Bab 4 Pov. Boy

Suara musik yang menghiasi malam resepsi pernikahan Firma dan Agus semakin syahdu di dengar terlebih saat diputar musik populer tradisional Indonesia yang di dalamnya terkandung unsur-unsur musik Hindustani (India Utara), Melayu, dan Arab .

**""Sayang, opo kowe rungu jerit e atiku?

Mengharap engkau kembali

Sayang, nganti memutih rambutku Ra bakal luntur tresno ku ...

Hari demi hari wis tak lewati

Yen pancen dalan e kudu kuwat ati

Ibarat e sego wis dadi bubur

Nanging tresno iki ora bakal luntur

Sak tenan e aku iki pancen tresno awakmu

Ora ono Liyan e sing iso dadi penggantimu

Wes kanggo awakmu seng cocok neng atiku

Nganti atiku jerit ati mu ra bakal rungu ... "**

"Coba sampean ora kesusu rabi Fir , aku siap kuliah karo kerjo ngumpul no bekal kanggo rabi (andai kamu tidak buru - buru nikah Fir , aku siap kuliah sambil kerja buat ngumpulin biaya nikah" . Aku bergumam sendiri tentunya aku berusaha jangan sampai terdengar dua temanku yang sudah berteman sejak dibangku TK itu .

Namaku Boy , aku teman sekelas Firma Udin dan Bowo .

Rumahku beda kecamatan dengan Firma tapi satu desa dengan Udin dan Bowo .

Entah sejak kapan kami berteman , seingat ku kami bisa dekat karena ada tugas dari wali kelas saat acara ospek .

Kebetulan dikelas aku dipilih menjadi ketua kelas , Firma menjadi wakil , Udin menjadi sekertaris dan Bowo menjadi bendahara .

Entah kenapa di Sekolah Menengah Keatas selama tiga tahun kami berempat selalu terpilih dengan posisi yang sama

"Boy ayo mulih , wes dalu aku di goleti emakku (Boy ayo pulang , sudah malam aku dicari ibuku)" . Udin teriak ditelinga sebelah kananku yang masih mengumpulkan kesadaran setelah melamun .

"Jangkrik .. !! Kaget aku , kurang banter mbengokmu !! (Jangkrik .. !! Kaget aku , kurang keras teriakanmu !!)" , aku tak segan segan meninju lengan kiri Udin yang bisa dihindari oleh Udin .

"Nunggu Firma malam pertama dhisik ta , gak mulih mulih iku ?! , wes wareg weteng ku , ayo mulih Boy ! (apa mau nunggu malam pertama Firma dulu  , kok gak pulang pulang itu ?! , sudah kenyang perutku , ayo pulang Boy !" . Udin malah makin kencang lagi bicaranya .

"Wes ayo mulih , tambah malam kok tambah kumat , opo obat stres mu wes entek ?? (Sudah ayo pulang , makin malam kok makin kambuh apa obat stres mu sudah abis ??" jawabku makin kesal dengan sikap Udin .

Udin bukannya marah tetapi malah merapat ke badanku kemudian menggamit lenganku dan berjalan seperti cewe seksi yang menggamit tangan pacarnya .

Aku yang merasa risih segera menepis kasar tangan Udin akan tetapi bukannya terlepas , Udin bahkan semakin merapatkan badannya diikuti Bowo yang tertawa terbahak bahak terus di belakang kami .

"Kalian memang pasangan yang sangat serasi dan fenomenal .. Hahahaha ...." . Bowo semakin membuat hatiku merasa panas dan malu .

Karena malas meladeni mereka , aku memilih mengikuti mereka jalan pulang . Kami membawa motor sendiri sendiri , karena datang kesini tadi dari beda tempat .

"Rasanya aku masih belum bisa menerima kalau Firma jadi milik orang lain , ayo Fir apa kamu gak ingin kabur bersamaku ? , apa kamu bahagia Fir ? , apa pernikahan ini murni kemauanmu ? , Aku masih belum bisa kehilanganmu Fir , aku bodoh harusnya aku mengungkapkannya padamu tentang perasaanku , sekarang aku malah kehilanganmu ... Mudah mudahan kamu bahagia Fir , kalau kamu tidak bahagia datanglah padaku .." .

"Ciiiitttt ..... !!!!" suara ban motorku berderit ,

"Astaghfirullah .... Apaan itu tadi ?" lirihku .

Aku melihat ada sekelebat bayang tapi samar samar seperti perempuan tua membawa wadah yang biasa digunakan merebus jamu (obat tradisional yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya) .

Aku buru buru jalankan motor tanpa menoleh kebelakang lagi , takut perempuan tua tadi mengikuti , kata nenekku kalau tengkuk sudah merinding kemudian terdengar suara suara sebaiknya jangan di toleh sebab kalau di toleh bisa jadi akan makin diganggu dengan hal hal kasat mata itu .

Ah aku bukan orang yang paham tentang hal hal ghaib jadi kalau ada yang mengingatkanku perihal tersebut ada baiknya aku tidak mengabaikannya , aku akan saja kalau itu ilmu baru buatku .

Tapi kenapa firasatku jadi buruk , kenapa aku tiba - tiba kepikiran Firma ?

Mudah - mudahan tidak ada hal buruk yang terjadi dengan Firma .

°°°°°°°

"Tut tut .. Tut tut .. Tut tut .. Tut tut .." .

"Astagfirullah ... Jam 6 Kenapa alarmnya baru bunyi ..?"

"Nak ... Kamu mau kemana jam segini ?" . tegur mama di teras , kebetulan papa mama duduk santai menikmati teh hangat dan kulihat ada pisang goreng juga , menggugah selera perutku yang akhirnya berteriak demo minta diambilkan pisang goreng .

"Mau ke kampus mom lihat agenda buat ospek minggu depan" . jawabku sambil mengunyah pisang goreng yang aku ambil di piring depan papa .

Mama dan papa saling berpandangan kemudian tertawa serentak , aku mengerutkan dahiku heran apanya yang lucu .

"Kamu yakin sekarang mau ke kampus Boy ?" tanya papa . Aku hanya menganggukkan kepala karena mulutku masih sibuk mengunyah .

"Kamu ingat kan sekarang tanggal berapa ?" lanjut papa .  Aku menganggukkan kepala lagi .

"Apa kamu ingat juga sekarang hari apa ?" . tanya papa heran . Aku ulang menganggukkan kepala .

"Ok hati - hati dijalan ya , tapi kalau sudah sampai di kampus dan pintu gerbangnya di gembok , kamu jangan teriak teriak minta dibukakan ya .?" papa berkata sambil mengedipkan mata ke arah mama .

Aku makin heran dengan kalimat papa .

"Tole .. cah bagus , saiki dino Minggu cah ... Kampus pager e di gembok mergo prei .. (Anakku .. yang bagus , sekarang hari Minggu nak ... Kampus pagarnya di gembok karena libur .. " mama menambahkan sambil tertawa .

"Ah mama .. Kenapa gak bilang dari tadi , terlanjur mandi pula , tau gitu aku lanjut tidur" . Gerutuku , mama papa makin menertawakan ku .

Pantas saja sepagi ini mereka santai santai , ternyata hari libur .

Papaku hanya seorang satpam di salah satu hotel bintang lima di Surabaya , mamaku hanya ibu rumah tangga biasa , meskipun begitu papaku tidak pernah berbicara kasar pada mama .

Kata papa , kalau ada suami yang sekali saja membuat istrinya menangis maka nikmat hidupnya diambil Allah sedikit , membuat istri menangis lagi ya diambil lagi nikmatnya sedikit .

Makanya banyak suami yang tidak sadar kalau nikmatnya sudah diambil , nikmat itu bisa berupa yang tadinya sabar jadi sering marah , yg tadinya mudah dapat rizki akhirnya jadi kesulitan dan banyak masalah .

AKu selalu mengingat nasehat papaku , pasti akan aku contoh cara papa bersikap ke mama dan juga anak anaknya .

Sedangkan aku dua bersaudara , aku punya adik laki - laki tapi dia tinggal di pesantren katanya ingin memperdalam ilmu agamanya .

Beda denganku yang lebih suka hidup bebas daripada tinggal di asrama atau pesantren yang menurutku terlalu banyak peraturan yang aku sendiri rasanya gak mampu jalaninya .

Adikku memang lebih dewasa pemikirannya dariku , aku mengakuinya karena pola pikirnya selalu sesuai realita dimasa yang akan datang , sedangkan aku lebih malas berfikir yang belum tentu akan aku jalani .

Adikku lebih pantas jadi kakakku kalau seperti ini ..hahahaha...

Terpopuler

Comments

Ree Prasetya

Ree Prasetya

💓💓💓

2025-01-28

0

Chimmy Bs

Chimmy Bs

top dah

2023-08-25

1

Rimuru Tempest

Rimuru Tempest

Keren banget, gak salah deh bakal jadi best seller, authornya jagonya!

2023-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pov. Firma
2 Bab 2 Pov. Agus
3 Bab 3 Cemburu
4 Bab 4 Pov. Boy
5 Bab 5 Dipaksa
6 Bab 6 Dia Kembali
7 Bab 7 Selingkuh Yang Tak Disembunyikan
8 Bab 8 Pertemuan Yang Di Rencanakan
9 Bab 9 Penjual Buku
10 Bab 10 Pak Royani
11 Bab 11 Teman Pura - Pura
12 Bab 12 Bu Imah Terkejut
13 Bab 13 Firma Bingung
14 Bab 14 Atasan Galau
15 Bab 15 Takut Kehilangan
16 Bab 16 Firma Sakit , Nanang Galau
17 Bab 17 Firma Hamil , Liya Bahagia
18 Bab 18 Beli Kendaraan Baru
19 Bab 19 Liya Ketahuan
20 Bab 20 Baju Hamil
21 Bab 21 Karangan Bunga
22 Bab 22 Mie Instant
23 Bab 23 Pinjam Uang
24 Bab 24 Reuni Keluarga
25 Bab 25 Ipar Oh Ipar
26 Bab 26 Boy Kecelakaan , Nanang pulang Kampung
27 Bab 27 Musim Nikah
28 Bab 28 Hamil
29 Bab 29 Kangen
30 Bab 30 Cemburu Tapi Gengsi
31 Bab 31 Melahirkan
32 Bab 32 Pendarahan
33 Bab 33 Pak Royani Marah
34 Bab 34 Tergoda Pembantu Desa
35 Bab 35 Mengunjungi Firma
36 Bab 36 Aqiqah bayi Firma
37 Bab 37 Bu Imah Iri
38 Bab 38 Kembali Ke Kios
39 Bab 39 Reuni SMA Firma
40 Bab 40 Ke Rumah Firma
41 Bab 41 Nenek Agus Meninggal
42 Bab 42 Menyusun Rencana
43 Bab 43 Membawa Laki - Laki Ke Rumah
44 Bab 44 Di Paksa Mau
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Bosan
47 Bab 47 Pov. Firma
48 Bab 48 Bantuan
49 Bab 49 Pov. Deni
50 Bab 50 Pov. Firma
51 Bab 51 Keinginan
52 Bab 52 Rina datang
53 Draft
54 Bab 54 Terekam Kamera CCTV
55 Bab 55 Di Usir
56 Bab 56 Putusan Hakim
57 Bab 57 Pov. Lusi
58 Bab 58 Pov. Lusi
59 Bab 59 Pov. Firma
60 Bab 60 Stroke
61 Bab 61 Lamaran
62 Bab 62 Kalung Warisan
63 Bab 63 Mencuri
64 Bab 64 Talak
65 Bab 65 Selamat Jalan
66 Bab 66 Pengakuan
67 Bab 67 Pov. Lusi
68 Bab 68 PDKT
69 Bab 69 POV. Deni
70 Bab 70 Lamaran
71 Bab 71 Pov. Deni
72 Bab 72 Akad Nikah
73 Bab 73 Terabaikan
74 Bab 74 Terpesona
75 Bab 75 Di Boyong
76 Bab 76 kado
77 Bab 77 Bulan Madu
78 Bab 78 Ulat Bulu
79 Bab 79 Reuni
80 Bab 80 Pelakor Semakin Di Depan
81 Bab 81 Lusi Melamar Kerja
82 Bab 82 Undangan Firma
83 Bab 83 Ikut Pesta Di Rumah Firma
84 Bab 84 Jaka Kesal
85 Bab 85 Pergi Dari Rumah
86 Bab 86 Lusi Dan Tejo
87 Bab 87 Lusi Jadi Babu
88 Bab 88 Tejo Pergi
89 Bab 89 Perhiasan Lusi Di Jual
90 Bab 90 Kenyataan Yang Harus Di Terima
91 Bab 91 Firma Di Tinggalkan
92 Bab 92 Kedatangan Tamu
93 Bab 93 Di Tagih Hutang
94 Bab 94 Saksi Hidup
95 Bab 95 Panik
96 Bab 96 Sampai Di Tempat Tujuan
97 Bab 97 Curhat
98 Bab 98 Alamat Palsu
99 Bab 99 Emosi Roby
100 Bab 100 Salah Deni
101 Bab 101 Firma Sakit
102 Bab 102 Masalah Baru
103 Bab 103 Di Siksa
104 Bab 104 Sari
105 Bab 105 Roby Beralasan
106 Bab 106 Gagal Kabur
107 Bab 107 Kemarahan Tania
108 Bab 108 Rintangan
109 Bab 109 Mendapat pertolongan
110 Bab 110 Kabur
111 Bab 111 Di Tangkap
112 Bab 112 Saksi Dan Bukti
113 Bab 113 Sidang
114 Bab 114 Hukuman Pasti Ada
115 Bab 115 Gugatan Cerai
116 Bab 116 Pernikahan Roby dan Sari
117 Bab 117 Pembantu Baru
118 Bab 118 Di Bawa Ke Rumah Sakit
119 Bab 119 Berubah Pikiran
120 Bab 120 Pengumpulan Bukti
121 Bab 121 Penangkapan Roby
122 Bab 122 Kebakaran
123 Bab 123 Di Jemput Petugas Lapas
124 Bab 124 Penyesalan
125 Bab 125 Kecelakaan
126 Bab 126 Jadi Pendonor
127 Bab 127 Tawaran
128 Bab 128 Buka Segel
129 Bab 129 Check In
130 Bab 130 Ketemu Sari
131 Bab 131 Rencana Sari dan Roby
132 Bab 132 Pertemuan Tak Sengaja
133 Bab 133 Ulang Tahun Nia
134 Bab 134 Mendatangi Rumah Tania
135 Bab 135 Melihat Rekaman CCTV
136 Bab 136 Undangan
137 Bab 137 Sahabat Lama
138 Bab 138 Sahabat Lama
139 Bab 139 Memahami Orang Bijak
140 Bab 140 Memberi Ijin
141 Bab 141 Persiapan Agus Akan Menikah
142 Bab 142 Liburan Di Kampung Firma
143 Bab 143 Kekhawatiran Bu Retno
144 Bab 144 Pertemuan Tak Di Rencana
145 Bab 145 Kesempatan Tak Di sangka
146 Bab 146 Kisah Lama
147 Bab 147 Inap Di Rumah Giman
148 Bab 148 Gagal Nikah
149 Bab 149 Gagal Nikah
150 Bab 150 Menyesal
151 Bab 151 Kabur
152 Bab 152 Ketemu Sahabat Lama
153 Bab 153 Sari Pulang
154 BAb 154 Diberi Ijin
155 Bab 155 Bertemu Kembali
156 Bab 156 Mencoba Hal Baru
157 Bab 157 Ke Yayasan
158 Bab 158 Tempat Yang Nyaman
159 Bab 159 Tempat Yang Nyaman
160 Bab 160 Kepergok Di Mall
161 Bab 161 Mengunjungi Rendy
162 Bab 162 Dewi Ketemu Rendy
163 Bab 163 Awal Cerita
164 Bab 164 Pencarian Nanang
165 Bab 165 Kenyataan Pahit
166 Bab 166 Makan Malam
167 Bab 167 Sah
168 Bab 168 Part Terakhir
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Bab 1 Pov. Firma
2
Bab 2 Pov. Agus
3
Bab 3 Cemburu
4
Bab 4 Pov. Boy
5
Bab 5 Dipaksa
6
Bab 6 Dia Kembali
7
Bab 7 Selingkuh Yang Tak Disembunyikan
8
Bab 8 Pertemuan Yang Di Rencanakan
9
Bab 9 Penjual Buku
10
Bab 10 Pak Royani
11
Bab 11 Teman Pura - Pura
12
Bab 12 Bu Imah Terkejut
13
Bab 13 Firma Bingung
14
Bab 14 Atasan Galau
15
Bab 15 Takut Kehilangan
16
Bab 16 Firma Sakit , Nanang Galau
17
Bab 17 Firma Hamil , Liya Bahagia
18
Bab 18 Beli Kendaraan Baru
19
Bab 19 Liya Ketahuan
20
Bab 20 Baju Hamil
21
Bab 21 Karangan Bunga
22
Bab 22 Mie Instant
23
Bab 23 Pinjam Uang
24
Bab 24 Reuni Keluarga
25
Bab 25 Ipar Oh Ipar
26
Bab 26 Boy Kecelakaan , Nanang pulang Kampung
27
Bab 27 Musim Nikah
28
Bab 28 Hamil
29
Bab 29 Kangen
30
Bab 30 Cemburu Tapi Gengsi
31
Bab 31 Melahirkan
32
Bab 32 Pendarahan
33
Bab 33 Pak Royani Marah
34
Bab 34 Tergoda Pembantu Desa
35
Bab 35 Mengunjungi Firma
36
Bab 36 Aqiqah bayi Firma
37
Bab 37 Bu Imah Iri
38
Bab 38 Kembali Ke Kios
39
Bab 39 Reuni SMA Firma
40
Bab 40 Ke Rumah Firma
41
Bab 41 Nenek Agus Meninggal
42
Bab 42 Menyusun Rencana
43
Bab 43 Membawa Laki - Laki Ke Rumah
44
Bab 44 Di Paksa Mau
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Bosan
47
Bab 47 Pov. Firma
48
Bab 48 Bantuan
49
Bab 49 Pov. Deni
50
Bab 50 Pov. Firma
51
Bab 51 Keinginan
52
Bab 52 Rina datang
53
Draft
54
Bab 54 Terekam Kamera CCTV
55
Bab 55 Di Usir
56
Bab 56 Putusan Hakim
57
Bab 57 Pov. Lusi
58
Bab 58 Pov. Lusi
59
Bab 59 Pov. Firma
60
Bab 60 Stroke
61
Bab 61 Lamaran
62
Bab 62 Kalung Warisan
63
Bab 63 Mencuri
64
Bab 64 Talak
65
Bab 65 Selamat Jalan
66
Bab 66 Pengakuan
67
Bab 67 Pov. Lusi
68
Bab 68 PDKT
69
Bab 69 POV. Deni
70
Bab 70 Lamaran
71
Bab 71 Pov. Deni
72
Bab 72 Akad Nikah
73
Bab 73 Terabaikan
74
Bab 74 Terpesona
75
Bab 75 Di Boyong
76
Bab 76 kado
77
Bab 77 Bulan Madu
78
Bab 78 Ulat Bulu
79
Bab 79 Reuni
80
Bab 80 Pelakor Semakin Di Depan
81
Bab 81 Lusi Melamar Kerja
82
Bab 82 Undangan Firma
83
Bab 83 Ikut Pesta Di Rumah Firma
84
Bab 84 Jaka Kesal
85
Bab 85 Pergi Dari Rumah
86
Bab 86 Lusi Dan Tejo
87
Bab 87 Lusi Jadi Babu
88
Bab 88 Tejo Pergi
89
Bab 89 Perhiasan Lusi Di Jual
90
Bab 90 Kenyataan Yang Harus Di Terima
91
Bab 91 Firma Di Tinggalkan
92
Bab 92 Kedatangan Tamu
93
Bab 93 Di Tagih Hutang
94
Bab 94 Saksi Hidup
95
Bab 95 Panik
96
Bab 96 Sampai Di Tempat Tujuan
97
Bab 97 Curhat
98
Bab 98 Alamat Palsu
99
Bab 99 Emosi Roby
100
Bab 100 Salah Deni
101
Bab 101 Firma Sakit
102
Bab 102 Masalah Baru
103
Bab 103 Di Siksa
104
Bab 104 Sari
105
Bab 105 Roby Beralasan
106
Bab 106 Gagal Kabur
107
Bab 107 Kemarahan Tania
108
Bab 108 Rintangan
109
Bab 109 Mendapat pertolongan
110
Bab 110 Kabur
111
Bab 111 Di Tangkap
112
Bab 112 Saksi Dan Bukti
113
Bab 113 Sidang
114
Bab 114 Hukuman Pasti Ada
115
Bab 115 Gugatan Cerai
116
Bab 116 Pernikahan Roby dan Sari
117
Bab 117 Pembantu Baru
118
Bab 118 Di Bawa Ke Rumah Sakit
119
Bab 119 Berubah Pikiran
120
Bab 120 Pengumpulan Bukti
121
Bab 121 Penangkapan Roby
122
Bab 122 Kebakaran
123
Bab 123 Di Jemput Petugas Lapas
124
Bab 124 Penyesalan
125
Bab 125 Kecelakaan
126
Bab 126 Jadi Pendonor
127
Bab 127 Tawaran
128
Bab 128 Buka Segel
129
Bab 129 Check In
130
Bab 130 Ketemu Sari
131
Bab 131 Rencana Sari dan Roby
132
Bab 132 Pertemuan Tak Sengaja
133
Bab 133 Ulang Tahun Nia
134
Bab 134 Mendatangi Rumah Tania
135
Bab 135 Melihat Rekaman CCTV
136
Bab 136 Undangan
137
Bab 137 Sahabat Lama
138
Bab 138 Sahabat Lama
139
Bab 139 Memahami Orang Bijak
140
Bab 140 Memberi Ijin
141
Bab 141 Persiapan Agus Akan Menikah
142
Bab 142 Liburan Di Kampung Firma
143
Bab 143 Kekhawatiran Bu Retno
144
Bab 144 Pertemuan Tak Di Rencana
145
Bab 145 Kesempatan Tak Di sangka
146
Bab 146 Kisah Lama
147
Bab 147 Inap Di Rumah Giman
148
Bab 148 Gagal Nikah
149
Bab 149 Gagal Nikah
150
Bab 150 Menyesal
151
Bab 151 Kabur
152
Bab 152 Ketemu Sahabat Lama
153
Bab 153 Sari Pulang
154
BAb 154 Diberi Ijin
155
Bab 155 Bertemu Kembali
156
Bab 156 Mencoba Hal Baru
157
Bab 157 Ke Yayasan
158
Bab 158 Tempat Yang Nyaman
159
Bab 159 Tempat Yang Nyaman
160
Bab 160 Kepergok Di Mall
161
Bab 161 Mengunjungi Rendy
162
Bab 162 Dewi Ketemu Rendy
163
Bab 163 Awal Cerita
164
Bab 164 Pencarian Nanang
165
Bab 165 Kenyataan Pahit
166
Bab 166 Makan Malam
167
Bab 167 Sah
168
Bab 168 Part Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!