Ayana terpaksa meminum alkohol yang sudah diberikan kepadanya. Padahal, ia malas sekali meladeni Devan. Tetapi pria itu malah mengancam akan mengikutinya kemanapun ia pergi kalau tidak segera mengosongkan gelas yang ada tepat didepannya.
"Puas kamu! " Ia dan Bella segera bangkit menuju kamar yang sudah mereka pilih untuk mereka tidur malam ini.
Mereka berdua tidur di kamar yang terpisah, Bella sampai lebih dulu di kamarnya. Sedangkan Anaya masih berjalan menuju kamarnya yang letaknya agak jauh.
Ayana merasa kepalanya seperti sedang berputar, benar-benar lemah. Padahal, ia hanya minum segelas, tapi sekarang ia sudah mulai mabuk. Ditambah lagi dengan rasa panas yang menjalar ditubuhnya.
Devan meninggalkan Arvin yang sudah tertidur karena mabuk, ia tak peduli lagi dengan sahabat nya. Ia lebih memilih untuk diam-diam mengikuti Anaya, dan tepat sebelum wanita itu mengunci pintu kamarnya, ia sudah lebih dulu menerobos masuk.
Anaya yang terkejut hampir terjatuh, untung saja ia masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, "apa yang kau lakukan. "Tanyanya dengan wajah memerah akibat mabuk ditambah lagi karena rasa panas ditubuhnya.
"Tebak saja apa yang ingin ku lakukan. "Devan mengunci pintu kamar, lalu menyimpan anak kunci di saku celananya.
"Keluar... "Ayana mendorong tubuh Devan, tetapi tubuh pria itu sama sekali tidak terdorong.
Anaya benar-benar berusaha bersusah payah untuk menjaga kesadarannya.
Devan dengan senyuman licik diwajahnya mendekati Anaya, "Apa kau baik-baik saja. " bisiknya membuat tubuh wanita itu merinding.
Devan meletakkan kedua tangannya di pudak wanita itu dengan sedikit meremas, membuat tubuh Anaya semakin terasa aneh. Anaya memejamkan mata dengan mengigit bibir bawahnya serta kedua tangan yang mengepal. Saat ini, ia merasa tubuhnya seperti membutuhkan suatu belaian atau sentuhan.
"Apa yang kau campur pada minuman tadi. "Ia mulai merasa curiga dengan Devan, apalagi pria ini sampai mengikutinya ke dalam kamar. Sepertinya, pria itu sudah melakukan sesuatu yang buruk terhadap minumannya.
Inilah alasan ia tak terlalu menyukai Devan, pria ini terlalu berbahaya. Dan sepertinya ia sudah jatuh kedalam bahaya yang diciptakan oleh pria itu.
Devan menatap wajah memerah Anaya dan mulai membelainya, "aku hanya menaruh sedikit obat perangsang. "Pria itu menjawab dengan begitu santai, seolah itu bukanlah suatu masalah.
"Brengsek! "Ucapnya dengan napas yang mulai tersengal-sengal.
" Tenang saja, aku akan bertanggung jawab untuk menghilangkan efek obat nya. "
Devan mengangkat tubuh Anaya, lalu menjatuhkannya diatas ranjang. Anaya benar-benar merasa lemas, bahkan ia tak mampu melawan lelaki brengsek yang mulai menjamah tubuh nya.
Devan mengecup tulang selangka Anaya yang terlihat begitu seksi, membuat Anaya lagi-lagi memejamkan mata. Merasakan rasa geli dan dingin ketika telapak tangan serta jari besar milik pria itu mengenai kulitnya.
Semakin Devan membelainya, semakin ia merasa hilang akal, sepertinya ia tak akan mampu menahan akal sehatnya. Dirinya yang sudah mabuk ditambah lagi efek obat yang diberikan Devan, membuat Anaya kehilangan kendali tubuhnya.
Tubuhnya merespon setiap sentuhan yang diberikan oleh pria itu, "apa kau menyukainya, hmm ...? "Devan bertanya disela ciuman yang ia lakukan.
Devan merasa begitu puas melihat wanita angkuh yang selama ini selalu menghindarinya berakhir di bawah tubuhnya, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa.
Dengan begitu bersemangat dan tak tahu malu, Devan menanggalkan seluruh pakaian Anaya.
"Sssttt... Dirimu jauh terlihat lebih menggoda dari sebelumnya. "
Anaya yang sudah hilang kendali atas tubuhnya hanya bisa menerima setiap sentuhan yang di berikan Devan, mungkin karena pengaruh obat itu juga yang membuatnya terlihat ikut menikmati permainan pria itu.
Tangannya terus menjelajahi semua yang ada di tubuh Anaya, hingga terhenti di sebuah tempat, tepatnya di inti tubuh wanita itu, tangan nya mulai bermain di area situ, memamerkan kelihaian jari tangannya. Membuat wanita yang dibawahnya mengeluarkan suara erangan yang begitu menggoda di telinga.
Tubuh Anaya bergetar hebat ketika merasakan suatu cairan panas keluar dari inti tubuhnya, membuatnya mencengkram erat lengan Devan.
"Sialan! Benar-benar seksi! "Devan mulai melepas pakaian sendiri.
Ia sudah tak tahan dengan hasrat yang sudah menggebu sejak tadi, ditambah Anaya yang sedang menatapnya dari bawah dengan tatapan matanya yang terlihat sayu dan seksi, rasanya Devan ingin menggila sekarang juga.
Devan memposisikan tubuhnya di tegah-tengah tubuh seksi Ayana, sebelum meluncurkan miliknya kedalam Anaya ia lebih dulu mencumbu bibir wanita itu dengan begitu sensual.
Pelan tapi pasti, Devan mulai mendorong miliknya.
"Akhh!! " Baru sedikit miliknya mulai meluncur kedalam tiba-tiba wanita di bawahnya mulai menjerit.
"Ugh... Ternyata kau masih perawan! "Bukannya merasa bersalah, Devan malah merasa beruntung mendapati seorang yang masih virgin, dan ini juga merupakan pengalaman pertamanya meniduri wanita perawan. Biasanya ia selalu dapat yang bekas pakai.
"Keluar ... Keluarkan! "Anaya mendorong tubuh Devan ketika merasakan rasa sakit di bagian inti tubuhnya.
Anaya semakin merasa kesakitan karena Devan tidak menggubris rengekannya, pria itu malah semakin memaksa menerobos masuk kedalam intinya.
Kuku tangan Anaya yang sedikit panjang Mencakar punggung Devan yang begitu kokoh, guna melampiaskan rasa sakit yang diterimanya.
Setelah cukup lama akhirnya Devan berhasil menerobos masuk, Devan berdiam diri sejenak menikmati miliknya yang terasa seperti terjepit di dalam sana.
Sepertinya Anaya sudah mulai bisa menerima keberadaan miliknya, "apa kau sudah siap. "Ucapnya.
Ayana tidak bisa menjawab Devan, dirinya masih terkejut dengan benda yang berhasil masuk dibawahnya. Napasnya saja masih belum teratur, dan masih dengan keterkejutan, Ayana merasa benda asing yang ada di bawah sana mulai bergerak, menciptakan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Anaya sudah tidak tau berapa lama mereka melakukan hal ini, yang pasti tubuhnya terasa hampir remuk. Untung saja setelah merasakan getaran hebat disertai dengan cairan hangat yang mengisi perutnya, Devan segera mencabut miliknya yang sudah entah berapa lama tertanam di dalam tubuh Ayana.
Devan menatap Anaya yang terbaring terlentang akibat ulahnya, wanita itu terlihat begitu lemas. Mungkin jika ia tidak segera mengakhirinya, bisa saja wanita itu akan jatuh pingsan karena kelelahan.
Sungguh malam yang luar biasa, Devan Merasa hasratnya begitu terpuaskan saat ini. Devan memungut CD yang tergeletak sembarang dilantai, lalu memakainya. Setelah itu menutupi tubuh Anaya yang masih polos dengan selimut berwarna putih tebal.
Bukanya keluar dan mencari kamar lain, Devan malah ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Anaya yang sudah tertidur pulas. Tidak butuh waktu lama bagi Devan, ia juga segera ikut tertidur tak lama setelah tubuhnya terbaring.
Ia cukup penasaran bagaimana dengan reaksi Anaya setelah bangun besok pagi, dan menemukan dirinya yang tak berpakaian. Di tambah lagi di sebelahnya ada seorang pria yang hanya mengenakan CD . Pasti wajah cantik nya itu akan berubah menjadi pucat karena terkejut.
.
.
.
Mohon bantuannya ya, readers
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Zhivana anindia Lestari
dasar devan jahat bgt
2023-07-17
0
Ara Julyana
aduhhh Anaya kenapa kamu mau meminumnya...
bakal kejadian deh kayaknya
2023-07-17
0