Penguasa Daratan Merah

Penguasa Daratan Merah

Chp 1 : Penguasa Daratan Merah

<< Daratan Merah >>

Seorang Raja Agung terlihat sedang duduk di atas singgasana megah. Dengan pakaian mewahnya, Raja tersebut sedang bersantai dengan tenang sekaligus ditemani oleh segelas arak terbaiknya. Sesekali sang raja itu memejamkan mata yang diikuti oleh perasaan bahagia. Itu dikarenakan sang raja begitu terpikat dengan arak yang sedang dinikmati sekarang.

Banyak pelayan yang mencuri curi pandang kearah raja. Ya, siapa yang tidak mau melihat raja yang memiliki pesona tiada tara.

Wajahnya yang semulus giok, dengan alis yang tebal serta hidung yang lancip, membuat sang raja nampak sangat menawan. Ditambah dengan rambut panjangnya yang berwarna coklat dengan sebuah hiasan putih diatasnya, dapat membuat semua orang terpesona melihatnya.

Tak berselang lama kemudian, senyuman raja yang dianggap sebagai tanda bahagia itu, tiba tiba saja diganti dengan mimik wajah yang menampilkan ekspresi serius. Seketika semua orang yang berada dalam ruangan menjadi diam, hingga tidak ada satupun yang berani bersuara.

Namun seseorang yang terlihat seperti sosok penting dengan pakaian yang elegan, dia dengan berani bertanya pada sang raja." Ada apa yang mulia Zhen Wu?"

Nama raja tersebut adalah Zhen Wu. Dia adalah penguasa Daratan Merah, yang apabila ada orang orang mendengar namanya, mereka akan terlihat seperti seseorang yang dilanda oleh bencana. Itu dikarenakan dia dikenal sebagai raja yang sangat kejam.

Contohnya saja, jika penguasa lain ingin membunuh beberapa musuhnya, mereka biasanya menyiksa orang orang itu terlebih dahulu sebelum nanti dibiarkan mati. Namun tidak dengan raja Zhen Wu, dia akan menggunakan Kekuatan khususnya yang bernama Jiwa Neraka untuk meneror setiap orang yang merasakan aura intimidasi nya, hingga orang itu mati dengan cara membunuh dirinya sendiri.

Maka dari itu orang orang sangat takut kepadanya. Tapi, walaupun dia dikenal dengan kekuatannya yang sangat menakutkan, dia merupakan seorang pribadi yang baik. Buktinya, dari para bawahan sampai rakyatnya, dia diakui sebagai raja yang bijaksana. Kerajaannya bahkan sangat maju dan damai, yang sudah bertahan lebih dari 100 tahun.

"Ada banyak tamu tak diundang yang mencoba masuk kedalam wilayah ku," ucap raja Zhen Wu yang tersenyum tipis.

Zhen wu pun berdiri dari singgasananya, dan mulai menatap kearah depan. "Jendral Hen Mo, aku tugaskan kau untuk menggantikan ku selama aku pergi. Mungkin aku akan kembali dalam waktu yang lama."

Jendral Hen Mo terkejut dengan keputusan rajanya. Dalam hati kecilnya, dia ingin sekali untuk menolak keputusan itu. Namun, pada akhirnya dia menerima keputusan dari sang raja. Karena dia tahu, Zhen Wu pasti akan menolaknya.

"Aku hanya akan menggantikan anda untuk sementara disini, yang mulia. Cepatlah kembali, karena hanya andalah yang pantas jadi Penguasa Daratan Merah ini." Hen Mo membungkukkan badannya dengan penuh hormat.

Mendengar hal itu, Zhen Wu pun tertawa dengan keras, "haha... Aku kira kau akan memintaku lagi untuk membawamu ikut bersamaku, seperti yang terakhir kali kau lakukan."

"Hehe.. aku sudah tau yang mulia, anda pasti tidak akan mengijinkan ku menemanimu." Hen Mo tertawa canggung sambil menggaruk bagian atas kepalanya.

"Baiklah, aku akan pergi. Kau lah yang bertugas mengatur pemerintahan, selama aku tidak ada." Zhen Wu melangkah maju dan mulai meninggalkan ruangan.

"Baik yang mulia."

Hen Mo pun menemani Zhen Wu sampai keluar pintu kerajaan. Namun, begitu sampai di luar, Zhen Wu memusatkan pandangannya ke atas langit. Hen Mo yang melihat itu pun tahu kemana arah tujuannya.

Sebenarnya Hen Mo sudah mengetahui tujuan dari Zhen Wu pergi. Itu dikarenakan adanya ancaman dari luar Wilayah Daratan Merah, yang membuat Zhen Wu harus turun tangan sendiri untuk mengatasinya.

Pastinya ancaman tersebut bukan berasal dari wilayah lain, melainkan ancaman dari luar. Karena, semua orang di dunia ini sudah mengetahui, bahwa Daratan Merah adalah tempat yang wajib untuk tidak dijadikan musuh. Dan apabila melanggar, maka mereka harus bersiap siap untuk merasakan penderitaan tanpa akhir.

Zhen Wu mulai terbang keatas langit dengan arah yang mengarah ke bagian barat. Semua orang mulai memandangi raja mereka yang melesat cepat. Mereka telah mengetahui bahwa jika Zhen Wu telah keluar dari wilayah Daratan Merah, maka pasti ada sosok kuat yang sedang mencoba menantang sang raja.

"hadeh... Orang mana lagi yang akan bernasib naas kali ini. Aku salut dengan keberanian mu orang asing, karena telah berani menantang sang malaikat maut." itulah kata kata yang ada dalam benak setiap orang.

...***...

Di luar Daratan Merah.

"Penghalang macam apa ini? Kenapa tidak bisa dihancurkan." Terlihat beberapa orang yang mencoba menghancurkan sebuah penghalang.

"Hey kau, benarkah seseorang yang memiliki kekuatan seperti yang kau katakan itu tinggal disini? Dan kenapa penghalang ini sulit untuk dihancurkan," ucap seseorang pemimpin dari mereka, yang mencoba menatap kearah pria tua yang sedang ketakutan disampingnya.

"Iya tuan, dia benar tinggal disini. Penghalang ini memang mustahil untuk dihancurkan, dan penghalang ini sudah berada disini selama ratusan tahun, tidak ada yang pernah melewatinya tanpa seizin dari orang itu."

Sesaat pria tua itu diam dan kemudian melanjutkannya lagi." Aku sudah mengatakan semuanya tuan, biarkan aku pergi sekarang. Aku sangat takut jika harus berhadapan dengan orang yang anda cari." Pria tua itu tampak sangat ketakutan dengan wajahnya yang nampak pucat.

Mendengar penjelasan dari Pria tua yang berada disebelahnya, Pemimpin itupun mengerutkan dahinya. "Kau lebih takut orang itu daripada aku yang berada disini?" tanyanya.

"Tentu saja! Anda mungkin belum pernah bertemu atau mendengar langsung kehebatannya, karena itu anda terlalu berani menantang penguasa daratan merah ini. Memang secara ranah kultivasi anda berada jauh di atas dirinya, namun jika soalnya kekuatan jiwa, dia mungkin lebih kuat daripada anda," balas pria tua itu serius.

"Kau!" Pemimpin itu ingin marah dengan pria tua yang berada disampingnya. Namun saat hendak ingin menghajar pria tua itu, dia tiba tiba dikejutkan dengan seseorang yang sedang terbang menuju kearah mereka.

Sontak saja semua orang memusatkan perhatiannya kepada orang tersebut. Pasalnya dia berada di dalam penghalang dan dengan kecepatan tinggi dia akhirnya melesat melewati gerbang, hingga akhirnya diapun sampai ke tempat mereka sekarang berada.

...***...

Zhen Wu melesat dengan kecepatan tinggi. Dia pun telah melihat batas dari wilayah Daratan Merah. Di luar penghalang terdapat banyak sekali orang melayang di atas langit, yang tengah berusaha menghancurkan penghalang ciptaannya.

"Haha... Seberapa keras kalian mencoba, penghalang itu tak akan pernah bisa kalian hancurkan." Zhen Wu tertawa dengan keras, dengan semangat lebih ,diapun melesat lebih cepat lagi. Hingga akhirnya diapun sampai dan mulai keluar perlahan menembus penghalang ciptaanya.

Semua orang kaget melihat Zhen Wu keluar dari penghalang itu tanpa bersusah payah sedikitpun, penghalang yang telah membuat mereka kewalahan sedari tadi, bagaikan tidak ada arti saat Zhen Wu melewatinya.

Tapi, yang membuat mereka menjadi lebih waspada, ialah aura aneh yang ada di sekitarnya. Karena hal itu, tatapan semua orang kepada Zhen Wu mulai berubah. Mereka semua tanpa sadar dibuat merinding oleh kehadirannya. Sosok penguasa itu bagaikan tembok yang sulit untuk dihancurkan. Ibaratkan mereka tengah berusaha mencoba merobohkan sebuah tembok batu dengan sebuah garpu.

"Hoo... Ternyata ramai sekali ya. Sudah lama aku tidak kedatangan tamu sebanyak ini. Jadi... Untuk apa para Tuan Tuan ini ingin bertemu denganku," ucap Zhen Wu yang menampilkan senyuman ramah, dengan gaya yang mencerminkan seorang penguasa. Namun dibalik senyuman itu, mengandung arti yang sangat banyak.

Pria tua yang berada di samping pemimpin itu, dengan cepat dia menundukkan kepala sambil memohon. "Ampuni aku Penguasa Daratan Merah. Aku hanya dipaksa untuk menunjukan letak dari wilayah mu." Pria tua itu pun menggigil ketakutan.

"Raja Li Juan ya. Hmm... aku sudah pernah bilang untuk jangan mengusik wilayah ku, apapun itu. Lihatlah yang kau lakukan, ini sudah seperti mengajak perang dengan membawa pasukan sebesar sepuluh ribu orang. Sekali lagi aku tanya, apa kau ingin mencari masalah denganku?" Zhen Wu menatap dingin Li Juan.

Tatapan yang diberikan Zhen Wu, membuat roh Li Juan seperti ingin berpisah dari tubuhnya. Dia sangat ketakutan hingga kerap kali kehilangan keseimbangan. Tapi anehnya hanya Li Juan sendiri yang mendengar perkataan tersebut. Semua orang di sekeliling mereka, tak ada satupun yang mendengar kata kata yang keluar dari mulut Zhen Wu. Seakan akan mereka melihat Zhen Wu dan Li Juan hanya saling menatap saja.

Karena mendengar perkataan Zhen Wu, Li Juan dengan cepat ingin melarikan diri, namun... "Tetaplah di tempatmu dan jangan harap untuk pergi dari sini!" Zhen Wu tiba tiba berbicara dengan aura intimidasi yang sangat menakutkan. Aura intimidasi nya bisa dirasakan oleh semua pasukan di depannya.

Li Juan kini hanya bisa menerima nasibnya yang malang. Karena telah mencoba mencari masalah dengan Penguasa Daratan Merah.

Disisi lain, pemimpin dari pasukan sepuluh ribu orang itu, mendadak menatap tajam kearah Zhen Wu karena merasakan aura intimidasi nya." Jadi kau ya, orang yang memiliki kekuatan diluar akal sehat. Zhen Wu, sang Raja Hantu."

Zhen Wu dengan tatapan tajam, mulai melihat kearah orang yang tengah berbicara. "Siapa kau. Dan apa tujuan mu kemari, aku tau kau bukan orang dari dunia ini," tanyanya serius.

"Ohh... aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Mo Chen, salah satu dari tujuh Dewa Agung. Dewa kematian menitipkan salam kepadamu, Dia berpesan, agar kau cepat menemuinya. "Mo Chen berkata dengan suara yang elegan, sepantasnya seorang dewa. Orang orang yang mendengarkan pesan yang dibawahnya, tidak akan merasa heran. Karena dia sendiri memanglah seorang dewa.

Namun dalam arti yang sebenarnya, perkataan Mo Chen ditunjukan untuk mengisyaratkan bahwa Zhen Wu harus segera mati.

Bukannya waspada dengan perkataan Mo Chen, Zhen Wu malah tertawa dengan keras. "Haha... Maaf maaf, tadi itu lucu sekali. Aku pikir tujuh dewa agung itu hanyalah cerita yang dikarang oleh para pendahuluku. Ternyata mereka beneran ada rupanya. Dan apa yang kau bilang tadi? Aku akan bertemu dengan Dewa Kematian? haha... Kau salah." Zhen Wu tertawa dengan gaya mengejek." Sampaikan balasan ku kepada Dewa Kematian, bahwa aku harus menolak undangannya. Jadi, agar pesannya tersampaikan, maka kau harus pergi sendiri untuk menyampaikannya."

Mo Chen mulai mengerutkan dahinya, dia sudah tahu arti dari perkataan Zhen Wu.

Dia menganggap Zhen Wu hanyalah seorang yang lemah, karena perbedaan ranah kultivasi mereka yang berbeda empat ranah.

Terlebih lagi dia adalah salah satu dari 7 Dewa Agung, yang apabila dibandingkan dengan Zhen Wu yang hanya seorang manusia, maka Mo Chen menang jauh darinya.

"Cukup!" Mo Chen mulai terlihat lebih serius. "Aku terlalu menganggap lebih dirimu. Inikah salah satu orang yang diramal akan mendatangkan bencana? Cih, Membuang buang waktuku saja, kalau aku tahu seperti ini aku hanya akan membawa sepuluh orang bawahan ku." Mo Chen mencibir Zhen Wu dengan hinaan lebih.

"Ha.. ramalan? Salah satu? Hmm... Berarti ada orang lain ya yang memiliki kekuatan seperti ku. Ohh... Aku tahu sekarang." Batin Zhen Wu.

"Sekarang aku mengerti. Sampai kenapa Dewa Agung tiba tiba datang kemari, padahal aku tidak pernah mencari masalah dengan kalian." Zhen Wu tersenyum tipis, kemudian. "Kalian ingin membunuhku karena ramalan yang kalian dapatkan. Baiklah, kalau begitu aku juga akan bertahan hidup untuk membuat ramalan itu menjadi kenyataan."

Mo Chen sangat marah hingga dia mulai mengangkat pedangnya. "Dasar manusia rendahan! Sadarilah posisimu. Menjadikan ramalan itu kenyataan? Haa...! Omong kosong! Apa yang bisa kau lakukan dihadapan ribuan pasukan milikku. Bahkan prajurit terlemah ku saja masih lebih kuat dari dirimu. Jadi jangan menganggap bahwa kau itu spesial hanya karena ramalan, mengerti!"

"Haha... Seperti itu kah yang kau pikirkan. Ingat, jangan pernah menarik kata katamu!" Tawa Zhen Wu menggema ke segala penjuru. Namun tiba tiba dia berhenti dan mulai mengarahkan tangannya keatas dengan sebuah teriakan yang amat keras.

"Kau bilang aku tidak bisa mengalahkan prajurit mu? Baiklah... KELUARLAH KALIAN PARA HANTU NERAKA!"

Selanjutnya>>>

Terpopuler

Comments

Filanina

Filanina

Wah, langsung OP aja. Tapi apa nanti mati dan regresi?

2024-02-07

1

Aiko Rahma

Aiko Rahma

menarik, semangat yaa thor

2023-11-15

1

🍟Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf

🍟Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf

oke.... mengambil genre wuxia, menarik menarik

2023-07-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!