Masa Lalu Suamiku
Aku menangis di malam sebelum hari pernikahanku "aku ingin ada yang membawaku lari malam ini , ah tapi siapa yang mau membantuku" tangisku sendiri didalam kamar.
Ayahku yang biasanya selalu membelaku pun tak juga memberi pembelaan padaku "dari kecil kami sudah membesarkan dan mendidik mu apa begini balasanmu pada orang tua , apa kamu akan membuat kami merasa malu karena menolak lamaran laki - laki yang sudah baik ingin menjadikanmu istrinya ??" marah ayahku waktu tau aku mencoba kabur dari rumah.
Namaku Firma usiaku 18 tahun dan baru dua bulan lalu aku lulus Sekolah Menengah Atas. Aku tiga bersaudara , kakak perempuanku sudah meninggal karena sakit dan adikku laki - laki masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 3 .
Sungguh bukan impianku untuk menikah diusia muda seperti ini , hal yang jauh dari harapanku bahkan untuk sekedar berangan - angan saja tak pernah.
Aku dilamar laki - laki yang usianya 10 tahun lebih tua dariku .
Aku belum pernah mengenalnya secara langsung karena dia , tante dan kakaknya melamar disaat aku liburan dengan teman - temanku di Jogja usai ujian akhir sekolah.
Yang aku sesalkan kenapa orang tuaku dengan mudahnya menerima lamaran laki - laki itu tanpa menanyakannya padaku .
"Aku masih ingin kuliah yah , aku belum ingin menikah" bantahku dihadapan ayah tapi ayahku malah meninggalkanku , aku hanya bisa menangis sambil menatap kosong tas ransel yang akan aku bawa kabur tadi pagi tergeletak dilantai.
Aku menyerah akan aku ikuti keinginan kedua orang tuaku . aku tak ingin jadi anak durhaka tapi entahlah kenapa hatiku berontak terus untuk menolak pernikahan ini .
Aku tau bukan karena tanpa alasan ayahku sampai tak mampu menolak lamaran laki - laki itu , pasti karena ayah tak mau pengalaman putri temannya terjadi padaku .
Teman ayah mempunyai seorang putri , dia juga menolak perjodohan yang mengakibatkan keluarga pihak laki - lakinya tersinggung .
Tanpa merasa kasian putri teman ayah di beri kiriman santet oleh keluarga laki - laki yang ditolak lamarannya (Tapi kami juga tak berani berburuk sangka karena fitnah jatuhnya nanti) hingga menjadi gila belasan tahun dan tragisnya bunuh diri .
Mudah - mudahan putri teman ayah tenang di alam sana .
Flashback On
"Fir , besok ikut ibu ke toko kebaya , bulan depan acara pertunanganmu dengan Agus , kamu harus terlihat cantik dihadapan keluarga besarnya" kata ibu menghampiriku di pintu kamar sambil mengaduk adonan bakwan (bakwan \= camilan goreng yang berbahan tepung dan sayuran seperti wortel misalnya).
Yaa .. Ibuku memang hobi memasak berbanding terbalik denganku yang sama sekali tidak bisa memasak , eh bukan tidak bisa tapi lebih tepatnya belum bisa memasak karena dari kecil belum pernah untuk sekali saja aku diijinkan bantu memasak , aku hanya diperbolehkan bantu bersih - bersih rumah dan mencuci baju .
Alhasil sampai lulus Sekolah Menengah Atas pun aku hanya tau cara membuat sambel .
Aku baru ingat kalau dulu aku pernah punya tetangga yang kontrak disebelah rumah , dia punya adik laki - laki bernama Agus . apa dia laki - laki yang sama ?
Laki - laki yang suka curi - curi pandang kalau aku lewat depan rumah kontrakan kakaknya .
Aah .. Apa peduliku toh aku juga tak pernah punya keinginan menikah dengan siapapun diusia semudah ini .
Yaa Allah .... Kirimkan seseorang yang bisa menyelamatkanku dari perjodohan ini , aku sangat belum siap .
Bahkan aku sudah berangan - angan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi .
Ayah ibu .. Bukalah hati kalian , pahami perasaan anak gadismu ini .
°°°°°°°
"Ayo cepetan selak awan (ayo buruan keburu kesiangan)" ibuku berteriak dari dapur .
" iya bu .. Sebentar " . sahutku yang baru keluar dari kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur .
Maklum rumah kami memang bukan rumah yang besar jadi untuk kamar mandi saja harus bergantian kalau pagi .
Jam 9 pagi kami sudah tiba di toko kain dan bahkan toko pun juga sepertinya baru dibuka sebab masih ada rolling door sebagian yang masih tertutup .
"Fir .. rene iki loh apik (Fir .. Kesini ini loh bagus kamu liat)" ibu berdiri sambil memegang gaun kebaya yang digantung di bagian atas .
Rasanya malas dan capek dari tadi bolak balik mengekor ibu yang antusias pilih - pilih kain kebaya , tapi kenapa jadi ibu yang bersemangat sedangkan aku yang dijodohkan saja sama sekali tidak tertarik memilih kain kebaya satupun .
Tidak menutup kenyataan bahwa aku sebenarnya sangat suka mengkoleksi baju - baju kebaya , tapi kali ini aku tak berselera meski sekedar menyentuh bahan kainnya .
Dua jam sudah kami ada di toko kain rasanya kaki ini pegal panas capek tapi melihat ibu sama sekali tak terlihat rasa capeknya .
Bukan hanya itu aku juga sudah mulai merasa malu sebab dilihat terus sama mbak - mbak yang tadi melayani kami .
"Bu ... Masih lama lagi ?" protes ku
"Iyo .. Iki loh wes mari (iya ini loh sudah selesai)" sewot ibuku .
Flashback Off
"Wes tho ndu ojo nangis terus , ora ono hasil makar yo ku merias kowe iki ket jam 6 mau (sudah tho ndu jangan menangis terus , tidak ada hasilnya jerih payahku merias wajahmu sedari jam 6 tadi) kata budhe Meri yang sudah tampak capek bujuk aku untuk berhenti menangis .
Yaa .. Aku menangis sudah dua jam lebih karena sekarang sudah hampir jam 9 , bahkan pak penghulu pun sudah dalam perjalanan menuju kemari .
Budhe Meri merapikan kembali make up ku , sungguh MUA yang sangat sabar menghadapi aku dua jam ini .
Semisal MUA yang lain mungkin sudah langsung menyerah dan pulang meninggalkanku yang tak berhenti menangis ini .
Siapapun orangnya kalau ada diposisi sepertiku pasti akan menangis , orang tua tak ada yang membela apalagi kerabat yang notabene satu pemikiran bahwa pilihan orang tua itu jauh lebih baik daripada pilihan sendiri .
Masalahnya jaman sekarang kan sudah bukan jamannya Siti Nurbaya yang dipaksa menikah dengan Datuk Maringgai hanya karena untuk menebus hutang yang belum terbayar .
Eh .. Begitulah cerita yang aku dengar tentang kisah Siti Nurbaya semasa aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar dari para kakak kelas .
Tapi apa iya orang tuaku memaksaku menikah dengan alasan yang sama ? .
Entahlah .. Aku hanya bisa menerima dengan berat hati pernikahan ini , Yaa Allah .. Mudah - mudahan pilihan ini adalah pilihan yang terbaik ..
°°°°°°°
"Fir .. Pak penghulu ne wes teko ayo ndang metu (Fir .. Pak penghulu sudah datang ayo buruan keluar)" . ibuku oh ibuku .. Kenapa bahagia sekali menyambut pernikahan anakmu yang sedang tak bahagia ini .
Budhe Meri dan ibu menggamit lengan kanan dan kiriku sambil menuntunku keluar kamar menuju meja yang dipersiapkan untuk acara akad nikah dan tentunya meja kebesaran sakral yang paling ditunggu - tunggu bagi semua pengantin untuk menghalalkan ikatan lahir bathin mereka .
Aah .. Sayangnya aku belum menginginkan berada di depan meja itu .
"Ayo Fir ojo mandek ! (Ayo Fir jangan berhenti)" ibu berbisik sambil meremas lengan kiriku .
Aku berharap tiba - tiba pingsan kalau perlu hilang ingatan saja saat ini .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Septichan16_Canon
halo, ayo kita saling dukung
2023-09-07
2
Putri Pelangi
jempol
2023-08-27
0
Max Goof
🎉 Ini benar-benar cerita yang menyenangkan, saya suka sekali!
2023-07-25
0