"Tuhan..., Bila aku bisa meminta kepadamu...
Bila sudah layak aku untuk menjadi malaikatmu...
Angkatlah aku ketempat tertinggi di singgahsanamu..
Bila belum layak aku menjadi penghuni surgaMu...
Bimbinglah dan berilah kekuatan agar aku mampu bertahan..
dan berikanlah sedikit Kebahagiaan dalam hidupku..
sehingga bila ku harus menutup mata ini untuk selamanya..
aku dapat tertidur dengan senyuman ketika ku mengenangnya.."
Indah kecil kembali gelisah, tak mampu dia berpikir bagaimana caranya untuk bisa minggat ke rumah tante Neli.., dalam gelapnya ruangan yang ditempatinya (indah di hukum selama 1 bulan tidur di rumah kosong depan rumah tante sandra) dengan secerca cahaya lilin, Indah mengambil pensil dan kertas, menulis surat kepada tante Sandra dan om santoso, dia menulis hendak tinggal dengan tante Neli dan merindukan kembali berkumpul bersama kedua orang tuanya.., tak terasa karena kantuk yang tak tertahankan dia pun tertidur di lantai tepat di atas kertas yang berisi surat tadi..
Keesokkan harinya, Indah terbangun dan melihat surat yang baru saja di tulis telah tidak ada di hadapannya,
Tiba tiba datanglah om Santoso dan Tante Sandra di dalam kamar Indah, bulu kuduknya berdiri.. jantungnya berdetak kencang, tubuh gemetar tak tertahankan, rasanya kayak tersambar petir karena ketakutan, dan benar hari itu Indah kecil di pukuli habis habisan karena telah merencanakan minggat dari rumah Tante Sandra,
"Permisi..., permisi..." suara yang tak asing terdengar parau di luar rumah tante Sandra..., aku pun melihat keluar sambil terisak tangis karena di pukuli "Pak Tarno..." dia adalah satpam sekolahku, bapak satpam yang sampai saat ini masih kuingat dengan jelas wajahnya, pria sudah berumur sekitar 57thn rambut telah banyak berubah putih dengan kumis putih yang tebal dia melihat keadaanku dengan sangat kaget, tanpa pikir panjang Pak Tarno datang menggendongku hendak melindungiku dari pukulan Om Santoso, "Turunkan anak ini, dia adalah anakku, jangan coba ikut campur urusan keluarga kami atau akan kulaporkan kamu ke polisi" ujar Tante Sandra..
Sangat di sayangkan pada tahun itu belum ada Undang Undang Perlindungan Anak, hingga akhirnya pak Tarno dengan terpaksa menurunkanku dari gendongannya, "Tidak apa apa bila ibu mau melaporkan saya kepolisi, karena saya tidak akan membiarkan Indah di pukuli secara membabi buta seperti tadi" ujar Pak Tarno dengan Suara tinggi nya..
Beberapa Tetangga mengerumuni rumah saat itu, dan karna takut malu akhirnya Tante Sandra berjanji akan merawatku dengan baik baik, hingga akhirnya pak Tarno pulang...,
Kalian tau apa yang terjadi setelahnya??
Kupikir sudah selesai ternyata Om Santoso semakin murka dia mengambil tembakan anginnya menakut takutiku dengan menodongkan Tembakan angin ke kepalaku,
"Aku Pasrah Tuhan bila harus mati" gumanku dalam hati
"Doorr" bunyi senapan angin tersebut dan ternyata aku masih hidup terkulai lemas kaki ini, hingga membuatku tersungkur...
Tak dapat kubayangkan, hari ini aku masih hidup dan tidak berakhir di rumah sakit jiwa..., Aku masih bersyukur...
Hari berganti hari..., penyiksaan demi penyiksaan tak ada habisnya selalu saja ku dapatkan setiap harinya, aku hanya berharap agar waktu segera berputar dan aku lekas naik kelas, agar bisa kembali ke orang tuaku..
tiba lah waktunya kenaikan kelasku di umunkan, betapa bahagianya hati ini, ketika ku dengar papa akan mengirimkan uang untuk aku kembali ke Sumatra berkumpul lagi dengan papa dan mama..., Namun kali ini kami tidak tinggal lagi di Jambi, melainkan pindah ke Pekanbaru - Riau...
Om Santoso dan Tante Sandra rasanya tak rela melepasku kembali ke pelukan kedua orang tuaku, dan itu sangat menbuatku heran, karena selama aku hidup dengan mereka lebih banyak rasa sakit dan penderitaan yang kudapatkan dibandingkan kebahagiaan, bahkan hampir tidak pernah aku merasakan bahagia...
Namun hatiku kala itu tidak ada sedikitpun rasa benci atau dendam kepada mereka, aku pun menangis sejadi jadinya ketika berpamitan pulang ke papa dan mamaku...,
"Maafkan Indah Tante, Maafkan Indah om..., selama ini suka membuat om dan tante marah.., Indah sayang sama kalian" sambil memeluk om dan tanteku...
#Perjalanan pulang yang telah kunanti nantikan
Dengan Mobil Om Santoso aku berangkat ke Bandara Juanda, terdiam selama perjalanan menuju kebandara dengan menahan kegirangan di hati ini, 40 menit perjalanan berlalu sampailah kami di depan Bandara, Om santoso mengantarkanku sampai masuk Chek In tiket pesawat dan menitipkanku ke Pramugari garuda yang kala itu mengawal anak anak kecil seperti diriku dalam perjalanan,
"Yah Tuhaaann, akhirnya kami akan berkumpul Lagi, aku akan bertemu dengan papa mama dan Leo junior (adik laki lakiku), Terima kasih Tuhan akhirnya Engkau menjawab doa ini..." rasa syukur yang tak terucapkan kupanjatkan kepada Tuhan..
Penerbangan berjalan dengan lancar, dari Surabaya transit ke Jakarta dan Lanjut ke Pekanbaru..
sepanjang perjalanan rasanya baru kali itu kunikmati pemandangan langit penuh dengan decak kagum, akhirnya aku terbebas..., aku akan kembali ke sangkar indukku... tak lama tanda menggunakan sabuk pengaman kembali di nyalakan, dan pesawat siap untuk landing...
Turun dari tangga pesawat membuatku sangat bersemangat, berjalan dengan beberapa rombongan anak anak seusiaku di tuntun oleh pramugari yang sangat anggun, Tepat di Ruang kedatangan dari Jauh kulihat kedua orang tuaku, dan kulihat satu kakak yang belum kukenal menggendong Adikku Leo Junior, "Tante terima kasih sudah mengantar Indah disini" ucap terima kasihku pada pramugari tersebut "sama sama sayang" balasnya dengan memberikan senyuman lebar
Tak sabar aku lari kepelukan mereka papa dan mama..., aku berlari kegirangan dengan air mata kebahagiaan terjatuh bercucuran "Papaaaa..., Mamaaaa....," teriakku, merekapun menyambut pelukanku, kami bertiga berpelukkan erat..
Perjalanan Pulang ke rumah kontrakkan papa dan mama yang baru cukup jauh dari bandara, "Indah..,sebelum indah sampai dirumah, mama mau bilangin kalau rumah indah yang sekarang tidak sebesar rumah di jambi, rumah ini pun rumah kontrakkan, mama dan papa belum membeli rumah baru disini, Indah harus belajar untuk hidup sederhana dan menerima keadaan papa dan mama yang sekarang yah sayang" ucap mama dengan wajah yang sulit sekali aku deskripsikan
"Iyah ma.., gak apa apa, asal ada papa dan mama Indah bahagia" ucapku menenangkan mama dan papaku..
Benarlah apa yang dikatakan oleh mamaku.., rumah biru kecil pas di hook perumahan adalah rumah kontrakkan kami, pada saat aku turun dari mobil papa kulihat sekeliling rumah ini tak membutuhkan waktu lama karna rumah itu adalah rumah mungil, hanya dua kamar tidur dan satu kamar mandi diluar rumah, sangat berbeda dengan rumah kami di Jambi dulu, rumah putih yang sangat besar..kamar tidur ada 4, sangat luas dan mewah...
Saat itu aku tidak menyadari apa yang di hadapi oleh kedua orang tuaku, kesulitan apa, konflik apa, bahkan bagaimana bisa semua ini terjadi sangat tak kupahami...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Andini Meitalika Dalimunthe
cerita nya bagus,, rajin promosi ya thor
2020-02-02
0