NovelToon NovelToon

Menikahi Orang Populer

Gadis Brosur

Di riuhnya jalan kota, seorang gadis berjalan membawa kertas bergambar dan membagikannya. Di sana tergambar sebuah restoran dan gambar menu-menu di sana

Dengan semangat ia membagikan satu persatu kertas itu, kepada semua orang yang berlalu-lalang di sisi jalan.

Cuaca saat ini begitu menyengat, panasnya terasa membakar kulit. Orang-orang terlihat keluar dari kantornya, berjalan menuju restoran terdekat. Maklum saja, saat ini adalah jam makan siang.

Gadis itu kini berada di depan sebuah gedung yang besar, ia menyaksikan karyawan dan karyawati dengan pakaian rapinya keluar meninggalkan gedung.

Di antara banyaknya orang ia terfokus pada seorang pria muda dengan perawakan tinggi. Tingginya mungkin mencapai 175 cm, ia memiliki iris mata coklat dan kening yang tebal, tidak lupa hidungnya yang mancung menambah ketampanannya. Dia terlihat begitu menarik hingga pandangannya saja enggan untuk berpindah.

Pria muda itu perlahan mendekat, ia terlihat sibuk dengan telepon genggamnya. Gadis itu tersadar dari lamunannya tatkala pundaknya bertabrakan dengan seseorang. Brosur yang dipegangnya ter lepas dan berhamburan jatuh. Dorongan kuat orang itu membuat keseimbangannya goyah.

“Jangan menghalangi jalan, kalau tidak mau ditabrak ”ucap orang itu, yang tak lain adalah pria muda yang dilihatnya tadi.

Sombong sekali laki-laki ini, batal aku mau memujinya tampan, gadis itu membatin.

Pria muda itu pergi begitu saja, tanpa menghiraukan tatapan tajam si gadis.

“Tidak tahu diri ya kau, bukannya minta maaf malah memarahiku,ku harap ini terakhir kalinya bertemu denganmu, pria sombong ”ucapnya penuh amarah.

Pria itu tak menghiraukannya, ia terus sibuk dengan telepon genggamnya.

Aku harap kita bertemu lagi gadis brosur, aku menyukai tatapan amarahmu itu, begitu menghibur. Batin si pria yang malah mengharap sebaliknya.

Bergelut dengan panas teriknya jalan raya telah usai. Gadis itu kembali ke restoran tempatnya bekerja. Restoran itu kini telah ramai dengan beberapa pengunjung yang datang.

Seseorang memanggilnya dan meminta segera berganti pakaian dan mulai bekerja menyajikan makanan.

Gadis itu bergegas ke belakang, bersiap memulai job keduanya hari ini, sebagai pramusaji. Ia adalah pekerja part time di sana dan hari ini adalah hari pertamanya.

Restoran cukup ramai di hari ini, karyawan di kantor sekitar sudah mulai tahu bahwa restoran ini telah buka..

Jam 4 sore semua pekerjaan gadis itu telah selesai. Ia bergegas membereskan barangnya kemudian segera meninggalkan tempat kerjanya itu.

Kondisi jalan raya sore ini lumayan padat dan macet, dengan itu ia memutuskan untuk melewati jalan pintas.

Ia yang tenang mengendarai sepeda motor, secara tiba-tiba ada motor lain yang tiba-tiba menyalip. Motor itu dikendarai dua orang yang berperawakan besar dan galak.

“Mengapa kalian mencegat ku, aku sedang buru-buru ”ucap gadis itu.

“Kami hanya ingin sedikit bermain denganmu, bolehkah aku meminta tasmu itu” ucap salah satu orang itu.

“Oh rupanya kalian preman jalanan. Kalau aku tidak mau bagaimana?”

“kau akan mengetahuinya nanti”

Kedua preman jalanan itu turun dari motornya dan memaksa menarik gadis itu turun dari motor. Ia berusaha melawan tapi preman itu memegang kedua tangannya.

Dengan penuh tenaga ia mempertahankan tasnya, karena saat ini itu yang paling berharga.

“Lepaskan tasku, kenapa kalian tidak mengambil motorku saja, toh itu jauh lebih mahal ”ucapnya sedikit bernegosiasi.

“Tapi kami mau tasmu, lepaskan atau kau aku pukul “ ancam sang preman.

“Tidak mau “ia terus berusaha menarik tasnya.

“Tolong”...

“Tolong ”teriakan ya

Keadaan jalan yang sunyi membuat teriakannya itu sia-sia. Namun, ia bernafas lega tatkala melihat sebuah mobil melaju ke arah mereka. Ia berteriak sekencang-kencangnya berharap si pengemudi menolongnya.

Namun ia melongo tatkala mobil itu hanya melewatinya begitu saja.

“Hey sombong sekali, dasar orang kaya ”teriaknya kesal.

Sementara preman itu mulai main tangan padanya. Di dorongnya gadis itu sangat kuat hingga ia tak bisa lagi mempertahankan tubuhnya. Ia terhuyung ke belakang dan jatuh terduduk. Dan tasnya ter jatuh ke aspal.

Si preman berniat mengambil tas tersebut, tapi sebelum ia meraihnya, sebuah pukulan keras mengenai wajahnya. Ia jatuh terduduk.

Seorang pria muda dengan perawakan tinggi itu memasang kuda-kuda siap menyerang. Setelah pukulan yang diterimanya preman itu bangkit dan menyerang kembali laki-laki tersebut, dibantu juga oleh temannya.

Perkelahian tak terelakkan, si pria yang seorang diri tak disangka-sangka bisa membabat habis dua preman jalanan itu dengan mudah. Ia memukul bertubi-tubi sampai mereka babak belur dan menyerah, kemudian dua preman itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Pria itu membantunya berdiri dan menyerahkan tas si gadis yang sempat terjatuh.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Iya aku baik-baik saja, terima kasih telah menolongku” ucap gadis itu.

“Hei bukannya kau gadis dengan brosur tadi siang, senang bisa bertemu kembali “ucap pria itu mengenali.

“Oh kau pria sombong itu, hampir saja aku mati gara-gara mu” kata gadis itu kesal saat menyadari mobil yang melewatinya tadi adalah milik pria itu.

“Kenapa jadi menyalahkanku, masih baik aku

”ucapnya tak terima.

“Mengelus

saja, kenapa tidak langsung berhenti , coba kalau terlambat bisa-bisa dua preman tadi sudah membawa kabur tasku.

“Sudahlah, kau memang tidak tahu berterima kasih “pria itu memakai kacamatanya dan pergi memasuki mobilnya, dan pergi meninggalkan gadis itu.

“Ih, terserah kau saja, pria sombong.”

Gadis itu pun bergegas pergi dari tempat itu, takut jika preman tadi kembali lagi.

"Dari mana saja kamu keluyuran, masih ingat jalan pulang rupanya" seorang pria yang diperkirakan berusia 40 tahun menghadang langkah seorang gadis, yang baru saja melewati pintu depan rumah.

"Bukan urusan om, lagian ini rumahku, aku bisa pulang kapan pun aku mau" jawabnya menahan amarah.

"Oh sudah pintar menjawab kamu, ingat Alena saya lebih tua dari kamu, jangan kurang ajar" kata pria itu penuh amarah.

Alena lebih menyudahi perdebatan ini, ia tahu nantinya dirinyalah yang akan dipojokkan oleh pamannya itu.

"Saya belum selesai ngomong, Ingat tanpa saya kamu gak akan jadi seperti sekarang" lanjutnya, namun Alena seperti tak peduli, ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga dan menghilang dari pandangan Andrea-pamannya.

"Omong kosong, bukannya terbalik, tanpa saya kamu yang gak akan tinggal enak seperti ini sekarang" gerutu kesal Alena.

Ia sudah berada di kamarnya, merebahkan diri di sofa sebentar. Tiba-tiba ia ingat sesuatu, ia meraih tasnya dan memeriksa isi di dalamnya.

"Huh syukurlah, berkas ini aman, hampir saja preman brengsek itu mengambilnya tadi"

"Salahkah aku memarahi pria itu, ah tapi dia sungguh menyebalkan. Lagian aku sudah berterima kasih tadi."

Hari ini sudah dua kali aku bertemu dengannya, ada apa ya? Kenapa tuhan mempertemukan aku dengan orang menyebalkan seperti dia.

Pertemuan Ketiga

Alena tak henti mengeluarkan sumpah serapah kepada telepon genggamnya. Semenjak kemarin nomor tak dikenal bermunculan mengirim pesan ancaman kepadanya.

“Menyebalkan sekali, memangnya aku bodoh percaya dengan ancaman sampah seperti ini ”ucapnya kesal.

Ia memutuskan kembali bekerja saja ketimbang meladeni pesan teror dari telepon genggamnya itu.

Sudah dua hari ini, ia mendapatkan teror ancaman akan di bunuh. Seseorang atau sejumlah orang terus menerus mengiriminya pesan bahkan ada yang meneleponnya. Ia terus memblokir tapi tak lama dari itu nomor baru muncul dengan pesan yang sama.

Di sisi lain media tengah rame dengan isu perselingkuhan yang menjerat seorang artis terkenal yang bernama Alvaro William. Dia aktor yang dikenal sebagai ceo perusahaan besar di negeri ini. Alvaro di duga menjadi selingkuhan seorang model cantik bernama Natalia Adlin. Seluruh wartawan tengah di sibukkan mencari informasi mendalam tentang kebenaran kasus ini.

Di sebuah perusahaan ternama tengah disibukkan dengan kehadiran wartawan yang begitu banyak. Semua petugas keamanan menjaga dengan ketat pintu depan perusahaan.

Di dalamnya seorang pria tengah gelisah, dari kemarin wartawan-wartawan tak berhenti memburunya. Ia terjebak di kantornya saat ini.

Tring(suara telepon berdering)

“Halo ada apa?”

“Maaf tuan para wartawan ini memaksa untuk menemui tuan, mereka bilang tidak akan pergi dari sini sebelum tuan menemui mereka “terdengar suara seorang laki-laki di seberang sana.

“Saya minta bagaimana pun caranya usir mereka dari sini “perintah pria tersebut dengan kesal.

“Aaaaaagh, kenapa semuanya jadi begini” dilemparnya semua dokumen yang ada di mejanya untuk meluapkan kekesalan.

Pria tersebut kemudian meraih telepon genggamnya dan menelepon seseorang.

“Kita harus bertemu sekarang”.

Dengan mengendap-endap Alvaro berhasil lolos dari wartawan-wartawan itu. Ia menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan perusahaan.

Alvaro akan menemui seseorang di suatu tempat, ia harap dengan menemui orang tersebut masalah saat ini yang menimpanya bisa terselesaikan.

Ia stan by di mobilnya menunggu seseorang itu datang menemuinya.

Tok tok

Suara ketukan di kaca mobil membuyarkan lamunannya. Seseorang dengan topi dan masker terlihat menunggunya membukakan pintu.

Wanita itu masuk tatkala pintu mobil Alvaro telah terbuka.

“Sayang aku takut, wartawan itu terus memburuku belum lagi pertanyaan yang dilontarkan oleh suamiku.”

“Natalia aku tidak tahu harus apa sekarang, karierku terancam hancur kalau semua ini terbongkar ”kata Alvaro menanggapi.

Natalia terus saja mengoceh, bukannya membereskan masalah dia malah membuat Alvaro tambah pusing.

“Aku sudah tak tahan lagi dengan sikap kekanakanmu itu Natalia, lebih baik kita tidak berhubungan lagi “ucap Alvaro menyudahi.

“Maksudmu apa Alvaro, kau sudah tak cinta denganku lagi?”

“Iya, tidak memang dari awal kisah kita usai di SMA, aku pikir aku masih mencintaimu ternyata tidak ”Alvaro berkata sejujur-jujurnya sekarang.

“Kau pembohong Alvaro ”Natali mendorong dada bidang Alvaro meluapkan kekesalannya.

“Ok kalau itu maumu, kau akan menyesal nantinya ”Natalia kembali memakai masker dan topinya, kemudian keluar dari mobil Alvaro.

Alvaro memijat pelipisnya yang terasa pening, ia harap semuanya segera berakhir, ia mengaku salah karena telah nekat menjalin hubungan dengan istri orang. Masa lalunya bersama Natalia lah yang membawanya sejauh ini.

Di tengah rasa pusing yang saat ini ia rasakan, secara tiba-tiba seseorang tanpa permisi memasuki mobilnya, yang memang dalam keadaan tidak dikunci.

Gadis itu menutup pintu mobil dan berbalik, Ia tanpa aba-aba berteriak sangat keras, hingga membuat Alvaro refleks ikut berteriak.

“Kau mengapa ada di sini? “tanya gadis itu dengan polos.

“Seharusnya aku yang bertanya demikian, apa yang kau lakukan di mobilku”

“Aaaa kumohon tolong aku, ada seseorang yang sedari tadi mengikuti ku, aku takut dia akan membunuhku ”Jelas gadis itu.

“Aku tidak mau tahu, turun sekarang gadis aneh ”Alvaro keluar dari mobilnya dan menarik gadis itu untuk ke luar.

“Please aku mohon, kali ini tolonglah aku “ucap gadis itu memohon.

Saat Alvaro menariknya berdiri gadis itu melirik ke belakang Alvaro, ia melihat penguntit itu mendekat. Gadis itu refleks memeluk Alvaro dan menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya.

“Hei lepaskan, apa yang kau lakukan ”Alvaro berusaha berontak, pelukan mendadak gadis itu membuatnya kaget.

“Dia ada di belakangmu tolong aku “gadis itu mengeratkan pelukannya, sepertinya dia benar-benar takut sekarang.

Alvaro hanya diam dia pun kaku karena gadis ini, sudah lama ia tidak menerima perlakuan seperti ini, kenapa rasanya begitu tenang di pelukan gadis ini?.

“Sepertinya penguntit itu sudah pergi, kau bisa melepaskan pelukanmu ”ucap Alvaro setelah beberapa saat.

Gadis itu pun perlahan melepaskan pelukannya, sebelum benar-benar terlepas secara tiba-tiba wartawan berdatangan melingkari mereka, Alvaro refleks memeluk kembali gadis itu, sekarang ia yang tiba -tiba merasa takut. Entah dari mana para wartawan itu muncul.

“Tuan Alvaro, apa isu perselingkuhan itu benar adanya?

“Tuan Alvaro bisa kau menjelaskan semuanya?”

Wartawan menyerbunya dengan banyak pertanyaan. Alvaro yang masih merasa kaget sejenak terdiam, ia mengeratkan pelukannya pada gadis itu meski gadis itu berusaha melepaskannya sekarang.

“Tolong diamlah ”bisiknya pada gadis itu.

“Apakah kau tidak melihat, aku sekarang? Isu itu tidaklah benar, lihatlah dia calon istriku ”ucap Alvaro lantang.

Eh tunggu, gadis itu mendongak dan menatap Alvaro untuk menanyakan maksud dari omongannya itu. Tapi ia tak mendapatkan jawaban apa pun dari pria itu.

“Hah benarkah apa yang Anda bilang?”

“Jika benar, kapan kah kalian akan menikah? Wartawan itu kembali bertanya.

“Satu minggu lagi kami akan menikah” jawabnya asal.

“Sudalah kami sibuk sekarang ”Alvaro memasukkan paksa kembali gadis itu ke dalam mobilnya dan bergegas menutupnya. Ia berniat secepatnya pergi dari sana.

“Hey pria bodoh apa yang kau maksud barusan?”

“Aku tak terima atas ucapanmu itu”

“Jawab aku, apa kau tuli ”Gadis itu terus meneriakinya kencang mempertanyakan atas pernyataannya tadi kepada wartawan.

“Diamlah! Kau begitu berisik” ucap Alvaro melerai.

Gadis itu tak hanya bicara sekarang dia menggoyangkan lengan Alvaro.

“Hey lepaskan, kau mau kita mati bersama”.

“Makanya berhenti, tanggung jawab atas pernyataanmu tadi, apa yang kau maksud dengan pernikahan? Aku tidak mau menikah denganmu” oceh gadis itu.

Alvaro menepikan mobilnya dan mulai berpikir tentang ucapan mengasalnya tadi.

Mengapa aku begitu bodoh asal bicara, ya tuhan habislah aku. Wartawan itu pasti akan segera menyebarkan berita tentang ucapanku tadi, Alvaro membatin. Ia mengutuki ucapan bodohnya barusan. Alvaro terlihat prestasi sendiri sekarang, ia menjambak keras rambutnya sendiri.

“Hey, kenapa kau diam saja, aku minta pertanggung jawabanmu” Gadis itu kembali berteriak.

“Oke aku akan tanggung jawab atas ucapanku, sekarang tolonglah aku, aku mohon padamu ”Alvaro menatap gadis itu dan meraih tangannya memohon.

“Apa maksudmu, dengan akan bertanggung jawab? Tanya gadis itu penuh selidik.

“Aku akan menikahi mu ”ucap Alvaro ,entah apa dia serius sekarang dengan ucapannya.

“Kau gila,itu sama saja kau memanfaatkan ku, tidak aku tidak mau, enak saja kau “protes si gadis.

“Kau tahu ini semua juga salahmu, kenapa kau tadi memelukku, jadi itu juga karena salahmu ”ucap Alvaro tak mau kalah.

“Aku kan tidak sengaja, kalau mau memberi hukuman yang setimpal, bukan seperti ini, kau gila ya, pernikahan bukanlah hal yang bisa dimainkan”.

Gadis itu membuka pintu mobil dan berniat meninggalkan Alvaro, tapi tidak semudah itu ia pergi sekarang Alvaro tak membiarkannya pergi, sebelum kesepakatan keluar dari mulutnya.

“Mau ke mana kau, aku mohon padamu, aku janji akan melakukan apa pun yang kau mau asalkan kau mau melakukan ini” Alvaro kembali membujuk.

“Bahkan kalau kau memberikan semua hartamu untukku ”ucap gadis itu.

Alvaro kaget dengan pernyataannya, ternyata gadis ini tak sepolos yang ia bayangkan.

“Kenapa kau diam, tak mau kan, ya sudah aku pergi” Gadis itu bergegas keluar dari mobil Alvaro dan berlari dengan cepat menjauh.

“Awas saja kau gadis sialan” umpatnya kesal.

Alena mengumpat sepanjang jalan, ia tak habis pikir dengan pria itu. Begitu gampangnya dia berucap, bahkan menganggap pernikahan hanya permainan.

“Dia pikir dia siapa bisa memerintah aku”.

Alena yang tenang berjalan dikejutkan dengan sergapan seseorang dari belakangnya. Di sana ada dua laki-laki botak memegangi tangan dan membekap mulutnya. Mereka menyeret Alena untuk memasuki mobilnya.

Apakah aku sedang diculik, ternyata penguntit itu terjunkan anggota baru, batin Alena.

Alena berontak memperlambat gerak dua orang itu, ia berharap akan ada orang yang melihatnya kemudian menolongnya.

Kesepakatan

Alena sekarang bernafas lega ia bisa kembali lolos dari orang jahat yang berusaha melukainya. Seseorang telah menolongnya kembali. Tapi sekarang ia bingung sendiri dengan apa yang akan ia lakukan ke depan.

Pria di sampingnya ini terus saja menagih hutang budinya karena barusan telah membantunya.

“Ayo bicara gadis bodoh, aku menunggu jawabanmu ”desak pria tersebut.

“Kenapa harus kau sih menolongku, harusnya kau biarkan saja tadi aku diculik oleh mereka ”ucapnya kesal.

Alena tak menyangka Alvaro masih mengikutinya sandari tadi, sampai akhirnya dia kembali menyelamatkan Alena dari ancaman.

“Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu, sebelum aku menjawab” ucap Alena kemudian.

“Hem silakan”.

“Kenapa para wartawan itu mengejarmu? Kenapa mereka bilang kau berselingkuh? Dan kenapa kau jadi melibatkanku, apa yang kau mau dariku? Tanya Alena beruntun.

“Satu-satu bisa? Kau ini sudah seperti wartawan-wartawan itu saja” protes Alvaro.

“Cepat jawab, aku tidak mau mengulang pertanyaanku.”

Dengan menarik nafas dalam-dalam, Alvaro mulai menceritakan asal mula isu tersebut. Belum selesai cerita, Alena memotong ucapannya.

“Gila ya kau, bisa-bisanya menjalin hubungan dengan wanita bersuami,dimana kau letakkan otakmu itu, sama sekali tak berguna.”

“Aku belum selesai bicara, bisakah jangan memotongnya” ucap Alvaro sedikit kesal, gadis di sampingnya begitu berisik.

Alvaro kembali menjelaskan alasannya, ia termakan rayuan manis Natalia karena itu ia bisa menjalin hubungan tersebut. Ia pun menjelaskan telah memutuskannya sesaat sebelum Alena masuk ke dalam mobilnya.

“Aku sudah menjelaskan semua tentang Natalia, aku harap kau tak lagi menilai rendah pada diriku.”

“oke syukurlah kau sadar sekarang “ucap Alena menanggapi.

“Sekarang jawab pertanyaan keduaku, apa yang kau mau?”

“Aku Cuma memintamu menjadi istri kontrakku, selama beberapa bulan, sampai isu ini mereda, setelah itu kita bercerai ”ucapnya dengan sangat mudah.

“Mudah sekali kau bicara, aku tak mau mengikutimu mempermainkan janji suci pernikahan ”kata Alena membantah.

“Maksudmu kau mau menikah sungguhan denganku ”goda Alvaro sambil menaik turunkan kedua alisnya.

“Najis, siapa juga yang mau menikah benaran denganmu.”

“Ayolah, aku akan memberikan setengah hartaku kalau kau mau, dan kau boleh membuat peraturan apa pun tentang kita, tapi atas persetujuanku pastinya “bujuk Alvaro lagi.

“Baiklah aku setuju, tapi aku tidak perlu hartamu itu,aku cuma mau kau membantuku melepaskan diri dari paman dan bibiku ”ucap Alena.

“Kenapa aku harus membantumu melawan paman dan bibimu, memang apa yang terjadi? Alvaro bertanya kebingungan karena permintaan aneh gadis itu.

“Kau akan tahu setelah bertemu dengan mereka.”

“Satu hal lagi, aku masih punya aturan penting, pertama, kau tidak boleh menyentuhku, kita harus tidur di kamar yang terpisah dan terakhir kau tidak boleh ikut campur dengan urusanku, setuju?.

“oke baik lah itu mudah, aku setuju” jawab Alvaro dengan yakin.

“Lagi pula siapa juga yang mau menyentuhmu, dan urusanmu itu juga tidak penting untukku ”gerutu Alvaro pelan.

“Aku masih bisa mendengarmu.”

Kini Keduanya tengah berada di depan rumah mewah bernuansa putih dengan tiga lantai. Alena berniat langsung saja membicarakan tentang pernikahannya kepada paman dan bibinya.

“Rumah siapa ini? Apakah kau bekerja di sini? Dan kenapa kau mengajakku kesini? Tanya Alvaro beruntun, pertanyaan bermunculan di kepalanya.

“Enak saja kau, ini rumahku, katanya kau ingin lekas bertemu dengan paman dan bibiku,ayok sekarang turun “ucap Alena menjelaskan.

Alvaro masih kaku di tempat duduk pengemudi, dia tak menyangka ternyata gadis ini adalah gadis yang kaya.

“Alvaro ayo, atau kita batalkan saja perjanjiannya ”ucap Alena kesal.

“Iya, aku turun, pantas saja kau tidak menginginkan hartaku, ternyata kau sudah sangat kaya “ucap Alvaro menyimpulkan.

“Sudah jangan bahas itu dulu, aku lelah mau istirahat, jadi cepatlah selesaikan sebelum aku berubah pikiran.”

“Bisakah tak perlu mengancamku, bukan Cuma aku yang butuh pernikahan ini, bukankah kau juga, katanya mau cepat lepas dari mereka “ucap Alvaro kesal, lama-lama ia darah tinggi menghadapi gadis ini.

“Syut, diam lah, kau begitu berisik” Alena ikut kesal.

Di sinilah mereka sekarang, semenjak masuk tadi Alena tak melepas gandengannya pada lengan Alvaro.

“Jadi kalian ingin meminta restu kami untuk menikah? Tanya Andrea.

“Iya om saya meminta izin untuk menikahi Alena. Ucap Alvaro sopan.

“Punya apa kau untuk menikahi Alena? Tanya Andrea sarkah.

“Apa yang kau maksud? Aku minta baik-baik datang membawanya kesini, aku harap kalian tidak membuat ini jadi ribet” Alena berusaha menahan amarahnya, hingga ia sudah kehabisan stok kesabaran.

“Bisa kah kau bicara baik-baik” bisik Alvaro pada Alena.

“Om tenang saja aku akan membahagiakan Alena, kalau masalah finansial kau tidak perlu khawatir aku bisa menjaminnya” ucap Alvaro tenang.

“Baiklah aku akan merestui kalian, aku harap kau bisa menjaga keponakanku ini biar dia tidak kelayapan dan melakukan hal yang merugikan orang ”ucap Andrea menyudahi.

Baguslah kalau kau pergi aku jadi leluasa menguasai rumah ini. Ternyata kau tak sepintar yang ku bayangkan, Andrea membatin. Senyumnya betul-betul menunjukkan bahwa ia bahagia sekarang.

“Kami akan menikah satu minggu lagi, terserah kalian mau datang atau tidak nantinya ”kata Alena .

“Baiklah om aku harus pergi sekarang, aku harap kau datang nanti di pernikahan kami “ucap Alvaro ramah.

“Aku harus bicara denganmu, ayo ke mobilku ”bisik Alvaro pada Alena yang berada di sampingnya.

Mereka sekarang berada di mobil Alvaro setelah pembicaraan yang lumayan menguras kesabaran Alena.

“Apa yang mau kau bicarakan? Cepatlah!.”

“Aku masih penasaran dengan keluargamu itu, mengapa kau tak begitu akur dengan mereka, padahal kalian tinggal satu rumah? Tanya Alvaro penasaran.

“Aku rasa saat ini aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu itu, tapi satu hal yang mau aku jelaskan, om Andrea adalah adik dari mendiang ibuku, awalnya aku tak membencinya, tapi satu fakta yang membuat aku sekarang tak bisa menerimanya “ucap Alena menjelaskan.

“Baiklah aku mengerti, nanti kalau kau butuh tempat untuk bercerita, aku akan bersedia mendengarkannya kapan pun itu.”

Alena hanya mengangguk, ia merasakan sisi positif Alvaro sekarang. Ternyata dia tak seburuk itu,pikirnya.Alena berharap keputusannya ini bukanlah hal yang nantinya ia sesali.

"Bolehkah aku meminta satu hal lagipadamu?" Tanya Alena .

"Apa itu, aku akan memenuhinya kalau aku bisa."

"Aku cuma mau agar wajahku tak di publis ke media,aku tak ingin nantinya orang-orang akan mengenaliku kalau aku berada di tempat umum.Aku masih ingin bebas berkeliaran di luar,apakah kau bisa mngabulkannya" ucap Alena meminta.

Alvaro berfikir sejenak tentang permintaan Alena,sedikit sulit tapi sepertinya masih bisa ia lakukan.

"Sepertinya bisa,aku akan bilang kepada mereka bahwa kau tak mnginginkannya.Aku akan memblur fotomu di foto pernikahan kita nanti,dengan begitu mereka tak akan mengenali wajahmu" ucap Alvaro memberi solusi.

"Bagaimana kalau mereka tidak percaya kalau kau sudah menikah,dan bahakan mungkin menganggap kau sedang berpura-pura."

"Itu mudah Alena,dokumen pernikahan tak akan bisa dibohongi.Nanti juga akan aku berikan vidio saat aku mengucapkan janji pernikahan."

"oke baiklah,aku percaya padamu" ucap Alena.

Ia merasa lega sekarang,setidaknya dia akan terhindar dari publik.Dia tak perlu was-was kalau ada yang mngenalinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!