Kuambil Apa Yang Menjadi Milikku
Killian’s Private Airport
Private jet yang akan mereka naiki tampak mewah dan megah dalam jarak dekat. Kanva menuntun Aria untuk masuk ke dalam Private jet dan seperti biasa, Aria selalu dibuat terpukau oleh desain dan interior bagian dalam.
Perjalanan kali ini hanya ada mereka berdua. Tidak ada pilot ataupun pramugari. Pertama karena Kanva bisa mengendarai pesawatnya dan kedua karena Aria berada di sampingnya. Dan semua sudah terasa lengkap bagi keduanya.
Kanva membawa Aria ke bagian kokpit. Inu adalah kali pertamanya melihat ruangan tempat pilot biasa memantau dan mengendarai pesawatnya. Biasanya ia hanya berada di kursi penumpang duduk santai sambil membaca novel, atau pun hanya melihat gumpalan awan.
Terdapat banyak sekali tombol-tombol yang tidak Aria ketahui gunanya. Setelah memasangkan headset yang kini sempurna di telinga Aria, kedua tangan Kanva tampak bermain-main dengan banyak tombol di depannya. Kanva melakukannya dengan gerakan cepat.
Aria tidak tahu bahwa Kanva semahir itu.
“Dari mana kamu mempelajari semua ini?” Tanya Aria yang sudah tidak tahan ingin bertanya sedari tadi.
Pesawat mereka sudah melakukan take of beberapa menit yang lalu dan kini mereka berada di udara dalam mode otomatis.
“Ayah yang mengajarkannya. Lagi pula Killian Group juga memiliki sekola pilot maka dari itu aku tidak terlalu asing dengan semua ini,” tutur Kanva.
Aria hanya mengangguk-angguk sebelum mengalihkan pandangannya ke arah kaca kokpit yang menampakkan pemandangan langit yang biru. Semua tampak indah dan menakjubkan. Aria tak henti-hentinya menganga apalagi ketika mengamati satu per satu tombol yang ada di kokpit.
“Kita akan terbang ke mana?”
“Itu rahasia. Yang jelas di sana akan ada keluarga besar ku dan keluarga besarmu.”
“Keluargaku?”
Keheningan kembali melanda meraka setelah itu karena Aria yang sibuk dengan pikirannya begitu pula dengan Kanva yang sibuk dengan dunianya.
“Sayang…” panggil Kanva yang membuatAria lantas menatapnya.
“Hmm?” Balas Aria.
Kanva tidak mengatakan apa-apa pun selain menarik wajah Aria mendekat ke arahnya dan langsung menyambar bibirnya. Menciumnya secara perlahan. Aria tanpa sengaja mengikuti permainan Kanva. Sampai akhirnya mereka kehabisan napas dan Kanva mengakhiri ciumannya.
Wajah mereka masih berjarak sangat dekat sampai mereka bisa mendengar hembusan napas satu sama lain.
“Lihatlah ke belakang,” ucap Kanva.
Mendengar ucapan Kanva, Aria langsung memutar tubuhnya ke belakang tepatnya ke arah kaca yang masih menampakkan pemandangan langit yang bawarna biru, kontras dengan awan-awan di sekitarnya yang bawarna putih.
Ia dikejutkan dengan dua dua buah pesawat kembar yang secara tiba-tiba naik ke permukaan. Tiba-tiba saja banner berukuran besar yang menyambung dari pesawat satu ke pesawat lain terpampang di hadapannya.
Will You Marry Me?
“Mau kah kamu menikah denganku, sayang?” Suara bariton yang Aria yakini adakah milik Kanva terdengar beberapa saat setelahnya.
Aria berbalik secepat mungkin dan di sanalah, ia mendapati Kanva sedang menatap tepat ke matanya dengan sebuah kotak berisi cincin berlian yang terbuka di tangannya.
Aria mematung mendengar perkataan yang baru saja Kanva katakan. Gadis itu memejamkan matanya lama dan menghirup napas dalam-dalam. Ia tahu Kanva menantikan jawabannya.
“Ya.”
Kanva tersenyum lebar dan langsung memeluk tubuh Aria dengan erat. Kanva mengecup puncak kepala Aria sebelum mencium kening Aria lama. Puas dengan acara lamarannya, Kanva akhirnya memasangkan cincin di jari manis Aria.
Aria secepatnya memeluk Kanva lagi dan menangis di sana. Punggung Kanva yang lebar sangat pas untuknya.
“Aku tidak pernah menduganya,” tukas Aria yang masih larut dalam pelukan Kanva.
“Kamu pasti akan lebih terkejut setelah ini.”
Dan benar saja Aria benar-benar dibuat terkejut bagaimana tidak, setelah terbang di atas awan dengan Private jet. Kanva mengajaknya ke sebuah kastil. Di sana Aria di sambut oleh beberapa pelayan yang langsung mengajaknya memasuki sebuah ruangan.
Di dalam ruangan Aria langsung di dandani dan mengganti pakaiannya menjadi sebuah gaun putih yang indah dan elegan. Di atas kepalanya dipasang sebuah mahkota. Lalu Aria diantar ka sebuah aula di sana rupanya sudah ada keluarga besarnya dan juga keluarg besar Kanva.
Binar-binar bahagia tampak jelas di setiap dari mereka. Bagaimana tidak pasangan yang ramai dibicarakan publik ini pada akhirnya akan meresmikan hubungan mereka. Aria masih belum percaya dengan apa yang ada di hadapannya kini. Ini seperti mimpi.
Aria menatap Kanva yang sudah berdiri di depannya. Pria itu tampak tampan dan berwibawa dengan pakaian serba putih dengan hiasan bunga senada di saku jasnya.
“Aria Candall, today i choose you as my Wife.”
Setelah mereka mengikrarkan janji pernikahan di hadapan Tuhan, keluarga dan negara. Mereka sah menjadi pasangan suami istri.
Kanva mendekatkan wajahnya ke arah Aria dan menempelkan hak paten atas kepemilikannya. Selama ini, Kanva selalu mengklaim dan menjadikan Aria sebagi miliknya. Dan ia merasa bahagia karena akhirnya kalimat itu menjadi nyata.
Ketika ciuman mereka terlepas, berbondong-bondong keluarga mereka mendekat dan memberikan ucapan selamat dan mereka berfoto bersama.
...…...
“Wow sayang, kamu sangat luar biasa.” Kanva tidak berhenti menatap Aria dari atas sampai bawah dengan mata birunya yang indah.
Dia baru saja masuk ruangan dan di sambut oleh pemandangan indah seperti ini. Aria benar-benar tampak memesona di matanya dengan hanya mengenakan gaun panjang tanpa lenan dengan belahan di samping yang cukup panjang.
Mereka siap untuk menyambut para tamu yang kebanyakan adalah tamu bisnis Kanva. Malam ini Aria benar-benar terlihat cantik. Meski Kanva memang cukup terganggu dengan gaun Aria yang sangat terbuka sampai menunjukkan lekuk tubuhnya.
Mata biru Kanva menatap nyalang kepada beberapa lelaki yang secara terang-terangan menatap Aria yang saat ini berada di sampingnya. Menyadari kalau ada banyak mata yang tertarik pada istrinya. Kanva pada akhirnya mengeratkan tangannya yang melingkari pinggang dan membuat Aria mengerang lantas menatapnya.
“Ada apa?” Bisik Aria tepat di telinga Kanva.
Kanva menggeleng cepat. “Tidak ada,” sahutnya yang membuat Aria mendengus malas.
Setelah pesta pernikahan, Kanva langsung mengajak Aria pergi ke Villa tempat mereka akan berbulan madu.
Kanva yang duduk bersama Aria di belakang, selalu melihat ke arah Kanva sambil menautkan jemari mereka.
“Aku tidak percaya ini, rasanya seperti mimpi. Tapi saat tubuhku merasakan pegal karena lama berdiri. Aku rasa ini bukan mimpi.”
“Apa? Kamu merasa pegal? Capek? Oho, padahal kita belum melakukan malam pertama. Aku berencana akan membuatmu tidak bisa berdiri,” ucap Kanva.
Mata Aria langsung membulat dan wajahnya bersemu merah karena malu atas ucapan Kanva yang dianggapnya terlalu vulgar. Aria langsung mencubit paha Kanva.
“Aduh sakit sayang. Apakah kamu ingin melakukannya di sini?” Goda Kanva.
“Kanva.”
Mobil mereka melaju ke arah pertigaan, di sana Kanva melihat truk melaju ke arah mereka tak terkendali. Tepat di belakang Aria ada mobil truk melaju,
“Aria!!!” Teriak Kanva. Pria itu otomatis memeluk Aria untuk melindunginya.
Mobil ditabrak oleh truk sehingga mobil berguling beberapa kilometer sebelum masuk ke jurang. Mobil meluncur dan mendarat dengan posisi terbalik.
Aria berada di atas tubuh Aria.
“Aria….Aria….”
Kanva melihat wajah Aria yang dipenuhi oleh darah dan matanya terpejam.
“Aria….Aria…”
Kanva dengan gila memanggil Aria. Air matanya jatuh karena takut kehilangannya. Meskipun keadaan Kanva juga sama kacaunya. Darahnya terus mengalir dari pelipis dahinya. Kanva berusaha keluar dari mobil dan berusaha mengeluarkan Aria dari mobil namun ia tak cukup mempunyai kekuatan.
Dengan tertatih-tatih Kanva mencari pertolongan berharap akan ada seseorang yang menolongnya. Namun tiba-tiba telinganya menjadi sakit, matanya buram dan ia jatuh pingsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
duh, sedih banget.
jadi istrinya mampir Thor 😁
2023-10-17
0
Elisabeth Ratna Susanti
langsung like dan favorit untum karya keren ini 😍
2023-08-20
1
վմղíα | HV💕
kanva terpesona melihat Aria
2023-08-19
1