Lyana mengangkat panggilan dari saudaranya yang terus berdering di pagi hari . Tubuhnya masih polos dan lengan Darren memeluk pinggangnya dari belakang.
"Halo!!" seru Lyana dengan suara bangun tidurnya.
"Bukankah kau berjanji pada Lion akan mengajaknya berlibur?" teriak Lauren saudara perempuannya.
"Oh my God, aku melupakannya" ucap Lyana menepuk keningnya.
"Maafkan aku, katakan padanya aku akan menjemputnya besok. Aku akan berkemas sekarang dan akan pulang." jawab Lyana. Ia merasakan gerakan Darren ditubuhnya dan tangan pria itu mulai meraba bagian dalam pahanya.
"Kau dimana? mommy menanyakanmu." tanya Lauren lagi.
"Aku di Rusia bersama teman-temanku, sampaikan salamku pada mommy bye Laurie" jawab Lyana kemudian menutup panggilan teleponnya.
Darren sudah memompa tubuh Lyana dibawahnya dengan gerakan pelan hingga wanita itu mulai mendesahkan namanya. Mereka berciuman dengan panas dan tangan Darren meremas dada Lyana dengan gerakan pelan menikmati setiap erangan wanita itu dipagi hari.
Darren sudah mengklaim tubuh Lyana adalah miliknya. Wanita itu kembali mendesah dengan kuat saat Darren mempercepat gerakannya ditubuh Lyana. Wanita itu merasakan dirinya begitu penuh dan panas. Darren selalu berhasil membuat Lyana merasakan sensasi yang dahsyat.
Berkali-kali ciuman mereka terlepas dan Lyana mendesah nikmat. Darren membalikkan tubuh wanita itu hingga membelakanginya dan menyatukan tubuh mereka lagi.
"Apa kau akan meninggalkanku hemm?" tanya Darren dengan masih bergerak naik turun ditubuh Lyana.
"Aku harus pulang darren, aaahhh" jawab Lyana yang mencium bibir Darren agar berhenti bertanya apapun.
Lyana merasa akan mencapai puncaknya dan menggigit bibir Darren hingga berdarah membuat mereka berdua sama-sama mendesah. Pria itu mengulum puncak dada Lyana hingga ******* Lyana yang mencapai puncak bergema dikamar milik Darren.
Kepala Lyana mendongak keatas saking nikmatnya ketika Darren mengulum dan mengisap dada Lyana bergantian. Entah sudah berapa kali wanita itu mencapai puncaknya tapi Darren masih bertahan.
Hingga suara ******* dan remasan yang kuat di pinggangnya menandakan bahwa Darren telah mencapai puncaknya. Nafasnya tersenggal-senggal dan dadanya naik turun. Keringat membasahi tubuh keduanya meski pagi ini terasa dingin tapi kamar mereka begitu panas akibat percintaan mereka yang berlangsung lama.
"Terima kasih untuk pagi yang panas ini baby" gumam Darren ditelinga Lyana dan menggigit kecil daun telinga wanita itu. Lyana yang kelelahan menutupi tubuhnya dengan selimut dan melanjutkan tidurnya. Darren tersenyum menatap wajah polos Lyana dan mengecup kening wanita yang beberapa hari ini bisa mengacaukan pikirannya.
Lyana duduk dikursi pesawat pribadi milik ayahnya. Setelah berpamitan penuh drama dengan Darren akhirnya ia di izinkan pulang ke negaranya. Pria itu mengatakan akan menyusulnya jika ia tidak kembali dalam dua minggu.
Menghabiskan waktu bersama Darren membuat Lyana tidak ingin berkelana lagi seperti dulu, ia menikmati waktu mereka berdua di mansion pria itu. Lyana memasak dan menyiapkan pakaian kerja Darren seperti yang dilakukan mommynya setiap daddy berangkat kerja.
Sejak kecil ia sangat suka melihat bagaimana kedua orang tuanya saling menyayangi, ia selalu suka menjadi seperti mommy yang selalu menemani dimanapun daddynya berada. Dan daddy sangat senang ditemani. Mereka akan saling mengutarakan kerinduan secara terbuka.
Lyana terlihat turun dari tangga pesawat dan tersenyum melihat saudaranya Lauren dan juga ponakan tampannya bersansar di mobil menunggu kedatangannya. Ia berlari dan memeluk Lion dalam gendongannya dan memutar tubuh ponakannya itu hingga Lion tertawa kencang.
Lyana menghabiskan waktu liburan bersama ponakannya di resort pantai milik daddynya. Ia dan Darren masih sering komunikasi meski hanya beberapa pesan singkat yang pria itu kirimkan.
Pagi ini Lyana terlihat pucat dan merasakan mual yang sangat dahsyat. Ia harus memuntahkan semua isi perutnya sehingga membuat ia lemah dan tak bisa menemani Lion bermain di pantai.
Lyana mengingat sesuatu dan mengecek kalender dihandphone nya. Ia berubah pucat mengetahui bahwa ia sudah terlambat datang bulan sudah lebih dari seminggu. Seharusnya ia lebih berhati-hati, tapi disisi lain ia sangat senang akan memiliki seorang bayi.
Ia harus segera memberitahukan Darren tentang kehamilannya dan akan kebih baik jika mereka bertemu. Ia tidak ingin mengabari sesuatu yang penting ini hanya lewat pesan ataupun telepon. Lyana kemudian menghubungi Lauren dan mengatakan akan mengantar pulang Lion lebih awal.
********************
Darren sedang menghadiri pesta yang dihadiri oleh beberapa bos besar perusahaan. Ia menggantikan ayahnya yang hari ini entah mengapa tiba-tiba membatalkan kepergiannya. Darren harus ditemani oleh sepupunya Alicia yang sangat senang dengan pesta seperti ini.
Foto itu yang dilihat Lyana saat sedang berada dipesawat pribadi ayahnya bersama Lion yang tertidur dipangkuannya. Ia membuka pesan yang dikirim oleh teman-teman di grupnya yang memamerkan salah satu model cantik kesayangan mereka sedang menghadiri acara bersama pasangan paling di inginkan wanita dan pria itu adalah Darren yang sangat dekat dengannya hampir sebulan ini.
Lyana mencoba menghubungi Darren tapi ponsel pria itu tidak aktif membuat Lyana berpikir yang tidak-tidak dan membuat ia sedih. Ia mengelus perutnya dan menjadi emosional.
Setelah memberikan Lion pada Lauren, ia bergegas menuju Rusia dengan menaiki pesawat komersil. Ia ingin memastikan bahwa Darren tidak mempermainkannya. Ia ingin memiliki keluarga yang baik seperti kedua orangtua nya.
Lyana merasakan pusing datang tiba-tiba dan ia mencoba bernafas normal. Ia memegang dadanya yang terasa sesak. Ia melihat Darren keluar dari kamarnya diikuti oleh wanita yang dilihatnya difoto. Lyana mundur perlahan saat Darren mendekatinya dan mencoba memeluknya.
"Lily kau tidak apa-apa? kapan kau tiba?" tanya Darren yang terkejut dengan kedatangan Lyana yang tiba-tiba.
"Bisa kita berbicara berdua" gumam Lyana yang sudah bisa bersikap normal.
Darren melihat Alicia memandang kearah mereka berdua dan Darren menarik tangan Lyana menuju ke perpustakaan. Ia melihat Lyana mencoba melepaskan pegangan tangannya dan menjaga jarak.
"Seharusnya kau memberitahuku jika akan kembali" ucap Darren menatap Lyana yang duduk dikursi.
"Aku hamil" ucap Lyana memandang wajah Darren yang terkejut mendengar berita kehamilannya.
"Apa kau yakin?" ucap Darren pelan.
"Aku sudah terlambat seminggu lebih dan aku sudah mengetesnya dan hasilnya positif." Jawab Lyana.
"Lily mungkin kau salah, aku belum siap untuk memiliki seorang anak. Bagaimana kalau kita ke dokter mungkin masih bisa untuk-"
"Kau tidak menginginkannya Darren?" seru Lyana memutus ucapan Darren.
"Lyana kita masih belum terlalu lama berhubungan dan kau sudah memastikan bahwa kau minum pil pencegahan kehamilan. Seharusnya kau lebih berhati-hati" seru Darren.
Mereka saling menatap dalam diam, Lyana berusaha kuat dan harus memutuskan apa yang akan dilakukannya kedepan. Ia terlalu mudah percaya pada pria sperti Darren. Seharusnya ia sadar bahwa pria seperti Darren memiliki banyak wanita. Lyana berdiri dan menatap wajah Darren.
"Kau benar, aku yang salah. Kalau begitu aku permisi" ucap Lyana kemudian keluar dari ruangan tersebut. Ia melihat wanita cantik yang bersama Darren masih berada diluar ditemani oleh seorang pria.
"Lyanaaa.." teriak Darren memanggil namanya.
"Darren, paman Mark mencarimu. Ayahmu masuk rumah sakit" ucap Alicia yang membuat Darren terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Kiwi Edna
Kalau yang enak-enak lu doyan daren. Tapi setelah ngadon dan jadi, lo lepas tangan. Kacau...kacau /Facepalm/
2024-03-08
1
Riana
nah loooo😱😱bakalan menyesal kamu daren
2023-09-25
1