ABHINAYA
Malam ini, tepatnya pukul 23.00 nanti. Seluruh anggota SAVAGE akan melakukan Fun Night Ride, kegiatan yang mereka lakukan ketika ada waktu luang saat weekend. Tujuannya untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota SAVAGE.
Motor Kawasaki Ninja 250 FL milik Abhian baru saja memasuki halaman basecamp Savage. Saat ini baru dia seorang yang ada disana, anggota Savage yang lain mungkin masih dalam perjalanan menuju basecamp.
Abhian Maheswara, merupakan leader Savage angkatan ke-2 yang baru saja terpilih untuk menggantikan Aldi yang melanjutkan kuliahnya di luar kota. Wataknya yang tegas dan cepat mengambil keputusan membuatnya terpilih menjadi pemimpin geng motor tersebut. Abhian sendiri bergabung disana atas ajakan Aldi, kakak kelasnya. Awalnya Abhian tidak tertarik untuk bergabung, tetapi melihat rasa kekeluargaan mereka yang erat membuat jiwa kesepiannya bergejolak. Akhirnya, ia memutuskan untuk ikut menjadi bagian dari mereka.
Malas menunggu sendirian, lelaki dengan potongan rambut undercut itu memilih menuju warung mba Risma yang terletak di depan basecamp mereka. Ia berniat menunggu yang lain seraya minum kopi.
Setelah kepergian Abhian, seseorang yang sejak tadi bersembunyi kini memulai pergerakannya. Dengan hati-hati, pria itu melangkah mendekati motor milik Abhian, yang terparkir di sana. Netra Pria itu tak lepas dari Abhian yang menjadi objeknya, ia selalu memastikan agar lelaki itu tak memergokinya saat menjalankan aksi.
Pria dengan topi hitam bermotif bintang yang menutupi wajahnya itu berjongkok di samping motor sport Abhian. Tangannya terulur merogoh saku hoodienya, untuk mengeluarkan cutter. Cutter itu ia gunakan sebagai alat untuk memotong kabel rem milik motor Abhian.
Kabel itu belum sepenuhnya terpotong, namun aksi pria itu harus terhenti karena mendengar suara motor yang sepertinya sedang menuju basecamp.
Pria itu memilih untuk berhenti, sebelum kehadirannya tertangkap oleh anak Savage. Ia berlari kembali ke motornya yang tersembunyi di belakang basecamp, dan melesat pergi dari sana tepat saat anggota inti Savage tiba di halaman basecamp.
Abhian melihat sudah banyak anggota Savage yang berdatangan, lelaki itu segera menghabiskan sisa kopi di dalam gelasnya dalam sekali tegukkan. Setelahnya, barulah ia menghampiri anggotanya yang sudah mulai memadati halam basecamp.
"Cepet sekali pak ketua datangnya," celetuk Sandi dengan helm yang masih setia menempel di kepalanya.
Abhian masih agak canggung dengan embel-embel ketua yang baru saja di sebut Sandi padanya. Dua hari yang lalu, ia baru saja resmi menjadi leader baru mereka. Menjadi seorang leader geng motor tentunya merupakan tanggung jawab besar, sebab keselamatan semua anggota Savage yang jumlahnya hampir empat puluhan itu menjadi tanggung jawab Abhian sekarang.
"Udah datang semua?" tanya Abhian, menatap Edgar meminta jawaban. Edgar merupakan sahabat dekat Abhian di sekolah, dia juga salah satu anggota inti di Savage.
"Kayaknya Novan dan Raul yang belum datang, dua manusia itu belum keliatan wujudnya," jawab Edgar.
Tepat saat Edgar selesai mengucapkan kata terakhirnya, dua motor baru saja memasuki halaman basecamp. Keduanya adalah orang yang tadi di tunggu, Novan dan Raul.
Novan melepas helmnya. Lelaki itu menyisir rambutnya menggunakan kelima jari dengan gaya sok keren, membuat Sandi yang melihat itu ingin melempar Novan menggunakan helmnya.
"Karet banget nih berdua, kan janjiannya jam sembilan. Ini sudah hampir jam sepuluh baru datang," omel Sandi.
"Sorry, gue lagi apes malam ini. Ban motor gue kempes pas perjalanan ke sini, untung aja ada Novan yang lewat, kalo kagak bisa dorong motor semalaman gue," curhat Raul, raut wajahnya memang terlihat sangat kelelahan.
Abhian menepuk pundak Novan tiba-tiba, membuat si empu terlonjak kaget. "Suruh yang lain siap-siap, Van. Gue ke warung mba Risma dulu sebentar," ujar Abhian. Bukan tanpa alasan ia menyuruh Novan, sebab lelaki itu adalah wakilnya. Tenggorokan Abhian terasa seret setelah minum kopi hitam tadi, ia ingin mentralkannya kembali dengan minum air putih.
"Mau ngapain emang?" tanya Novan.
"Beli air, seret tenggorokan gue."
Sandi berdiri di depan Abhian dengan semangat. "Sini gue aja yang beli pak ketua, sekalian nyamperin calon pacar," tawarnya. Calon pacar yang di maksud Sandi adalah Ayu, anak gadis mba Risma.
Mendengar itu, tangan Raul melayang menggeplak belakang kepala Sandi. "Jangan modus, deh!"
"Gue aja, bi. Haus gue, pengen beli minum juga, jadi sekalian aja. Lo sebagai ketua yang harusnya monitor yang lain buat siap-siap," usul Novan.
Ucapan Novan ada benarnya, Abhian pun menitipkan air mineralnya pada Novan. Ia tidak pergi sendirian, ada Sandi yang memaksa ikut, dia sangat ingin bertemu Ayu. Mereka berdua mulai berlari kecil menuju warung mba Risma.
****************
Semua anggota SAVAGE sudah siap di atas kuda besi masing-masing, menunggu pergerakan Abhian yang akan memimpin kegiatan Night Ride mereka malam ini. Motor Abhian melaju lebih dulu, diikuti motor Novan, Sandi, Raul, dan Edgar dibelakangnya, kemudian disusul oleh semua anggota SAVAGE.
Pemandangan malam hari dengan lampu-lampu yang menyinari jalanan kota, serta hembusan angin malam tentunya memberikan kesan yang berbeda, dan membuat tubuh mereka menjadi terasa rilex kembali.
Rute perjalanan mereka lumayan jauh, namun hanya akan memakan waktu tempuh 30 sampai 45 menit saja jika melaju dengan kecepatan penuh. Jalan yang mereka lewati pun tidak begitu ramai, mungkin karena sudah hampir tengah malam jadi tak banyak pengendara lain yang melintas.
Abhian mengerjapkan kelopak matanya yang mulai terasa berat, rasa kantuk membuat konsentrasi mengemudinya menurun.
Dia merasa ada yang aneh dengan dirinya yang tiba-tiba merasa mengantuk. 15 menit yang lalu ia masih baik-baik saja, bahkan sebelum berangkat lelaki itu sempat menghabiskan segelas kopi.
Berniat berhenti, Abhian menarik rem motornya, namun motor itu tetap melaju. Ia manarik kembali kedua remnya secara bersamaan, tetapi hasilnya sama saja, sepertinya ada yang salah juga dengan remnya. Motornya sesekali kehilangan kendali, Abhian memukul helmnya, berusaha agar tetap terjaga.
Novan yang berkendara di belakang Abhian bingung melihat motor Abhian yang beberapa kali terlihat kehilangan kendali dan keluar jalur. Dia menoleh ke arah Sandi yang ternyata juga menyadari hal yang sama.
"Bi, lo gak papa ?!" teriak Sandi, yang tak dihiraukan Abhian.
Telinga Abhian berdengung hebat, tangannya yang mencengkram kuat handle gas motor membuat motornya melaju semakin cepat di luar kendalinya.
Merasa ada yang tidak beres, Novan menambah kecepatan motornya agar sejajar dengan motor Abhian. Dipanggilnya nama lelaki itu berkali-kali namun masih tak di balas, ia melihat Abhian yang terus-menerus memukul helmnya.
"Bi, ada masalah?!" teriaknya setelah berhasil menyusul motor Abhian. "Kurangi kecepatan motor lo, mending berhenti dulu kalau ada yang gak beres," teriaknya sekali lagi, namun tetap tak di hiraukan Abhian.
Sekitar 150 meter dari posisi mereka terdapat perempatan dengan lampu lalu lintas yang sudah berubah jadi merah.
"Sialan," umpat Novan frustasi, ia berharap tidak ada pengendara lain yang melintas ketika mereka menerobos lampu merah di perempatan itu nanti.
Abhian tak kuasa lagi menahan rasa mengantuknya, pandangan berubah remang-remang, tangannya tak lagi menggenggam handle gas dengan kuat, dan motor itu benar-benar melaju tanpa kendali darinya.
Novan menarik rem kanan dan kirinya bersamaan, membuat motornya jatuh dan tergesek di aspal. Matanya membulat, melihat motor Abhian menabrak kuat pengendara yang melintas dari arah kiri hingga si pengendara terpental jauh dari motornya.
Semua anggota SAVAGE tentu kaget melihat kecelakaan Abhian di depan mata mereka, semuanya berhenti dan bergerak turun dari motor untuk menghampiri Abhian juga pengendara yang tergeletak tak berdaya di atas aspal.
"Van, Lo gak papa?" Sandi menghampiri Novan terlebih dahulu yang masih terduduk lemas dengan motor yang menimpa kaki kanannya.
Novan mengangguk, "Abhian dulu San, cepet bawa kerumah sakit," ucapnya menunjuk Abhian, lelaki itu terbaring tidak jauh dari motornya yang rusak parah.
Sandi kemudian segera menelpon rumah sakit meminta mereka mengirim kan ambulance untuk pasien kecelakaan motor. Tidak butuh waktu lama, dua ambulance yang mereka kirim tiba di lokasi kecelakaan.
Petugas ambulance turun membawa kotak medis dan Tandu Skop masing-masing ke arah Abhian dan pengendara motor itu untuk memberi pertolongan pertama, setelah itu mengevakuasi mereka ke rumah sakit.
Tak jauh dari posisi Abhian terbaring kesakitan, ada seseorang yang menatap leader Savage dan pengendara motor itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Di satu sisi, ia puas karena rencananya berhasil. Namun, ada rasa takut saat melihat orang lain yang jauh diluar prediksinya ikut terlibat dalam kecelakaan yang ia rencanakan itu.
...****************...
*❗**Picture by Pinterest* ❗
Halo semua, selamat datang di cerita ABHINAYA. Jangan lupa like, subscribe dan komen ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
A𝒔𝒉𝒊𝒆-`ღ´-
baru baca uda tegang , semoga abhian selamat.
2023-09-05
0
𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹
Jadi deg-deg an
2023-09-05
0
𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹
Jawa😍
2023-09-05
0