Reinkarnasi Permaisuri
Liu Wen adalah seorang dokter bedah di abad 21. Ia dibunuh oleh salah seorang keluarga pasien yang meninggal akibat gagal operasi. Kegagalan itu bukan karena kesalahannya, tapi pihak rumah sakit lambat menangani permasalahan administrasi kemudian melemparkan kesalahan pada Liu Wen. Bagaimana pun reputasi rumah sakit harus dijaga, Liu Wen lah yang menjadi kambing hitam karena kebetulan dia adalah dokter yang menangani.
Liu Wen yang selama ini telah mengabdikan dirinya untuk rumah sakit dan pasiennya, ia tidak bisa menerima kematiannya begitu saja. Entah bagaimana kemudian rohnya terbang melintasi ruang dan waktu.
***
"Tuan Putri, Yang Mulia pergi untuk menghitung jumlah prajurit. Malam ini harus merepotkanmu untuk sendirian." ucap pelayan dari balik pintu kamar.
Tuan putri yang cantik, mengenakan pakaian pengantin adat Cina yang berwarna serba merah. Wajahnya tertutup selendang merah. Air mata yang menetes tak akan terlihat oleh siapa pun.
Hinaan demi hinaan terdengar di telinganya.
Hahaha ... kamu benar-benar perempuan bodoh, ucap bibinya.
Sekarang Maros Utara menjadi milikku, paman keduamu.
Kemudian seberkas peristiwa tergambar jelas di matanya, seseorang telah mendorongnya dari belakang. Ia tercebur ke dalam danau, "toloooong, siapa pun tolong aku!"
Suara-suara kembali terdengar di telinganya, dengar-dengar tuan putri bunuh diri melompat ke danau.
Apakah karena dia harus sendirian di malam pernikahannya?
Ayahnya juga menjadi gila karena menyelamatkannya. Dia benar-benar pembawa sial.
Apa gunanya melakukan pernikahan?
Pelayan saja memiliki kehidupan yang lebih baik darinya. Jika aku jadi dia, aku pasti juga akan melompat!
Kemudian peristiwa demi peristiwa tergambar jelas. Bagaimana mereka memperlakukan putri dengan tidak layak. Mereka hanya memberinya makanan sisa yang bahkan tidak layak untuk para pelayan. Dia sungguh diperlakukan dengan tidak baik oleh semua orang.
Tuan putri Liu Li sebagai putri Maros Utara dari seorang ahli kunfu malah memiliki tubuh yang lemah. Sejak kehilangan Maros Utara tujuh tahun yang lalu, kedudukannya juga mengalami perubahan. Walau dia seorang putri, bawahannya pun bisa menindasnya.
"Sial!" Liu Wen terbangun dari mimpinya. Itu tidak seperti mimpi, melainkan ingatan dari tubuh Liu Li.
"Tuan putri, Anda sudah bangun." Pelayan tua sangat senang melihatnya telah sadar, "tolong jangan melakukan hal itu lagi putri, untunglah Anda selamat."
Liu Wen mengamati sekitarnya, ruangan yang ia tempati penuh dengan benda-benda kuno, apakah aku benar-benar melalui perjalanan waktu? batinnya.
"Apakah Tuan putri baik-baik saja?"
"Ya, aku tak pernah merasa sesehat ini."
"Benarkah? Kalau begitu apa Tuan putri bisa bersiap? Para selir telah menunggu di luar."
"Baiklah."
Pelayan tua yang biasa dipanggil nenek Zao oleh Liu Li, membantunya mengganti pakaian.
"Sebenarnya, menurut pendapat saya ... dalam hati yang mulia tetap ada tuan putri. Lihatlah, karena yang mulia akan segera kembali, pengurus rumah menyuruh para selir untuk mentaati peraturan. Mereka akan memberi hormat dan mendoakan hari yang baik untuk tuan putri," ucap nenek sambil menata rambut Liu Wen.
Liu Wen menatap dirinya di cermin, dia adalah Liu Li. Wajah cantiknya terlihat kurus dan pucat karena sering ditindas. Baiklah, sekarang aku adalah Liu Li. Tak akan kubiarkan mereka menindasku lagi.
"Memberi hormat itu hanya formalitas saja karena yang mulia akan segera kembali," jawab Liu Li.
Nenek telah selesai menata rambut Liu Li, "Putri, ke depannya jangan bertingkah seperti anak-anak lagi."
Liu Li yang masih dalam posisi duduk memeluk nenek Zao, "Nenek jangan khawatir. Aku dapat mengurusmu. Di dunia ini hanya kamu yang peduli padaku."
"Putri kenapa begitu manja hari ini?" tanya nenek karena merasakan perbedaan pada tuan putrinya.
"Ayo, pergi, Nek." Liu Li bangkit dari duduknya dan melangkah ke luar.
Para selir telah berada di depan kamarnya, mereka berdiri dan berpura-pura berbisik. Pada kenyataannya siapa pun bisa mendengar ucapan mereka, "orang yang tidak berguna seperti Liu Li, bagaimana bisa menikah dengan pangeran Jin yang memiliki status tinggi."
Selir lain menimpali, "siapa Liu Li itu? Ayahnya sudah menghilang bertahun-tahun yang lalu!"
"Dia bukan putri tertua dari keluarga Maros Utara, kenapa bisa dia menjadi istri pangeran Jin?"
"Cepat atau lambat aku akan menggantikan posisinya."
"Kalau begitu ke depannya kami akan bergantung pada Kak Xiao Wu untuk menjaga kami."
"Bagus, hahaha ..."
Selir-selir itu benar-benar mengabaikan keberadaan Liu Li yang telah berdiri di hadapan mereka. Liu Li tetap memasang wajahnya yang tersenyum untuk menutupi kegeraman hatinya.
Xiao Wu adalah anak dari selir kedua paman Liu Li. Dia memanfaatkan posisinya yang berada di tingkat dua untuk menindas tuan putri secara diam-diam.
Xiao Wu, aku akan menghancurkanmu, batin Liu Li. Di kehidupannya dulu, Liu Li tak akan membiarkan siapa pun menindasnya. Ia akan membalas lebih sakit dari apa yang ia dapat. Begitu pula di kehidupan ini, ia akan membalas perlakuan mereka pada tubuh ini.
Meskipun tubuhnya masih lemah, namun trik-trik kecil masih tetap dapat ia gunakan tanpa harus menguras tenaga.
Tanpa diketahui siapa pun, Liu Li mengambil batu kecil dan diam-diam melemparkannya tepat ke lutut Xiao Wu.
"Ah!" Tiba-tiba tubuh Xiao Wu tersungkur ke tanah.
Liu Li berjalan mendekat dan tersenyum, "tak kusangka, aku tak tak pernah tau kalau kak Xiao Wu begitu mengagumkan."
Para selir lain terperangah melihat Xiao Wu yang masih terbaring di tanah.
"Caramu memberi hormat begitu spesial," lanjut Liu Li.
Para selir mengalihkan pandangannya pada Liu Li, mereka tak mengira akan mendengar hal itu.
"Tuan putri sedang mengatakan lelucon apa?" Xiao Wu berusaha berdiri, namun ia merasakan sakit pada kakinya dan tak tahu sebabnya.
"Adik, sebagai seorang putri yang terhormat, tidak disangka kamu menguping pembicaraan orang lain." Xiao Wu telah berdiri dengan tegak, menahan nyeri lututnya, "ke depannya jangan lakukan lagi!" lanjutnya dengan arogan.
"Hmmm ..." Sebuah senyum penuh arti terukir di bibir Liu Li.
"Plaak!!!" Sebuah tamparan mendarat di pipi Xiau Wu.
Xiau Wu memegangi pipinya yang merah lalu berteriak, "tidak disangka sampah sepertimu berani memukulku!"
"Tidak disangka, kulit wajahmu tebal sekali." Liu Li meniup tangannya yang telah dipakai untuk menampar.
"Aaaaah, aku tidak bisa memaafkanmu!" Xiau Wu mendorong Liu Li dengan kedua tangannya.
Namun tak disangka, Liu Li menghindar dengan cepat, bahkan ia sempat menendang kaki Xiau Wu hingga ia jatuh terjerembab.
"Liu Li, beraninya kamu memukulku! Ayahku tidak akan memaafkanmu!" Xiao Wu begitu marah. Wanita bodoh ini jelas-jelas hanyalah sampah, bagaimana bisa dia melukaiku, batin Xiao Wu.
"Sempurna, tolong kalian semua jangan sekali-kali memaafkanku." Liu Li mendekati Xiao Wu yang masih tersungkur di tanah, "kalau bukan karena kaisar ingin menguasai prajurit Maros Utara, bagaimana mungkin dia menyerahkannya pada seseorang yang bahkan tak bisa menangkap pencuri sebagai pemimpinnya."
Wajah Xiao Wu memerah menahan emosi.
"Pemimpin Maros Utara sekarang adalah ... sebuah lelucon." Liu Li tersenyum sinis, "aduh! Aku benar-benar sangat takut, lho!"
"Takut?" tanya Xiao Wu, "benar juga, saat ini pemimpin Maros utara adalah ayahku, bukan ayahmu." Lalu Xiao Wu berdiri, "sudah tahu takut?! Kalau kepalamu menempel di tanah dan bersujud, dan meminta maaf padaku ... maka aku akan memaafkan perbuatanmu dan mengganggap semua ini tidak pernah terjadi!"
Liu Li tersenyum, "apa kamu masih belum bangun dari tidurmu?" Liu Li melihat rotan di dekatnya, ia mengambilnya, "maka aku perlu membangunkanmu untuk membuatmu sadar."
"Pak!!!" Tak disangka Liu Li memukulkan rotan ke tubuh Xiao Wu.
"Ah!" Lagi-lagi Xiao Wu tersungkur ke lantai, "Liu Li!!! Beraninya kamu memukulku dengan rotan!"
Ini adalah untuk menggantikan tubuh asli ini menghukummu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
nadira ST
ayo gebukin sampai lumpuh
2024-08-29
0
Christy Oeki
sehat selalu
2022-08-25
0
azka aldric Pratama
.
2022-02-28
2