Nela’S Rebel Heart
Sosok gadis dengan tatapan sendu merasakan sakit yang menusuk di dadanya. Ia memeluk tubuhnya yang kurus dan bergetar. Pakaiannya yang hitam pekat seolah mencerminkan hatinya yang gelap.
Di pipinya yang pucat, ada bekas memar berwarna biru. Tapi itu bukan sumber rasa sakitnya.
“Kamu itu anak gadis seharusnya cuman di rumah!” teriak suara lantang dari balik pintu kamar.
“Kamu tidak perlu belajar tinggi. Pada akhirnya jadi ibu rumah tangga!” lanjut suara itu dengan nada sinis.
“Kamu tidak berhak jadi penerus perusahaan Papa! Hanya Arie yang bisa!” ujar suara itu dengan nada angkuh.
Gadis itu menutup telinganya dengan kedua tangannya. Ia tidak tahan mendengar cacian dari ayahnya sendiri. Apa salahnya ia ingin belajar dan berkembang? Apa salahnya ia ingin menjadi pemimpin? Apa salahnya ia terlahir sebagai wanita?
“Pantas aja mama kabur dari papa, hehe," gumam gadis manis yang tidak tahu apapun dengan nada pahit.
...****************...
Gadis itu menatap dingin ke arah polisi muda yang duduk di depannya. Ia tidak peduli dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ia hanya menjawab dengan singkat dan acuh.
Ia baru saja terlibat dalam tawuran antara geng ceweknya dengan geng cowok berandal. Ia merasa perlu untuk membela diri dan teman-temannya dari pelecehan dan penghinaan yang mereka terima.
“Kakak tau apa yang gue benci?” tanya gadis itu dengan nada menantang.
“Tidak, karena itu saya berada di sini untuk meluruskan masalah,” jawab polisi muda itu dengan tenang.
“Geng pria itu suka merendahkan cewek kalau kakak mau tau. Dia lecehin orang yang lewat jadi kenapa gue nggak boleh bertindak?” ujar gadis itu dengan nada kesal.
“Cara kamu yang salah. Kamu bisa saja laporkan ke pihak berwajib,” kata polisi muda itu dengan tegas.
“Buat apa ngelaporin kalau kasusnya nggak di usut lebih jauh. Apalagi tuh cowok anak penjabat pasti mudah lepas,” balas Gadis itu dengan nada sinis.
Polisi muda itu tampak berpikir sejenak. Ia mengetukkan jarinya di atas meja dengan irama pelan.
“Begini saya akan usut kasus ini hingga selesai. Jika saya bisa menuntaskan kasus ini maka kamu harus berhenti tawuran,” tawar polisi muda itu dengan serius.
“Deal! Gue terima,” kata Gadis itu tanpa ragu.
Gadis itu tersenyum manis saat melihat sosok pria yang mengenakan seragam polisi. Ia mengagumi keberanian dan kebaikan hati pria itu. Ia adalah polisi muda yang telah menepati janjinya untuk menyelesaikan kasus tawuran yang melibatkan Gadis itu.
“Kenapa senyum? Ada yang salah dari baju gue?” tanya pria itu dengan nada gugup.
“Enggak, gue suka aja liat kakak pakai baju ini,” jawab gadis itu dengan jujur.
Tiba-tiba, dua orang tua datang dari arah utara dengan tersenyum ramah. Mereka adalah orang tua dari polisi muda itu. Namun, senyum mereka segera hilang saat melihat gadis itu.
“Hubungan kalian itu apa, Nak?” tanya ibu dari polisi muda itu dengan nada curiga.
“Oh, kami cuman temen, Bun,” jawab polisi muda itu dengan cepat.
“Kamu nggak ada rasa sama dia kan, Nak? Jika ada Bunda mohon kalian berhenti dari sekarang.” kata ibu dari polisi muda itu dengan nada dingin.
Gadis itu hanya tersenyum canggung. Ia bisa merasakan ketidaksukaan ibu dari polisi muda itu kepadanya. Ia tahu bahwa ibu itu tidak akan menyetujui hubungan mereka.
“Jangan begitu, Bun. Aku nggak enak sama dia. Lagian kenapa Bunda keliatan benci sama Gadis itu padahal waktu pertama kali bertemu nggak gini,” bela polisi muda itu dengan nada lembut.
“Bunda nggak benci. Tapi … kalian nggak akan bisa bersama,” ucap ibu dari polisi muda itu dengan nada sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rohani 15
kenapa
2023-07-22
0
Rohani 15
dih aneh banget
2023-07-22
0
Rohani 15
:)
2023-07-21
0