Hari telah berganti, Matahari telah menerangi pagi kala itu, namun tak terdengar suara kokok ayam seperti lazimnya...,
"Indah, yuk siap siap kita mau turun ke Desa Sita, tempat pembibitan tanamannya papa" panggil mama kala itu,
"Baik Ma.., Indah bersiap siap dulu yah..." Sungguh di sangat seperti apa yang Indah takutkan, sangking dinginnya air di hotel ini, membuat indah mengurungkan niatnya untuk mandi, sehingga Indah hanya bergegas cuci muka dan sikat gigi pakai air Mineral yang tersedia di hotel tersebut,
Ketika Indah keluar dari kamarnya, dilihatnya semua orang telah menunggu Indah, termasuk mobil lain yang berisi beberapa pemuda pemuda yang tak dikenalnya.
Indah bergegas masuk ke dalam mobil papanya, dan sepanjang jalan Indah hanya bernyanyi bersama keluarga, sungguh perjalanan yang menyenangkan bagi Indah kala itu...
Perjalanan telah memakan waktu kurang lebih 40 menit, di kiri kanan jalan hanya terlihat hutan yang sangat menyegarkan mata dan jiwa Indah, Indah membuka jendela mobil selebar lebarnya sambil memandang dan menghirup aroma kas dedaunan basah benar benar membuat Indah merindukan Patrick, "Hmmmmm Patrick, kamu sedang apa sekarang?" gumannya dalam hati
Saat itu Handphone belumnya lumrah seperti sekarang, cukup sulit untuk Indah berkomunkasi dengan Patrick bahkan tidak bisa berkomunikasi diluar jam sekolahnya. "Apakah kamu baik baik saja di sana" tanya nya kembali kepada dirinya sendiri.
Lamunannya terhenti, ketika Mobil Papa belok ke kanan Jalan ada rumah pas di tikungan tepat di Kanan Jalan Raya, "Yuk.. Turun kak.." Ajak Leo Junior..
"Ayok!!" jawabku dengan penuh semangat
" Indah..., sini kenalan sama Opa Umar sayang, ini anak saya Indah Pak Umar" kata papaku memperkenalkanku kepada Opa Umar, "Indah, Opa...," dengan mengulurkan tanganku untuk bersalamam dengan Opa Umar, sangat ramah dan wajah yang sangat susah di deskripsikan, seketika itu juga aku merasakan keakraban bagai cucu dan opa nya, walaupun saat itu aku baru saja bertemu dengan Opa Umar, "Halo Anak manis, kamu bersenang senanglah di rumah Opa yang sederhana ini yah anak manis" jawab opa "anggaplah ini rumahmu sendiri" tambah opa Umar, dengan tersenyum dan menganggukan kepala aku pergi meninggalkan opa dan papaku
Seketika aku memalingkan pandanganku di jalan raya, kulihat seseorang sudah menggendong Adikku Leo Junior, dan beberapa pemuda lainnya membawa senjata, di situ juga kulihat 2 orang anaknya opa Umar pun ikut berjalan menuju ke arah hutan. "Ma.., Leo mau kemana?" tanya indah
"Biarkan saja, dia di Ajak sama Kak Peter untuk berburu sama kakak kakak angkatan itu" jawab mama sambil menggandengku dan mengajakku ke depan dapur dimana aku bertemu dengan Oma Umar yang sedang memasak makan siang untuk kami semua, seketika itu juga aku ikut membantu mama dan oma Umar di Dapur.
Siang hari sudah pada puncaknya, Namun hawa dan cuaca di desa ini membuatku merasa masih saja pagi hari, benar benar cuaca yang sangat ku kagumi..
"Mama..!!! Mama...!!! kami dapat burung Elang mama!!!!" teriak Leo junior sambil berlari menuju ke dapur, "Mama!!! itu kakak Vicky yang menembak Elang itu, Apakah mama mau melihat Elangnya ma?!" kata Leo junior dengan penuh semangat, Aku hanya tersenyum melihatnya bahagia.
"Ma..., Oma... Indah masuk ke kamar dulu yah" pintaku sambil berlalu menuju ke kamar.
Sesampai di kamar aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur yang sudah tertata rapi dan di sediakan oleh Oma untuk keluargaku, "hmmmm Patrick..." kembali hati ini teringat pada cinta monyetku..
"Entah apa yang sedang kamu lakukan di sana Path..." gumanku, "apakah dia juga memikirkanku seperti aku memikirkannya yah??" gumanku dalam hatiku.. tak lama lelah ini membuatku tertidur dengan lelapnya..
***Perkenalan ***
"Indah..., ayo bangun, semuanya sudah makan loh..., kamu sendiri yang belum makan.."
"hmmmmm..." sahutku seraya membuka mata dengan kantuk yang masih membuatku sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur, namun mama tidak mau tau tanpa henti membangunku, akhirnya aku menyerah dan duduk seraya tersenyum simpul kepada mamaku.
Indah tak menunggu lama, segera kekamar mandi untuk mencuci mukanya agar segar dan menuju ke ruang makan, karena udara yang sangat dingin di Desa membuat perut indah lapar dan memakan dengan sangat lahap. Suara tawa di balkon depan rumah memecahkan lamunannya sore itu, tampak penasaran sekali dengan suara canda tawa di luar tersebut, tanpa menunggu lama Indah langsung kedepan dan ternyata di luar beberapa pemuda dan Leo Junior bermain Kartu Remi, dan tampak beberapa muka dari kakak kakak itu putih semua kena coretan bedak yang di basahi, sontak pemandangan itu membuat Indah tertawa geli, dan membuyarkan konsentrasi para pemuda tersebut dengan serempak melihat Indah yang tertawa geli melihat mereka dengan wajah yang sudah belepotan dengan bedak basah tersebut.
"Ayo main dek" ajak salah seorang pemuda di meja itu, "hmmmm, Indah g bisa main kartu remi yang seperti itu kak, Indah bisanya main yang minuman ahahahahaa" jawabku
"Yah Ayo, kita main yang minuman aja, nanti baru kakak ajarin main yang TJ" kata kakak tersebut.
"okey" jawabku..
"Eh kenalan Dulu yah...., aku Theodorus, panggil aja Theo, kalau di sebelah kananku ini namanya Frans dan di sebelah kiriku ini namanya Mathew" kata kak Theo dengan ramah
"Okey, aku Indah kak," jawabku dengan senyuman lebar dan tanpa menunggu lama aku langsung menunggu kartu remi tersebut di bagikan dengan penuh semangat yang sangat jelas terlihat di wajah usilku saat itu.
"Akan kukerjain kalian semua ahahahahaa" guman Indah dalam hati dan dengan percaya diri Indah tersenyum Geli ketika beberapa kali Indah memenangkan permainan dan dengan usilnya dia mencoret wajah Theo dan teman temannya tersebut, Dan Setelah menang beberapa kali di permainan berikutnya Indah Kalah dan pemenangnya adalah Mathew, dengan tersenyum dan tatapan tajamnya Mathew mengambil Bedak basah itu lalu mulai mencoret ke wajah Indag dengan perlahan, Mata bereka saling beradu pandang satu sama lain, tiba tiba jantung Indah berdetak kencang melihat wajah Mathew, dengan senyuman usilnya Mathew menertawakan Indah "Maaf yah dek, kali ini kamu kakak hukum karena kamu kalah dan kakak mau balas dendam karna seluruh wajahku penuh dengan coretan dari kamu" ucapnya dengan penuh canda tawa.
Jatung Indah semakin berdetak kencang tak karuan mendengar suara berat yang keluar dari bibir Mathew, "hahahaa...I.. Iyah..., gak apa apa kak, aku juga akan membalas lagi setelah ini, lihat saja nanti" jawab Indah dengan penuh percaya diri.
Larut dalam permainan kartu itu keakraban mereka pun terbangun, terutama Indah dan Mathew.
"Ah..., sudah kak yah.., Indah capek dan mulai bosan" Indah berkata ingin menyudahi permainan tersebut karena Indah menjadi sering kalah karna tidak konsentrasi dalam permainan, namun perhatiannya teralihkan oleh Mathew saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments