Kebencian

"Bagaimana keadaanmu honey?" tanya Mommy Lisa begitu melihat Lyana telah siuman.

"Mom, maafkan aku" ucap Lyana kemudian menangis dipelukan ibunya.

"Mommy tidak akan memaksamu lagi, daddy dan kakakmu Louise hanya khawatir dan berusaha membantumu honey. Tapi, jika kau tidak ingin kami tau maka kau harus siap menjalani ini sendiri. Apa kau yakin?" gumam Mommy Lisa yang membuat tangisan Lyana semakin kencang.

"Mommy akan mengambilkan makanan untukmu, kau terlihat pucat. Lyana, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri juga anak yang saat ini kau kandung." gumam Mommy Lisa kemudian keluar dari kamar anaknya.

"Aku akan mencari tau siapa pria itu dad," ucap Louise yang masih emosi.

"Sudahlah kalian berdua, biarkan Lyana yang menyelesaikan masalahnya. Lyana mencintai pria itu dan mommy yakin pria itu akan mencari Lyana." Sahut Mommy Lisa dari arah dapur.

 

4 Bulan Kemudian**

Darren menatap wajah cantik Lyana dari kejauhan, pandangan wanita itu mengarah ke berbagai pernak pernik untuk bayi perempuan. Lyana tampak sangat cantik dengan kehamilan yang sudah sangat terlihat.

Ia baru saja tiba dan bergegas menyusul Lyana yang sedang berbelanja bersama ibunya. Darren sering menerima laporan dari anak buahnya yang ditugaskan mengikuti Lyana kemanapun tanpa diketahui.

Ia tau Lyana akan sangat membencinya sejak pertemuan terakhir mereka, dan Darren sangat menyesali dirinya. Beberapa bulan ini menjadi hari yang sangat berat dan menyakitkan baginya. Ia sangat merindukan Lyana dan ingin memeluk wanita itu.

Darren berjalan mendekati Lyana yang sedang mencari tempat duduk dan tidak menemukan yang kosong karena banyak pengunjung yang datang. Kemudian ia berjalan keluar dan menuju ke taman dan duduk. Ia melepas sepatunya dan melihat kakinya telah lecet.

"Seharusnya kau memakai sandal yang nyaman" ucap Darren yang berjongkok didepan Lyana dan melepas sepatu Lyana yang satunya.

Lyana yang terkejut dengan kedatangan Darren mencoba menarik kakinya, tapi ditahan oleh pria itu. Mereka saling memandang cukup lama kemudian pria itu mengambil hansaplast dari tangan Lyana dan menutupi luka dikaki wanita itu.

"Bisakah kita berbicara Lily?" tanya Darren yang telah selesai dan berdiri dihadapan wanita itu.

Lyana tak menjawab apapun dan memilih diam. Darren menatap wajah Lyana yang tak ingin memandangnya sejak tadi. Darren pun akhirnya terdiam dan tak bicara lagi, hingga kedatangan Mommy Lisa dan Lyana beranjak pergi meninggalkannya sendirian.

"Mom, aku ingin pulang" ucap Lyana yang menarik ibunya agar berjalan cepat keluar menuju parkiran.

"Siapa pria yang bersamamu tadi Lyana" tanya Mommy Lisa ketika melihat Lyana tidak seperti biasanya.

"Aku tidak mengenalnya" jawab Lyana yang merasakan dadanya kembali sesak saat melihat pria itu.

"Apakah dia pria itu Lyana?" tanya Mommy Lisa menghentikan langkah mereka berdua.

Darren yang mengikuti mereka berdua ikut berhenti dan memandang wajah Mommy Lisa dan juga Lyana yang tampak kesal. Kemudian mendorong tubuh Lyana ke arah Darren.

"Selesaikan masalah kalian berdua, Mommy akan kembali sendirian." Ucap Mommy Lisa kemudian berjalan menjauh.

Darren menggendong tubuh Lyana dan membawa wanita itu masuk kedalam mobil miliknya. Lyana hanya diam dan memandang kearah lain. Wanita itu hanya diam dan tidak berkata apapun bahkan selama perjalanan mereka menuju mansion Darren.

Setelah sampai Darren keluar dari mobil dan membuka pintu mobil Lyana dan menggendong wanita itu lagi. Lyana yang terkejut melihat mansion yang sangat besar di hadapannya akhirnya menatap wajah Darren.

"Kau ingin membawaku kemana? turunkan aku." Ucap Lyana pelan.

''Aku membeli mansion ini sebulan yang lalu dan memutuskan akan tinggal disini'' ucap Darren setelah menurunkan Lyana disalah satu kursi sofa yang ada diruangan.

Lyana tiba-tiba beranjak berdiri.

''Aku akan pulang'' ucap Lyana yang kemudian ditahan pinggangnya oleh Darren.

''Aku akan mengantarmu, tapi untuk saat ini bisakah kita berbicara sebentar?'' gumam Darren dengan wajah memohon dan menatap wajah Lyana.

''Tak ada yang perlu kita bicarakan, bukankah kau tidak menginginkanku juga bayi ini sejak awal, jadi antarkan aku pulang atau aku akan pulang sendiri,'' sahut Lyana dengan wajah kesalnya.

''Baiklah, mungkin saat ini bukan waktu yang tepat.

Aku hanya ingin kau tau bahwa aku saat ini akan selalu berada didekatmu dan aku berusaha untuk memperbaiki kesalahanku'' ucap Darren yang tidak ingin kehamilan Lyana bermasalah karena memaksa wanita itu mengikutinya.

Lyana kemudian berjalan kembali ke dalam mobil milik Darren dan disusul oleh pria itu. Mereka tidak berbicara sepatah katapun selama perjalanan menuju ke apartemen Lyana, hingga wanita itu tertidur.

Darren mengusap pipi Lyana yang sangat lembut dan dirindukannya. Wanita itu bahkan tidak bergerak ketika disentuh oleh jemarinya. Kehamilannya membuat wanita itu bertambah cantik dan dia sangat senang Lyana menjaga dirinya dengan baik dan sehat.

Lyana terbangun saat merasakan tubuhnya diangkat dalam gendong Darren dan secara otomatis ia mengalunkan tangannya dileher pria itu agar tidak terjatuh. Darren membawanya masuk menuju Lift tanpa menurunkannya, membuat beberapa penghuni apartemen memandang mereka berdua.

Lyana yang merasa sangat malu menyembunyikan wajahnya dilekukan leher Darren dan membuat pria itu tersenyum serta semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Lyana.

''Lyana apakah dia suamimu?'' tanya wanita paruh baya yang merupakan salah satu penghuni apartemen yang mengenalnya.

''Anda benar nyonya, saya adalah suami Lily.'' Jawab Darren yang membuat Lyana menggigit leher Darren pelan.

''Baguslah kalau kau sudah kembali, Istrimu sedang hamil dan dia tidak boleh tinggal sendirian. Dua hari ini aku mendengar dia muntah-muntah sangat sering dipagi hari dan dia terlihat sangat lemah'' sahut wanita tersebut sambil mengusap kepala Lyana yang dia pikir sedang tidur.

''Aku berjanji akan menjaganya mulai saat ini, terima kasih atas perhatian anda nyonya'' ucap Darren dengan tersenyum ramah.

''Kalian sangat serasi, Lyana cantik dan kau sangat tampan. pasti anak kalian akan sangat luar biasa'' sahut wanita itu lagi.

''Hari ini aku memasak banyak makanan untuk makan malam, aku akan membagikannya dengan kalian berdua. Jika sudah selesai aku akan mengantarnya ke apartemen Lyana'' lanjut wanita itu kemudian berjalan masuk kedalam apartemen miliknya sendiri.

Saat wanita itu akhirnya pergi, Lyana mengangkat kepalanya dan memandang wajah Darren dengan kesal.

''Apa yang kau katakan padanya? kenapa kau mengatakan bahwa kau suamiku?'' gumam Lyana pelan kemudian turun dari gendongan Darren dan membuka pintu apartemennya.

Mereka akhirnya masuk ke dalam dan ini adalah kali pertamanya Darren berada di apartemen milik Lyana. Darren melihat sekeliling dan merasa nyaman dengan isi ruangan apartemen wanita itu. Semua didominasi dengan warna putih dan pastel hinggal terlihat sangat bersih dan juga rapi.

''Duduklah, aku akan membuatkanmu minuman.'' ucap Lyana yang membuka sepatunya dan mengganti dengan sandal yang empuk.

''Jangan memakai sandal seperti itu lagi, akan berbahaya bagimu dan juga bayi kita'' sahut Darren yang membuat Lyana menatapnya saat mendengar pria itu menyebut bayi kita.

''Makan malamlah disini, karena Mrs Wett akan mengantarkan makan malamnya dan dia akan curiga jika tidak menemukanmu disini'' ucap Lyana yang membuat Darren tersenyum senang.

Terpopuler

Comments

Kiwi Edna

Kiwi Edna

Janganlh cepat luluh gitu Lyana. Sorry Thor aku memprovokator /Chuckle/

2024-03-08

1

Riana

Riana

apakah daren diterima

2023-09-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!