Bukan Duri Dalam Pernikahan

Bukan Duri Dalam Pernikahan

Keinginan Membawa Petaka

"Sayang, berhentilah menyetir. Perutmu sedang besar begitu bahaya."

"Flora, ayo bujuk Mamah untuk berhenti."

Suara itu terdengar begitu cemas di seberang telepon. Wajahnya pun sangat panik sekali. Zayn begitu melarang sang istri membawa mobil di usia kehamilannya yang menginjak sembilan bulan hanya menunggu hari saja akan melahirkan.

"Kata Mamah dedek lagi pengen nyetir mobil, Papah." sahut Flora yang menirukan ucapan sang Mamah.

Perdebatan itu terus berlangsung dengan Calvina yang tersenyum fokus menyetir mobil. Berkali-kali-kali Zayn meminta mereka berhenti dan akan menyusul namun ucapan itu hanya seperti candaan saja.

Panggilan video terus terhubung dengan Flora si kecil yang memegang mengarahkan pada wajahnya dan sang mamah. Mereka menertawakan keposesifan sang papah.

Detik berikutnya, telunjuk bocah itu mengarah ke arah samping.

"Mamah, awas!" teriaknya sangat kencang.

Zayn yang panik semakin tak terkendali. Ia berteriak kala mendengar jeritan panjang anak dan istrinya di seberang telepon. Tubuhnya membeku tanpa bisa melakukan apa pun saat ini.

"Flora! Calvina!" Zayn memerah wajahnya kala berteriak. Panggilan yang masih tersambung namun tidak terdengar suara apapun di sana. Zayn berlari keluar ruangannya dengan ponsel yang terus ia genggam. Semua anak buah pun segera ia kerahkan untuk menuju lokasi kejadian.

"Zayn...sa-kit." Suara Calvina terdengar merintih kala itu.

"Cal, bertahanlah. Aku segera kesana Sayang." ujar Zayn. Air matanya menetes saat ini.

Banyaknya mobil yang bergerak bersamaan saat itu untuk berpencar menuju lokasi paling cepat. Zayn pun tak lagi menggunakan supir kali ini.

Di sini Calvina justru hanya membuka mata meneteskan air matanya. Melihat bocah mungil di sampingnya yang tertawa lantang kini sudah tak bergerak sama sekali. Posisi tubuh mereka bahkan terbalik dengan kaki di atas.

"Maafkan mamah, Flo." gumam Calvina dalam hatinya dengan pandangan yang mulai kabur. Pelan ia tak lagi mampu membuka mata. Hingga pertolongan datang tanpa bisa ia rasakan lagi.

Kehadiran Zayn begitu cepat, semua anak buah membantu mengeluarkan korban dari dalam mobil.

"Flora! Calvina!" teriaknya.

"Tuan, Nona kecil sudah tidak bisa di selamatkan lagi." lapor salah satu anak buah.

Zayn yang tidak terima memilih acuh dan menggendong sang anak. Kemudian ia menggendong sang istri masuk ke mobil dan membawa ke rumah sakit. Berharap semua yang ia takutkan tidak terjadi.

Kepergian Zayn hanya mampu di ikuti anak buahnya. Mereka tak lagi berani bersuara melihat reaksi Zayn barusan. Sampai akhirnya dokter lah yang berkata padanya.

"Tuan Zayn, anak anda tidak bisa di selamatkan. Saya rasa ini sudah berakhir di lokasi kejadian."

Zayn menggeleng tak percaya. Air matanya menetes semakin deras. Orang tua mana yang rela mendengar anaknya sudah tak ada lagi. Zayn tidak bisa menerima ini.

"Tidak, Dokter. Anak saya masih hidup. Usahakan apa pun untuk anak saya, Dok. Saya mampu berapa pun yang anda minta untuk itu. Tolong saya, Dokter. Anak saya harus sehat lagi." Zayn sampai memegang lutut dokter di depannya. Memohon menjatuhkan tubuhnya serendah mungkin.

Sadar dirinya hanya mampu memberikan dengan uang tanpa ada kemampuan medis sedikit pun.

"Selamatkan anak dan istri saya, Dokter." ujar Zayn kembali.

Dokter itu bahkan sampai mundur ke belakang menghindari permohonan Zayn yang menurutnya tidak pantas. Zayn adalah orang yang di kenal sebagai pengusaha nomor satu di negara ini. Bagaimana mungkin melakukan hal itu pada dokter.

"Tuan, Nona Flora memang tidak selamat dari kecelakaan itu." sahut salah satu anak buah Zayn yang berusaha mendekat.

Marah mendengar anak buah berani bersuara padanya. Zayn sampai melempar vas bunga di dekatnya pada sang anak buah.

"Hentikan omong kosongmu itu!" teriaknya hendak berdiri menyerang anak buahnya. Tepat saat itu pula para keluarga datang setelah mendapat kabar.

"Zayn, hentikan!" Suara lantang di iringi getaran terdengar tidak jauh dari sana.

Sosok wanita paruh baya menatap Zayn dengan pandangan berkaca-kaca. Ia melangkah cepat meraih tubuh Zayn dan memeluknya. Irene, Ibu dari Zayn datang bersama suami dan kedua orang tua Calvina.

"Ayah, Ibu..." ucap Zayn tak tahu harus mengatakan apa saat ini. Matanya menatap para keluarga yang datang dengan tatapan frustasi. Zayn merasa gagal menjadi ayah ketika tak bisa menjaga keluarganya.

"Dok, bagaimana menantu dan cucu kami?" tanya Irene memilih mendengar penjelasan dokter lebih dulu.

"Maafkan kamii, Nyonya Prayan. Cucu anda tidak bisa di selamatkan sebab sudah tidak ada ketika di lokasi kejadian. Dan untuk menantu anda saat ini masih koma." jelas Dokter singkat.

Napas semua yang ada di sana terasa tercekat mendengar berita yang tidak pernah mereka sangka itu. Irene menggeleng seraya membungkam bibirnya.

"Cucu kami tidak ada, Dok? Lalu bagaimana dengan calon cucu kami?" tanya Gauri ibu dari Calvina yang juga sangat syok mendengar berita buruk barusan.

Dokter merasa tubuhnya seperti sangat kaku dan panas saat ini. Tidak seharusnya ia menangani kasus mengerikkan seperti ini sampai harus menjelaskan pada keluarga korban dengan sangat sedih. Sebagai dokter ia tidak bisa menyelamatkan nyawa mereka.

Hanya gelengan yang mampu dokter itu berikan saat ini. "Maksud dokter apa?" tanya Zayn kembali.

"Maaf, Tuan. Kandungan istri anda mengalami benturan yang begitu keras hingga kami pun tidak bisa menolong calon anak anda." Kesekian kalinya keluarga Zayn mendapat kabar buruk.

Zayn menjatuhkan tubuhnya di lantai tak mampu lagi menopang beban tubunya. Kedua anaknya pergi tanpa bisa ia lihat terakhir kalinya. Menangis histeris Zayn hanya menyesali semua yang terjadi. Bahkan saat ini istrinya pun sedang dalam perjuangan hidup.

"Nyonya Calvina sedang dalam perjuangan melawan koma. Kita hanya bisa berdoa untuk keajaiban saat ini, Tuan. Kami pun akan berusaha semaksimal mungkin. Permisi." Dokter yang tak kuasa melihat kesedihan keluarga memilih buru-buru pergi.

Semua keluarga menangis di depan ruangan itu. Zayn berusaha kuat berdiri untuk menemui sang anak. Anak manis yang begitu periang kini pergi tanpa meninggalkan pesan apa pun pada sang papah.

Ruang pemeriksaan yang di tempati Flora kini di masuki keluarga satu persatu. Kedua kaki Zayn bergetar mendekati sang anak. Air matanya tak henti menetes.

"Flo...kamu tinggalkan Papah, Nak? Kamu tega tinggalin Papah dan Mamah? Flora...bangun, Sayang." Zayn memeluk sang anak yang terbaring menutup mata di brankar. Tangannya mengusap wajah penuh luka sang anak dengan getaran yang kuat.

"Papah, Flo mau cepat gede biar bisa gendong adik nanti. Bisa main sepeda goncengin adik juga." Ucapan flora ketika masih hidup terngiang di benak Zayn.

Rasanya semua yang terjadi seperti sulit di percaya. Bagaimana mungkin baru saja ia mendengar tawa anak dan istrinya di panggilan video tiba-tiba kini ia sudah bertemu dengan sang anak yang tidak bergerak sama sekali.

"Flora! Tolong jangan tinggalkan Papah!" Zayn berteriak layaknya serigala yang begitu marah saat ini. Marah pada takdir yang sangat kejam padanya.

Semua menangis terisak melihat wajah mungil bocah cantik itu begitu menyedihkan. Satu persatu mereka memeluk Flora dan menumpahkan sedih di sana.

Shopia, adik dari Calvina pun turut menangis begitu sedih melihat keponakannya sudah tak lagi ada.

Hari yang seharusnya mendekati bahagia ketika menyambut sang buah hati kedua lahir justru menjadi hari yang paling menakutkan bagi Zayn dan keluarga.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀🤎MAMI•§¢•❀∂я

❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀🤎MAMI•§¢•❀∂я

mampir thor

2023-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Keinginan Membawa Petaka
2 Andai Takdir Bisa Di Tukar
3 Sikap Bijak Zayn
4 Zayn Akan Bertanggung Jawab
5 Kekesalan Irene Sebagai Ibu dan Mertua
6 Niat Baik Rista
7 Kegigihan Rista
8 Pandangan Shopia Pada Rista
9 Satu Minggu Merubah Segalanya
10 Pengganti
11 Kedatangan Nenek dan Kakek
12 Niat Jahat Seorang Ayah
13 Enam Bulan Waktu Berlalu Untuk Rista
14 Perubahan Yang Tanpa Sadar Terjadi
15 Kelemahan Zayn
16 Kemarahan Zayn Pada Rista
17 Salah Keputusan
18 Berakhir Penyesalan
19 Ikatan Batin
20 Rencana Yang Gagal
21 Perubahan Status
22 Kembalinya Calvina
23 Keinginan Calvina
24 Pengakuan Restu
25 Perjanjian
26 Kegelisahan
27 Kedatangan Zayn
28 Sebelum Terlambat
29 Perbedaan Rista dan Calvina
30 Insiden Di Pemakaman
31 Pengakuan Calvina
32 Kabar Haru Dari Sang Nenek
33 Kebimbangan
34 Masakan Untuk Menantu Kesayangan
35 Kedatangan Mertua
36 Pengamatan Zayn
37 Kedatangan Keluarga Kembali
38 Istrimu Sudah Mati
39 Pertemuan
40 Jalan Yang Buntu
41 Demi Menebus Salah Pada Nenek
42 Ulah Sang Ayah Yang Salah Paham
43 Kepergian Calvina
44 Nilai Minus
45 Kejahatan Yang Sebenarnya
46 Ketidak Sempurnaan Setiap Manusia
47 Kepasrahan Seorang Ibu
48 Kembalinya Rista dan Restu
49 Pilihan
50 Merindukan Sentuhan Suami
51 Menantu Kesayanganku
52 Jatuh Cinta Lagi
53 Rencana Menyusul
54 Kabar Baik
55 Kenyataan Yang Tidak Bisa Di Hindari
56 Kedatangan Keluarga
57 Mengungkapkan Kebenaran
58 Kedatangan Zayn
59 Perpisahan
60 Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
61 Keterkejutan
62 Kemarahan Zayn
63 Mendadak Menjadi Maling
64 Tertangkap Basah
65 Menyadari Statusnya
66 Surat Dari Ayah
67 Di Pilihan Yang Sulit
68 Suasana Bahagia
69 Memilih Melanjutkan Hidup Bersama Anak
70 Trik Licik Fara
71 Pasangan Romantis
72 Sosok Ibu
73 Rasa Trauma
74 Mencari Ayah
75 Pengumuman
76 Nasihat Shopia
77 Ingin Berterus Terang
78 Kekompakan Adik dan Kakak
79 Gengsi
80 Ketahuan
81 Kebesaran Hati Restu
82 Sulit Menerima Kenyataan
83 Ngidam Di Mulai
84 Kebohongan Calvina
85 Mood Ibu Hamil
86 Kedatangan Zayn
87 Permainan Berhasil
88 Mengutamakan Tanggung Jawab
89 Posisi Yang Sesungguhnya
90 Tanggung Jawab Yang Bukan Kewajiban
91 Kesalahan Zayn
92 Perdebatan Di Menangkan Oleh Prayan
93 Selamat Dari Amukan
94 Kekosongan
95 Waktu Yang Bersamaan
96 Akibat Ngidam
97 Keadaan Membalik
98 Menuju Ruang Operasi
99 Keadaan Yang Sebenarnya.
100 Keadaan Menegangkan
101 Kesalah Pahaman
102 Harapan Yang Salah
103 Memanggil Namanya Dalam Hati
104 Akting Bucin
105 Memanfaatkan Sang Istri
106 Keadaan Yang Memaksa
107 Ngidam Tertunda
108 Ingin Kabur
109 Drama Berakhir Penyesalan
110 Rasa Bersalah
111 Keluar Rumah Sakit
112 Perlindungan Nenek
113 Penculikan
114 Biang Kerok
115 Moment Manis Berujung Salah Paham
116 Pacar Ke Sembilan Puluh Sembilan
117 Demi Sang Istri
118 Hampir Khilaf
119 Kepergian Farel
120 Melahirkan
121 Berkas Pernikahan
122 Kedatangan Kembali
123 Keputusan Rista
124 Makanan Kesukaan
125 Kehangatan Yang Baru Di Rasakan
126 Pagi Mengganti Malam
127 Pernikahan Hangat
128 Sama-sama kelelahan
129 Perasaan Mulai Tumbuh
130 Hari kebahagiaan Restu
131 Sang Pewaris
132 Manisnya Suamiku
133 Bucket List
134 Keberangkatan Ke Luar Negeri
135 Sidang Perjodohan
136 Di Atas Ranjang
137 Pertemuan Setelah Sekian Lama
138 Mengungkap Kebenaran
139 Derasnya Hujan Malam
140 Keresahan Zayn
141 Persaingan
142 Malam Keluarga
143 Calon Shopia
144 Di Nomor Duakan
145 Perbedaan Di Belakang Layar
146 Kepergian Restu
147 Ingin Kuliah Di Tempat Yang Sama
148 Kehamilan Calvina
149 Posesif Ray Pada Sang Tante
150 Kekacauan Karena Ray
151 Derita Calon Pengantin
152 Bangun Kesiangan
153 Kebahagiaan Dan Duka
154 Cemburu
155 Ketakutan
156 Seperti Mimpi
157 Kerepotan Menjaga Bayi
158 Tamat
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Keinginan Membawa Petaka
2
Andai Takdir Bisa Di Tukar
3
Sikap Bijak Zayn
4
Zayn Akan Bertanggung Jawab
5
Kekesalan Irene Sebagai Ibu dan Mertua
6
Niat Baik Rista
7
Kegigihan Rista
8
Pandangan Shopia Pada Rista
9
Satu Minggu Merubah Segalanya
10
Pengganti
11
Kedatangan Nenek dan Kakek
12
Niat Jahat Seorang Ayah
13
Enam Bulan Waktu Berlalu Untuk Rista
14
Perubahan Yang Tanpa Sadar Terjadi
15
Kelemahan Zayn
16
Kemarahan Zayn Pada Rista
17
Salah Keputusan
18
Berakhir Penyesalan
19
Ikatan Batin
20
Rencana Yang Gagal
21
Perubahan Status
22
Kembalinya Calvina
23
Keinginan Calvina
24
Pengakuan Restu
25
Perjanjian
26
Kegelisahan
27
Kedatangan Zayn
28
Sebelum Terlambat
29
Perbedaan Rista dan Calvina
30
Insiden Di Pemakaman
31
Pengakuan Calvina
32
Kabar Haru Dari Sang Nenek
33
Kebimbangan
34
Masakan Untuk Menantu Kesayangan
35
Kedatangan Mertua
36
Pengamatan Zayn
37
Kedatangan Keluarga Kembali
38
Istrimu Sudah Mati
39
Pertemuan
40
Jalan Yang Buntu
41
Demi Menebus Salah Pada Nenek
42
Ulah Sang Ayah Yang Salah Paham
43
Kepergian Calvina
44
Nilai Minus
45
Kejahatan Yang Sebenarnya
46
Ketidak Sempurnaan Setiap Manusia
47
Kepasrahan Seorang Ibu
48
Kembalinya Rista dan Restu
49
Pilihan
50
Merindukan Sentuhan Suami
51
Menantu Kesayanganku
52
Jatuh Cinta Lagi
53
Rencana Menyusul
54
Kabar Baik
55
Kenyataan Yang Tidak Bisa Di Hindari
56
Kedatangan Keluarga
57
Mengungkapkan Kebenaran
58
Kedatangan Zayn
59
Perpisahan
60
Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
61
Keterkejutan
62
Kemarahan Zayn
63
Mendadak Menjadi Maling
64
Tertangkap Basah
65
Menyadari Statusnya
66
Surat Dari Ayah
67
Di Pilihan Yang Sulit
68
Suasana Bahagia
69
Memilih Melanjutkan Hidup Bersama Anak
70
Trik Licik Fara
71
Pasangan Romantis
72
Sosok Ibu
73
Rasa Trauma
74
Mencari Ayah
75
Pengumuman
76
Nasihat Shopia
77
Ingin Berterus Terang
78
Kekompakan Adik dan Kakak
79
Gengsi
80
Ketahuan
81
Kebesaran Hati Restu
82
Sulit Menerima Kenyataan
83
Ngidam Di Mulai
84
Kebohongan Calvina
85
Mood Ibu Hamil
86
Kedatangan Zayn
87
Permainan Berhasil
88
Mengutamakan Tanggung Jawab
89
Posisi Yang Sesungguhnya
90
Tanggung Jawab Yang Bukan Kewajiban
91
Kesalahan Zayn
92
Perdebatan Di Menangkan Oleh Prayan
93
Selamat Dari Amukan
94
Kekosongan
95
Waktu Yang Bersamaan
96
Akibat Ngidam
97
Keadaan Membalik
98
Menuju Ruang Operasi
99
Keadaan Yang Sebenarnya.
100
Keadaan Menegangkan
101
Kesalah Pahaman
102
Harapan Yang Salah
103
Memanggil Namanya Dalam Hati
104
Akting Bucin
105
Memanfaatkan Sang Istri
106
Keadaan Yang Memaksa
107
Ngidam Tertunda
108
Ingin Kabur
109
Drama Berakhir Penyesalan
110
Rasa Bersalah
111
Keluar Rumah Sakit
112
Perlindungan Nenek
113
Penculikan
114
Biang Kerok
115
Moment Manis Berujung Salah Paham
116
Pacar Ke Sembilan Puluh Sembilan
117
Demi Sang Istri
118
Hampir Khilaf
119
Kepergian Farel
120
Melahirkan
121
Berkas Pernikahan
122
Kedatangan Kembali
123
Keputusan Rista
124
Makanan Kesukaan
125
Kehangatan Yang Baru Di Rasakan
126
Pagi Mengganti Malam
127
Pernikahan Hangat
128
Sama-sama kelelahan
129
Perasaan Mulai Tumbuh
130
Hari kebahagiaan Restu
131
Sang Pewaris
132
Manisnya Suamiku
133
Bucket List
134
Keberangkatan Ke Luar Negeri
135
Sidang Perjodohan
136
Di Atas Ranjang
137
Pertemuan Setelah Sekian Lama
138
Mengungkap Kebenaran
139
Derasnya Hujan Malam
140
Keresahan Zayn
141
Persaingan
142
Malam Keluarga
143
Calon Shopia
144
Di Nomor Duakan
145
Perbedaan Di Belakang Layar
146
Kepergian Restu
147
Ingin Kuliah Di Tempat Yang Sama
148
Kehamilan Calvina
149
Posesif Ray Pada Sang Tante
150
Kekacauan Karena Ray
151
Derita Calon Pengantin
152
Bangun Kesiangan
153
Kebahagiaan Dan Duka
154
Cemburu
155
Ketakutan
156
Seperti Mimpi
157
Kerepotan Menjaga Bayi
158
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!