Satu tahun berlalu sejak kecelakaan itu, setelah menerima hukuman dan fokus mengobati cederanya, Abhian kini kembali ke kehidupan normalnya sebagai seorang siswa kelas 12 di SMA Nusantara.
Teman-teman sekolahnya mengira Abhian pergi berobat keluar negeri, itu sebabnya ia lama tidak terlihat masuk sekolah. Nyatanya, lelaki itu menjalani hukumannya selama 6 bulan dengan sembunyi-sembunyi atas perintah Papanya.
Kecelakaan itu di selesaikan secara tertutup, itu sebabnya tak ada yang tau tentang itu selain anggota Savage yang ikut night ride malam itu. Semua anggota disuruh tutup mulut oleh Juan, mereka pun setuju karena kecelakaan ini melibatkan ketua mereka.
Selama kepergiannya, SAVAGE, geng motor yang dulu ia pimpin dipindah tugaskan ke tangan Novan yang dulu menjabat wakil untuk sementara waktu. Selama dibawah pimpinan Novan, Abhian sering menerima laporan bahwa kekompakan anggota mereka perlahan memudar. Permusuhan antar anggota sering terjadi bahkan sampai ada yang saling adu jotos. Basecamp mereka yang dulunya khusus untuk anak-anak Savage, tidak sembarang orang bisa keluar-masuk dengan bebas. Namun kini basecamp itu seolah menjadi tempat umum untuk para anggota bertemu dengan pacar mereka masing-masing. Mendengar situasi kacau itu, Abhian merasa harus segera kembali ke tempatnya semula.
Lelaki itu memarkirkan motornya di parkiran sekolah, bukannya turun dan segera menuju kelas, ia malah duduk santai di atas motornya menunggu sandi, Edgar, dan Novan datang, karena motor mereka belum nampak di parkiran.
Padahal ini masih sangat pagi, namun Abhian melihat sudah banyak siswa-siswi yang datang, dan rata-rata mereka siswa-siswi baru yang sedang melaksanakan kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah. Melihat mereka mengingatkan Abhian pada dirinya dulu ketika menjadi siswa baru di SMA Nusantara. Ia telah melewati dua tahun masa putih abu-abunya begitu saja karena kecelakaan yang menimpanya, dan kini satu tahun terakhir ini ingin ia nikmati sepenuhnya sebelum ia lulus nanti.
Sekitar lima belas menit menunggu, Edgar akhirnya sampai lebih dulu dan memarkirkan motornya tepat di sebelah motor Abhian.
Lelaki dengan lesung di kedua pipinya itu membuka helmnya, "Wih, motor baru nih," celetuknya ketika melihat Abhian duduk di atas motor yang berbeda dengan motor milik Abhian sebelumnya.
"Yang dulu ancur, rusak parah," balas Abhian. Motornya yang dulu memang sudah tidak bisa di pakai karena rusak berat, nantinya motor itu ia akan kirim ke bengkel untuk di perbaiki.
"Woy!" Teriak Sandi yang juga baru tiba di parkiran, setelah memarkirkan motornya di sebelah motor Edgar lelaki itu langsung melompat turun dari motor dan berlari untuk memeluk Abhian.
"Lepasin, sat," Abhian mendorong tubuh Sandi yang memeluknya erat, malu karena di liat murid-murid lain yang melewati mereka.
Setelah melepaskan pelukannya, kedua tangan sandi terulur di depan Abhian. "Oleh-oleh dari luar negeri buat gue, mana?"
Mendengar itu, tangan Edgar dengan ringan mengeplak belakang kepala Sandi membuat sang empu meringis kesakitan. "Temen gatau adab, bukannya nanya kondisi si Abhi malah nanya oleh-oleh!"
"Yaelah, gar, kalo ada lo mau juga pasti," Sandi mengusap belakang kepalanya yang perih karena di pukul Edgar.
"By the way, kondisi Lo gimana bi, Lo baik-baik aja kan selama ini?" kini Edgar yang bertanya yang hanya di balas anggukan oleh Abhian.
Bagi Abhian, rasanya ia tidak pantas untuk hidup baik-baik saja setelah membuat orang lain kehilangan nyawa.
"Ayok dah ke kelas, anak-anak yang lain pasti seneng kalo liat lo masuk sekolah," ajak Edgar.
"Kagak sekalian nunggu si Novan dulu?" tanya Abhian, pasalnya yang sejak tadi dirinya tunggu adalah Novan. Banyak yang ingin dia tanyakan tentang geng motor itu padanya. Namun batang hidung Novan belum muncul juga sampai sekarang.
"Paling kesiangan dia, anak itu memang sering telat bi, jadi jangan di tunggu," tutur Sandi.
...****************...
Hari ini merupakan hari terakhir kegiatan MPLS bagi Siswa-siswi baru di SMA Nusantara. SMANTARA merupakan sekolah swasta yang terkenal karena melahirkan banyak alumni berprestasi, baik di bidang akademi maupun non akademik. Sekolah ini memiliki proses seleksi yang sulit dan tentunya biaya masuknya tidak sedikit. Namun untuk orang-orang berduit dan berkuasa, mudah saja bagi mereka untuk masuk di sini.
Naya berhasil masuk sekolah elit itu melalui beasiswa. Saat masih duduk di bangku SMP, gadis itu pernah mendapat juara 1 lomba debat siswa SMP-SMA tingkat provinsi dan juara 3 di tingkat nasional. Prestasi itu membuatnya lulus seleksi beasiswa dari Yayasan SMANTARA.
SMA Nusantara sudah menjadi sekolah tujuan Naya sejak lama, selain karena sekolah itu merupakan salah satu sekolah unggulan, ambisi balas dendam juga menariknya ke sana.
Dua tahun lalu Naya berusaha mencari tahu informasi seputar anggota geng motor yang menabrak kakaknya. Sayangnya tidak banyak informasi yang Naya dapatkan, ia hanya diberitahu bahwa sebagian besar anggota dari geng motor bernama Savage itu merupakan remaja yang masih berstatus pelajar di SMA Nusantara. Harapan Naya, semoga orang yang ia cari masih bersekolah di sana. Permintaannya tidak banyak, ia hanya ingin orang itu bertanggung jawab dan minta maaf langsung kepada dia dan Mamanya.
Kepada seluruh siswa-siswi baru tahun ajaran 2023/2024, diharapkan segera menuju lapangan utama. Sekali lagi kami himbau kepada seluruh siswa-siswi baru agar bergegas menuju lapangan utama.
Suara seorang panitia MPLS siswa baru lewat mikrofon menggema di setiap sudut SMA Nusantara. Seluruh Siswa-siswi baru yang tadinya berhamburan kini berbondong-bondong menuju lapangan utama sesuai arahan panitia, termasuk Naya dan Zulfa.
Oh iya, disini Naya tidak masuk seorang diri, ada Zulfa bersamanya. Berbeda dengan Naya yang diterima beasiswa dan lolos SMATARA jalur prestasi, Zulfa lolos di sekolah itu lewat jalur tes. Soal biaya ,orang tua Zulfa merupakan orang berada sehingga tidak menjadi masalah bagi mereka.
Setelah semua siswa-siswi baru memadati lapangan utama, barulah kegiatan MPLS hari terakhir di mulai.
Untuk di hari ini, kegiatannya hanya di isi oleh penampilan demo ekstrakurikuler siswa. Tujuannya tentu saja untuk memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang ada di SMATARA, mulai dari Paskibra, PMR, Pramuka, Kelompok Ilmiah, club bahasa, kesenian, olahraga, hingga bela diri.
Naya sama sekali tidak tertarik untuk memasuki ekstrakurikuler yang di tawarkan, lagipula ia tidak punya waktu untuk itu. Setelah pulang sekolah, gadis itu harus pergi ke cafe tempatnya bekerja. Kalau di butuhkan, gadis itu biasa pulang tengah malam ketika cafe sudah tutup. Setelah sampai di rumah, ia harus lanjut belajar dan menyelesaikan tugas sekolahnya. Jadi, waktunya sudah sangat padat setiap harinya.
Naya bangkit dari duduknya, membuat Zulfa yang berada di sampingnya spontan menoleh, "Mau kemana, Nay?" tanya Zulfa.
"Toilet, mau ikut?"
Zulfa berpikir sejenak, ia melihat sekilas ke arah tengah lapangan dimana para anggota PMR sedang menampilkan demo eskul mereka, "Kamu sendiri gapapa, Nay? Anak PMR pada ganteng-ganteng sayang kalo di lewatkan," ucapnya, mengundang gelak tawa Naya.
"Gapapa, udah lo nonton aja. Gue juga cuma sebentar doang," Naya menepuk rok bagian belakangnya yang sedikit kotor karena duduk di atas tanah tanpa alas.
"Oke, Nay, hati-hati, kalo nyasar telpon aja ntar gue nyusulin," ujar Zulfa yang Naya balas dengan acungan jempolnya.
Setelah diberi izin oleh panitia osis yang berjaga di sekitar tempat Naya, gadis itu pun dipersilahkan untuk pergi ke toilet. Sebenarnya toilet hanya menjadi alasannya, Naya hanya ingin mencari udara segar karena merasa suntuk selama penampilan demo eskul.
Gadis itu berjalan sembari meneliti sudut-sudut sekolah yang dia lewati. Bangunan sekolahnya ini sangat asri, bisa dilihat dengan banyaknya tanaman-tanaman hijau dan bunga yang diletakkan di dalam pot gantung di sepanjang koridor yang Naya lewati. Tidak hanya di koridor lantai satu, tetapi ada juga pada koridor lantai dua dan tiga.
Dari arah yang berlawanan dari posisi Naya, terdapat tiga orang lelaki yang berjalan seraya berbincang. Melihat seragam mereka yang amburadul; kemeja yang dikeluarkan dari celana, rambut lebat dan acak-acakan, membuat Naya menarik kesimpulan bahwa mereka itu adalah kakak kelasnya.
Naya tidak kenal siapa mereka, dan tidak ingin kenal juga. Namun tatapan salah satu dari mereka terus tertuju ke arahnya, membuat Naya berpikir keras apakah dia mengenal orang itu. Ngeri terus di tatap seperti itu, Naya mempercepat langkahnya agar segera pergi dari sana.
Sementara Abhian mematung ditempatnya melihat punggung Naya yang semakin menjauh. Ya, orang yang Naya maksud adalah Abhian.
Cowok itu terdiam karena kaget sekaligus bingung melihat kehadiran gadis itu di sekolahnya, ia tentu saja mengingat Naya. Namun nampaknya, gadis itu tidak tahu siapa Abhian.
"Kenapa, bi? Lo kenal dia?" tanya Sandi yang baru sadar dengan Abhian yang terus menatap punggung gadis itu.
Abhian tidak menjawab, ia hanya mengepalkan tangannya yang mulai bergetar. Melihat sosok Naya lagi setelah satu tahun berlalu membuat memori kecelakaan itu muncul kembali di kepalanya. Trauma fisik Abhian mungkin sudah mulai pulih, namun tidak dengan trauma mentalnya.
Disaat yang bersamaan, ia teringat janjinya saat mengunjungi makam makam gadis itu. Abhian mengatakan bahwa ia berjanji akan menjaga adiknya. Namun Abhian kini meragu, akankah ia bisa menepati janji itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
𝐃ⁱʸᵃʰ 𝖆⃟𝖑⃟ Aᶻˡᵃᵐ🏹
Di dewasa kan oleh keadaan💪
2023-09-06
0
A𝒔𝒉𝒊𝒆-`ღ´-
mereka satu sekolah ? omg takdir memang mempertemukan kalian sebagai jodoh kayanya
2023-09-05
0
Rizka Hs
engha dulu nanti ada keco, geli
2023-09-05
0