Marriage Without Love

Marriage Without Love

Episode 1

Saat ini Anaya sedang berada disebuah Villa, Villa yang sudah teman-temanya sewa sebagai tempat reuni mereka. Jujur saja, Anaya tidak begitu tertarik untuk datang, karena ia tidak terlalu akrab dengan temab yang lainnya.

Tetapi Bella, sahabat nya yang satu ini begitu bersemangat, sampai-sampai ia rela memohon supaya ia juga ikut pergi. Bella merasa sayang kalau Anaya tidak ikut, karena ini kesempatan untuk bertemu dengan yang lainnya. Jarang-jarang mereka mempunyai kesempatan untuk berkumpul seperti ini, mengingat kesibukan maupun pekerjaan yang mereka punya.

Lumayan banyak juga yang ikut datang berkumpul, meskipun ada sebagian yang tidak hadir. Dan setelah di teliti lagi, mereka yang hadir kebanyakan yang masih melajang.

"Robb, Mana Devan?? Mana seru kalau Devan tidak ikut. "Tanya Arvin, sekaligus orang yang menyelenggarakan acara reuni malam ini.

"Tidak mungkin seorang Devan tidak hadir, mungkin dia hanya sedikit terlambat. "Ucap Roby yang yakin beribu-ribu kali persen bahwa sahabat mereka Devan tidak mungkin tidak datang. Apalagi saat ini begitu banyak wanita cantik disini, mana mungkin seorang Devan melewatkan acara malam ini begitu saja.

"Benar juga. "Ucap Arvin, mengingat tabiat Devan.

Dan benar saja, tidak lama setelah mereka selesai bicara. Muncul juga sosok yang sudah mereka berdua tunggu.

"Akhirnya... Datang juga. "Arvin dan Roby yang dari tadi sudah menunggu sahabat nya itu, melambai kearah Devan.

Devan langsung menuju kearah mereka berdua yang duduk di pojokan dan ikut bergabung, "lumayan juga. "Ucapnya, melihat keramaian malam ini.

Sebagian dari mereka asik memanggang barbeque di diluar, dan ada juga yang seperti mereka sibuk menikmati alkohol dengan mata yang terus menelusuri ke sana dan kemari untuk mencari mangsa.

Tidak ada batasan atau larangan dalam acara yang mereka buat malam ini. Toh, mereka sudah pada dewasa. Jadi mereka bebas Jika ingin melakukan apa saja.

"Tak ku sangka dia datang juga. "Mata Devan terhenti pada sosok wanita cantik yang cukup menarik dimatanya. Wanita yang sudah lama ia kenal, tapi tak dekat dengannya.

Robby yang ingin tahu dengan wanita yang dimaksud Devan, mengikuti arah pandangnya, "Bella. "Tebaknya.

"Yang satunya lagi, Anaya. "Ucap Devan.

Arvin menaikkan sebelah alisnya sambil menggoyang gelas yang ada ditangannya, "apa kau tertarik dengan Anaya?? "Tanyanya penasaran.

"Hmm, lumayan. "Sahutnya.

Arvin tersenyum ketika terlintas sebuah ide di kepalanya, "bagaimana jika aku membantumu mendapatkan wanita itu malam ini?? "Tawarnya.

"Cara nya? "Devan lumayan tertarik dengan tawaran yang di berikan oleh Arvin.

Arvin menjelaskan rencana yang sudah ia susun di kepalanya. Devan menyeringai, ternyata boleh juga ide sahabatnya ini. Meskipun belum tentu berhasil, tapi rencana nya layak untuk dicoba.

"Apa kalian yakin? "Roby yang ikut mendengar ide Arvin sedikit tidak setuju dengan rencana gila itu.

Robby tidak perduli dengan berhasil atau tidaknya rencana mereka. Hanya saja, ia sedikit merasa keberatan karena target mereka wanita baik-baik seperti Anaya.

"Memangnya kenapa? "Tanya Devan pada Roby yang seperti tak mendukung rencana mereka.

"Di terlihat berbeda dengan wanita yang biasa kita mainkan. "Dilihat dari sisi manapun, seorang Anaya sangat berbeda dengan wanita yang biasa mereka mainkan dan tiduri.

Devan sedikit mengangkat ujung bibirnya, "bukankah akan semakin menarik karena targetnya yang berbeda, benarkan? "Ucapnya yang mendapat sebuah anggukan dari Arvin.

"Apa kau juga tertarik dengan wanita itu? " Tanya Arvin pada Roby.

"Tentu saja, tidak. "Tegas Robby.

"Kalau begitu, ya sudah. "Devan merapikan penampilannya, lalu bangkit pergi meninggalkan tempat mereka sebelum malam semakin larut.

Masih dalam ruangan yang sama, Anaya dan Bella serta beberapa orang yang ikut bergabung larut dalam pembicaraan mereka yang ternyata lumayan menyenangkan. Mereka membahas bermacam-macam topik yang cukup menarik, dan saat ini mereka sedang membahas mengenai prihal pernikahan.

"Kalau kamu gimana, Nay? Sudah punya rencana buat nikah belum?? "Anaya sedikit terkejut mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba seperti itu.

"Ah, Belum ... Sekarang lagi fokus sama pekerjaan saja. "Jujur saja, ia bahkan tidak pernah memikirkan masalah pernikahan selama ini. Umurnya saja baru dua puluh dua tahun, rasanya ia masih terlalu muda untuk berumah tangga.

Setelah selesai bercerita sebagian mereka pergi entah kemana, dan sekarang hanya tersisa Anaya dan Bella. Ketika mereka sedang berdua tiba-tiba ada tiga pria yang menghampiri mereka, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Devan, Arvin dan juga Robby.

Anaya dan Bella cukup mengenali ketiga pria yang menghampiri mereka, dari dulu sampai sekarang tetap saja mereka bertiga itu tak pernah terpisahkan. Hubungan ketiganya begitu awet.

"Tidak ku sangka ternyata kau juga datang. "Devan menilik tubuh Anaya yang terlihat sangat menggoda, padahal wanita itu menggunakan pakaian yang cukup sopan.

Tentu saja Anaya sadar dengan tatapan Devan kepadanya, "hmm. "singkatnya yang merasa risih dengan kehadiran Devan dan teman-temannya.

"Kamu enggak papa kan, Nay? "Ternyata Bella juga sadar jika dirinya merasa tidak nyaman.

Anaya membalas dengan anggukan dan senyum di bibirnya yang menandakan dia baik-baik saja, padahal rasanya ia sudah ingin sekali pergi dari tempat itu.

"Apakah kalian tidak ingin mencoba meminum ini?!" Arvin menaruh dua botol alkohol yang dibawanya diatas meja.

"Kami tidak suka minum yang seperti itu. "Tukas Bella, "bisakah kalian tidak mengganggu kami. "Sambungnya, kehadiran mereka bertiga hanya merusak suasana hatinya dan juga Anaya.

"Tenang saja, kami hanya ingin duduk bergabung dengan kalian. "Devan mulai menuang alkohol kedalam gelas kecil yang ada di hadapan mereka.

"Untuk mu. "Devan menyodorkan satu gelas yang baru diisinya pada Anaya.

Roby yang juga disitu diam saja, ia tidak terlalu bersemangat malam ini. Apalagi ia sadar kalau kedua wanita itu tampak tidak menyukai keberadaan mereka.

"Aku tidak suka meminum alkohol. " Mengingat ia yang tak terlalu kuat dalam hal minum-minum, segelas saja sudah bisa membuatnya mabuk.

"Dan lagi pula kita tidak terlalu akrab sampai melakukan hal seperti ini, "ucapnya lagi.

"Angkuh sekali... "Devan sedikit menyeringai, dari ketika mereka sekolah menengah atas dulu sampai sekarang. Ternyata wanita ini selalu saja menolak keberadaannya, hal itu juga yang membuatnya semakin ingin mendekati wanita itu.

"Sudahlah Dev, mending kita cari tempat lain saja. "Roby sudah sangat malas, malam ini kedua sahabatnya benar-benar tidak menyenangkan dan membosankan.

Meskipun ia sudah mengajak untuk berpindah tempat, tetap saja mereka berdua tidak bergeming dari tempat duduknya, seolah-olah pantat mereka sudah mengakar disitu. Akhirnya Robby memilih untuk pergi sendiri saja ketempat yang bisa membuat suasana hati nya kembali membaik.

Sekarang mereka hanya tinggal berempat, malam juga sudah semakin larut. Bahkan Ayana merasa matanya sudah cukup berat. Tetapi, Devan dan juga Arvin masih tetap setia berada disitu, dengan kondisi Arvin yang sudah mabuk berat.

"Jika kamu ingin segera pergi, maka cepat minumlah! "Ucap Devan sedikit memaksa.

.

.

.

Mohon bantuannya ya.... Buat para readers😘

Terpopuler

Comments

manisnya kamu 😘❤️

manisnya kamu 😘❤️

Hai aku mampir
Semangat thor

2023-08-15

1

Cokies🐇

Cokies🐇

aku mampir, terimakasih sudah mampir di karyaku 🙏

2023-08-01

0

Titin

Titin

Mampir thor

2023-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!