Berbagai siksaan Masa Kecil

Hari berganti hari kulewati, dengan menahan rasa rindu yang menyesakkan dada, rindu akan orangtuaku, "kapan aku dijemput, sedangkan masa sekolah masih 6 bulan lagi aku naik kelas 5 SD" gumanku...

tiada hari tanpa kesedihan, dirumah selalu di perlakukan tak selayaknya, di sekolahan aku selalu di buli tiada henti oleh teman temanku, hanya satu temanku yang baik dia bernama Diana, hobi kami sama yaitu menggambar, diana adalah sosok teman masa kecilku yang pertama kali mengajarkanku menggambar Manga, dia berkata kepadaku "Indah..., kamu tau kenapa aku suka menggambar wajah Lady Diana??" tanyanya sembari tersenyum, "iyah aku tau.., karna namamu sama dengan nya, dan tapi kamu tidak secantik Lady Diana" ucapku diikuti ketawa usilku...

"ah.. Indah, kamu selalu saja usil denganku ahahahaaa!!! gak apa aku tidak secantik Lady diana, tapi hatiki baik tidak pernah membuli kamu Indah, hatiku secantik hati Lady diana" dengan tatapan sendunya..., "benar diana, kamu adalah satu satu nya teman ku yang paling baik denganku, terima kasih diana, karna aku masih memiliki kamu sebagai sahabatku " hati ini merasa sangat tenang bila aku bersama dengan Diana.. Namun, bila jam sekolah telah habis, jantungku kembali berdetak kencang dan pikiranku kembali kalut, "Yah Tuhan.., hari ini perkara apa lagi yang akan menimpaku??" makhlum tiada hari tanpa pukulan di rumah Tante Sandra, Apalagi kalau ada PR matematika, maka aku sudah tau bila aku akan mendapatkan hajaran lagi, bila aku tidak bisa mengerjakannya

*Pencurian

Tak Terasa.., Natal sudah semakin dekat..

Aku sungguh merindukan mama dan papa..., "Tante..., apakah Indah boleh minta uang Rp.3000,- untuk membeli Kartu Natal??" pintaku, "gak ada uang, ngapain kamu minta kartu natal, kamu bisa telpon dan mengucapkan selamat natal kepada orang tuamu" jawab Tante Sandra dengan ketus..

Namun hati anak kecil ini sunggu menginginkannya, aku sangat ingin memberikan kartu Natal kepada papa mamaku,

"Vivi...!!! Vivi...., kamu dimana??? aku mau minta tolong kamu belanja di Swalayan" panggil Tante Sandra ke pembantunya..

"Baik Tacik, akan saya belikan" katanya...,

"emmm..., tante.., apakah Indah boleh ikut mbk vivi? ke swalayan??" puntaku memohon, "Iyah bu, gak apa apa, biar saya juga ada temannya ke sana" ujar mbk vivi prihatin melihatku, wajar saja setiap malam walaupun aku adalah keponakan kandung tante sandra tapi aku tidur berdua bersama mbk vivi asisten rumah tangga om dan tanteku..

"Yah sudah pergilah" jawab tante Sandra, dengan sangat senang aku pergi ke Swalayan Dimaru.

menyusuri lorong lorong swalayan, mataku tertuju pada tumpukkan kartu natal yang sangat lucu lucu di dalam keranjang besi yang sangat besar, mataku berbinar2 binar melihatnya, keinginan untuk mengirim kartu natal sangatlah besar, "mbak Vivi, apakah indah boleh minta di belikan kartu natal? untuk indah kirim ke papa dan mama?" pintaku memelas,

"Bukankah tantemu tadi bilang, kalau tidak ada uang? gajiku saja belum dibayar ndah, bagaimana mbk bisa membelikan kartu natal untukmu" jawab mbk indah sembari berlaly melewatiku dengan sibuknya mencari belanjaan yang sudah tertulis rapi di kertas yang di bawa nya

Gelisah rasanya, mataku melirik ke samping, hatiku tak kuat menahan keinginanku, ketika aku melihat mbk vivi, ternyata dia sudah tidak kelihatan di lorong yang kami lalui barusan, kuberanikan diri untuk mengambil satu Kartu Natal seharga Rp.2.200,- ku sisipkan di dalam baju kaosku, jantungku rasanya hampir copot karena ketakutan yang mendalam, dan saat mbk vivi memanggilku untuk mengajak ke kasir, betapa gugupnya aku, sehingga kartu natal itu terjatuh dan mbk vivi sangat marah kepadaku "akan kulaporkan kamu sama tante sandra dan om santoso, pasti habis kamu di pukuli" ancam nya dengan memelototkan mata bulatnya.., "Jangan Mbk..., ampun..., Indah gak akan ulangi lagi, ampun mbk, kartu natalnya indah kembalikan, nih mbk sudah indah kembalikan ampun mbk... jangan di lapori mbk" mohonku dengan menangis sejadi jadinya.

Namun percuma, sesampainya di rumah, Mbk vivi langsung melaporkan semua kejadian di swalayan kepada om santoso dan tante sandra, tanpa menunggu lama, om Santoso menelanjangiku seluruh baju dan celanaku di buka di sisakan celana dalam yang kupakai, dia mengambil 1 pak Karet Gelang kaca, di ambil karet itu dan di jepret kan ke seluruh tubuhku, dengan tangisan yang menjadu jadi, aku memohon ampun kepada om santoso, "Kapok sukurin kamu!!!" teriak Tante Sandra,

tak cukup sampai di situ, Om Santoso menjambak Rambutku dan menarikku ke depan rumah, dengan tangan kanannya memegang gunting, di gunting rambutku di bagian kepala sebelah kanan.

Apa kalian tau bagaimana perasaanku saat itu, bila saat itu aku bisa mati aku meilih untuk mati, betapa malunya aku dan berteriak ketakutan serta kesakitan tak terbendung, beberapa tetangga perumahan melihat kejadian itu, namun mereka tak bergeming, hanya melihat saja dan tak menghirauan seluruh kejadian yang ku alami...

Ketika Puas dengan segala siksaan hari itu, mereka mengurukku di rumah kosong yang tepat berada di depan rumah om dan tante, disitu aku menangis tak berhenti, diselimuti gelapnya malah dan hanya cahaya lilin dari sebatang lilin sebagai peneranganku saat itu, "Tuhan..., Ampuni Indah yang sudah nakal hari ini, karena Indah berbuat dosa dengan mencuri kartu natal di swalayan, Tuhan Indah berjanji tidak akan mencuri lagi Tuhan..., Tuhan Indah mohon percepatlah waktu ini berputar..., agar Indah bisa kembali berkumpul dengan keluarga kandung Indah Tuhan..., Indah mohon Lindungilah Indah selalu Tuhan..." Doaku dengan sesenggukan, airmata tak terbendung, dada sesak terasa...

Oh Tuhan..., airmataku kembali terjatuh, setiap kali mengingat kelamnya masa kecilku, masa yang harusnya penuh dengan canda tawa dan kemesraan bersama kedua orang tuaku, namun dalam waktu 1 tahun hidupku harus kulalui dengan penuh penyiksaan, benar2 menaruh trauma berkepanjangan, hingga hari ini...

Masih terlalu banyak siksaan masa kecil yang kuterima selama 1 tahun itu...

Keesokkan harinya Indah kecil terbangun dari tidurnya,

seperti biasa dia bersiap siap ke sekolah dan tak lupa menggosokkan minyak kayu putih di seluruh tubuhnya..., terdapat banyak sekali bekas merah akibat jepretan dari karet gelang kemarin, dan air mata pun terjatuh..., bukan karena rasa sakit di seluruh tubuhnya, melainkan karna Indah tak tahan melihat rambut yang tidak lagi rapi, sebelah kanan kepala rabut hanya sepanjang 1cm sedang yang lain masih utuh seperti sedia kala?

"apakah aku pakai topi saja yah selama di sekolah..., tapi ibu Guru akan menegurku karna memakai topi di kelas, bila tidak pakai topi teman teman akan menertawakanku, atau ku kuncir miring saja sisa rambut ku ini..." gumannya dalam hati... "baiklah ku kuncir miring saja..., sudah tak begitu kelihatan botaknya rambutku ini" dan akhirnya Indah bersiap di depan rumah menunggu mobil antar jemput nya...

sesampai di sekolahan...

"Hei Indah, tumben kamu kuncir rambut?! Rambut mu pendek kok di kuncir?? ahahahaa.., aneh sekali" ejek Raka kepadaku, "ehmmmmm gak apa apa," jawabku

"sudah Raka, kamu ini laki laki kok usil banget sih" celetuk Diana, "gak usa di anggap Indah, biarkan saja dasar laki laki aneh" omel diana..

"tapi kok tumben kamu kuncir rambut Indah? dan ini kuncirannya tidak rapi, sini ku rapikan" kata diana

"Jangan Diana, biarin aja ini uda Rapi, aku menguncir rambutku karenaaa..., hmmmm ayo kita ke toilet akan ku tunjukkan kepadamu" jawabku sambil menahan air mata di pelupuk mata ini

"Kamu kenapa? Indah, ceritalah sama aku" pinta Diana, lalu kuceritakan semua apa yang terjadi dan ku buka jaketku serta menunjukkan seluruh bekas merah yang ada di tanganku.., air mataku pun tak terbendung..., tak sadar aku menangis sejadi jadihya.., Diana pun berkata "Indah kamu minggat saja ke rumahku, atau ke rumah tante kamu, tante Neli kakak dari papamu, bukankah kamu masih punya keluarga yang lain kan?"

Termenung aku mencerna ajakan dari Diana, "bener juga yah,.,, dari pada aku disiksa di rumah tante sandra, mending aku ke rumah tante Neli" gumanku...

Bel pelajaran pertama berbunyi...

"Indah, buka jaket mu nak, bila kamu tidak sakit dilarang menggunakan jaket selama pelajaran" kata Ibh guru ku (Bu Yeyen Namanya)

"ehhmmm, Bu.., Indah Sakit makanya dia memakai jaket" sahut Diana,

"Benarkah?, sini Indah kedepan" panggil bu Yeyen

dengan langkah penuh keragu raguan aku ke depan meja guruku, "Bu, maaf seluruh badanku membekas jadi aku menutupi nya dengan menggunakan jaket" bisikku ke bu Yeyen, sontak dia mengangkat jaket yang kugunakan dilihatnya memar merah penuh di tangan ku dengan air mata berjatuhan Bu Yeyen memelukku "kamu yang sabar yah nak..., Tuhan punya rencana yang indah untuk mu.., sesuai dengan namamu" ujarnya sehingga membuat satu kelas keheran heranan melihat bu guru memelukku

jangan lupa tekan like dan follow IG ku yah teman teman

IG : ovie.el

FB : frisca vie

Terpopuler

Comments

Yeni Thalia

Yeni Thalia

sedihnya thorr cerita in...😂😂😂😂😂

2020-06-13

0

Hayati Nufus

Hayati Nufus

masa sih sadis banget ga berprikemanusiaan

2020-06-13

0

Yani Yan

Yani Yan

setelah sekian banyak nya aku baca cerita tentang badboy mafia dunia hitam pembunuhan baru skrang baca yg menguras jiwa dan raga sakit bgt kasian tp penasaran pengen terus baca

semangat author buat terus bikin cerita yg bagus

2020-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!