NovelToon NovelToon

Masa Lalu Suamiku

Bab 1 Pov. Firma

Aku menangis di malam sebelum hari pernikahanku "aku ingin ada yang membawaku lari malam ini , ah tapi siapa yang mau membantuku" tangisku sendiri didalam kamar.

Ayahku yang biasanya selalu membelaku pun tak juga memberi pembelaan padaku "dari kecil kami sudah membesarkan dan mendidik mu apa begini balasanmu pada orang tua , apa kamu akan membuat kami merasa malu karena menolak lamaran laki - laki yang sudah baik ingin menjadikanmu istrinya ??" marah ayahku waktu tau aku mencoba kabur dari rumah.

Namaku Firma usiaku 18 tahun dan baru dua bulan lalu aku lulus Sekolah Menengah Atas. Aku tiga bersaudara , kakak perempuanku sudah meninggal karena sakit dan adikku laki - laki masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 3 .

Sungguh bukan impianku untuk menikah diusia muda seperti ini , hal yang jauh dari harapanku bahkan untuk sekedar berangan - angan saja tak pernah.

Aku dilamar laki - laki yang usianya 10 tahun lebih tua dariku .

Aku belum pernah mengenalnya secara langsung karena dia , tante dan kakaknya melamar disaat aku liburan dengan teman - temanku di Jogja usai ujian akhir sekolah.

Yang aku sesalkan kenapa orang tuaku dengan mudahnya menerima lamaran laki - laki itu tanpa menanyakannya padaku .

"Aku masih ingin kuliah yah , aku belum ingin menikah" bantahku dihadapan ayah tapi ayahku malah meninggalkanku , aku hanya bisa menangis sambil menatap kosong tas ransel yang akan aku bawa kabur tadi pagi tergeletak dilantai.

Aku menyerah akan aku ikuti keinginan kedua orang tuaku . aku tak ingin jadi anak durhaka tapi entahlah kenapa hatiku berontak terus untuk menolak pernikahan ini .

Aku tau bukan karena tanpa alasan ayahku sampai tak mampu menolak lamaran laki - laki itu , pasti karena ayah tak mau pengalaman putri temannya terjadi padaku .

Teman ayah mempunyai seorang putri , dia juga  menolak perjodohan yang mengakibatkan keluarga pihak laki - lakinya tersinggung .

Tanpa merasa kasian putri teman ayah di beri kiriman santet oleh keluarga laki - laki yang ditolak lamarannya (Tapi kami juga tak berani berburuk sangka karena fitnah jatuhnya nanti) hingga menjadi gila belasan tahun dan tragisnya bunuh diri .

Mudah - mudahan putri teman ayah tenang di alam sana .

Flashback On

"Fir , besok ikut ibu ke toko kebaya , bulan depan acara pertunanganmu dengan Agus , kamu harus terlihat cantik dihadapan keluarga besarnya" kata ibu menghampiriku di pintu kamar sambil mengaduk adonan bakwan (bakwan \= camilan goreng yang berbahan tepung dan sayuran seperti wortel misalnya).

Yaa .. Ibuku memang hobi memasak berbanding terbalik denganku yang sama sekali tidak bisa memasak , eh bukan tidak bisa tapi lebih tepatnya belum bisa memasak karena dari kecil belum pernah untuk sekali saja aku diijinkan bantu memasak , aku hanya diperbolehkan bantu bersih - bersih rumah dan mencuci baju .

Alhasil sampai lulus Sekolah Menengah Atas pun aku hanya tau cara membuat sambel .

Aku baru ingat kalau dulu aku pernah punya tetangga yang kontrak disebelah rumah , dia punya adik laki - laki bernama Agus . apa dia laki - laki yang sama ?

Laki - laki yang suka curi - curi pandang kalau aku lewat depan rumah kontrakan kakaknya .

Aah .. Apa peduliku toh aku juga tak pernah punya keinginan menikah dengan siapapun diusia semudah ini .

Yaa Allah .... Kirimkan seseorang yang bisa menyelamatkanku dari perjodohan ini , aku sangat belum siap .

Bahkan aku sudah berangan - angan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi .

Ayah ibu .. Bukalah hati kalian , pahami perasaan anak gadismu ini .

°°°°°°°

"Ayo cepetan selak awan (ayo buruan keburu kesiangan)" ibuku berteriak dari dapur .

" iya bu .. Sebentar " . sahutku yang baru keluar dari kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur .

Maklum rumah kami memang bukan rumah yang besar jadi untuk kamar mandi saja harus bergantian kalau pagi .

Jam 9 pagi kami sudah tiba di toko kain dan bahkan toko pun juga sepertinya baru dibuka sebab masih ada rolling door sebagian yang masih tertutup .

"Fir .. rene iki loh apik (Fir .. Kesini ini loh bagus kamu liat)" ibu berdiri sambil memegang gaun kebaya yang digantung di bagian atas .

Rasanya malas dan capek dari tadi bolak balik mengekor ibu yang antusias pilih - pilih kain kebaya , tapi kenapa jadi ibu yang bersemangat sedangkan aku yang dijodohkan saja sama sekali tidak tertarik memilih kain kebaya satupun .

Tidak menutup kenyataan bahwa aku sebenarnya sangat suka mengkoleksi baju - baju kebaya , tapi kali ini aku tak berselera meski sekedar menyentuh bahan kainnya .

Dua jam sudah kami ada di toko kain rasanya kaki ini pegal panas capek tapi melihat ibu sama sekali tak terlihat rasa capeknya .

Bukan hanya itu aku juga sudah mulai merasa malu sebab dilihat terus sama mbak - mbak yang tadi melayani kami .

"Bu ... Masih lama lagi ?" protes ku

"Iyo .. Iki loh wes mari (iya ini loh sudah selesai)" sewot ibuku .

Flashback Off

"Wes tho ndu ojo nangis terus , ora ono hasil makar yo ku merias kowe iki ket jam 6 mau (sudah tho ndu jangan menangis terus , tidak ada hasilnya jerih payahku merias wajahmu sedari jam 6 tadi) kata budhe Meri yang sudah tampak capek bujuk aku untuk berhenti menangis .

Yaa .. Aku menangis sudah dua jam lebih karena sekarang sudah hampir jam 9 , bahkan pak penghulu pun sudah dalam perjalanan menuju kemari .

Budhe Meri merapikan kembali make up ku , sungguh MUA yang sangat sabar menghadapi aku dua jam ini .

Semisal MUA yang lain mungkin sudah langsung menyerah dan pulang meninggalkanku yang tak berhenti menangis ini .

Siapapun orangnya kalau ada diposisi sepertiku pasti akan menangis , orang tua tak ada yang membela apalagi kerabat yang notabene satu pemikiran bahwa pilihan orang tua itu jauh lebih baik daripada pilihan sendiri .

Masalahnya jaman sekarang kan sudah bukan jamannya Siti Nurbaya yang dipaksa menikah dengan Datuk Maringgai hanya karena untuk menebus hutang yang belum terbayar .

Eh .. Begitulah cerita yang aku dengar tentang kisah Siti Nurbaya semasa aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar dari para kakak kelas .

Tapi apa iya orang tuaku memaksaku menikah dengan alasan yang sama ? .

Entahlah .. Aku hanya bisa menerima dengan berat hati pernikahan ini , Yaa Allah .. Mudah - mudahan pilihan ini adalah pilihan yang terbaik ..

°°°°°°°

"Fir .. Pak penghulu ne wes teko ayo ndang metu (Fir .. Pak penghulu sudah datang ayo buruan keluar)" . ibuku oh ibuku .. Kenapa bahagia sekali menyambut pernikahan anakmu yang sedang tak bahagia ini .

Budhe Meri dan ibu menggamit lengan kanan dan kiriku sambil menuntunku keluar kamar menuju meja yang dipersiapkan untuk acara akad nikah dan tentunya meja kebesaran sakral yang paling ditunggu - tunggu bagi semua pengantin untuk menghalalkan ikatan lahir bathin mereka .

Aah .. Sayangnya aku belum menginginkan berada di depan meja itu .

"Ayo Fir ojo mandek ! (Ayo Fir jangan berhenti)" ibu berbisik sambil meremas lengan kiriku .

Aku berharap tiba - tiba pingsan kalau perlu hilang ingatan saja saat ini .

Bab 2 Pov. Agus

Hati ini sudah sangat resah kenapa gadis itu tidak segera keluar juga padahal aku sudah hampir sejam duduk disini .

"Hei kang .. Santai calon bojomu ora bakal Melayu kok , lek Melayu aku siap ngejar dadi bojoku hahahaha ....(Hei kang .. Santai calon istrimu gak bakal lari kok , kalau lari aku siap mengejar jadi istriku hahahaha ....)" . Nanang teman kerjaku ternyata ikut hadir juga .

Ku toyor kepalanya "sembarangan ! Susah payah perjuanganku terus mbok pek ngono ? (asal bicara ! Susah payah perjuanganku terus kamu tinggal miliki gitu ?)"

Teman - teman kerjaku memang berencana hadir setelah pulang kerja shift malam , ada 8 laki - laki dan 3 perempuan (mungkin ini pacar teman - temanku) sebab di tempat ku kerja hanya menerima karyawan laki - laki , kecuali bagian staff baru ada perempuannya itupun hanya ada beberapa saja .

Namaku Agus , usiaku 28 tahun usia yang sudah cukup untuk mempunyai istri .

Aku berasal dari kampung , aku datang ke kota ini untuk melarikan diri dari yang namanya sakit hati ditinggal kekasih menikah dengan laki - laki lain .

Disini aku ikut kakak perempuanku yang sudah menikah dan tinggal di rumah kontrakan , istilahnya aku nebeng lah daripada uangnya keluar buat bayar sewa kos apalagi hanya untuk ditinggali sendiri .

Delapan tahun aku numpang tinggal di rumah kontrakan kakakku dan suaminya , kakakku hanya seorang ibu rumah tangga dengan satu anak perempuan masih berusia 6 tahun .

"Suit suit .... !" suara siulan Nanang yang heboh membuyarkan aku dari lamunan .

"Ayu e reek ... Ra pantes dadi bojomu Gus , pantes e dadi bojoku hahahaha ... (Cantiknya ... Tidak pantas jadi istrimu Gus , Pantasnya jadi istriku hahahaha ...)" . seru Nanang sambil bertepuk tangan didekat telingaku .

Dasar Nanang gak bisa lihat orang cantik , kesal aku rasanya calon istriku justru membuat tertarik temanku .

Yaa meskipun si Firma cuek dan menundukkan kepalanya terus .

Aku akui Firma memang cantik meskipun tanpa di make up sekalipun . Dia gadis polos yang baru kali ini aku jumpai di kota , kebanyakan gadis - gadis hanya sebutannya saja tapi sudah tidak gadis lagi .

Mudah - mudahan saja gadisku ini masih gadis .

Otakku sudah melalang buana kemana - mana pada akhirnya .

°°°°°°°

"Saah ?! ...(saaaah .....!!!)" .Alhamdulillah ... Semua yang hadir ikut menyaksikan dan mendoakan .

"Barakah Allahu laka wa baraka 'alaika wajma'a bainakumaa fii khoir ... " Ucap pak penghulu seraya meminta gadisku mencium tangan kananku .

Aku tau dia masih malu , aku bisa merasakan tangannya bergetar , jangan - jangan ini juga pertama kalinya gadisku menyentuh tangan laki - laki selain ayah dan saudaranya ? .. Bahagianya aku ini beruntung punya istri cantik , gadis , pemalu dan pandai menjaga dirinya .

Pak penghulu juga menganjurkan ku berdoa dan mencium kening gadisku yang sudah jadi istriku ini , ah kenapa aku harus malu , dia istriku wajar saja aku mencium bahkan memeluknya dihadapan umum bahkan bisa jadi ladang pahala bagi suami yang mau menunjukkan kasih sayangnya di depan umum asalkan sewajarnya .

"Jangan kelamaan nyium nya , aku juga mau kok dicium hahahaha .. " ledek Nanang .

Aku malu tapi aku bahagia . batinku

Hari ini hanya akad nikah saja , dua hari lagi barulah walimah nikah dan resepsinya .

Yaa biar banyak saudara yg bisa hadir sebab dua hari lagi adalah hari libur kata orang tua Firma yang sekarang menjadi mertuaku .

"Maas .. Maaf ya malam ini sampai resepsi nanti mas tidur di rumah kontrakan mbak iva saja ya ?" . Firma bicara dengan ragu padaku .

Tapi dek kenapa ? Kan kita sudah menikah" jawabku penuh tanda tanya .

"Aku masih takut mas tidur sama laki - laki" . Firma berucap sambil menundukkan kepalanya .

"Maaf dek mas gak bisa , mas tidur dikamar kamu aja , kita kan sudah suami istri sekarang" jawabku tegas .

Firma hanya mengangguk pelan , aku tau dia benar - benar sedang merasa takut .

Gadisku ini memang lucu apa yang ditakutkan kalau sekamar denganku , apa dia takut aku akan memperkosanya ?

Ah sudah pasti aku akan memperkosanya kalau aku ditolak terus , siapa yang bisa tahan lihat gadis cantik dalam satu kamar apalagi sudah sah dan halal .

Malam ini aku sangat resah , bagaimana tidak resah sudah jam sembilan tapi gadisku masih belum masuk kamar juga .

"Bu .. Firma kemana kok di dapur sepi ?" tanyaku pada ibu mertua .

"Oh itu nak Agus tadi Firma ke mushollah depan ambil mukenah - mukenah yang biasanya dicuci" . jawab ibu mertua .

"Saya ke mushollah kalau gitu bu jemput Firma" pamit ku .

Ibu mertua hanya menganggukkan kepala .

"Dee .... Sudah selesai belum ambil mukenanya ?" panggilku agak berteriak .

"i i .. Iya maas sudah kok ini" jawab Firma serak .

"Kamu nangis dek , kenapa ?" tanyaku

"Gak papa kok mas , ayo pulang" . ajak Firma sambil tersenyum

Di dalam kamar aku sudah berbaring lebih dulu , Firma tampak ragu untuk mendekat .

Aku berdiri membimbing tangannya untuk mau duduk di atas tempat tidur , Firma hanya menundukkan kepalanya .

Melihat Firma yang masih terlihat takut , aku jadi tak tega memaksanya meminta hak ku , padahal sumpah demi apapun aku sudah gak kuat menahan lagi gejolak dalam tubuh ini .

Aku harus bisa menahannya , aku harus kuat .

Dengan memaksakan mata untuk terpejam akhirnya aki bisa tertidur juga .

Entah berapa lama aku tertidur , aku merasa ada benda kenyal menindih .

"Duh istriku yang cantik , suamimu ini sudah berjuang sekuat tenaga menahan gejolak membara , lha kok itu mu malah menindih lenganku ... Aku harus kuat" . gumamku sambil tetap memaksa mata ini terpejam .

Gawat kalau mata ini masih terjaga . hahahaha ....

Aku menertawai diriku sendiri saat ini sampai dua hari ke depan .

°°°°°°°

Pagi ini semua orang bersibuk mempersiapkan acara resepsi pernikahan aku dan Firma .

Wajar kalau acaranya terkesan mewah meskipun bukan orang kaya , sebab Firma anak perempuan satu - satunya .

Orang tua Firma sudah bilang kalau resepsi dijadikan satu saja di sini dengan alasan kasian sama orang tuaku sebab tiga bulan lalu juga ada pernikahan kakak laki - lakiku di kampung .

"Fir .. Kamu kenapa melamun ?" . tegur ku .

"Gak papa mas , aku cuma masih belum percaya kalau aku sudah jadi seorang istri , bahkan satu sekolahan cuma aku yang sudah menikah" jawabnya sambil menundukkan kepalanya .

Aku usap kepalanya , terus terang aku jadi merasa bersalah .

Mudah - mudahan saja Firma segera bisa membuka mata dan hatinya bahwa semua ini sudah takdirNya .

"Aku akan membahagiakanmu Fir , aku gak akan membuatmu kecewa , aku mencintaimu" . tentunya kalimat ini hanya ada dalam hati saja tanpa aku ungkapkan .

"Hei kalian berduaan terus , kami dianggap apa disini hah ?" . omel si Nanang yang entah datang darimana , sudah datang tak dijemput jangan - jangan pulangnya minta diantar .

Saudara , tetangga , teman banyak yang datang membantu persiapan nanti sore (acara temu manten atau pertemuan pengantin)

Hahahaha .. Sudah ada dikamar yang sama masih juga ada acara temu manten .

Prosesi acaranya memang sangat banyak untuk adat Jawa (maklum kami sama - sama orang Jawanya dan keluarga kami penganut kental adat Jawa) , tapi aku cuma sebutin prosesi puncaknya saja .

Bab 3 Cemburu

Prosesi temu manten dihadiri banyak tamu baik dari keluarga besar , tetangga juga teman - teman Firma ataupun Agus . Sudah pasti bisa dibayangkan kemeriahannya terlebih ini hajatan pernikahan yang pertama kali di keluarga Firma .

Agus dengan raut wajah yang sangat bahagia karena keinginannya memperistri Firma sudah tercapai , berbanding terbalik dengan Firma yang hanya sesekali saja menunjukkan senyumnya .

Itupun kalau tamu undangan dan kerabatnya mengajak bicara .

"Firma .. Duduk yang tegak jangan nunduk terus gitu , apa kamu sakit ? " bibi Ijah (adik dari ibunya Agus) terlihat khawatir .

"Iya bii .. Ini masih sakit perutnya" . tentu saja bukan sakit perut betulan tapi hanya kepura puraan Firma saja untuk menutupi raut sedihnya .

Resepsi berjalan dengan lancar dan meriah , Firma tampak cantik bak putri kerajaan Jawa dengan paes (riasan untuk pengantin perempuan dari area dahi hingga rambut) dan kembang goyangnya .

Terlihat sangat kontras dengan mempelai laki - lakinya yang terlihat lebih tua , berkulit gelap dan jarang senyum itu.

"Fir .. Kok bisa kamu nikah sama laki - laki itu , kamu gak sedang kena pelet kan ?" ujar Udin teman sekelas Firma yang juga menaruh hati ke Firma tapi tak berani mengungkapkannya .

"Kalau patah hati jangan bun** di**ya kang Udin ..? Hahahaha" . timpal Bowo teman sekelas Firma juga sambil mencekik lehernya sendiri mempraktikkan ekspresi kebanyakan orang yang mati gant*** di** .

"Kamu kira otakku gak bekerja sampe harus akhiri hidup ? , enggaklah ,, aku tetep menunggu jandanya Firma" . semangat Udin sambil me noyor kepala Bowo .

Kami bertiga tertawa , cuma mereka lah yang bisa menghibur hati ini saat ini .

"Sudah sudah ... Kalian sudah makan ? , terus dimana si ketua kelas ?" tanya Firma sambil celingukan mencari sahabatnya yang satu lagi .

Yaaa ... Sahabat Firma ada tiga laki - laki semua , alasan dia suka bersahabat dengan laki - laki karena selain mereka lebih enak diajak bertukar pikiran , mereka juga yang biasanya jadi bodyguard gratis Firma kalau di sekolah .

Maklum , Firma terkenal cantik , pintar dan pendiam sudah jelas jadi incaran para laki - laki dan musuh banyaknya perempuan karena dianggap jadi penyebab para kekasihnya berpaling hati padanya .

"Woi .. Aku gak nyasar a iki rek , aku kok koyo' melebu nang surga soal e ono bidadari nang ngarep ku (Woi .. Aku apa gak nyasar ini , aku kok serasa masuk surga sebab ada bidadari di depanku)" .si ketua kelas yang paling ditunggu , Boy namanya .

"Sampean lali a lek wingi wes di tahlil i ? (Apa kamu sudah lupa kalau kemarin sudah diadakan acara tahlil ?)" gerutu Udin .

"Sumpah aku gak sadar lek wes pindah alam ..! (Sumpah aku gak sadar kalau sudah pindah alam ..!" jawab Boy makin membuat Udin mendelik kan matanya yang sipit itu .

"Hahaha ... Sudah sudah kalian makan dulu sana biar kuat jalani hidup". Gurau Firma .

Mereka ketawa serempak sambil menuju meja prasmanan yang penuh dengan makanan yang terlihat menggugah selera .

Sedangkan Firma berjalan ke arah kamar karena ingin mengambil ponsel yang sudah ditinggalkannya 2 jam ini .

Dia ingin melihat barangkali ada yang menghubunginya .

Baru saja Firma memegang ponselnya , pintu kamar sudah terbuka tanpa diketuk .

Kaget ? Tentu saja Firma kaget karena biasanya orang tua dan saudaranya pasti akan mengetuk pintu terlebih dulu kalau ingin masuk kamar Firma .

Orang tua Firma selalu mengajari anak - anaknya tentang tata krama atau etika , ayah Firma selalu berkata kepada anak - anaknya " jadilah pribadi yang beretika dan menerapkan tata krama nak .. Karena sekalipun suatu saat kalian bisa membeli gunung tapi kalau tak beretika , maka seumur hidup nama kalian tidak akan terkenang baik dimata siapapun terlebih di hadapan Allah .

"Dek .. Kenapa kaget gitu , apa ada yang kamu sembunyikan ?" . tanya Agus penuh curiga .

"Gak ada mas , aku cuma kaget tiba - tiba ada yang buka pintu itu aja , ini aku mau ambil ponsel" . jawab Firma dengan senyuman khasnya .

"Apa di luar tadi kekasihmu dek ?" . tanya Agus mengintimidasi .

"Hah ? .. Mereka bertiga teman sekelas mas , jangan salah paham" . jawab Firma tenang .

"Yakin salah satunya bukan kekasihmu ? , aku lihat ada salah satunya yang selalu berusaha cari perhatian di hadapanmu .." . Agus masih belum yakin dengan jawaban Firma .

"Mari mas aku kenalkan pada mereka , biar mas juga bisa dekat dengan teman temanku" . Firma mengurai senyumnya .

"Gak usah , aku capek apa bisa kita tidak keluar lagi ? , apalagi sekarang sudah jam 9 malam" . Agus sudah kehilangan semangatnya .

"Kalau gitu aku ke kamar ibu dulu ya mas , mau lepas sanggul (atau konde \= rambut yang digelung ke belakang) sekalian ganti baju". Sembari bicara Firma segera beranjak memegang pegangan pintu .

Agus segera menyusul ke arah pintu dan memegang tangan Firma , " Ganti baju disini aja , kita sudah jadi suami istri kenapa masih malu ?" . Agus sudah tak bisa menahan gejolak dalam hatinya lagi .

"Tapi mas ..??" . protes Firma sambil menatap tangannya yang dipegang Agus yang sudah resmi menjadi suaminya itu , meski dalam hati Firma jelas masih tak mau mengakui pernikahan itu .

Tak mau menunggu lama lagi Agus menarik tangan Firma kemudian mendekapnya .

Ada gemuruh sesak dalam dirinya yang tak bisa dituntaskan lagi .

"Tolong lepaskan dulu mas , aku harus ke kamar ibu !" . tanpa menunggu jawaban Agus , Firma langsung bergegas lari membuka pintu dan keluar dari kamarnya .

"Sial , kenapa malah lari bukankah dipeluk harusnya senang , dasar perempuan !!" . geram Agus sesekali mengepalkan tangannya .

Agus bukan hanya membawa beban berat dalam tubuhnya yang ingin disalurkan , tapi dia juga menahan cemburu pada laki - laki yang datang terakhir menemui Firma .

Diluar acara semakin malam semakin rame , maklum sebagian besar tamu undangannya adalah pekerja . Jadi untuk menghadiri acara seperti ini seringnya hadir malam hari kalau bukan hari libur .

Dikamar ibunya , Firma semakin merasa tak tenang dia sibuk mencari cara agar Agus suaminya tak meminta haknya malam ini .

"Fir .. Kok kamu ganti baju di kamar ibu , apa kamarmu terkunci lagi ?" tanya bu Dian (ibunya Firma) , kamar Firma memang sering macet kuncinya tapi sudah tiga bulan ini Firma tidak pernah lagi mengunci pintu kamarnya sebab takut kunci pintu kamar tidak bisa dibuka lagi .

"Gak papa bu tadi dari kamar mandi sekalian belok kamar ibu buat ganti baju" bohong Firma , kamar orang tuanya memang dekat dapur yang juga jadi satu dengan kamar mandi .

"Ya sudah setelah ini ambilkan suamimu makan , kamu juga sekalian ikut makan , makan di kamar aja mungkin suamimu masih capek.." . perintah bu Dian sembari kembali keluar untuk menemui tamu tamu yang semakin banyak .

"Ngge bu , sak mangke lek sampun mantun (iya bu , nanti kalau sudah selesai)" . jawab Firma tanpa menoleh ke arah ibunya lagi .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!