BURN WITH YOU

BURN WITH YOU

Malam Panas

''Lyana apa kau yakin akan melakukan ini?" tanya Paul dengan raut wajah khawatir.

"Tenang saja Paul, aku akan baik-baik saja. Tidak mungkin aku membiarkan Daisy yang masih remaja dibawa oleh mereka" ucap Lyana yang kemudian memakai sepatunya.

Saat Lyana keluar dari rumah kecil milik Paul, ia melihat beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam sedang menunggunya dan menyuruhnya untuk masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan untuknya.

Sungguh Lyana sebenarnya sangat ketakutan dan ketika melihat foto mafia yang akan ditemuinya ia merasa harus memakai nama orang tuanya agar mereka tidak berani berbuat apapun padanya.

Lyana dibawa masuk ke sebuah rumah yang memiliki halaman dua kali lipat dari rumah kakek Oliver dan disamping rumah terdapat landasan helikopter pribadi yang membuat Lyana tau mereka bukan orang sembarangan.

Lyana dibawa masuk menuju rumah yang berbeda dengan rumah besar yang dilihatnya. sehingga wanita itu penasaran akan dibawa kemana dirinya. Saat pintu gerbang kedua terbuka, Lyana melihat rumah berwarna putih yang sangat indah dengan pagar dan bunga-bunga berwarna-warni tumbuh disekeliling rumah tersebut.

Mobil berhenti didepan rumah tersebut dan Lyana turun dibantu oleh salah satu pelayan yang berlari kearahnya. Pelayan itu meminta Lyana mengikutinya untuk masuk kedalam rumah berwarna putih itu.

Saat pintu rumah terbuka, Lyana dibuat takjub sekali lagi dengan apa yang ada didalam rumah itu. Semua perabot nya berwarna putih dan jingga membuat rumah ini terlihat nyaman dan indah.

"Nona bisa tunggu disini sampai tuan muda datang untuk makan malam sebentar lagi" ucap pelayan itu kemudian pergi meninggalkan Lyana sendiri.

Lyana yang merasa ditinggal sendirian akhirnya berjalan berkeliling melihat semua yang ada didalam rumah. Terdapat dua kamar tidur yang satunya merupakan kamar utama karena memiliki ruangan yang luas. Semua didominasi dengan warna putih dan jingga.

Lyana tidak melihat satupun foto penghuni rumah ini. Karena bosan Lyana akhirnya menuju ke perpustakaan dan mencari buku yang bisa dibacanya hingga malam nanti.

Lyana tertidur cukup lama, hingga ia merasa tubuhnya diangkat oleh seseorang. Lyana membuka matanya dan melihat wajah seorang pria. Meski hanya terlihat dari samping tapi wajah pria itu begitu tampan membuat Lyana berpikir dia sedang bermimpi digendong oleh pangeran.

Melihat Lyana sudah bangun membuat pria itu melempar tubuh Lyana keatas tempat tidur besar disalah satu kamar yang ada dirumah ini. Lyana terkejut dan menatap pria didepannya yang sedang membuka pakaiannya dengan santai.

"Siapa kau dan apa yang akan kau lakukan?" tanya Lyana sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

Pria itu tidak menjawabnya dan berjalan ke kamar mandi hanya dengan memakai celana pendeknya. Begitu pria itu masuk, ia kemudian berlari keuar dari kamar dan menuju dapur ketika melihat pelayan yang tadi sedang mengatur makan malam.

"Siapa pria itu dan kenapa dia berada dirumah ini?" tanya Lyana pada pelayan.

"Beliau adalah tuan muda Darren yang akan makan malam dengan anda nona. Rumah ini memamg miliknya meski baru kali ini dibuka untuk ditempati bersama anda." Jawab pelayan itu kemudian keluar menuju pintu setelah selesai mengatur makan malam mereka dimeja.

Lyana melihat pria itu keluar dari kamar dan berjalan menuju kearahnya. tanpa bicara apapun ia duduk dikursi meja makan dan menyantap makan malamnya.

"Apakah kau pria yang akan bersamaku malam ini?" tanya Lyana pelan seperti sedang berbisik

"Makanlah, dan setelah itu kau harus melayaniku" perintah Darren tanpa memandang wajah Lyana.

Setelah makan malam pria itu berdiri dan berjalan kearah Lyana. Dengan tiba-tiba pria itu mengangkat Lyana dalam gendongannya dan dibawa menuju kamar utama rumah ini.

Pria itu menurunkan Lyana didekat tempat tidur dan kemudian mencium bibir Lyana dengan kasar membuat Lyana yang terkejut meletakkan tangannya pada bahu pria itu agar tidak terjatuh.

Darren mencium bibir Lyana lama dan tanpa sadar dibalas oleh Lyana. kemudian jemari pria itu mengangkat dress yang digunakan Lyana keatas kepalanya dan membuangnya kesembarang arah.

Kemudian ciuman Darren berpindah pada payudara Lyana yang membuat wanita itu mengerang kuat sambil meremas rambut pria itu. Lyana membuka kaos yang dipakai pria itu dan mengusapkan tangannya pada dada pria itu.

Setelah pakaian mereka terlepas Darren menindih Lyana ditempat tidur dan melanjutkan aksinya dengan mencium semua inci tubuh Lyana yang membuat Darren candu.

Hingga malam dingin itu menjadi malam yang sangat panas bagi mereka berdua sampai dini hari Darren tidak membiarkan Lyana beristirahat. Membuat wanita cantik itu kelelahan dan juga terlihat sangat seksi membuat Darren ingin mencumbunya terus menerus.

Beberapa jam sebelumnya....

*

*

*

"Paul, apa yang terjadi?" tanya Lyana begitu sampai dirumah sahabatnya.

Lyana dan Paul berteman sejak mereka sama-smaa aktif di kegiatan olahraga renang. mereka terpisah saat orang tua Paul meninggal dan dibawa oleh paman mereka me Rusia.

Lyana menghubungi Paul untuk bertemu karena dia sedang berada dinegara ini seminggu kedepan. Lyana juga membawakan banyak oleh-oleh untuk adik Paul yang dulu sangat dekat dengannya.

"Paman menjual Daisy pada seorang mafia Lyana" jawab paul sambil memeluk adiknya yang sedang menangis.

"Oh My God, kenapa pamanmu menjual adikmu? Daisy masig sangat muda. apa yang akan mereka lakukan padanya? ucap Lyana yang tidak tega membayangkan nasib adik dari temannya.

"Ayahku memiliki hutang yang sangat banyak pada mereka. Dan mereka adalah orang yang sangat ditakuti dinegara ini Lyana." jawab Paul dengan wajah sedihnya.

"Aku akan menggantikan adikmu Paul, aku akan menggunakan nama orangtuaku jika mereka berbuat macam-macam." ucap Lyana kemudian menarik mereka berdua berdiri dan duduk dikursi.

"Tidak Lyana, mereka bukan orang sembarangan. Kau pulanglah, biar aku dan adikku yang akan menghadapi ini" ucap paul mengusir Lyana.

Lyana kemudian mencari tau mengenai mafia yang disebutkan oleh Paul. Selain karena kekuasaan yang dimiliki, rupanya mereka juga ditakuti. Lyana membayangkan bagaimana nasib Daisy dan Paul nantinya ditangan mereka.

...----------------...

Dan disinilah dia berada sekarang dalam kamar luas dalam pelukan seorang pria yang tidak dikenalnya. Lyana terbangun dipagi hari setelah kelelahan akibat melayani nafsu pria disampingnya yang baru berhenti saat dini hari.

Lyana melihat kearah wajah pria yang tangan kanannya sedang memeluk pinggangnya seolah mereka sudah sering tidur bersama. Wajah pria itu sangat dekat dengannya hingga membuat Lyana merona mengingat apa yang sudah mereka lakukan semalaman.

''Pria ini sangat tampan, bagaimana bisa ada wanita yang akan menolaknya'' ucap Lyana dalam hati yang jemarinya dengan pelan menyusuri wajah pria di hadapannya.

Saat jemari Lyana tepat berada di bibir pria itu, ia terkejut setengah mati saat pria itu membuka mata dan menatapnya dengan tajam. Lyana merasa malu dan menarik tangannya tapi ditahan oleh pria itu.

Bibir pria itu mencium jemari Lyana dengan perlahan kemudian menarik Lyana hingga berada diatas tubuhnya dan mencium bibir wanita itu. Sentuhan pria itu ditubuh polos Lyana membuat wanita itu mengerang dan membuat mereka bercinta kembali dipagi hari dengan posisi Lyana berada diatasnya.

Darren menggendong tubuh Lyana ke kamar mandi dan mereka mandi bersama dengan masih melakukan percintaan kembali hingga satu jam kemudian mereka baru selesai.

Lyana melihat Darren telah selesai berganti pakaian dengan jas hitam rapi ketika Lyana keluar dari kamar mandi. Pria itu menatapnya sebentar kemudian pergi keluar tanpa mengatakan apapun.

Lyana kemudian menggati bajunya dengan yang baru yang sudah disiapkan diatas tempat tidur. Dia tidak melihat pakaian yang dipakainya kemarin. Tempat tidur sudah terlihat rapi dan sudah berganti dengan sprei yang baru. Lyana tidak ingin tau kapan mereka menggantinya, mungkin saat ia dan pria itu berada dikamar mandi.

Lyana menatap cermin dan melihat tubuhnya dipenuhi bekas ciuman pria itu dan menutupi bagian leher dengan rambutnya yang panjang. Ia bersyukur baju yang dipakainya terasa nyaman dan sedikit menutupi dibagian dada.

Lyana keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan dimana pria itu sudah menunggunya dengan membaca majalah bisnis. Begitu melihat Lyana ia menutup majalahnya dan mulai sarapan. Lyana duduk dihadapan pria itu dan mengambil sarapan untuk dirinya sendiri.

Pria itu tidak berbicara sama sekali, bahkan sejak semalam mereka sangat jarang berbicara. Hingga Lyana tiba-tiba merasa kesal.

"Apa kau akan mengantarku pulang?" tanya Lyana membuat Darren manatap ke arahnya.

"tidak" Jawab pria itu singkat.

"Oh.. berarti aku akan naik taksi. Aku merasa seperti wanita panggilan." gumam Lyana pelan tapi terdengar oleh Darren.

"Aku menunggumu dimobil" sahut Darren dingin kemudian berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Lyana yang masih menikmati sarapan dengan senyum diwajahnya.

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Bedeuuh lebih Chaebol dari kakek Anuebela..

2024-10-11

0

Sleepyhead

Sleepyhead

Ngintip

2024-10-11

0

Kiwi Edna

Kiwi Edna

Semoga saja Lyana yang terlalu baik hati ini tidak dipermainkan oleh Darren.

2024-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!