Dendam Sang Mantan

Dendam Sang Mantan

Perkenalan

Nama : Nisa Kusuma Dewi

Usia : 25 tahun

Status : Anak semata wayang dari sepasang suami istri yaitu Hidayat dan Dinda. Mereka memiliki kehidupan yang bisa di bilang serba berkecukupan dan cukup terpandang di daerah tempat tinggal nya.

Nama : Reyhan Pratama

Usia : 30 tahun

Status : Anak tunggal dari seorang janda miskin yang bernama Wati. Lelaki muda berandalan dan tidak memiliki pekerjaan tetap alias serabutan.

Nama : Niko Setiawan

Usia : 29 tahun

Status : Seorang anak yatim pintu yang sedari kecil di rawat oleh ibu tiri yang bernama Tiara. Ia memiliki harta warisan yang sangat berlimpah dari peninggalan orang tua nya yang sudah tiada.

"Nisa, apakah kau mau menikah dengan ku?" tanya Reyhan sambil berlutut dan memegang kedua tangan kekasih pujaan nya.

Deg... deg... deg...

Jantung Nisa berdegup kencang setelah mendengar penuturan Reyhan yang secara tiba-tiba di depan nya. Ia menundukkan kepala dan memandangi wajah sendu lelaki tampan yang sudah hampir 3 tahun belakangan ini, telah mengisi relung hati nya.

Nisa tidak langsung menjawab pertanyaan Reyhan, ia masih terus menatap wajah kekasih nya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa diam? Ayo di jawab dong, sayang...!" lanjut Reyhan sedikit mendesak.

Lagi... Nisa hanya terdiam seribu bahasa dan tidak berkata sepatah kata pun. Ia sama sekali tidak menyangka, jika lelaki yang amat di cintai nya itu akan menanyakan hal itu kepada nya.

Karena tidak mendapatkan jawaban apa pun dari bibir Nisa, Reyhan pun menautkan kedua alis. Ia sangat bingung melihat wajah sedih wanita cantik yang ada di depan nya.

Dengan perasaan sedikit kesal, akhirnya Reyhan pun mulai bangkit dan berdiri tegak di hadapan Nisa. Ia menatap wajah wanita muda itu sambil memegang kedua pipi nya.

"Apakah ada yang kau sembunyikan dariku, Nisa? Ayo, bicara lah! Aku siap mendengarkan nya," tambah Reyhan dengan mimik wajah serius.

Air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata Nisa pun, kini akhirnya tumpah dan membasahi kedua pipi nya. Ia tidak sanggup lagi untuk menahan kesedihan nya di depan Reyhan, lelaki yang sangat dicintai nya itu.

"Lololoh, kok malah nangis sih?" tanya Reyhan sembari mengusap pipi mulus Nisa yang sudah basah dengan air mata.

Gadis cantik itu tetap diam. Ia masih terus menangis tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

"Kau ini sebenarnya kenapa sih, Nisa? Apa yang terjadi dengan mu? Kenapa kau tidak mau menjawab pertanyaan ku, hah?" cerca Reyhan mulai meninggikan nada bicara nya.

Mendengar perkataan Reyhan, Nisa yang sedari tadi menangis pun akhirnya memberanikan diri untuk membalas tatapan tajam kekasih nya.

Setelah menghela nafas dalam-dalam, Nisa pun mulai membuka suara dan berkata...

"Maafkan aku, Rey. Aku tidak bisa menerima lamaran mu, dan aku juga tidak bisa melanjutkan hubungan ini," tutur Nisa dengan suara serak dan linangan air mata yang semakin mengalir deras di kedua pipi nya.

Duaaarrrr...

Bagaikan di sambar petir di siang bolong, hati Reyhan pun hancur berkeping-keping ketika mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan dari kekasih pujaan nya. Ia tidak menyangka jika Nisa begitu tega meluluh lantakkan hati dan perasaan nya.

"Maafkan aku, Rey. Maafkan ku, hiks hiks hiks...!" lanjut Nisa lalu melangkah pergi meninggalkan Reyhan begitu saja.

Reyhan tidak sanggup berkata apa-apa lagi. Ia hanya memandangi kepergian Nisa dengan mata memerah dan perasaan yang hancur lebur.

"Kenapa kau setega ini dengan ku, Nisa? Apa salah ku pada mu, sehingga dengan mudah nya kau menghancurkan impian dan harapan ku selama ini, Nisa? KENAPAAA...? AAAGGGHHH...!" pekik Reyhan sambil menarik-narik rambut nya sendiri.

Reyhan tampak sangat frustasi dengan kenyataan pahit yang dirasakan nya saat ini. Ia sama sekali tidak pernah menduga, jika hal ini akan terjadi pada nya. Dengan lelehan air mata di kedua pipi nya, Reyhan pun terus meratapi nasib percintaan nya yang berakhir tragis.

"Maafkan aku, Rey. Aku terpaksa harus melakukan semua ini. Aku terpaksa mengakhiri cinta kita karena desakan orang tua ku, hiks hiks hiks..." batin Nisa sambil terus berlari kecil meninggalkan Reyhan menuju ke kediaman keluarga nya.

Sesampainya di teras rumah, Nisa pun bergegas masuk dan kembali berlari menuju kamar pribadi nya yang berada di lantai dua.

Ia menutup pintu kamar dengan cukup kuat, lalu menghempaskan tubuh ramping nya di atas ranjang yang berukuran king size.

Nisa kembali menangisi hubungan asmara nya yang harus kandas di tengah jalan sambil memukul-mukul bantal. Hati nya juga tak kalah hancur dan remuk redam, karena harus meninggalkan kekasih yang sangat dicintai nya.

"Kenapa semua ini harus terjadi pada ku, ya Allah? Kenapa...? Hiks hiks hiks..." ucap Nisa sambil terus terisak.

Gadis itu tampak sangat terpukul atas keputusan yang sudah di tetapkan oleh kedua orang tua nya, yang sudah memaksa nya untuk segera menikah dengan lelaki mapan pilihan mereka.

"Mama... Papa... Mengapa kalian tega menyiksa ku seperti ini? Mengapa kalian tidak memikirkan bagaimana hancur nya perasaan ku, karena harus meninggalkan kekasih yang sangat ku cintai? Mengapa... Ma, Pa? Hiks hiks hiks..." gumam Nisa sambil terus melanjutkan tangisan nya.

Setelah beberapa jam menangisi nasib percintaan nya, akhirnya Nisa pun tertidur pulas dengan posisi telungkup dan masih dengan linangan air mata di wajah cantik nya.

Sementara itu, Reyhan yang masih duduk termenung di kursi kayu taman pun mulai beranjak, dan mengayunkan langkah nya menuju rumah sederhana milik ibu nya.

Tok tok tok...

"Assalamualaikum, Bu." Reyhan mengetuk pintu dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Wa'laikum salam, Nak."

Wanita paruh baya itu pun langsung menoleh saat melihat anak semata wayang nya datang menghampiri nya. Tanpa basa-basi lagi, ia pun mulai menanyakan tentang jawaban calon menantu nya.

"Bagaimana, Rey? Apakah Nisa mau menerima lamaran mu?" tanya Wati ibu kandung Reyhan.

Mendengar ucapan ibu nya, Reyhan pun langsung menghela nafas berat dan menundukkan kepala. Ia merasa tidak tega untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi dengan nya.

Melihat reaksi anak lelaki nya, Wati yang sedang duduk di atas sofa pun langsung menautkan kedua alis. Ia seakan-akan sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan nya tersebut.

"Kenapa diam, Nak? Ayo, katakan lah! Ibu ingin mendengarnya," lanjut Wati berpura-pura tidak tahu.

Mendengar desakan Wati, Reyhan pun akhirnya duduk bersimpuh di hadapan orang tua tunggal nya itu, dan meletakkan kepala di atas pangkuan nya.

"Maafkan aku, Bu. Aku tidak bisa mewujudkan mimpi kita. Aku sudah gagal, dan aku juga tidak bisa memiliki nya lagi, Bu."

Reyhan kembali meneteskan air mata di atas pangkuan ibu kandung nya. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk menahan kesedihan nya.

"APAAAA...?" pekik Wati dengan mata membulat sempurna.

Wanita itu langsung syok seketika. Ia tidak menyangka, jika ternyata dugaan nya tidak meleset sedikit pun.

🌷 Terima kasih sudah mampir di karya baru author. Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen, vote, dan favorit nya ya man teman, makasih 🌷

Terpopuler

Comments

Dewi Azj

Dewi Azj

aku mampir ya thor

2023-07-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!