Trapped In His Cage

Trapped In His Cage

First Meet

Saat itu sekitar pukul tiga dini hari di Interlaken dengan badai salju yang menemani akhir tahun. April Lilian Berwyn, seorang wanita cantik yang memiliki rambut hitam sedang bersusah payah membalut syal dilehernya.

Malam ini sangat dingin dan dia harus pulang setelah membeli makanan karena lapar tengah malam yang melanda.

BRAK

Terdengar suara benturan yang sangat keras, seketika kakinya berlari menuju ke sumber suara. April mencari dan memeriksa di setiap gang, di waktu dini hari semua orang sudah tertidur apalagi saat ini sedang badai salju sangat sedikit orang yang keluar.

“Astaga kecelakaannya parah!” ternyata sebuah mobil sport mewah menubruk dinding bangunan tua kosong, April langsung menelpon bantuan.

Kakinya melangkah cepat ke arah mobil tersebut. Ada seorang pria yang pingsan disana dengan kepala berlimbaskan darah. April dengan cepat berusaha mengeluarkan pria itu dari dalam mobil dan beruntungnya bantuan serta ambulans sudah datang.

April menatap pria yang terbaring lemah, jalanan saat ini sangat sepi dan rumah sakit masih jauh karena beberapa akses jalan telah ditutup akibat badai. April sibuk berbicara dengan petugas tanpa mengetahui bahwa pria itu sedikit membuka mata dan menatapnya. Tanpa sadar pria itu menggenggam erat tangannya.

“Oh dia sudah sadar” gumam April sambil tersenyum lega melihatnya. Dia memiliki empati yang sangat tinggi kepada seseorang, itulah sebabnya April menemani pria asing itu di ambulans.

“Permisi nona, saya akan memeriksa pasien” seorang dokter menghampiri mereka, saat ingin pergi tangan pria itu masih menggenggamnya. Bersusah payah April melepaskannya hingga akhirnya terlepas da menunggu dokter memeriksa.

Setelah dokter memeriksa, April menghampiri dan bertanya tentang kondisinya.

“Kondisinya sudah lebih stabil, hanya perlu menjahit luka dikepalanya saja”

Mendengar hal tersebut membuat April lega dan berterima kasih kepada dokter yang cepat tanggap.

“Apa anda keluarga pasien?”

“Bukan, saya hanya membantunya tadi”

Dokter tersebut mengangguk dan mengatakan hanya perlu menunggunya sadar. Karena pria itu sedang tertidur lelap. April sempat melihat identitas diri dari pria yang sedang terbaring ini. Namanya Sean Atreo Raymond, berumur 21 tahun dan dia bukan warga Swiss.

Sepertinya dia pendatang atau seorang turis. April cukup takjub melihat Sean, saat tertidur wajahnya saja sudah sangat tampan dan tadi saat dia membuka matanya sebentar di ambulans dia yakin pasti pria ini dikagumi oleh banyak wanita. Matanya yang biru jernih itu sangat berkarisma bahkan saat terbaring sakit.

“Berapa lama ya dia akan sadar?” gumam April, padahal dia tadi habis membeli makanan.

Dan makanan itu sepertinya tertinggal di lokasi kejadian. Dia duduk di samping ranjang pasien hingga tertidur mungkin karena lapar dan kantuk.

Jam menunjukkan pukul lima pagi, Sean terbangun dan melihat seorang gadis sedang tertidur pulas. Dia mengamati ruangan disekitarnya, ternyata dia berada di rumah sakit.

Ada seorang wanita yang tertidur disebelahnya. Sedikit yang dia tahu, namanya April dan saat ini dia sedang liburan. Juga sepertinya usia April lebih mudah daripada Sean, ntahlah dia hanya sedikit mendengar percakapan di ambulans.

Tanpa sadar Sean bergumam “Dia sangat cantik” sambil terus mengamati wajah wanita yang tertidur itu.

Tadi Sean sadar saat menggenggam tangan mungil itu rasanya sangat nyaman seperti ada yang melindungi.

Waktu berlalu, Sean tidur kembali sambimenggenggam tangan April.

...****************...

April terbangun, dia melirik jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Seketika dia langsung berdiri, dia lupa saat ini sedang di rumah sakit. Dan teman-temannya pasti kelimpungan mencari dia.

Hari ini mereka akan pulang ke Barcelona, satu jam setengah lagi penerbangan mereka. April melirik tangannya yang masih digenggam. Dia harus pergi sekarang, jadi April meinggalkan surat dan meletakkannya di bawah vas bunga.

“Akhirnya kau bangun juga brother”

“Ngh” Sean melihat seisi ruangan seperti mencari sesuatu.

“Apa? Kenapa?” Sammy, saudara kembar Sean itu bertanya-tanya ada apa dengan dirinya.

“Dimana dia?” tanya Sean kebingungan

“Dia?”

Sean menghela nafasnya, ternyata dia ditinggalkan. Rasanya tidak menyenangkan saat tidak melihat wanita itu disampingnya, padahal tadi dia berencana untuk menanyakan banyak hal.

Sean merasa kalau April adalah takdirnya, miliknya seorang. Bagaimana cara menemukannya?

“Daddy memintamu untuk tinggal di New York bersama kami. Dia akan mengurus Jessica, kau tak perlu khawatir”

“Tidak perlu”

Dia hampir lupa bagaimana bisa terbaring di rumah sakit. Semua ini karena Jessica, ibu kandung Sammy dan Sean. Ketika kedua orang tua mereka bercerai saat masih berusia tujuh tahun, Jessica hanya mambawa Sean sedangkan Sammy tinggal bersama Jonathan ayah mereka.

Sammy menatap lelah, saudaranya ini sangat keras kepala “Jangan keras kepala Sean”

“Aku bisa mengurus diriku sendiri” dia melepas infusnya pergi meninggalkan Sammy.

Saat dia bertanya kepada perawat tentang administrasinya, ternyata semuanya sudah dibayar oleh April. Gadis itu membuat Sean semakin jatuh hati. Tapi, dia hanya menuliskan namanya saja tidak ada infromasi lainnya.

“Sean!” Jonathan menghampiri anaknya itu, dan memeriksa kondisi tubuhnya.

“Ayo kita pulang ke New York saja”

Kenapa mereka ini kolot sekali, padahal selama ini mereka tidak pernah mengajaknya pergi dari jeratan Jessica. Sesungguhnya Sean sudah sangat lelah dengan semua ini, batin, fisik hingga mentalnya benar-benar kacau.

Kekacauan didalam keluarganya membuat dia menjadi seorang anak yang tumbuh dengan kekerasan dan kurang kasih sayang. Apalagi saat dia melihat Emily didepannya saat ini, istri baru ayahnya. Ironis sekali hidupmu Sean.

“Sebaiknya dengarkan kata daddy. Ikutlah dengan kami, semua akan baik-baik saja disana” Emily berujar lembut, wanita cantik dengan rambut pirang itu memang sudah menyelamatkan ekonomi keluarganya.

Tapi, entah kenapa Sean masih tidak terima melihat ayahnya menikah lagi ketika usianya bahkan masih sepuluh tahun.

Mereka semua pasti menertawakan keadaan Sean saat ini, dibuang oleh Jessica yang sudah tidak membutuhkannya lagi. Keluarga bahagia itu tampaknya hanya akan memanfaatkan dirinya saja. Dia muak dijadikan penghasil uang oleh Jessica, hingga mengemis kepada Jonathan untuk mengirimkan uang atas dasar dirinya yang meminta padahal itu semua atas paksaan Jessica.

Sialnya wanita itu adalah ibu kandungnya, hampir Sean membunuh Jessica tadi. Itulah mengapa dia pergi sejauh mungkin dan berada dibawah pengaruh alkohol.

“Lucu sekali kalian ini” tatapan dingin Sean kepada Emily dan Jonathan membuat geram Sammy. Hingga dia meninju tepat di wajah Sean.

BUGH

BUGH

“Sammy! Hentikan!” Emily bertertiak melihat keduanya.

“Sam! Son hentikan!”

BUGH

“Kau ini sangat keras kepala! Mereka hanya ingin membantumu!”

“Benarkah? Pelacur itu?” Sean tertawa dan menunjuk Emily.

BUGH

“Kau tidak tau apa-apa brengsek!” Sammy membabi buta meninju Sean. Susah payah petugas rumah sakit memisahkan mereka, Sean hanya diam saja sambil tertawa dipukuli oleh saudaranya.

Astaga dia bahkan baru saja dirawat dan sekarang harus dirawat lagi, Sean hanya tertawa miris hingga dia kehilangan kesadaran.

Lebih baik aku mati. Tidak ada yang menginginkanku.

......................

Terpopuler

Comments

Irra Ajahh

Irra Ajahh

nyimak thor

2023-08-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!