Guru Culun, I Love You

Guru Culun, I Love You

Hari pertama masuk sekolah baru

Zania pergi ke sekolah diantar oleh papanya, ia sebagai siswi baru tidak nervous amat, karena ia memang punya sifat yang lumayan jutek.

Zania keluar dari mobil, ia berjalan santai sambil memegang buku, menyusuri koridor yang lumayan panjang.

Zania menuju kantor, ia selaku murid baru, tentu tidak tahu dimana kelas nya. Dengan diiringi oleh papanya, Zania kelihatan tak memperhatikan keadaan sekelilingnya yang begitu antusias memperhatikan nya, karena selain cantik Zania juga terkesan imut, meski tak bisa dipungkiri sikapnya selain bar bar juga tergolong usil.

"Selamat pagi, Pak!" ucap pak Lesmana, pada kepala sekolah.

"Ya selamat pagi, dengan Bapak Lesmana?"

"Iya, ini anak saya Zania Inaira."

"Oh ... mari saya antar kan ke kelasnya." Ucap salah seorang guru wanita yang ada diruang kantor itu.

Zania keluar mengikuti guru itu, dengan disaksikan oleh para murid yang berdiri diarea pelataran sekolah. Sedangkan papanya masih di kantor menyelesaikan sesuatu.

Guru itu membawa Zania masuk kelas XII IPA 1, sesuai dengan jurusan yang diambilnya, dia anak IPA.

Zania duduk di bangku paling depan, padahal ia paling tidak suka, duduk diurutan paling depan menurutnya, ia tak bisa leluasa untuk jail pada teman yang lain.

Suara panduan guru tanda masuk sudah berbunyi, para siswa sekelas Zania masuk tanpa terkecuali.

Zania menatap guru yang masuk di kelas barunya. Pak Hamdan nama guru itu, ia mengajar pelajaran matematika. Zania yang paling suka matematika, bertambah semangat mengikuti pelajaran itu.

Sepasang mata Pak Hamdan memperhatikan semua siswa yang ada di kelas XII IPA 1 itu.

Tampak salah satu murid berbisik kepada temannya. Tiba tiba pak Hamdan memukul mejanya. Sontak Zania terkejut, dan ikut pula memukul meja didepannya.

"Heh kamu, kamu melawan saya?"

"Hedeh ... bukannya menyuruh aku memperkenalkan diri, malah marah!" gerutu Zania.

Zania diam, ia menatap Pak Hamdan, sesuatu yang pantang baginya jika muridnya berani menatapnya. Pak Hamdan termasuk guru yang paling ditakuti disekolah itu.

"Apa kamu tak dengar?"

"Dengar Pak, Bapak memukul meja bukan?"

"Kesini kamu, sejak kapan ada yang berani melawan ku?"

Zania tak mengerti, sebab ia sama sekali tak tahu jika Pak Hamdan guru paling killer disekolah. Zania maju ke depan, dengan tanpa rasa takut ia berdiri.

"Sekarang apa Bapak menyuruh saya memperkenalkan diri?"

"Apa kamu bilang?"

"Saya adalah murid baru dikelas ini, jadi saya tanya ... apa Bapak menyuruh saya memperkenalkan diri saya?"

Pak Hamdan menatap lekat pada Zania, ia mau marah tapi ia sadar jika pasti Zania tak mengenal nya.

"Jadi kamu murid baru?" tanya Pak Hamdan agak lembut.

"Iya Pak, saya murid baru, sama seperti Bapak, murid murid Bapak juga tak mau menyapa saya!"

"Eh, bukanya cepat malah ngobrol!"

"Cepat ngapain ya, Pak?"

"Katanya mau memperkenalkan diri, cepat!"

Zania nyengir.

"Saya Zania Inaira, panggil Zania, at_"

"Sudah, sana duduk kerjakan tugas halaman dua puluh."

"Ih ... Bapak, gak seru!"

"Kalau mau seru, sana tanding!"

"Aku belum menyapa semuanya, Pak ....."

Pak Hamdan tak ambil pusing, ia menyuruh Zania untuk duduk kembali.

"Duduk, bukankah kau sudah menyebutkan namamu!"

Dengan geregetan, Zania duduk kembali, ia seperti orang yang paling patuh, padahal dalam hati ia akan membuat perhitungan pada guru yang membuat moodnya hilang.

Bagaimana tidak, Zania yang biasa belajar dengan santai, akhirnya hari ini ia jadi siswi paling imut disekolah barunya.

Padahal Zania terkenal bar bar di sekolah lamanya.

Zania kelihatan bete, ia kembali duduk di bangkunya. mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh Pak Hamdan.

Hari pertama disekolah barunya, Zania merasa bosan, selain tak ada yang berani menyapa duluan, mereka seakan tak mau berteman dengannya.

Ketika jam istirahat telah datang, Zania masih duduk di bangkunya. Seorang siswi, datang menghampiri nya.

"Hai Zania ... kenalkan saya Adel!" kata Adel sambil mengulurkan tangannya. Zania menjabat tangan itu erat.

"Saya Zania." Jawab Zania.

Kemudian dua orang cewek ikut menyalami nya.

"Saya Dina." ucap siswa yang berperawakan kurus.

"Apa kamu kurang makan, kurus gitu?" cewek itu nyengir.

"Aku Riri," ucap yang satu lagi, yang berbadan gemuk.

"Kalau kau kebanyakan makan telor, gemuk!" canda Zania.

Akhirnya mereka bertiga tertawa, kayaknya bakal seru Zania punya teman yang bakal membuat hari nya seru disekolah.

"Bagaimana pendapatmu dihari pertama mu disini?"

"Ya ... aku sih baik, tapi apa di kelas ini hanya patung, sampai aku tak mendengar suara sapaan dari kalian."

"Ya beginilah, lokal ini memang terkenal paling pendiam."

"Pendiam atau takut?"

"Memang, rada takut."

Zania terlihat mulai akrab dengan teman barunya, mereka saling mengenalkan diri antara satu dengan yang lain.

"Nanti jam terakhir yang ramai, Zania!" kata Dina.

"Kita belajar dengan guru Culun!" ujar Adel.

"Guru culun, kayak kamu?" sahut Zania.

" Ya, Pak Zusya namanya."

zania terdiam saat nama itu disebut.

Nama itu bukankah nama yang pernah disebut oleh papanya, tapi ...

Masih asyik dengan pikirannya, Zania terkejut saat Adel menyentuh bahunya.

"Ada apa?" Zania menggeleng.

"Menyenangkan tampaknya!"

"Kok menyenangkan?"

"Aku pasti akan mengerjainya."

"Walaupun culun dia baik, tahu ...."

"Pasti penampilan nya unik."

"Iya sih ...."

"Pasti pakai kacamata, rambut rapi, banyak minyak nya, kelincir ... bak kata orang Jawa."

"Tidak juga, cuma rambutnya agak panjang, lurus dan dibiarkan bergerai, maklum culun, suaranya juga ...."

"Merdu?" jawab Zania tertawa.

"Benar, dia ngomong agak kayak cewek, manja!"

Mereka tertawa berderai, bahkan kadang terkekeh.

Tak terasa waktu jam istirahat telah habis, semua murid disekolah itu memasuki kelas mereka masing.

Benar saja, tampak seorang guru berpenampilan agak aneh berjalan menyusuri koridor, demi untuk menuju kelas XII IPA 1. Dimana Zania dan kawan kawan nya berada.

Sepasang sepatu berwarna putih, dengan celana panjang berwarna putih pula, dengan dasi kupu kupu menempel di kemeja warna pink muda. Membuat Zania menutup mulutnya menahan tawa. Apalagi ketika melihat rambutnya yang tersisir rapi, bulat bak tempurung tengkurap, dengan kacamata melengkapi penampilan nya yang unik.

"Selamat pagi semua nya ...."

"Pagi Pak ...." Jawab semua siswa yang ada di ruang itu, tak terkecuali Zania.

"Eh ada siswa baru dikelas ini, ya?"

"Iya, Pak ...."

Lain halnya dengan ketika kelas itu diajar oleh Pak Hamdan, bagai kuburan tak berpenghuni, sepi, tapi kali ini ramai penuh semangat, mungkin karena mereka senang belajar dengan guru culun yang bernama Zusya itu.

Dengan suara khas miliknya, Pak Zusya menyuruh Zania untuk memperkenalkan diri pada teman temannya. Zania berdiri dan tidak maju ke depan, tetap dibelakang bangkunya.

"Oh ... namamu Zania!"

Untuk pertama kali seorang gadis bar bar menelan ludahnya, tak memiliki kekuatan berkata, biasanya ia akan leluasa melakukan segalanya.

"Ah mungkin ini karena aku masih baru mungkin, aku malu barangkali." Pikir Zania.

"Aku malu, hh itu sama sekali tidak ada di kamus kehidupan ku. Zania tak pernah punya malu." batinnya lagi, sambil tersenyum misterius.

Dalam keadaan masih berdiri, Zania masih diam, tak menyadari Pak Zusya tengah berdiri dihadapannya.

"Zania, kau masih ingin bicara, atau kita bisa melanjutkan pelajaran?"

Zania terkejut, ia menatap wajah Pak Zusya yang berada didepannya, kemudian duduk tanpa berkata apa-apa.

"Mana, kata papa Zania seorang gadis bar bar, ia bahkan manis sekali."

Ya, mungkin barangkali ia ingat dengan perkataan papanya, jika pria yang akan dijodohkan dengan nya mengajar disitu, dan namanya sama, Zusya.

"Apa benar guru culun itu yang dimaksud oleh papa." pertanyaan nya kali ini, yang menunggu jawaban. Selanjutnya ia mengikuti pelajaran dengan sedikit fokus yang terganggu.

Bersambung \*\*\*

Terpopuler

Comments

Lye

Lye

sukses thor

2023-11-16

1

Tynsa

Tynsa

Semangat 💪

2023-11-16

1

Neldes Novber

Neldes Novber

Semangat thor. Saling suport ya thor..💪😊

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!