NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Permaisuri

Melintasi ruang dan waktu

Liu Wen adalah seorang dokter bedah di abad 21. Ia dibunuh oleh salah seorang keluarga pasien yang meninggal akibat gagal operasi. Kegagalan itu bukan karena kesalahannya, tapi pihak rumah sakit lambat menangani permasalahan administrasi kemudian melemparkan kesalahan pada Liu Wen. Bagaimana pun reputasi rumah sakit harus dijaga, Liu Wen lah yang menjadi kambing hitam karena kebetulan dia adalah dokter yang menangani.

Liu Wen yang selama ini telah mengabdikan dirinya untuk rumah sakit dan pasiennya, ia tidak bisa menerima kematiannya begitu saja. Entah bagaimana kemudian rohnya terbang melintasi ruang dan waktu.

***

"Tuan Putri, Yang Mulia pergi untuk menghitung jumlah prajurit. Malam ini harus merepotkanmu untuk sendirian." ucap pelayan dari balik pintu kamar.

Tuan putri yang cantik, mengenakan pakaian pengantin adat Cina yang berwarna serba merah. Wajahnya tertutup selendang merah. Air mata yang menetes tak akan terlihat oleh siapa pun.

Hinaan demi hinaan terdengar di telinganya.

Hahaha ... kamu benar-benar perempuan bodoh, ucap bibinya.

Sekarang Maros Utara menjadi milikku, paman keduamu.

Kemudian seberkas peristiwa tergambar jelas di matanya, seseorang telah mendorongnya dari belakang. Ia tercebur ke dalam danau, "toloooong, siapa pun tolong aku!"

Suara-suara kembali terdengar di telinganya, dengar-dengar tuan putri bunuh diri melompat ke danau.

Apakah karena dia harus sendirian di malam pernikahannya?

Ayahnya juga menjadi gila karena menyelamatkannya. Dia benar-benar pembawa sial.

Apa gunanya melakukan pernikahan?

Pelayan saja memiliki kehidupan yang lebih baik darinya. Jika aku jadi dia, aku pasti juga akan melompat!

Kemudian peristiwa demi peristiwa tergambar jelas. Bagaimana mereka memperlakukan putri dengan tidak layak. Mereka hanya memberinya makanan sisa yang bahkan tidak layak untuk para pelayan. Dia sungguh diperlakukan dengan tidak baik oleh semua orang.

Tuan putri Liu Li sebagai putri Maros Utara dari seorang ahli kunfu malah memiliki tubuh yang lemah. Sejak kehilangan Maros Utara tujuh tahun yang lalu, kedudukannya juga mengalami perubahan. Walau dia seorang putri, bawahannya pun bisa menindasnya.

"Sial!" Liu Wen terbangun dari mimpinya. Itu tidak seperti mimpi, melainkan ingatan dari tubuh Liu Li.

"Tuan putri, Anda sudah bangun." Pelayan tua sangat senang melihatnya telah sadar, "tolong jangan melakukan hal itu lagi putri, untunglah Anda selamat."

Liu Wen mengamati sekitarnya, ruangan yang ia tempati penuh dengan benda-benda kuno, apakah aku benar-benar melalui perjalanan waktu? batinnya.

"Apakah Tuan putri baik-baik saja?"

"Ya, aku tak pernah merasa sesehat ini."

"Benarkah? Kalau begitu apa Tuan putri bisa bersiap? Para selir telah menunggu di luar."

"Baiklah."

Pelayan tua yang biasa dipanggil nenek Zao oleh Liu Li, membantunya mengganti pakaian.

"Sebenarnya, menurut pendapat saya ... dalam hati yang mulia tetap ada tuan putri. Lihatlah, karena yang mulia akan segera kembali, pengurus rumah menyuruh para selir untuk mentaati peraturan. Mereka akan memberi hormat dan mendoakan hari yang baik untuk tuan putri," ucap nenek sambil menata rambut Liu Wen.

Liu Wen menatap dirinya di cermin, dia adalah Liu Li. Wajah cantiknya terlihat kurus dan pucat karena sering ditindas. Baiklah, sekarang aku adalah Liu Li. Tak akan kubiarkan mereka menindasku lagi.

"Memberi hormat itu hanya formalitas saja karena yang mulia akan segera kembali," jawab Liu Li.

Nenek telah selesai menata rambut Liu Li, "Putri, ke depannya jangan bertingkah seperti anak-anak lagi."

Liu Li yang masih dalam posisi duduk memeluk nenek Zao, "Nenek jangan khawatir. Aku dapat mengurusmu. Di dunia ini hanya kamu yang peduli padaku."

"Putri kenapa begitu manja hari ini?" tanya nenek karena merasakan perbedaan pada tuan putrinya.

"Ayo, pergi, Nek." Liu Li bangkit dari duduknya dan melangkah ke luar.

Para selir telah berada di depan kamarnya, mereka berdiri dan berpura-pura berbisik. Pada kenyataannya siapa pun bisa mendengar ucapan mereka, "orang yang tidak berguna seperti Liu Li, bagaimana bisa menikah dengan pangeran Jin yang memiliki status tinggi."

Selir lain menimpali, "siapa Liu Li itu? Ayahnya sudah menghilang bertahun-tahun yang lalu!"

"Dia bukan putri tertua dari keluarga Maros Utara, kenapa bisa dia menjadi istri pangeran Jin?"

"Cepat atau lambat aku akan menggantikan posisinya."

"Kalau begitu ke depannya kami akan bergantung pada Kak Xiao Wu untuk menjaga kami."

"Bagus, hahaha ..."

Selir-selir itu benar-benar mengabaikan keberadaan Liu Li yang telah berdiri di hadapan mereka. Liu Li tetap memasang wajahnya yang tersenyum untuk menutupi kegeraman hatinya.

Xiao Wu adalah anak dari selir kedua paman Liu Li. Dia memanfaatkan posisinya yang berada di tingkat dua untuk menindas tuan putri secara diam-diam.

Xiao Wu, aku akan menghancurkanmu, batin Liu Li. Di kehidupannya dulu, Liu Li tak akan membiarkan siapa pun menindasnya. Ia akan membalas lebih sakit dari apa yang ia dapat. Begitu pula di kehidupan ini, ia akan membalas perlakuan mereka pada tubuh ini.

Meskipun tubuhnya masih lemah, namun trik-trik kecil masih tetap dapat ia gunakan tanpa harus menguras tenaga.

Tanpa diketahui siapa pun, Liu Li mengambil batu kecil dan diam-diam melemparkannya tepat ke lutut Xiao Wu.

"Ah!" Tiba-tiba tubuh Xiao Wu tersungkur ke tanah.

Liu Li berjalan mendekat dan tersenyum, "tak kusangka, aku tak tak pernah tau kalau kak Xiao Wu begitu mengagumkan."

Para selir lain terperangah melihat Xiao Wu yang masih terbaring di tanah.

"Caramu memberi hormat begitu spesial," lanjut Liu Li.

Para selir mengalihkan pandangannya pada Liu Li, mereka tak mengira akan mendengar hal itu.

"Tuan putri sedang mengatakan lelucon apa?" Xiao Wu berusaha berdiri, namun ia merasakan sakit pada kakinya dan tak tahu sebabnya.

"Adik, sebagai seorang putri yang terhormat, tidak disangka kamu menguping pembicaraan orang lain." Xiao Wu telah berdiri dengan tegak, menahan nyeri lututnya, "ke depannya jangan lakukan lagi!" lanjutnya dengan arogan.

"Hmmm ..." Sebuah senyum penuh arti terukir di bibir Liu Li.

"Plaak!!!" Sebuah tamparan mendarat di pipi Xiau Wu.

Xiau Wu memegangi pipinya yang merah lalu berteriak, "tidak disangka sampah sepertimu berani memukulku!"

"Tidak disangka, kulit wajahmu tebal sekali." Liu Li meniup tangannya yang telah dipakai untuk menampar.

"Aaaaah, aku tidak bisa memaafkanmu!" Xiau Wu mendorong Liu Li dengan kedua tangannya.

Namun tak disangka, Liu Li menghindar dengan cepat, bahkan ia sempat menendang kaki Xiau Wu hingga ia jatuh terjerembab.

"Liu Li, beraninya kamu memukulku! Ayahku tidak akan memaafkanmu!" Xiao Wu begitu marah. Wanita bodoh ini jelas-jelas hanyalah sampah, bagaimana bisa dia melukaiku, batin Xiao Wu.

"Sempurna, tolong kalian semua jangan sekali-kali memaafkanku." Liu Li mendekati Xiao Wu yang masih tersungkur di tanah, "kalau bukan karena kaisar ingin menguasai prajurit Maros Utara, bagaimana mungkin dia menyerahkannya pada seseorang yang bahkan tak bisa menangkap pencuri sebagai pemimpinnya."

Wajah Xiao Wu memerah menahan emosi.

"Pemimpin Maros Utara sekarang adalah ... sebuah lelucon." Liu Li tersenyum sinis, "aduh! Aku benar-benar sangat takut, lho!"

"Takut?" tanya Xiao Wu, "benar juga, saat ini pemimpin Maros utara adalah ayahku, bukan ayahmu." Lalu Xiao Wu berdiri, "sudah tahu takut?! Kalau kepalamu menempel di tanah dan bersujud, dan meminta maaf padaku ... maka aku akan memaafkan perbuatanmu dan mengganggap semua ini tidak pernah terjadi!"

Liu Li tersenyum, "apa kamu masih belum bangun dari tidurmu?" Liu Li melihat rotan di dekatnya, ia mengambilnya, "maka aku perlu membangunkanmu untuk membuatmu sadar."

"Pak!!!" Tak disangka Liu Li memukulkan rotan ke tubuh Xiao Wu.

"Ah!" Lagi-lagi Xiao Wu tersungkur ke lantai, "Liu Li!!! Beraninya kamu memukulku dengan rotan!"

Ini adalah untuk menggantikan tubuh asli ini menghukummu.

Memberi Mereka Pelajaran

Kali ini untuk ayah Liu Li, Liu Li memukulkan rotannya lagi.

Yang ini untuk ... Liu Li mulai kehabisan alasan, lupakan!

"Aku memang ingin memukulmu," ucap Liu Li sambil mengayunkan lagi rotannya.

Xiao Wu berusaha menghindar, "kamu sudah gila, Liu Li!" Kemudian ia berlari menjauhi Liu Li, "tolooong!"

Selir-selir ikut berlari menjauh untuk menyelamatkan diri mereka, "tolong! Putri sudah gila!"

"Sungguh kacau! Di mana tata kramamu?!" Bentakan dari seorang perempuan berhasil menghentikan gerakan Liu Li.

"Nenek Qin, cepat tolong aku!" Xiao Wu berlari padanya, "putri sudah gila, dia akan membunuhku!" Teriak Xiao Wu.

Nenek Qin berkata dengan tegas, "putri, dari mana datangnya keributan ini? Yang mulia akan segera tiba. Aku sarankan kamu untuk mengetahui tempatmu. Jika kamu nanti membuat yang mulia tidak senang, maka kamu sendiri yang merasakan kesusahannya."

Nenek Qin, kepala pelayan wanita di mansion pangeran Jin, orang yang bekerja untuk ibu raja. Di kehidupan sebelumnya, siapa yang berani memperlakukan Liu Li dengan buruk tanpa seizinnya. Tapi sekarang selir bersama-sama dengannya harus datang menghormat menyambut kedatangan pangeran Jin. Itu semua hanya untuk menunjukkan pada pangeran Jin bahwa Liu Li selalu mendapatkan kehidupan yang baik di istana.

Sejak kamu datang secara tidak baik, maka aku juga tak akan segan-segan, batin Liu Li.

Liu Li masih menggenggam rotannya, "nenek Xin, aku tidak setuju dengan kata-katamu. Apakah kamu mengganggapku sebagai orang bodoh?"

Nenek Qin merasakan sesuatu yang berbeda dengan diri tuan putrinya, dia merasa sedang diancam oleh Liu Li, "apakah kamu tahu yang sedang kamu bicarakan?" tanya nenek Qin.

"Nenek Qin, apakah kamu tahu dengan siapa kamu berbicara?" tanya Liu Li, "mansion pangeran Jin adalah tempat yang mementingkan peraturan, dan aku ini adalah istri sah dari yang mulia. Selama pangeran tidak menceraikanku, aku masihlah seorang putri, dan kamu adalah pelayan di mansion ini." Liu Li berkata dengan begitu tenang, "apakah kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan ketika bertemu denganku?"

Liu Li mengayunkan tongkatnya, "Di mana aturan yang kamu pelajari di istana?"

"Kamu!" Nenek Qin begitu geram dibuatnya. Ia merasa Liu Li begitu beruntung ketika selamat saat tenggelam di danau, bahkan tak ada dokter yang memeriksanya, sekarang kamu masih berlagak menjadi seorang putri di depanku!

Nenek Qin sedang berpikir keras, ia berpikir Liu Li tidak akan selamat setelah kejadian di danau. Tapi tidak disangka, hari ini ia begitu penuh energi. Menyuruh seorang kepala pelayan istana yang memiliki puluhan ribu bawahan untuk berlutut pada Liu Li yang terkenal tidak berguna merupakan suatu hinaan besar bagi Nenek Qin. Tapi aturan istana mengharuskannya untuk berlutut pada posisi Liu Li yang seorang putri. Bila ia tidak berlutut, mereka akan melihat ratu tidak mengerti bagaimana mengajarkan bawahannya.

Nenek Qin mengeratkan giginya, ia berlutut dan menegakkan dadanya, "salam yang mulia."

Xiao Wu tidak bisa menerima apa yang dilihatnya, "nenek, dia sudah gila! Kenapa kamu tidak memberinya pelajaran?!"

Liu Li tersenyum penuh arti pada Xiao Wu, "hampir saja aku melupakanmu. Karena kamu sangat cepat, aku tak akan mengecewakanmu." Kemudian ia menatap nenek Qin, "Nenek Qin, pergilah. Jual selir ini keluar dari mansion," ucapnya santai.

"Apa?!" Nenek Qin dan Xiau Wu berteriak bersama.

"Nona Xiao Wu adalah selir pangeran. Kamu berani menjual selirnya tanpa menanyakan pendapat pangeran terlebih dahulu?" tanya nenek Qin.

Dia sangat pandai membuat jebakan, kalau dia berani bilang aku tidak menghormati pangeran atau perkataanku meremehkan pangeran, maka dia bisa segera melaporkanku karena tak menghormati suami. Lalu dengan atas nama kebenaran, ia akan menggantikan Ratu untuk memberi pelajaran pada menantu perempuannya, Liu Li tak mau gegabah.

"Bukankah saat itu aku memilih selir tanpa bertanya pendapat pangeran. Selir ini tidak disangka berani memukulku, benar-benar tidak tahu aturan," Liu Li berkata dengan begitu tenang, "saat itu aku tidak begitu mengenalnya, dan sekarang selagi dia belum melakukan kesalahan besar di depan pangeran, aku ingin menyingkirkan dia dari posisinya. Apa nenek Qin berpikir ada sesuatu yang tidak baik?"

Nenek Qin tidak menemukan celah pada perkataan Liu Li, ia mulai berkeringat, "em ..."

"Kecuali nenek Qin mau selir ini menyinggung pangeran dulu, baru kamu merasa puas?" lanjut Liu Li, "apakah kamu merencanakan sesuatu?"

Nenek Qin berteriak pada Liu Li, "kamu jagan bicara omong kosong! Seluruh hati dan jiwaku adalah untuk pangeran dan putri!"

"Plak!!!" Liu mendaratkan tamparan ke pipi nenek Qin, "apa kamu sedang berteriak padaku?"

Liu Li ditemukan tenggelam di danau oleh nenek Zao, pelayannya. Ia menderita demam dan flu tapi tidak ada dokter yang menemuinya, ia dibiarkan sakit tanpa pengobatan. Dalam ingatan tuan putri, ia didorong oleh seseorang tapi ia tak tahu siapa dia. Tapi orang yang mengijinkan untuk memanggil dokter dan memakan obat pasti ada hubungannya dengan nenek Qin. Keberadaan Liu Li menghalangi seseorang, itu sebabnya seseorang ingin membunuhnya.

Nenek Qin memegang pipinya yang panas dengan geram, "tuan putri!"

"Aku sedang mengurus selir ini. Siapa kamu hingga berani menyela pembicaraan?" Liu Li menatap nenek Qin, "nenek Zao, usir wanita ini keluar dari istana."

"Baik," jawab nenek Zao, ia begitu bersyukur melihat perubahan pada tuan putrinya.

"Aku akan melihat siapa yang berani mengusirku," Xiao Wu berteriak, ia tak mungkin keluar dari istana ini karena dia benar-benar tak punya tempat untuk pergi, "Liu Li! Sebaiknya kamu berpikir dengan jelas apa yang kamu lakukan saat ini!!!"

Nenek Zao menarik tangan Xiao Wu, tentu saja Xiao Wu meronta, "kamu pikir dengan mengusirku keluar, ayahku akan melepaskanmu!!!" Xiao Wu terus berteriak.

"Nenek Zao, cepat usir dia keluar." Liu Li memerintahkan, suaranya begitu tegas, membuat siapa pun yang mendengarnya merasa takut, begitu juga dengan nenek Qin.

"Lepaskan aku!!!" Terjadi tarik menarik antara Xiao Wu dan nenek Zao.

"Yang mulia, jika tidak ada hal lain, maka saya pergi dulu," nenek Qin merasa tidak bisa melawan Liu Li yang sekarang, ia memilih pergi.

Liu Li telah duduk di kursi, "nenek Qin, jangan buru-buru. Ada yang ingin kubicarakan denganmu," Liu Li tersenyum penuh arti, "kamu sebagai kepala pengurus di mansion ini, bagaimana mungkin aku tidak pernah mendapatkan uangku selama enam belas bulan ini?"

Nenek Qin begitu terkejut, ia tidak mengira Liu Li akan membicarakannya setelah sekian lama, kemana? Tentu saja diambil olehku.

"Mungkin karena bawahan ceroboh, ke depannya pasti akan diantarkan seperti biasanya kepada tuan putri," ucap nenek Qin.

"Bawahan ceroboh? Apa kamu kira dengan satu kata itu dapat memuaskanku?" Liu Li menatapnya tajam, "kamu diperintahkan oleh ibunda ratu mengurus mansion. Tapi bahkan terhadap bawahanmu saja kamu tidak bisa mengatur. Lalu apa aku membutuhkanmu?"

Nenek Qin mengeratkan giginya, ia begitu geram menyadari bahwa ia harus mengembalikan uang yang telah ia ambil. Lagi pula ratu tak akan membantunya bila masalah ini menjadi besar, "aku akan segera mengirim uangmu setelah ini."

"Siapa yang tahu kalau kamu berjanji lalu tiba-tiba pergi dari tempat ini. Tidak usah repot-repot nenek Qin, suruh saja bawahanmu untuk mengambil uangku."

Nenek Qin merasakan kakinya kesemutan, ia mencoba berdiri pelan-pelan.

Melihat itu, Liu Li tak akan membiarkannya, "tetaplah berlutut di sini. Ketika uangku diantarkan, maka ketika itu pula kamu boleh pergi."

Nenek Qin merasa tak bisa menghindar lagi dari Liu Li. Ia memanggil salah satu bawahannya untuk mendekat lalu ia berbisik padanya, "pergi ke lemari atas ranjangku dan ambil 1620 lembar uang ke mari." Ia menyerahkan kunci pada bawahannya.

Tak lama kemudian pelayan itu kembali dengan membawa sejumlah uang dan menyerahkannya pada tuan putri.

"Ini semua adalah uang simpanan rahasiaku," ucap nenek Qin.

"Masalah ini sampai di sini dulu. Jika nenek Qin membuat kesalahan yang sama lagi, jangan salahkan bila aku mencarikan orang untuk membantu meringankan tugasmu!"

Nenek Qin merasa terhina diperlakukan seperti ini, ia tak pernah berlutut selama ini. Ia juga merasakan kesemutan pada kakinya.

"Baik, pergilah!" Liu Li beranjak dari duduknya meninggalkan nenek Qin yang masih berlutut.

Nenek Qin meremas bajunya, “Liu Li!!! Tunggu dan lihatlah!!!”

Menyelinap Pergi

Liu Li berjalan kembali ke kamarnya. Ia duduk dan memeriksa denyut nadinya.

Tubuhku ini begitu lemah, tiba-tiba darah menetes keluar dari ujung bibirnya, ternyata begini ya ...

Ternyata dia telah diracuni oleh seseorang sehingga menyebabkan meridiannya tertutup.

Untung saja aku tahu banyak obat-obatan yang bisa membuka meridian yang tertutup. Di ingatanku, di gunung kuning di pinggiran kota memiliki bahan obat-obatan yang aku butuhkan. Walaupun banyak binatang buas di gunung itu, tetapi aku harus tetap pergi ke sana sendirian.

Nenek Zao masuk ke kamar Liu Li, "tuan putri? Kenapa anda belum tidur? Nona Xiao Wu sudah diusir dari mansion, pasti dia akan pergi mencari bantuan pada ayahnya. Aku sedikit khawatir ..."

"Nenek, tolong siapkan sebuah kereta," perintah Liu Li, "lalu siapkan sesuatu untukku."

"Tapi ... pangeran dari awal telah memberi perintah untuk tidak membiarkan tuan putri sembarangan keluar mansion." Nenek Zao mencoba melarang Liu Li, "lagi pula kulihat warna langit di luar, aku takut akan segera turun hujan deras."

"Jangan bertanya, cepatlah pergi."

"Baik." Nenek Zao akhirnya menuruti perintah tuan putrinya.

***

"Plaaak!" Ibu Xiao Wu yang merupakan bibi Liu Li, menamparnya dengan keras, "kamu bahkan tidak dapat menangani Liu Li, apakah kamu masih bisa diharapkan menjadi putri besar?! Pada awalnya aku tak mempercayaimu, harusnya aku tak mengirimmu ke mansion pangeran Jin."

Xiao Wu yang sudah bengkak di seluruh wajahnya menangis tak berdaya dimarahi habis-habisan oleh ibunya, "aku tak menyangka dia akan mengusirku dari mansion. Dia juga mengingatkanku bagaimana ayah mendapatkan posisi ini," Xiao Wu menatap ayahnya, meminta pembelaan untuknya, "aku sangat marah."

Ayah Xiao Wu marah mendengar perkataan anaknya. Ibunya menatap pelayan untuk mendapat jawaban.

"Nonya Liu Li memang mengatakan hal itu, Nyonya," ucap pelayan dengan takut.

"Akulah yang mendapatkan kepercayaan dari kaisar. Kemakmuran dari Maros Utara sampai hari ini pun karena kepemimpinanku," ,ucap ayah Xiao Wu penuh emosi, "tetapi semua orang melihat aku memperoleh posisi ini karena hilangnya kakak iparku. Tidak ada yang melihat usaha dan kemampuanku!" Kemudian ia melempar cangkir ditangannya hingga pecah berkeping-keping di lantai, "dasar tidak tahu mana yang baik dan buruk!"

Semua yang ada di ruangan diam, tak berani mengeluarkan kata-kata.

Seorang pelayan laki-laki berlari masuk lalu memberi hormat, "tuan besar, nenek Zao dari mansion pangeran Jin membeli sebuah kereta kuda, sepertinya akan meninggalkan kota!"

"Nenek Zao adalah satu-satunya pelayan kepercayaan Liu Li, jelas sekali mereka akan melarikan diri ke luar kota karena tidak bisa bertahan hidup susah," ucap ayah Xiao Wu, tanpa Liu Li, aku tak tahu bagaimana pergerakan pangeran Jin di mansion, tapi di kota ini aku masih punya kekuatan. Kemudian dia tersenyum licik, "beri sejumlah uang pada penjaga gerbang, biarkan mereka keluar dari kota."

***

Liu Li dan nenek Zao telah menaiki kereta kuda tanpa sepengetahuan penjaga mansion. Penjaga gerbang kota juga tak kelihatan, kereta kuda mereka bisa lewat tanpa pemeriksaan.

Saat ini penjaga gerbang sedang bersembunyi di atas menara, memperhatikan pergerakan kereta kuda, "kalau hanya untuk masalah seperti ini, tuan tidak perlu datang langsung. Saya bisa menanganinya."

"Kamu tahu siapa yang berada di dalam kereta kuda itu?" tanya ayah Xiao Wu.

"Tidak tahu, tuan. Siapa dia?"

"Dia tuan putri dari mansion pangeran Jin. Pangeran sudah tidak di rumah selama dua tahun, keponakanku tidak tahan lagi dengan kehidupan ini. Karena itulah dia kawin lari dengan laki-laki lain. Ingat kamu yang membantunya melarikan diri, masalah ini jangan sampai bocor ke luar."

Penjaga gerbang terkejut mendengarnya, tuan putri kawin lari dengan seseorang dan aku membatunya. Gadis yang begitu baik, bagaimana bisa aku menyembunyikan hal ini.

***

Kereta kuda telah sampai di kaki gunung kuning, "nenek, tetaplah di sini. Bila aku tak kembali sampai matahari terbit, kembalilah ke mansion pangeran Jin."

"Tapi, putri!"

Liu Li tersenyum, "jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." Kemudian ia melangkahkan kakinya keluar dari kereta kuda.

"Kalau begitu putri harus baik-baik saja," ucap nenek Zao khawatir.

Hujan deras telah turun, Liu Li membuka payungnya. Ia berjalan menyusuri gelapnya hutan dengan sebuah lampion, di hutan ini banyak binatang buas, aku harus hati-hati. Mengambil obat-obatan di sekitar pinggiran pasti tidak mudah bertemu binatang buas.

Liu Li terus masuk lebih dalam ke hutan. Ia melihat beberapa orang laki-laki berpakaian hitam-hitam dengan penutup di wajahnya yang membentuk formasi, sepertinya sedang menjaga sesuatu.

"Siapa, itu?!" tanyanya pada Liu Li. Semua orang itu nampak siaga.

"Kakak, aku datang ke gunung untuk mencari obat-obatan," ucap Liu Li dengan wajah polosnya, ia tak mau mengundang kemarahan orang-orang itu, "bisakah aku lewat untuk mengambil obat-obatan?"

"Apa kamu seorang dokter?" tanya seseorang.

"Aku hanya tahu sedikit tentang obat-obatan," jawab Liu Li, ia tak mau mencari masalah.

"Pemimpin kami sedang terluka. Karena nona adalah seorang dokter, tolong kamu bantu untuk memeriksanya."

"Baiklah."

Liu Li diarahkan menuju sebuah pohon besar. Para pengawal tetap berjaga beberapa meter di belakangnya.

Di sana seseorang sedang duduk bersandar dengan berlumuran darah. Liu Li menatap pria itu, "diakah orang yang terluka?" Liu Li melangkah lebih dekat untuk melihatnya, "tampan sekali!" gumam Liu Li.

Dia terluka parah, begitu banyak darah yang membasahi pakaiannya, orang yang sangat tampan begini, bagaimana aku membiarkannya mati.

Liu Li menggenggam tangan pria itu untuk mengecek nadinya.

"Apa yang ingin kamu lakukan?!" Tiba-tiba pria itu terbangun dan meraih tangan Liu Li.

"Aku sedang menolongmu, cepat lepaskan aku!" Liu Li terkejut dengan respon cepat laki-laki itu.

Pria ini sudah kehilangan darah begitu banyak, tak hanya masih sadar, dia juga memiliki kekuatan yang besar. Tanganku sakit karena digenggam olehnya, Liu Li memegangi tangannya.

Para penjaga bersiaga mendekat.

Pria itu menatap Liu Li tajam, "apa kau seorang dokter?"

"Nona, bagaimana keadaan luka tuan kami?"

tanya pengawal.

"Aku harus memeriksanya dengan detail, baru tahu," ucap Liu Li serius.

"Jika kamu berhasil menyelamatkanku, maka aku, yang mulia, akan memberimu hadiah besar."

Yang mulia? Pangeran? Hanya ada dua orang pangeran di negara besarku. Satu adalah pangeran Zheo, putra kaisar, dia sekarang berada di istana kekaisaran. Satunya lagi adalah adik kaisar, yaitu pangeran Jin, suamiku, yang sedang pergi berperang beberapa tahun ini.

Liu Li menyingkap baju yang dikenakan pria di hadapannya. Selain luka baru, begitu banyak luka bekas tusukan pedang dan panah yang telah sembuh. Berdasarkan pengamatan Liu Li, pangeran Zhao sangat dimanjakan, jadi ia tak mungkin mendapatkan banyak luka.

Sepertinya ia adalah suamiku. Ini adalah pertemuan pertama kita, tidak disangka kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini.

"Hadiah apa? Apakah pangeran akan membayar dengan tubuhmu?" Liu Li mengerlingkan matanya.

Pengawal setia pangeran begitu terkejut mendengarnya, gadis ini tidak berani-beraninya menggoda tuan. Apa dia tak mau hidup lagi? Tuan kami paling benci pada wanita tak tahu malu.

"Hanya jika kamu bisa bertahan," jawab pangeran datar.

"Apakah yang mulia belum punya istri?"

Pangeran menatapnya tajam, "sepertinya kamu sudah tahu kalau aku sudah menikah."

Liu Li kembali fokus pada luka pangeran, sayatan panjang di dadanya, tidak melukai organ vital tapi darah mengalir terus, "aku akan membersihkan dan membalut lukamu terlebih dahulu."

"Aneh," gumam Liu Li. Lukanya jelas tidak dalam, ia juga telah membersihkannya dan memberikan racikan obat dari dedaunan di hutan, tapi lukanya masih terus berdarah.

"Darahmu tidak berhenti mengalir. Ada dua kemungkinan, pertama tubuhmu kekurangan trombosit sangat parah. Kedua yaitu adanya faktor dari luar yang menyebabkan trombosit berhenti bekerja," Liu Li mengamati kembali luka pangeran, "berdasarkan keadaanmu, kamu pasti berada di faktor kedua."

Jika keadaan itu karena faktor pertama, luka dia yang dulu pasti sudah membuatnya mati karena kehilangan banyak darah.

"Trombosit itu apa?" tanya pangeran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!