Flashback
“Dari mana saja kau hah!” teriakan menggelegar Jessica membuat Sean risih. Kenapa wanita itu hobi sekali berteriak.
Sean acuh dan pergi menuju ke kamar nya. Pintu terbuka dengan paksa memperlihatkan seorang wanita yang penuh amarah kepadanya.
“Kau memberitahu lokasiku kepada Xander?! Dasar anak kurang ajar!”
PLAK
Tamparan keras itu melayang di wajah tampan Sean, sudut bibirnya hingga terluka. Dia sudah terbiasa diperlakukan kasar oleh Jessica. Semenjak kedua orang tua nya berpisah, Sean jadi tahu sifat asli ibunya. Malangnya dia yang diambil oleh Jessica, sedangkan saudara kembarnya Sammy pasti sedang berbahagia sekarang.
“Salahmu sendiri membawa lari uangnya. Dan menjadi pelacur pak tua itu, kupikir kau sudah sangat kehilangan akal”
Sean sudah muak dengan semua ini, tadi dia di telpon oleh Xander yang mana adalah bos mafia perjudian. Sean bekerja untuknya, itulah mengapa dia bisa mendapatkan banyak uang. Xander mengatakan kalau Jessica telah membawa lari uangnya sebanyak sepuluh juta dollar.
Sudah gila memang! Pantas saja saat itu Jessica berusaha membawanya untuk tinggal di Swiss. Ternyata sedang melarikan diri.
Dia diancam akan dibunuh oleh Xander, jika tidak memberitahu lokasi Jessica. Tentu saja, Sean lebih memilih memberitahunya. Dia sudah lelah, biarkan ibunya itu mandiri dia tidak peduli lagi. Otaknya selama ini telah dicuci oleh kebusukan ucapan Jessica. Kali ini tidak akan terpengaruh lagi, mati saja sekalian.
Selama ini Sean hanya diam saja, dijadikan pencari uang dan tameng untuk meminta uang kepada Jonathan. Jessica meninggalkan Jonathan saat Raymond Corp sedang mengalami penurunan saham dan nyaris bangkrut, pemasukkan keuangan yang sedikit membuat Jessica frustasi dan akhirnya wanita itu selingkuh kepada seorang pria tua yang memiliki usaha kapal ferry.
Terang-terangan meminta cerai kepada Jonathan, awalnya Jonathan ingin membawa kedua putranya tetapi Jessica menolak. Jonathan hanya boleh membawa salah satu dari mereka, dia tau ini tidak adil tapi akhirnya Sammy yang dibawa.
“Kau anak kurang ajar! Ku bunuh saja kau hah!” Jessica membabi buta memukul dengan tongkat kayu. Sean frustasi, kemarahannya sudah meledak. Dia menendang Jessica, dan mengeluarkan pistol menodong ke kepala wanita itu.
“Kau, ibu yang sangat buruk. Bisa-bisanya aku tertipu oleh mu” pelatuk pistol hampir terlepas ketika seorang pria masuk dan tertawa.
Itu Xander Enzo Willem.
“Wah wah Jessica, anakmu saja sangat benci apalagi aku” ucapnya, lalu dia berjalan menuju Sean yang saat ini seperti kesetanan. Jika tidak ditahan oleh anak buahnya, kemungkinan nyawa Jessica sudah melayang.
Xander memberikan uang dan kunci mobil kepada Sean “Ini imbalanmu, pergilah sekarang kid. Cari kehidupanmu yang baru”
Tanpa banyak berpikir, Sean langsung mengambilnya dan pergi dari rumah itu.
“Bos, apa kita perlu membunuhnya?”
“Tidak perlu. Dia tidak ada urusannya dengan ini” ucap Xander menatap punggung Sean.
Nyawanya selamat dari tangan Xander, sebenarnya Xander berencana membunuh kedua anak dan ibu ini. Tapi, dia bisa melihat kilat dendam dan benci dimata Sean terhadap Jessica. Jadi dia memberikan kesempatan hidup kepadanya.
Baik hati sekali kau Xander.
“Xander.. ampuni aku. Aku tidak bersalah, anak itu yang membawa kabur uangmu!” Jessica menatap nanar ke arah Xander. Dia mengkambing hitamkan putranya sendiri demi bertahan hidup.
“Cih. Aku tidak masalah anak itu kabur membawa uangku, tapi apa anak itu juga yang tidur dengan pria tua bangka?” Xander menatap dingin ke arah Jessica, wanita itu bergidik ngeri melihatnya.
“Aku tau anak itu sangat normal, dia bahkan bergairah menonton se*s antara pria dan wanita. Pria tua bangka dan keriput? Astaga aku tidak bisa membayangkan Sean denganya”
Seisi ruangan itu tertawa mendengar lelucon Xander. Tenyata dia pandai melawak, sedangkan Jessica hanya terdiam ketakutan. Xander sangat benci kebohongan, apalagi dia sampat menyukai wanita menjijikan didepannya ini.
Bahkan Xander belum pernah mencoba tidur dengan Jessica, tapi sudah didahului oleh ayahnya. Harga dirinya sangat tercoreng saat ini, dan dia benci itu.
“A-Akuu.. tidak melakukan itu”
“Seandainya kau tidak berusaha mengenalku, mungkin kau masih hidup”
DOR
DOR
Xander menarik pelatuknya dan menembaki Jessica dengan brutal.
Wanita itu sudah meregang nyawa, mungkin jika Jessica tidak berusaha meminta Sean untuk mengenalkan dirinya dengan Xander pasti dia masih hidup sekarang. Atau mungkin mati di tangan Sean.
“Cepat sekali prosesnya” Sean ternyata belum pergi dari rumah itu, dia menguping dan mendengarkan omong kosong Jessica. Beruntungnya dia tidak menambah dosa, Xander yang menggantikan dendamnya.
Sean bahkan tersenyum seperti orang gila, dia bebas. Gila memang!
“Woah! Ayo kita bersenang-senang!” bagaikan dilepas rantai Sean berteriak sendiri didalam mobil sambil menegak alkohol. Tanpa sadar kehilangan kendali karena jalanan yang licin.
BRAK
...****************...
Seisi rumah sakit di buat panik oleh menghilangnya Sean. Anak manusia satu itu sangat merepotkan keluarganya, belum lagi kondisinya yang masih belum pulih akibat perkelahian dengan Sammy.
Padahal ruangan VVIP itu sudah dijaga sangat ketat oleh pengawal Jonathan. Pihak rumah sakit bahkan meminta maaf dan sangat menyesal kepada keluarga Raymond karena kelalaian mereka.
“Dad.. kita pulang saja, biarkan Sean kabur” ucap Sammy geram dengan kelakuan adiknya.
“Aku akan minta Miranda melacak, Sean pasti baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir” Emily berusaha membujuk Jonathan yang sedang panik saat ini.
Awalnya mereka tidak mengetahui jika Sean dan Jessica berada di Swiss saat mereka sedang berlibur. Dan terkejut menerima telpon dari rumah sakit, bahwa Sean barada disana.
Semua orang sibuk mencari Sean, dan ternyata Pria tampan itu berada di atas atap rumah sakit. Dia menatap jalanan dibawah nya, bertanya-tanya untuk apa dia hidup.
Saat hendak melompat, Sean ingat dia tadi berencana mencari April. Kalau dia mati sekarang kemungkinan besar dia tidak bisa bertemu dengan wanita cantik itu.
Tentu saja, kan sudah beda alam.
“Kau tidak jadi melompat?” suara rendah dan dingin itu membuyarkan lamunan Sean.
“...”
“Ah tidak seru” pria yang menggunakan mantel hitam itu adalah Xander sedang menatap jenaka Sean.
“Dengar kid tidak ada gunanya kau bunuh diri. Setelah kau bunuh diri kau pikir orang disekitarmu akan menangis tersedu-sedu selamanya? Tidak, mereka akan menjalani hidup seperti biasa dan kau akan terlupakan. Coba bayangkan sudah terlupakan, masuk neraka pula”
Terkadang Xander ini berlagak seperti penceramah. Padahal dia juga perlu di ceramahi.
“Jika aku sedang kacau, biasanya akan aku lampiaskan dengan berburu. Jika kau tidak bisa berburu mungkin kau bisa.... bermain game” Xander tertawa melihat ekspresi Sean yang kesal.
“Sudahlah lebih baik kau cari kesibukan Sean, atau mungkin cari tujuanmu”
“Tujuan?” Sean menyeringai dia tau tujuannya sekarang, April wanita cantik yang menyelamatkannya.
...****************...
“Apa katanya?”
“Dia akan kuliah di Cambridge”
Jonathan lega akhirnya putra berandalannya itu mau menurut, tetapi Sean hanya menuruti untuk kuliah melanjutkan sekolahnya yang tertunda. Jonathan berharap Sean bisa mewarisi Raymond Corp. Tapi, Sean langsung menolaknya mentah-mentah dia sepertinya masih membenci Emily. Karena Raymond Corp bisa bangkit lagi dan menjadi perusahaan terbesar itu berkat suntikan dana dari keluarga Emily.
Jangan harap meminta Sammy untuk memegang Raymond Corp, Sammy mengatakan dia sangat tidak minat dan memiliki cita-citanya sendiri, menjadi arsitektur. Jonathan tidak mau menghalangi impian anak-anaknya.
Biarlah nanti dia sumbangkan saja Raymond Corp melalui undian berhadiah.
Emily tertawa melihat raut wajah Jonathan “Sudahlah, mungkin Sean punya impian yang terpendam”
“Nah ada lanjutanya dia bilang tidak usah berlagak memberikannya mansion. Dia punya apartemennya sendiri” Sammy membacakan sisa e-mail.
“Wow dia mengepet dimana bisa punya uang” gumam Sammy, pasalnya mereka sudah tau kemana uang yang dikirimkan Jonathan untuk Sean. Siapalagi kalau bukan Jessica yang meraupnya, Sean sama sekali tidak mencicipi uang Jonathan.
Jonathan pingsan.
Ntah pingsan sesungguhnya atau hanya pura-pura agar Sammy menyampaikan pada Sean. Tapi Sammy hanya diam dengan wajah datar. Hanya Emily yang mengkhawatirkannya, aktingnya ini tidak dihargai oleh putranya. Padahal Jonathan khawatir Sean mendapatkan uang dari hal yang tidak-tidak apalagi dia masih muda. Cepat terpengaruh.
Sebenarnya tidak perlu khawatir sih, karena Sean sudah terlanjur melakukan hal yang tidak-tidak.
......................
yeay! babang Sean kesayangan gak jadi bundir.
Guys tolong support aku ya, biar semangat jaya jaya jaya
Love u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments