3. Rasa Bersalah

Setelah meratapi keputusan bodohnya, Abhian kembali ke kamar inapnya. Ketika masuk, ia mendapati laki-laki dengan setelan jas sedang berdiri di sisi ranjangnya sambil berkacak pinggang.

"Pa," panggil Abhian, membuat laki-laki berbalik badan kemudian menatapnya dari kepala hingga kaki.

Juan, laki-laki yang disebut Papa oleh Abhian melangkah mendekat, kemudian secara tiba-tiba sebuah tamparan melayang di pipi kiri Abhian yang sebelumnya sudah penuh luka akibat kecelakaan. Darah segar kembali keluar dari sudut bibir Abhian, pipinya terasa panas karena kuatnya tamparan Papanya.

"Anak sialan," umpat Juan, mendengar itu Abhian hanya tersenyum masam.

Bukan pertanyaan apakah dirinya baik-baik saja, atau bagaimana dengan luka-lukanya setelah kecelakaan yang Abhian terima, melainkan makian dan kata-kata menusuk dari Papanya.

"Sudah berapa kali Papa bilang sama kamu? Jangan buat saya malu sama kelakuan mu itu! Sekarang malah berulah nabrak anak orang sampai meninggal, kalau orang tuanya nuntut kamu gimana? Hah?!" marah Juan, emosinya benar-benar sudah di ujung kepala.

"Kalo mereka nuntut, aku akan tanggung jawab. Tapi kecelakaan ini diluar kendali aku, aku juga sebenarnya gak mau nabrak orang yang gak pernah ada hubungannya sama aku," bela Abhian, kecelakaan memang bukan hal yang bisa diprediksi manusia, itu kehendak Tuhan., tak ada yang tau kapan dan bagaimana menghindarinya. Namun, tanggung jawab katanya? Abhian merutuki mulut bodohnya. Tadi saja ia segera melarikan diri ketika mendengar orang itu meninggal, lalu bagaimana dia bisa bertanggung jawab?

Juan melipat tangannya di depan dada, ia memandang Abhian remeh, "Tanggung jawab katamu? Dengan cara menyerahkan diri lalu dipenjara gitu? Kamu gak mikirin Papa? Harga diri dan bisnis papa bisa jatuh kalo orang-orang tau anaknya napi!" sarkasnya.

Ini lah Papanya, hanya mementingkan harga diri dan bisnis, selain itu ia tidak peduli termasuk keluarganya sendiri. Abhian kini paham perasaan mamanya, yang tidak tahan hidup dengan manusia egois seperti Juan.

"Intinya kamu diam saja, jangan sampai orang-orang yang dengar berita ini tau kalo kamu pelakunya. Masalah hukuman yang akan kamu terima biarkan pengacara papa yang urus," perintah Juan.

Abhian tertawa, tawa yang di buat-buatnya. "Kenapa repot-repot ngurusin kasus anak sialan ini Pa?"

"Saya lakukan ini untuk diri saya sendiri, bukan kamu," setelah mengucapkan itu, Juan melenggang meninggalkan Abhian.

...****************...

Naya menatap nisan bertuliskan nama Almarhum kakaknya itu. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa Nabil akan meninggalkan dirinya secepat ini.

Nabil merupakan sosok kakak yang sekaligus berperan sebagai Ayah untuk Naya. Kehilangan ayahnya saat kecil tidak membuat Naya merasa kekurangan kasih sayang, sebab ada Nabil yang menggantikan peran itu untuknya. Namun kini, Naya telah kehilangan keduanya.

Setelah mendoakan, orang-orang yang tadi datang melayat mulai meninggalkan tempat pemakaman Nabil. Beberapa dari mereka ada yang masih menetap, dan mencoba menghibur Naya dan Ibunya agar mengikhlaskan dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Citra merangkul putri bungsunya itu, mengajak Naya untuk kembali ke rumah. Namun Naya bergeming, ia ingin tetap berada di posisinya saat ini untuk beberapa waktu kedepan. Gadis itu masih ingin berada di samping kakaknya.

"Mama duluan saja pulangnya, nanti kalo udah puas disini, baru Naya nyusul Ibu," katanya, dengan suara parau.

Wanita itu mati-matian menahan agar isak tangisnya agar tak terdengar oleh putrinya, ia tak ingin menambah kesedihan Naya. "Oke nak, kalau sudah puas jangan lupa pamit sama kakakmu lalu pulang, ya?" ucap Citra yang dibalas anggukan kepala oleh Naya.

Disisi lain, Abhian berdiri di samping pohon yang letaknya tidak jauh dari tempat Nabil di makamkan. Ia mengikuti ambulance yang membawa jenazah Nabil dengan taksi dari rumah sakit ke rumah Naya kemaren, dan mendengar dari tetangga Naya, bahwa kakak gadis itu akan di makamkan hari ini.

Masih dengan baju pasien yang ia lapis jaket hitam dan dengan kondisi yang belum sepenuhnya pulih, Abhian meninggalkan rumah sakit hanya untuk melihat pemakaman Nabil dari kejauhan.

Rasa bersalah menggerogotinya ketika melihat Naya menumpahkan air matanya di samping makam kakaknya. Gadis itu mengeluarkan semua rasa sedihnya ketika semua orang sudah pergi dari sana.

"Kenapa kakak harus jemput aku hari itu? Kenapa gak biarin aku pulang sendiri aja?, Naya menyeka air matanya. "Katanya mau bawa aku pulang kerumah, tapi kenapa malah kakak pulang sendiri ke tempat yang jauh?" lanjutnya, bermonolog yang samar-samar dapat di dengar Abhian.

Gadis itu mengusap gundukan tanah yang terhias taburan bunga di atasnya, ia mengusap lembut seolah-olah dapat dirasakan kakaknya yang berada di bawah sana.

Setelah merasa cukup, Naya bangkit dari duduknya. "Aku pamit, nanti kalo rindu aku datang lagi kak. Aku .... akan sering-sering kesini untuk ketemu kakak," tuturnya, setelah itu meninggalkan rumah baru kakaknya.

Melihat kepergian Naya, baru lah Abhian menghampiri makam Nabil. Ia menabur bunga yang sebelumnya sempat ia beli ke atas makam Nabil. Lelaki itu memandang nisan yang bertuliskan nama Nabil, tanggal lahir dan tanggal wafatnya. Nabil tidak pernah mengenal Abhian dan tak ada sangkut pautnya dengan lelaki itu selama hidup. Namun harus kehilangan nyawanya karena Abhian.

"Maaf."

Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Abhian.

Orang-orang mengenal Abhian sebagai sosok yang tidak punya hati, yang tidak peduli siapapun selain orang-orang yang ia anggap penting dalam hidupnya. Tapi hari ini, orang yang tidak punya hati itu menangisi dirinya yang telah mengacaukan hidup orang lain.

"Gue janji, kalo keberanian gue kembali dan gue ketemu sama keluarga lo, gue bakal lindungi mereka dengan semua kemampuan yang gue punya. Jadi kak, gue harap lo tenang disana," ucapnya.

"Dan karena memilih jadi pengecut yang lari dari kesalahan, gue .... benar-benar minta maaf kak," tambahnya.

Terpopuler

Comments

A𝒔𝒉𝒊𝒆-`ღ´-

A𝒔𝒉𝒊𝒆-`ღ´-

kasian naya😢

2023-09-05

0

𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹

𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹

Orang yg membenci kita, enggak akan percaya ada kebaikan dlm diri kita.
Seolah mereka menutup mata untuk itu.

2023-09-05

0

𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹

𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹

Sakit memang nay😭

2023-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!