Alena tengah jenuh dengan macetnya jalanan kota pagi ini. Ia menenteng tas yang berukuran sedang dan baru saja keluar dari taksi, rencananya pagi ini Alena ingin menemui Lukas, orang kepercayaan orang tuanya.
Alena sudah sampai di tempat tujuannya, Cafe yang akan ia datangi tepat berada di seberang jalan sana. Saat menunggu untuk menyerang, Ia melihat Alvaro keluar dari Cafe itu dengan diikuti seorang perempuan di belakangnya.
Tiba-tiba banyak muncul pertanyaan di benaknya, siapa perempuan yang bersama Alvaro? mengapa dia di sini? Dan apa mungkin itu kekasihnya? Alena terdiam sesaat memikirkan semua itu, entah mengapa ia jadi penasaran sendiri.
“Cih kenapa jadi memikirkan dia, kurang kerjaan saja” ucapnya menyadarkan diri. Sebenarnya ia masih penasaran, tapi untuk sekarang ia memilih untuk berusaha tidak peduli.
Di Cafe itu Lukas sudah menunggunya dengan segelas kopi di depannya.
“Maaf aku terlambat Tuan” ucap Alena sopan.
“Tidak apa-apa nona, duduklah” Lukas mempersilahkan Alena untuk duduk di depannya.
Kondisi Cafe sekarang terlihat senggang, hanya beberapa meja saja yang terisi, sudah pasti sepi soalnya sangat terlalu pagi untuk nongkrong.
Alena memesan minum terlebih dahulu sebelum berbicara lebih lanjut dengan Tuan Lukas. Satu menit berselang minuman yang dipesan Alena datang, segelas jus alpukat disajikan pelayan di mejanya. Di minumnya sedikit lalu mulai bicara serius dengan orang di depannya itu.
“Tuan bagaimana dengan berkas pembalikan nama, apakah sudah selesai di urus? ”Alena bertanya membuka obrolan.
“Nona tenang saja semuanya sudah saya urus, tapi perlu waktu untuk menyelesaikannya.”
“Tuan ada sesuatu yang mau aku bicarakan, aku tidak tahu ini keputusan yang benar atau tidak, yang pasti sekarang aku merasa tidak ada jalan keluar lain yang lebih baik” ucap Alena mulai membahas hal yang memang ingin ia sampaikan kepada Lukas.
“Aku tak tahu akhir-akhir ini aku merasa ada yang menguntitku, aku merasa tidak tenang karena hal ini, aku pikir mereka tak main-main. Awalnya Aku mendapatkan pesan ancaman saja tapi lama-lama aku merasa mereka bertindak dan mulai berusaha melukaiku. Alena menceritakan semua keresahannya dalam beberapa hari ini.
“Benarkah? Apa aku perlu mencarikan bodyguard untukmu?.”
“Aku rasa tidak tuan, aku punya cara lain untuk sementara lepas dari Om Andrea, aku rasa kita harus membiarkan dia bernafas lega dan berpikir bahwa dia tidak sedang terancam. Entah mengapa aku mencurigainya dibalik teror ku dalam beberapa hari ini “tutur Alena.
“Lalu apa yang kau rencanakan? Tanya Lukas penasaran. Terbersit rasa khawatir di benak Lukas, ia lumayan mengenal gadis di depannya ini. Alena selalu punya pemikiran yang unik, kadang terlalu berani mengambil risiko.
“Kau tidak merencanakan yang aneh-aneh bukan? “lanjut Lukas.
“Kau tenang saja tuan, kau seperti tidak mengenalku saja, kau tahu kan selama ini semua rencanaku berjalan baik, kau selalu meremehkanku ”kata Alena penuh keyakinan.
“Baiklah katakan apa yang kau rencanakan? Tanya Lukas kembali, dia merasa gadis di depannya ini akan melakukan sesuatu yang di luar dugaan, lihat saja senyumnya begitu menyebalkan.
“Aku akan menikah dengan seseorang “ ucapnya tanpa dosa.
“Apa kau bilang, kau sudah Gila Nona? Tidak aku tidak akan menyetujuinya. Aku punya tanggung jawab besar dari Tuan Richard untuk menjagamu, mana mungkin aku mengizinkanmu melakukan hal konyol seperti itu” ucap Lukas tegas.
“Dengar aku dulu, aku punya alasan kenapa aku yakin kalau dia bisa membantuku, tolonglah Tuan Lukas, kau tak perlu khawatir denganku, aku bisa menjaga diri.”
“Aku akan mendengarkan alasanmu, maka cepatlah bicara nona.”
Alena harus berpikir keras agar Lukas mau membantunya, dan menyetujui rencananya ini. Sebenarnya dia bingung harus bagaimana, bahkan dia belum yakin dengan keputusannya sendiri, tapi dia mencoba percaya kalau ini merupakan jalan terbaik sekarang.
“Tuan aku tahu kau mengkhawatirkanku, tapi aku juga yakin dengan rencana ini. Kau tahu sudah tiga kali aku merasa dalam bahaya, aku takut sekali. Dan kau tahu, tiga kali itu juga dia menolongku. Tolonglah percaya, seperti kau percaya dengan ide-ide ku sebelumnya, yang kau anggap konyol, tapi terbukti kan kalau itu berhasil “Ucap Alena meyakinkan.
“Aku masih belum bisa percaya padamu, nona, ini pernikahan sesuatu yang tidak bisa dipertaruhkan, ini akan berdampak untuk masa depanmu. Kau ingat aku pernah berkata apa padamu, suatu saat aku akan melepaskanmu dan menyerahkan tanggung jawabku kepada laki-laki pilihanmu kelak, yang mencintaimu dan tentu yang kau cintai juga, maaf nona aku tidak bisa” Lukas masih bersikeras dengan keputusannya.
Alena berpikir keras apa yang harus ia lakukan selanjutnya, ia mendadak ragu sendiri. Lukas tidak akan mengizinkannya. Ya meskipun Lukas tak punya hak melarangnya, tapi ia sudah menganggap Lukas seperti orang tuannya sendiri. Sejak kecil ia mengenal Pria itu, ia tidak bisa kalau melukai hatinya. Tapi bagaimana?.
Huh Aku harus lakukan ini, maafkan ku Tuan. Aku juga tidak mau terus-terusan merepotkanmu, aku tahu kau sudah lelah menjagaku. Sekarang usiaku sudah 21 tahun dan sudah seharusnya aku mandiri. Batin Alena
“Tapi Tuan dia begitu tampan, aku menyukainya, dia super heroku dia penyelamatku” ucap Alena berbinar.
“Apakah benar begitu, tapi aku tak percaya padamu, sebelum aku melihatnya sendiri” Lukas kembali berusaha menolaknya.
Sia-sia saja aku memuji pria sombong itu, kalau ujungnya seperti ini, tuhan aku harus bagaimana untuk meyakinkannya, Alena membatin.
“Baiklah aku akan menunjukkannya nanti.”
“Satu hal lagi yang mau aku tanyakan padamu, siapa laki-laki yang kau maksud?.”
“Baiklah aku akan menjawabnya, namanya Alvaro William ”jawab Alena tenang.
“Apa! Tidak kau tidak boleh menikahinya, aku tidak setuju “Ucap Lukas merasa semakin berat melepas Alena.
“Kau mengenalnya?.”
“Tentu dia adalah pewaris tunggal perusahaan terbaik di negeri ini, mana mungkin aku tak menganalnya.”
“Tapi kau sudah janji Tuan akan menemuinya dan merestuiku kalau aku benar-benar menyukainya ”ucap Alena menekan.
“Kapan aku bilang seperti itu? “Ucap Lukas mengelak.
“Aku yakin kau tak lupa tuan, aku akan segera membawanya kepadamu, aku tak menerima penolakan, kau cukup percaya padaku, itu saja yang ku minta sekarang.”
Seperti itulah Alena, makanya setiap kali dia memutuskan sesuatu Lukas tidak bisa berbuat banyak untuk melarangnya. Alena adalah gadis yang berani, mentalnya sudah terlatih sejak kecil, mungkin itu yang membuatnya berani mengambil risiko.
Lukas hanya bisa menggeleng melihat tingkah putri tuannya ini, yang selalu menyusahkan pikirannya.
Suasana Cafe sekarang sudah mulai rame, pengunjung mulai berdatangan memenuhi meja-meja yang kosong.
“Hah, benarkah dia akan menikah?”
“Aku dengar begitu, aku jadi penasaran siapa wanita yang beruntung itu.”
“Apakah mungkin Alvaro akan menikahi Luna? Kemarin kan sempat rame beritanya .”
“Bisa jadi begitu, aku jadi iri padanya.”
Terdengar bisik-bisik dua orang wanita tak jauh dari meja mereka yang sedang membicarakan pernikahan Alvaro.
Wow secepat itukah berita itu menyebar? Oh aku lupa diakan sangat terkenal, Alena kembali membatin tatkala pendengarannya menangkap percakapan dua orang itu.
Tunggu, siapa Luna? Apakah dia kekasih Alvaro? Atau jangan-jangan perempuan yang tadi kulihat bersamanya? Huh merepotkan sekali kau,membuatku tambah pusing saja.
Alena tak henti menumpuk pertanyaan di kepalanya hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Qholbie Obie
Tak terduga.
2023-07-26
0
#Dian#
Characternya bikin terikat! 😊
2023-07-26
0