju kantor Alvaro di seberang sana.
Alena berjalan santai dan berusaha tidak terlihat mencurigakan. Ia sudah berjalan begitu tenang dan sedikit lagi dia berhasil masuk ke dalam sana.
Seorang wartawan melihat ke arahnya dan kemudian mendekat.
“Hai nona apakah kau tamunya Tuan Alvaro?.” Tanyanya menyergap Alena. Alena berusaha tidak terlihat gugup.
Tapi dia semakin dibuat gugup kala para wartawan yang lain ikut mendekat dan mengerumuninya.
“Nona Anda siapa? Apakah ada hubungan dengan Alvaro?.”
“Nona apakah kau mengenal Alvaro?.” Wartawan-wartawan itu mulai menyerbunya dengan beberapa pertanyaan membuat Alena makin gugup dibuatnya.
Alena berusaha tenang menjawab pertanyaan para wartawan tersebut. “Oh tidak aku hari ini sedang interview di kantor ini, jangankan mengenalnya bertemu dengannya saja aku tidak pernah.”
Untung saja aku sempat berganti baju kantoran, ini kenapa aku jadi segugup ini
Alena membatin.
“Maaf saya buru-buru terima kasih. Alena bergegas masuk sebelum muncul pertanyaan berikutnya dari wartawan-wartawan itu.
“Huh aku lolos, untunglah. Ucap Alena bernafas lega.
Di depan pintu masuk terdapat dua Scurity yang sedang berjaga, Alena menyapanya dan meminta untuk masuk.
“Selamat siang, boleh saya masuk? Saya ingin bertemu dengan Tuan Alvaro” pinta Alena sopan.
“Maaf nona tuan Alvaro sedang tidak bisa di temui” ucap salah satu Scurity.
“Gak bisa pak saya sudah ada Janji dengan Alvaro, dan saya harus masuk sekarang ”Alena berusaha menerobos masuk, namun Scurity itu masih menjeratnya.
“Mohon kerja samanya nona, sebaiknya Anda pergi sekarang.”
“Kan aku sudah bilang, aku ingin bertemunya sekarang dan sudah membuat janji” ucap Alena sedikit emosi.
“Ada apa ini? “seseorang wanita tiba-tiba keluar menghampiri mereka.
“Perempuan ini memaksa masuk Bu, dia ingin bertemu Tuan Alvaro “ucap salah satu Scurity menjelaskan.
“Siapa kau, mending pergi dari sini, Tuan Alvaro berpesan padaku kalau dia tidak mau menerima tamu” ungkap wanita itu.
“Apa hakmu melarang ku, aku kan sudah bilang kalau aku sudah ada janji dengannya, jadi izinkan aku masuk” Alena masih bersikeras.
“Aku sekretaris Tuan Alvaro, jadi aku berhak melarang mu.”
“cih baru juga sekretaris” gerutu Alena
“Kau ya, seret dia keluar pak, ini perintah tuan Alvaro ”ucap wanita itu memerintah.
Scurity itu langsung bergerak tatkala wanita itu menyuruhnya menyeret Alena.
“Stop, jauhkan tangan kalian dariku! Aku akan meneleponnya, awas saja kalian ”Alena sudah terlanjur kesal dan memutuskan untuk menelepon Alvaro saja.
Tut tut tut
“Halo,” sapa seseorang di seberang sana.
“Hei Scurity tidak mengizinkanku masuk, cepat bicara sama mereka! “ungkap Alena.
“Baiklah nyalakan speaker mu”pinta Alvaro. Alena menyalakan speaker handphonenya dan mendekatkan pada Scurity itu, hingga terdengar suara Alvaro.
“Biarkan dia masuk, dan antarkan ke ruanganku ”ucap Alvaro singkat dan jelas. Wajah Scurity itu seketika memucat.
“Kan apa kubilang, kenapa tidak mempercayaiku, aku berkata sejujurnya, kalaupun tak ada urusan Aku pun gak sudi datang menemuinya.”
Alena akhirnya dipersilahkan masuk dan diantar ke ruangan Alvaro oleh salah satu Scurity, Alena melawati wanita yang mengaku sebagai sekretaris tadi memasang wajah kesalnya, tapi Alena tidak peduli, ia melengos pergi meninggalkannya.
Scurity itu membawa Alena ke lantai paling atas gedung ini dan mengantarnya sampai depan ruangan Alvaro.
Alena mengetuk pintu terlebih dahulu, dan menunggu respons pria itu baru dia masuk.
“Masuklah.”
Alena masuk masih dengan ekspresi kesalnya, ia duduk di sofa ruangan tersebut dan melipat tangannya di depan dada.
“Kenapa wajahmu itu, datang-datang memasang wajah kesal “ tegur Alvaro.
“Aku masih kesal sama mereka, bikin emosi saja, mereka tidak tahukah telah membuang banyak waktuku” gerutu Alena dengan masih mempertahankan tangannya di depan dada.
“Sudahlah, nanti aku kasih pelajaran sama mereka.”
“Bener kah? Termasuk sekretaris mu itu ya. “ucap Alena sedikit antusias. Habisnya ia terlanjur kesal dengan sikap sok berkuasa sekretaris Alvino tersebut.
“Siapa yang kau maksud, Vera?.”
“Aku tidak peduli siapa namanya, dia tadi mengaku sebagai sekretaris mu, sombong sekali wajahnya itu , mana bajunya kurang bahan, dia mau kerja atau menggodamu” adu Alena penuh kekesalan.
“Apa kau takut Vera menggodaku? Ternyata kau sudah posesif saja. Ucap Alvaro ia menaik turunkan alisnya, menggoda Alena.
“Apa yang kau maksud? Tidak biasa saja, ah aku jadi lupa tujuanku kesini. Kau masih hutang penjelasan padaku, ”ucap Alena gugup dan segera mengubah topik.
Alvaro terkekeh, gadis di depannya ini aneh sekali, tadi marah-marah sekarang diam begitu.
“Kita harus memajukan pernikahan karena aku sudah terlanjur bilang ke media waktu itu kalau pernikahan kita satu minggu lagi, aku cuma takut mereka menyelidikinya dan pada akhirnya bocor ke media, Kau mengerti?.”
“oh begitu, kau ada benarnya juga, tapi aku tidak siap, ini begitu mendadak” ucap Alena masih ragu.
Alena jadi teringat permintaan tuan Lukas untuk bertemu dengan Alvaro, ia jadi makin ragu kalau Tuan Lukas akan menyetujuinya.
“Baiklah aku akan menerimanya, tapi aku harus minta satu hal lagi padamu.”
“Baiklah apa itu, selama bisa akan aku lakukan” jawab Alvaro yakin.
“Aku mau kau bertemu dengan seseorang dan yakinkan dia kalau kau benar mau menikah denganku dan itu atas dasar cinta, aku mohon kerja samamu untuk bisa berakting meyakinkannya ”pinta Alena.
“Siapa dia dan mengapa harus berakting?.”
“Dia sudah ku anggap sebagai pengganti orang tuaku, dia orang kepercayaan mendiang ayahku ”Jawab Alena apa adanya, toh benar Tuan Lukas memang memperlakukannya seperti anak sendiri dan dia pun menyayangi Tuan Lukas dengan tulus.
“Ok aku terima, kapan aku bisa menemuinya? ”Tanya Alvaro kembali.
“Besok saat makan siang, kau bisa?.”
“Percaya lah padaku, kalau aku akan dengan mudah meyakinkannya” ucap Alvaro penuh keyakinan.
“Aku tahu kau pandai berakting, tapi tuan Alvaro begitu peka dan perasa, dia bisa tahu kalau kau benar-benar atau sedang berpura-pura.”
“Kau bisa percaya padaku. Alvaro senyum dengan yakin.
lagian aku tidak perlu berakting berlebihan, ucap Alvaro membatin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Alfiazza
Enjoy! Alfi akan kembali secepatnya 🥳
2023-07-27
0