Sial alias apes

"Hua ha ha, ups!" Adel menutup mulutnya, ia tertawa terbahak bahak tak bisa untuk ditahan, perutnya serasa sakit melihat pemandangan yang begitu menggelitik. Geli bercampur lucu.

Zania menatap Adel penasaran, tak tahu apa yang dibicarakan oleh sahabat nya itu.

"Kamu ngetawain apa sih, gitu amat?"

"Itu ... apa kau tak lihat?" jawab Adel sambil menunjuk ke arah pak Zusya.

"Hups!" Zania ikut tertawa.

Bagaimana tidak, hari ini pak Zusya mengenakan pakaian serba pink, dengan celana model artis Jojon, pakai tali di bahu, eh warnanya pink juga. Eh ... sebatas betis pula.

"Seenak jidat tu guru, kayak mau pergi ke pasar aja."

"Itu yang di bawanya apa?" tanya Zania.

"Itu payung, masak gak tahu!" Zania tambah melongo.

"Panas gini bawa paaayuuung, aduh lumayan stres nih guru." Lanjut nya.

"Tapi kalau dia berpenampilan macho, aku pasti naksir!" celetuk Riri

Uhuk uhuk, Zania tersedak mendengar Riri bicara.

"Mana mau dia sama orang bulat gelinding kayak bola gitu!"

Hua haha, mereka bertiga tertawa, mengusik ketenangan Zusya yang berlalu melewati kantin. Pandangan matanya menyapu kantin itu, ia melihat sosok Zania yang tertawa riang bersama teman temannya.

Hebat, baru beberapa hari Zania ada di sekolah ini, tapi ia sudah mempunyai banyak teman.

Zusya melanjutkan langkahnya, menyusuri lorong-lorong yang menghubungkan kantor sekolah itu.

Fokus kembali pada Zania dan teman temannya.

"Za, kamu kok langsung kesedak gitu, apa kamu naksir juga?"

Zania mati kutu, ia seakan terjebak dengan pertanyaan itu, mau jawab mereka di jodohkan gak mungkin, mereka pasti tertawa mendengarnya, selain lucu, itu hal yang tak mungkin.

"Nnnggaaak,aku nggak naksir kok sama dia, amit amit ... sungguh aku tak pernah membayangkan punya jodoh macam dia."

"Kapan kita belajar mata pelajaran dia lagi ya?" tanya Riri.

"Besok, kau mau apa?"

"Tidak ada."

"Oh ya PR matematika mu sudah siap?" tanya Adel

"Ya sudahlah, memangnya kamu?" tukas Zania.

"Aku sebenarnya suka pelajaran sosiologi," kata Dina.

"Kok salah jurusan?"

"Ya, aku memang salah ambil jurusan."

"Jadi kamu kurus karena kebanyakan mikir?"

"Iya, aku makan hati!" ketiganya kembali tertawa.

"Eh, nanti sore kita ada ekstrakulikuler, olahraga!"

"Oh ya?" sahut Zania antusias.

"Ya, pakai seragam olahraga ya, nanti kita ketemu lagi di sini." Jawab Adel.

"Oke, sekarang akan masuk mari kita ke kelas." ajak Zania.

Ketiga rekan itu meninggal kan kantin memasuki kelas mereka, tak begitu lama mereka sudah duduk di bangku mereka masing-masing, mengikuti pelajaran pertama mereka.

...----------------...

Sore hari Zania pergi ke sekolah dengan di antar Pak min, supir pribadi keluarga nya, ia menggunakan seragam olahraga berwarna ungu tua, seperti siswa yang lainnya.

"Nanti jangan telat jemput nya ya, Pak?"

"Baik, Neng!" jawab Pak Min.

Zania meninggalkan Pak Min di dalam mobilnya yang siap akan pulang kembali.

Sesampainya di area olahraga, sudah banyak siswa siswi berkumpul, ada yang melakukan pemanasan, ada juga yang hanya diam menunggu instruksi dari guru mereka.

Zania langsung duduk, ia mendekati Adel, Dina, dan Riri, tampak nya mereka bertiga terpilih menjadi teman favorit Zania. Selain tidak mudah marah, mereka adalah teman yang menyenangkan.

Zania adalah siswa yang aktif di semua bidang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebelumnya, hari ini ia belum tahu apa kegiatan yang akan dilakukan.

Guru olahraga datang menghampiri mereka, semua kelas tiga IPA dan IPS, dibagi menjadi dua kelompok, IPA bergabung dengan IPA, dan IPS bergabung dengan IPS.

Kelas Zania berlawanan dengan kelas XII IPA 2, hari ini mereka main bola voli, Zania terpilih untuk main, begitu juga dengan ketiga temannya, Adel Dina, dan Riri.

"Waduh, group ku ada bola voli nya, belum servis udah gelinding duluan." celetuk Zania.

Semua yang ada di area itu tertera semua, Riri yang merasa di bicarakan, tersipu malu.

"Sebentar, mari kita adakan perjanjian sebelum permainan dimulai!" kata seorang siswa paling tampan, yaitu Raka.

"Perjanjian macam apa?" seseorang menyela.

"Bagaimana jika yang kalah menyatakan cinta pada Pak Zusya?"

"Setuju ... setuju ...."

"Oke, mari kita mulai!"

PERTANDINGAN DI MULAI

Tim lawan Zania mempunyai group pemain yang handal, setelah setengah jam bermain mereka sudah mendapatkan poin unggul, sedang group Zania tertinggal sangat jauh.

Saat ini giliran Riri yang melempar bola.

Hiya ... 1 2 3!

Bola terjebak di net. Zania menepuk jidatnya.

"Wah bakalan kalah deh, aku!" kata Zania khawatir.

Permainan terus berlalu, masih sama, poin lawan masih jauh banyak, Zania semakin tak bergairah, ia berdiri tak bersemangat.

Kali ini giliran Dina, Zania sudah menggantungkan harapan nya, dengan pukulan yang akan dilakukan oleh Dina. Semua mata memandang kearah Dina, memastikan jika bola akan melayang kemana.

Dan ... aduh ... bolanya malah menuju kebelakang. Wkwkwk.

Bola kembali ke pihak lawan, dan poin juga tentunya bertambah juga.

Zania duduk ditempatnya, ia sudah putus asa, tak bakal menang.

Bola terus beralih dari pihak lawan dan kepihak Zania.

Zania yang telah pasrah, membiarkan permainan itu berlangsung, saat bola itu menghampirinya karena terkejut ia menangkis bola itu dengan menggunakan kakinya.

Bola melayang ke udara, terus begitu jauh, mendarat dan ....

Bug!

Tepat ke kepala Zusya.

Aduh ... semua tertawa, sedang Zania masih termangu ditempat nya. Ia masih memikirkan untuk hukuman yang telah disepakati tadi, bagaimana mungkin ia akan menyatakan cinta pada si guru culun itu.

Zusya memegangi kepalanya, ia menatap ke arah lokasi permainan dan seketika orang di sana terdiam, dia memang culun tapi dia sangat di hormati.

Zusya menuju kearah mereka, dengan membawa bola tadi.

"Siapa yang melempar bola?" tanya Zusya setelah dekat.

"Zania Pak ...." jawab semua siswa hampir bersamaan.

Zania belum menyadari kesalahannya, masih duduk, dan Dina mendekati nya.

"Zania, Pak Zusya datang!"

"Apa mereka telah memanggil nya karena kita kalah?"

"Apa kau tak tahu kesalahan mu?" Zania menggeleng.

"Bola yang kau tendang tadi mengenai kepala Pak Zusya."

"Astagfirullah," Zania menutup mulutnya tak percaya.

Zania melangkah, maju ke depan dimana Zusya berdiri.

Dengan memberanikan dirinya, ia menatap Zusya.

"Ah, dimana keberanian ku, mengapa aku jadi lemah kayak gini?" Zania bertanya dalam hati.

"Ikut aku!"

Semua mata memandang kearah Zania yang mengikuti langkah Zusya, Zusya sengaja membawa Zania menjauh.

"Kamu tahu kenapa aku membawa mu kemari?"

Lagi lagi Zania yang bar bar tak bisa berbuat banyak, ia semakin yakin jika guru culun yang ada di hadapannya mampu membuat nya mati kutu. Saat ini ia hanya mampu menggeleng.

"Jangan takut, Zania ... aku tahu kau tak sengaja melakukan itu ... meskipun rambut ku hampir saja le _" Zusya menghentikan ucapannya, ia hampir saja keceplosan, jika rambutnya hanya palsu.

"Kenapa rambutmu?"

"Cuma lepek, kena bola!" akhirnya jawab Zusya berbohong.

"Lalu untuk apa Bapak membawa aku kesini?"

"Ah lucunya, aku dipanggil pak oleh calon istriku!"

Deg!

"Ternyata benar, memang Zusya orangnya," batin Zania.

"A _ apa maksud Bapak?"

"Jangan pura pura tak tahu Zania!" Zania tambah mati kutu. Tangannya dingin seketika, bahkan keringat dingin mulai mengalir di sebagian tubuhnya.

"Aku mau menghukum mu dengan menyambut aku nanti malam!" masih seperti nada bicara yang biasa, manja!

"Kenapa nanti malam?"

"Nanti malam aku dan keluargaku akan datang ke rumahmu, mengadakan pertemuan, membahas pernikahan kita."

"Tidak!" spontan Zania berucap sambil mundur beberapa langkah. Zusya tersenyum melihat kecemasan diwajah Zania yang imut itu.

"Aku hanya menyampaikan itu, dan kau tahu, aku datang ke sekolah sore ini hanya ingin menyampaikan itu, eh kau malah menyapaku dengan bola ...."

Tak ada senyum sama sekali di wajah itu, justru wajah yang terkesan jengkel. Tapi Zusya mengabaikan nya walaupun sebenarnya ia tahu.

"Pergilah, temui teman temanmu." Suruh Zusya.

Zania melangkah gontai, ia kembali menemui teman temannya.

Bersambung 👉

Terpopuler

Comments

Penelop3

Penelop3

Seru critanya

2023-08-09

1

Dewi Payang

Dewi Payang

nanti kemakan omongan sendiri😁

2023-07-28

1

Gái đảm

Gái đảm

Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!

2023-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!