Liu Li perlu menganalisa pasien di depannya, mencari tahu apa penyebab pendarahannya yang tak berhenti. Kemudian baru bisa diberi obat berdasarkan penyakitnya.
Liu Li mencium aroma luka di pangeran, sepertinya adalah racun zaman dulu, yang diambil dari tumbuhan atau hewan. Seharusnya tak akan sulit dianalisa, pikirnya.
Liu Li mengusap sedikit darah segar pangeran, kemudian dirasakan di lidahnya, darahnya sangat manis, tapi ada bau air, apakah ini adalah ... aku tahu! Lintah!
"Lintah dapat menghasilkan racun yang dapat menghentikan proses pengentalan darah. Berdasarkan kecepatan pendarahanmu, efek dari racun lintah ini tidak begitu parah," jelas Liu Li pada pangeran, "apa kamu takut sakit? Lukamu sudah terinfeksi sangat parah, jadi aku harus membuang seluruh bagian kulit yang luka itu. Aku tidak ada anestesi, nanti pasti sakit sekali."
Pangeran hanya diam mendengarkan penjelasan Liu Li.
"Jika tidak memotong jaringan sel yang sudah terinfeksi, lukamu tidak akan berhenti mengeluarkan darah. Kamu hanya bisa menunggu sampai darah di tubuhmu mengalir kering," Liu Li melanjutkan penjelasannya, "membuang jaringan sel yang terinfeksi memang sangat menyakitkan. Jika pangeran tidak bersedia, aku juga memahaminya."
Liu Li berusaha mendesak pangeran, "kalau tidak berani, ya sudah."
"Lakukan," jawab pangeran tak mau diremehkan gadis di hadapannya.
Liu Li tersenyum, "terima kasih atas kepercayaan pangeran."
"Tetapi aku perlu tempat yang tenang," lanjut Liu Li.
"Mohon nona berhati-hati. Kamu harus bisa menyembuhkan tuan kami," ucap pengawal dan pergi menjauh, memberikan ketenangan pada mereka.
"Pangeran, aku akan mulai membuang jaringan sel yang terinfeksi." Liu Li menggenggam belati kecil milik pangeran.
"Mulailah."
Meskipun dalam keadaan menahan sakit, pangeran tetap terlihat berwibawa. Liu Li melakukannya dengan cepat.
"Terima kasih atas kepercayaan, pangeran," ucapnya setelah memakaikan pakaian pangeran kembali.
Pangeran menatap Liu Li dengan matanya yang tajam.
"Kenapa kamu melihatku? Tubuh pangeran sudah tidak ada masalah apa pun. Selebihnya hanya luka luar dan tidak membahayakan hidup. Istirahatlah, beberapa hari akan sembuh," jelas Liu Li.
"Berapa aku harus membayarmu?" tanya pangeran.
Liu Li tersenyum manis yang dibuat-buat, "jika pangeran tidak berencana untuk menceraikan istri dari pangeran Jin saat ini, maka aku akan memberikan harga sahabat untuk pengobatan kali ini."
"Kamu ..." Pangeran berpikir, "Liu Li?"
Jadi wanita yang menginginkan tubuhku adalah istriku? Jadi, dari awal dia sudah mengenaliku tapi malah sengaja tidak memberi tahuku? pikir pangeran, jadi wanita ini sedang mempermainkanku. Pangeran memandangnya tajam.
Liu Li merasa tertekan dengan pandangan yang ditujukan padanya, ia merasa pria di hadapannya terlihat menakutkan.
"Suamiku jangan khawatir ... sebelum tubuhmu membaik, aku tidak akan menyiksamu."
"Oh? Kalau begitu setelah tubuhku membaik, kamu berencana seperti apa untuk menyiksaku?"
Liu Li justru mendengar kalimat itu sebagai ancaman, "kita sudah membuat kesepakatan bahwa pangeran harus membayarnya dengan tubuhmu. Tentu saja kita lakukan di atas ranjang." Liu Li berani sekali mengatakan hal itu, padahal ia belum pernah merasakan bagaimana seranjang dengan laki-laki, tapi kenapa dia marah saat digoda oleh perempuan?
"Benarkah? Aku tak sabar menanti itu," ucap pangeran dingin, "kenapa kamu tidak tinggal di mansion dan malah datang kemari sendiri?"
"Aku datang ke sini untuk mengumpulkan obat-obatan herbal."
Pangeran terus saja menatap Liu Li dan membuat Liu Li menjadi gelisah.
"Wei Hong," panggil pangeran.
Pengawal datang mendekat, "yang mulia."
"Kembali ke rumah."
"Yang mulia, aku masih harus mengumpulkan obat-obatan herbal. Aku tidak bisa kembali denganmu," ucap Liu Li.
"Baiklah."
"Aku tidak tahu akan memakan waktu berapa hari untuk mengumpulkannya. Tolong yang mulia menjaga nenek Zhao untukku ketika sudah sampai di rumah."
"Baik."
Hanya begitu saja? batin Liu Li.
"Kereta kudaku berhenti tidak jauh dari sini, yang mulia pakailah. Aku tidak bisa mengantar kalian." Liu Li berbalik dan melanjutkan perjalanannya.
"Ikuti dia," perintah pangeran pada salah satu pengawalnya.
"Baik, yang mulia." Kemudian ia mengikutinya secara diam-diam.
***
"Akhirnya sudah mengumpulkan semua tanaman herbal penawar." Liu Li mengusap peluh di dahinya yang terkena sengatan sinar matahari.
Ia kemudian duduk bersila di bawah pohon. Ia memakan dedaunan kusus yang telah ia kumpulkan dan memakannya. Beberapa saat kemudian, diperiksanya denyut nadinya, "akhirnya berhasil mengobati akar masalah dari tubuh ini. Meskipun masih ada sisa racun yang tertinggal."
Liu Li sudah menghabiskan waktunya selama beberapa hari di hutan ini. Ia tahu seorang pengawal pangeran menjaganya dari gangguan binatang buas, tapi ia tak mau menampakkan diri. Kini waktunya ia kembali ke mansion pangeran.
Liu Li telah berdiri di depan mansion pangeran Jin. Beberapa orang pelayan perempuan sedang berada di halaman depan, saat melihat Liu Li memasuki halaman, dalam seketika mereka terdiam dan segera memberi membungkukkan badan memberi hormat, "yang mulia."
Liu Li menjawabnya dengan senyuman. Sepertinya pelajaran yang dia berikan kepada mereka beberapa hari yang lalu mempunyai efek yang membuat mereka takut.
"Tuan putri, kamu akhirnya kembali," sambut nenek Zhao, ia mengambil tas yang dibawa Liu Li.
"Nenek, jangan khawatir, aku tidak apa-apa. Selama aku pergi, apa ada sesuatu yang terjadi di mansion?" tanya Liu Li.
"Tidak, mansion menjadi sangat tenang sejak tuan putri pergi. Pangeran juga telah kembali, tepatnya keesokan hari setelah tuan putri pergi," jawab nenek Zhao.
"Hanya saja ..." lanjutnya, "pangeran sudah kembali begitu lama, tapi ketika kembali beliau tidak menanyakan apa pun tentang tuan putri. Dan pagi ini, lagi-lagi ia pergi meninggalkan mansion." Nenek Zhao begitu khawatir, "tuan putri, menurutmu apakah pangeran akan ..."
"Nenek, jangan khawatir tentang pangeran. Aku telah menemuinya saat malam kita meninggalkan kota."
"Benarkah itu tuan putri?"
"Ya, aku tak sengaja bertemu dengannya saat perjalanan di hutan."
"Syukurlah, itu sangat bagus."
"Nenek, siapa yang mengirimiku pakaian ini?" tanya Liu Li saat melihat sebuah kotak bingkisan yang berisikan sebuah gaun.
"Putri, ini adalah pakaian yang dikirimkan bibi kedua kemarin. Katanya akan ada perayaan seratus bunga di istana, jadi dia meminta pelayan untuk memberitahumu untuk menghadiri acara itu malam ini."
Bibi kedua adalah ibu Xiao Wu. Sebelumnya, Liu Li tak pernah mendapat undangan untuk menghadiri acara apa pun di istana. Liu Li berpikir, apa karena pangeran Jin kembali, maka mereka ingin menunjukkan rasa hormat?
Diambilnya pakaian itu dari kotak. Gaun itu berwarna mencolok dan sangat terbuka. Jika Liu Li memakai gaun itu, pastinya dia akan menjadi bahan tertawaan oleh semua orang.
"Nenek, nanti buanglah," perintah Liu Li sambil melemparkan gaun itu ke kursi.
"Ini ... baiklah, putri."
"Bantu aku berganti pakaian, aku akan ke istana."
"Baik, tuan putri." Nenek Zhao membantu Liu Li membersihkan diri dan mengganti pakaian.
"Tuan putri, berhati-hatilah," kata nenek Zhao penuh kekhawatira karena menurutnya masuk ke istana rasanya masuk ke kandang harimau. Tuan putrinya tidak memiliki kekukasaan dan kemampuan.
"Nenek, aku adalah istri pangeran Jin. Tidak akan ada yang berani menggangguku." Liu Li menenangkan nenek Zhao, "aku pergi dulu."
Liu Li menaiki kereta kuda menuju istana.
Ia disambut tidak ramah oleh orang-orang yang telah hadir, ada paman dan bibinya di antara mereka. Ia tak memedulikannya.
Liu Li membungkuk dan memberi salam pada raja, "Liu Li menghadap pada yang mulia, semoga yang mulia panjang umur."
"Liu Li, apakah kamu tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?" tanya raja dengan wajah masam.
Ternyata ada sesuatu di balik semua ini. Kaisar memang memanggil aku ke sini. Apanya yang merupakan perayaan seratus bunga, jela-jelas ini adalah jebakan, batin Liu Li.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Erik Ganteng
ho'o ada komiknya!!! tp q jga lupa jdulnya
2020-08-16
1
RaN357
kayaknya ada komik nya deh
2020-07-31
3