Chp 2 : Zhen Wu Dan Para Hantunya

Teriakan Zhen Wu terdengar sangat bergema ditelinga semua orang yang berada disana. Beberapa saat setelah Zhen Wu berteriak, muncul sebuah kejadian aneh.

Tiba tiba terlihat sebuah retakan dimensi kecil, yang jumlahnya sangat banyak di udara. Suara retakan tersebut terdengar jelas hingga ke segala penjuru.

Satu persatu lubang dimensi mulai terbuka lebar. Dari dalam celah terlihat sekumpulan mayat hidup dan para hantu mulai keluar dari dalam retakan tersebut. Mereka terlihat bergerombol dengan wajah yang penuh dengan darah.

Tatapan para mayat hidup seakan membuat orang yang melihatnya ingin melarikan diri, sebab saking menyeramkan nya rupa mereka.

Li Juan yang sedari tadi hanya diam saja, tambah mengucurkan keringat yang deras. Terlihat dari wajahnya yang mulai memucat, karena saking ketakutan hingga membuat seluruh tubuhnya sulit untuk digerakkan.

Situasi tersebut sama halnya di rasakan oleh sebagian pasukan Mo Chen. Mereka tanpa sadar telah bergerak mundur karena takut dengan sekumpulan pasukan milik Zhen Wu.

Pasukan Zhen Wu didominasi oleh para mayat hidup, yang rupa mereka tidak lazim untuk dilihat manusia. Setiap mayat hidup yang dipanggil, keadaan mereka terlihat berbeda beda.

Ada yang sekujur tubuhnya bermandikan darah dan daging yang terkelupas, ada juga yang beberapa organ dalamnya terlihat bergelantungan seperti usus dan otak. Bahkan ada mayat hidup yang bergerak tanpa kepala dan kaki.

Langit pada hari itu telah dipenuhi dengan seratus ribu pasukan mayat hidup dan para hantu. Semua orang yang diam diam memantau Zhen Wu dan Mo Chen dari kejauhan, lebih memilih untuk melarikan diri, daripada harus menjadi korban akan kemarahan Penguasa Daratan Merah.

Bahkan Mo Chen yang memiliki kesombongan di awal, mulai merasakan kengerian dari pasukan milik Zhen Wu. Terlebih lagi salah satu Hantunya memiliki kekuatan yang sulit untuk ditebak.

"Salam yang mulia Zhen Wu. Apa perintah anda untukku," ucap Pemimpin para Hantu yang mengenakan jubah hitam, dengan rambut berwarna hitam panjang, serta kedua matanya memancar aura merah yang menyala nyala,

"Lama tidak bertemu Jendral Zi Bei. Aku memiliki satu tugas untuk kau lakukan." Zhen Wu mulai menoleh kearah pasukan Mo Chen. "Pimpin para pasukan mu untuk menyerang orang orang yang berada dihadapan kita sekarang!. Buatlah kematian mereka semengerikan mungkin!" Tatapan mata Zhen Wu terlihat dingin, yang membuat aura disekitarnya berubah.

"Baik yang mulia," jawab Zi Bei yang lalu mengeluarkan pedang panjangnya.

Mo Chen yang melihat para pasukan mayat hidup milik Zhen Wu mulai menyerang pasukannya, dia dengan lantang berkata, "Jangan takut! Walaupun jumlah mereka ada 10 kali lipat, namun kekuatan kita masih jadi yang terkuat. Maka dari itu, SERANG!"

"Hoo...!" Teriak pasukan Mo Chen yang kini bergerak maju.

Kobaran semangat yang dilontarkan oleh Mo Chen, membuat jiwa ksatria mereka tergerak. Hingga akhirnya perang itupun pecah di atas langit, yang mengakibatkan pertempuran Maha Dahsyat.

Namun tetap saja, kengerian dari pasukan Jiwa Neraka milik Zhen Wu tidak dapat tertandingi. Saking sulitnya pasukan Mo Chen melawan, satu orang prajuritnya dipaksa untuk melawan sepuluh mayat hidup, yang mana membuat mental para prajuritnya goyah.

Berbeda dengan pasukan mayat hidup, para Hantu adalah pasukan yang memiliki kekuatan jiwa neraka, yang dimana mereka memiliki skill khusus yang berbeda beda. Dimana salah satu dari kemampuan itu, bisa mengganggu ketenangan dari jiwa milik lawannya. Sedangkan pasukan mayat hidup, hanya sebagai pasukan pendukung untuk garda terdepan.

Satu persatu mayat dari kedua belah pihak, jatuh dari atas. Terlihat seperti hujan mayat yang jatuh dari langit. Yang membuat tanah dibawahnya bermandikan darah dari para prajurit.

...***...

2 jam telah berlalu. Hasil akhir dari pertarungan telah terlihat jelas, pasukan Mo Chen hanya tinggal tersisa 500 orang. Sedangkan untuk di pihak Zhen Wu, masih menyisakan sekitar 55 ribu, itupun yang mati hanyalah pasukan mayat hidup.

Disisi lain, Mo Chen terlihat sangat putus asa, yang saat ini sedang bertarung dengan Zhen Wu. Dia terlihat tidak berdaya hingga kehilangan keseimbangan untuk terbang. Sedangkan Zhen Wu hanya mengalami sedikit luka.

"Mana keberanian mu yang kau tunjukan tadi. Apakah hanya ini kemampuan seorang dewa?" Zhen Wu menggelengkan kepalanya." Hmm... kalau begitu sampai disini saja. Inilah akhir darimu, Dewa Agung Mo Chen. Dan jangan lupa, sampaikan salam ku pada Dewa Kematian." Zhen Wu menatap Mo Chen dengan dingin. Dia mulai mengangkat tangannya yang hendak menusuk jantung Mo Chen.

Namun, tiba tiba saja sebuah serangan melesat cepat kearahnya.

"Boom...!"

Zhen Wu dengan cepat menghindar serangan yang datang dari atas mereka.

Melihat serangan itu, Mo Chen langsung merasa senang. "Nue, Jin Yu. Tolong aku!" teriak Mo Chen Meminta tolong.

Namun kedua orang yang datang tidak memperhatikan Mo Chen yang sedang meminta tolong, justru tatapan mereka terarah pada Zhen Wu yang saat itu hendak membunuh Mo Chen.

"Kekuatanmu sungguh diluar nalar. Kami tidak mengira bahwa kekuatan pada ramalan itu ternyata benar," ucap Jin Yu yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Itu benar, ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus membunuhnya disini, Jin Yu." Nue melihat kearah Zhen Wu dengan penuh hati hati.

Mo Chen yang mendengar percakapan mereka, mulai tertawa dengan keras. "Haha... sekarang siapa yang telah berakhir, manusia rendahan!"

Mendengar cibiran dari Mo Chen, membuat Nue ingin sekali menghajarnya. Namun dia menahan itu semua, karena saat ini dia ingin memusatkan perhatiannya pada musuhnya, yaitu Zhen Wu.

"Haa.... Ingin membunuhku? Kalian bercanda ya! Buktikan jika memang kalian bisa." Zhen Wu melesat kearah mereka berdua dengan kecepatan tinggi. Dia mendaratkan pukulan demi pukulan kearah mereka berdua.

Kedua orang itu terlihat kesulitan untuk menahan setiap serang yang dilepaskan oleh Zhen Wu. Tapi secara mengejutkan, Jin Yu dengan cepat memasang rantai di kedua telapak tangan Zhen Wu.

Hingga akhirnya Zhen Wu berhenti dan menatap kearah rantai yang ada di pergelangan tangannya. Zhen Wu mencoba melepas rantai itu. Namun sayang, seberapa keras dia mencoba tetap saja rantai itu tidak bisa terlepas.

"Percuma saja kau melepasnya. Karena itu adalah rantai pengikat alam." ucap Jin Yu.

Rantai pengikat alam adalah rantai terkuat di alam semesta, karena rantai tersebut tidak akan bisa hancur diterpa oleh benda apapun.

"Kalian pikir rantai ini akan membatasi ku. He... Tidak akan. Zi Bei!" Zhen Wu berteriak memanggil Zi Bei.

Zi Bei terlihat muncul lagi dari balik retakan." Ada apa tuanku."

Mereka berdua refleks mundur ketika melihat Zi Bei yang tiba tiba muncul dari balik retakan. Sontak ketiganya merasakan aura intimidasi kuat dari Hantu yang tengah berbicara dengan Zhen Wu.

"Potong kedua tanganku. Cepat lakukan!" ucap Zhen Wu dengan tatapan dingin.

Tanpa bertanya, Zi Bei dengan cepat memotong tangan Zhen Wu menggunakan pedang kegelapan miliknya.

Kedua tangan Zhen Wu pun terputus. Terlihat banyak darah mengalir deras di ujung pangkalnya. Namun mimik wajah Zhen Wu terlihat tidak seperti orang yang merasa kesakitan. Melainkan orang yang telah bebas dari kurungan.

"Haaa.... Ini lebih baik. Sekarang aku harus membunuh kalian semua!" Zhen Wu tersenyum tipis dengan raut wajah yang serius.

Mereka bertiga tidak habis pikir dengan apa yang Zhen Wu lakukan. Pasalnya itu bukan seperti solusi untuk bebas dari rantai pengikat alam.

"Kau gila! Ini kah jalan kau ambil karena sudah tidak bisa bebas dari cengkraman kami." Nue terlihat jijik dengan apa yang dilalukan oleh Zhen Wu.

"Tidak usah pedulikan apa yang dia lakukan. Nue, serang dia dengan kekuatan penuh, dan berhati hatilah." Jin Yu mulai merasakan atmosfir tidak enak terhadap para Hantu yang mulai mengerumuni mereka.

Pertempuran mereka pun pecah, hingga akhirnya menyisakan luka luka yang mendalam pada mereka semua.

Kedua dewa agung itu, tidak terlihat baik baik saja. Pasalnya jiwa mereka mengalami guncangan hebat. Yang mengakibatkan sulitnya bergerak. Dikarenakan intimidasi para hantu milik Zhen Wu.

Berbanding terbalik dengan Zhen Wu, jika para dewa agung mengalami luka dalam, Zhen Wu malah terlihat sangat parah dengan luka luar yang dialaminya. Ditambah dengan tangannya mulai kelihatan memburuk, karena tidak cepat diobati.

"Bertarung dengan tangan yang terluka ternyata sangat merepotkan."

Disaat mereka bertiga kelihatan memburuk. Mo Chen dengan diam diam bergerak dengan sangat cepat menggunakan skill khusus miliknya kearah Zhen Wu. Dia dengan gesit mengayunkan pedangnya kearah dada kiri Zhen Wu.

"Tusk..."

Seketika pedang itu menembus dada milik Penguasa Daratan Merah itu. Yang mengakibatkan dia memuntahkan seteguk darah, disusul dengan hilangnya keseimbangan tubuh miliknya.

Zhen Wu hampir kehilangan kesadarannya. Dengan perlahan lahan dia mulai jatuh dari atas langit, hingga akhirnya tubuhnya jatuh dan menyentuh permukaan tanah.

"BOOOM!" Suara dentuman keras terdengar menggema ke segala arah.

Ke tiga Dewa Agung itu, menatap Zhen Wu yang telah terbaring di permukaan tanah. Mereka bertiga mulai tersenyum licik penuh kemenangan, yang diiringi dengan tawa yang keras dari ketiganya.

"Hahaha. Rasakan itu, kau hanya manusia biasa, tapi ingin melawan Dewa Agung seperti kami? haha... lihat, kesombongan mu itu tidak ada artinya dihadapan kita semua, Zhen Wu rendahan." Mo Chen berusaha meluapkan kekesalannya terhadap Zhen Wu, yang tengah terbaring di atas permukaan tanah.

Sama halnya dengan kedua dewa agung yang lain, mereka juga menatap Zhen Wu dengan tatapan benci dan penuh dendam. Dikarenakan mereka hampir dikalahkan oleh seorang yang berada di bawah ranah mereka.

Disaat Nue ingin mencibir Zhen Wu dengan banyak cacian, Jin Yu langsung menghentikannya." Hentikan, lebih baik kita segera menghabisinya. Karena aku yakin, dia pasti belum mati."

Disisi lain, Zhen Wu terlihat terbaring di atas permukaan tanah, dengan tatapan kosong dia hanya melihat ke atas langit. Namun beberapa saat kemudian, dia melihat ketiga dewa agung itu, mulai melancarkan serangan skala besar. Yang dipusatkan kearah Zhen Wu, agar dirinya mati dalam satu kali serangan.

Zhen Wu hanya tersenyum melihat serangan yang mereka lancarkan, kemudian berkata kepada para bawahannya didalam pikirannya." Zi Bei aku ingin kau melaksanakan sebuah tugas yang berat."

Zi Bei langsung paham kemana arah pembicaraan ini, "perintahkan saja, Tuan."

"Aku ingin kau memerintahkan seluruh pasukan mu untuk mencarikan ku tubuh yang sesuai denganku. Jangan cari yang masih berdekatan dengan Daratan Merah, tapi pergilah ke dunia bawah. Disana para dewa busuk ini tidak akan menemukanku."

"Baik, akan saya laksanakan tuan."

"Satu hal lagi, begitu serangan para dewa ini akan mengenai ku, aku harap kau bisa membawa jiwaku tanpa ketahuan oleh mereka."

"Baik Tuan."

Tidak berapa lama, setelah serang demi serangan mengarah langsung kearah Zhen Wu. "Booom!!" Ledakan besar terjadi dengan sangat keras, hingga menghancurkan sebagian besar permukaan tanah yang menjadi tempat terbaring nya Zhen Wu.

Ketiga dewa agung itu melihat kembali tanah yang telah berlubang besar dibawah mereka.

Jin Yu melesat kearah bawah dengan kecepatan tinggi, yang disusul dengan dua dewa agung lainnya.

Di tengah tengah lubang besar tersebut, terdapat sebuah kerangka yang masih berlumuran darah. Jin Yu mencoba mendekati kerangka tersebut, dengan hati hati diapun memegang kerangka itu dengan mengalirkan sedikit energi Qi, agar mengetahui apakah itu benar benar Zhen Wu.

Setelah itu, nampak muncul senyum jahat yang mulai terlihat jelas diwajahnya, Jin Yu pun langsung tertawa keras." Haha... Akhirnya kau mati juga."

Mo Chen dan Nue pun langsung mengerti dan mulai tertawa juga. Terutama Mo Chen, dialah yang paling sangat senang atas kekalahan Zhen Wu. Dikarenakan nyawa para pasukannya dihabisi olehnya semuanya.

Seluruh pasukan hantu dan mayat hidup milik Zhen Wu, telah menghilang, seiring saat Zhen Wu dikalahkan.

Jin Yu mulai berhenti dan menatap kearah Nue dan Mo Chen. "Dua telah selesai, tinggal Lima lagi."

Mereka berempat kini mulai terbang kembali dan pergi dari tanah Daratan Merah.

Sesuai namanya, kini Daratan Merah telah menjadi lautan darah yang sesungguhnya, dengan meninggalkan semua sisa sisa mayat yang berserakan.

Selanjutnya>>>

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

hanya namanya saja Dewa Agung...tapi hatinya seperti Iblis..mereka tdak mau punya saingan..yg kelak bisa membuat kedudukan mereka sebagai Dewa Agung terancam...jadi para Dewa kecil yg jadi ancaman di bunuh.

2024-03-07

1

Filanina

Filanina

wah, masih ada yang lain? Dewa kok jahat.
Thor mampir ya di lapakku. Kasih review. Thanks.

2024-02-07

2

Buang Sengketa

Buang Sengketa

tiga tapi empat...mana yg benar ini

2023-07-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!