Kegaduhan mendadak terjadi di ruangan itu. Shopia yang sudah terlanjur berburuk sangka pada Rista tak bisa di tenangkan. Melihat sang kakak yang masih koma sampai saat ini membuatnya berpikir jika Zayn akan mudah berpaling pada wanita lain. Dan itu tidak bisa ia terima jika sang kakak akan di tinggal suami tercintanya.
"Shopia, hentikan!" teriak Matthew yang marah pada anak gadisnya.
Tubuh lemas Rista bahkan tidak melakukan perlawanan selain hanya menangis mengikuti tarikan kasar Shopia. Zayn diam memperhatikan kejadian di depannya. Ada ayah mertua yang tentunya lebih bisa mengendalikan Shopia dari dirinya.
"Tidak, Ayah. Biarkan aku membawanya pergi. Kak Calvina akan sedih melihat Kak Zayn dekat dengan wanita ini." teriak Shopia membantah.
Matthew yang marah dengan cepat menarik kuat tangan Shopia yang menggenggam erat tangan Rista. Di bawanya sang anak keluar dari ruangan rawat itu di ikuti Irene.
"Tetaplah di sini." ucap Gauri sebelum ia pergi pada Rista.
Ruangan pun seketika senyap ketika Shopia di bawa pergi. Tinggallah Rista, Zayn, dan kedua orangtua Zayn yang berjaga di ruangan itu. Melihat keadaan lemas Rista, Irene berinisiatif menuntunnya duduk di sudut ruangan yang terdapat sofa.
Sementara Zayn duduk di samping Calvina. Menggenggam tangannya dan mengecup punggung tangan wanita itu berkali-kali. Pemandangan yang manis menurut Rista. Sayang, ia tak akan bisa merasakan hal itu sampai kapan pun.
"Namanya Calvina, dia sudah empat tahun tidak sadarkan diri. Kami semua sudah putus asa dan pasrah, tetapi Zayn terus meminta untuk bertahan. Ia yakin istrinya akan sadar." ujar Irene memulai pembicaraan.
"Ternyata namanya Calvina. Dan dia Zayn. Pasangan yang sangat serasi." gumam Rista dalam hatinya menatap sendu sepasang suami istri itu.
Waktu yang bergerak kian cepat kini menunjukkan pukul sepuluh malam. Dimana rumah sakit sudah semakin sunyi dari pengunjung. Zayn tetap tak beranjak dari duduknya di sisi Calvina. Irene yang memilih istirahat di ruangan itu akhirnya terlelap.
"Istirahatlah. Besok aku akan mencarikan tempat untukmu sementara." pintah Zayn tanpa menatap Rista.
Wanita berperut besar itu berdiri dan mendekat ke arah Zayn. "Zayn, aku ingin pergi. Aku tidak akan merepotkanmu dan keluargamu." ujarnya memohon.
Ingatan bagaimana Shopia yang begitu marah melihat kehadirannya membuat Rista sangat tak nyaman. Ia yang tahu status dirinya yang tidak jelas tentu sangat memalukan setiap orang tahu dirinya tak memiliki suami.
Zayn menoleh dan bertepatan dengan itu suara pintu ruangan di buka paksa membuat Zayn berdiri tegap.
"Apa-apaan ini?" teriak Zayn marah. Irene yang semula terlelap mendadak sangat kaget. Ia terbangun dari tidurnya dan berdiri dengan linglung.
"Brengsek! Beraninya kau kabur, Rista? Ayo pulang!" Suara bariton seorang pria tua di ambang pintu di apit oleh beberapa pria bertubuh tinggi tegap membuat Rista gemetar ketakutan.
"Siapa dia?" tanya Zayn pada Rista.
"Oh jadi kau pria bajingan itu?" Pria tua itu balik bersuara mengarah pada Zayn.
Dua pria dengan usia berbeda saling tatap dengan tajam. "Cepat rekam kejadian ini. Seorang Zayn Yonathan putra dari Prayan Yonathan telah meninggalkan tanggung jawabnya setelah menghamili putriku."
Betapa syoknya Zayn dan Irene mendengar hal itu. Bahkan Irene sampai tak bisa berkata apa pun mendengar ucapan pria tua di depan sana.
"Rista, apa ini? Apa yang dia katakan? Kalian tidak bisa menuduhku seperti ini. Aku memiliki istri." ujar Zayn kekeuh menolak tuduhan itu.
Rista bukannya bersuara membela Zayn, ia justru mendekati Zayn dan melingkarkan tangan di lengan pria itu. "Tuan, tolong saya. Saya akan melakukan apa pun asal ada membantu saya lepas dari pria itu. Aku mohon..." bisik Rista justru memohon belas kasih dari Zayn.
Irene tak terima anaknya di tuduh seperti ini. Ia memilih berdiri di depan Zayn melindungi sang anak. Begitu pun dengan Prayan yang sangat marah.
"Tuan Candra, anda sudah salah memilih target untuk masalah ini. Anak saya memiliki istri dan tidak mungkin bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan." ujar Prayan tegas. Raut wajahnya sama sekali tak menunjukkan dirinya sedang merasa terancam. Apa pun bisa ia lakukan selama Zayn menolaknya.
Mendengar ucapan Prayan, pria itu hanya tersenyum remeh. "Baiklah jika begitu kalian tidak ada hak melindungi Rista. Berikan dia padaku!" teriaknya begitu menggelegar. Bagaimana pun keluarga Yonathan sangat di kenal sebagai keluarga rajanya pebisnis. Tidak mungkin ia bisa menang melawan mereka.
"Zayn, ku mohon tolong aku." Rista kembali berbisik bahkan Zayn bisa merasakan tangan wanita itu bergetar dan terasa begitu dingin.
Dengan pandangan tegasnya Zayn berkata, "Berikan Rista padaku. Dan aku akan bertanggung jawab atas ini semua. Dengan syarat tidak di publikasi. Apakah itu sudah cukup?" sahut Zayn menatap tajam pria tua di depannya yang tersenyum mendengar ucapannya.
"Bagus. Bagus. Aku yakin keluarga Yonathan tidak akan lari dari tanggung jawabnya." ujar Candra memilih pergi bersama pasukannya.
Sementara Prayan Yonathan menatap Zayn dengan tatapan penuh tanya. Pikirannya mulai curiga terhadap hal buruk yang terjadi pada wanita di samping Zayn.
"Zayn, apa itu artinya..." Irene tak sanggup meneruskan pertanyaannya. Ia menatap nanar sang putra merasa tak percaya jika Zayn yang menjadi pelaku atas kehamilan Rista.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
wah zayn kok bisa🤔🤔🤔🤔
2023-07-28
0