Mencintai Pekerjaan

Hari ini Aila terlihat sangat sibuk di rumah sakit. begitu banyak pasien dan operasi menantinya. Aila adalah seorang dokter bedah syaraf yang terkenal cerdas dan teliti, selain itu ia juga berperawakan menarik, santun, ramah, dan baik hati. Menolong orang lain adalah keharusan baginya.

Sepulang ia dari amerika, ia langsung direkrut untuk menjadi dokter bedah syaraf di Jakarta. prestasinya sungguh gemilang, membuatnya tak kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Aila adalah perempuan yang sangat cerdas sejak masih kecil, sekolah dasar ia lewati hanya dengan 5tahun saja, SMP hanya 2 tahun, SMAnya pun 2 tahun, setelah ia berhasil lulus kuliah kedokteran di amerika iapun meraih gemilang disana, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya lebih cepat 1 tahun.

kemudian setelah lulus ia melanjutkan magangnya dan pendidikan specialisnya disana.

Lorong rumah sakit pagi ini terlihat sangat sibuk, ramai sekali orang yang sakit. Mungkin memang sakit itu takdir, tapi penyebabnya bisa jadi karena kesalahan kita sendiri.

Aila mulai menyusuri lorong rumah sakit, ia berhenti tepat didepan pintu sebuah ruangan , ruangan yang tertata rapih, elegan dan cantik mencirikan kepribadianny yang begitu manis. Tertulis nama Dr.Aila Nahda" Specialis Bedah Syaraf di mejanya.

Ia teringat kembali dengan masa2 saat ia berjuang, belajar untuk meraihnya. Sungguh penuh dengan pengorbanan.

Terlebih yang ia ingat adalah saat dimana hari2nya ditemani seorang pembimbing sekaligus cinta pertamanya.

Lamunan Aila tiba - tiba terhenti. "Dokter sudah siap untuk berkeliling?" tanya seorang suster yang masuk tanpa aila sadari.

"Eh..emm iya sus ayo" jawabnya sembari keluar dari ruangannya.

"Ada laporan apa hari ini?" tanyanya pada suster sambil berjalan menyusuri lorong.

"Hampir semua pasien tidak menunjukan penolakan, semua aman dokter, hanya saja ada satu pasien anak yang mengeluhkan mual semalam, setelah menjalankan operasi dan kepalanya sakit dok" Paparnya.

"Siapa?".

"radit, usia 8 tahun......"

"Oh ya radit yang mengidap medulloblastoma itu kan?" aila memotong penjelasan susternya yang belum selesai.

"Berapa skala sakitnya?" lanjutnya.

"Saya rasa 7 atau 8" jawabnya.

"Itu sih pasti sakit banget, kenapa gak telpon saya semalam?" aila menghela nafas kesal.

"Langsung cek dikamarnya sekarang!" perintah aila langsung bergegas menuju kamar pasien.

Anak ini baru berusia 8 tahun, Aila mendiagnosa awal dia mengidap medulloblastoma, kemudian Aila langsung memintanya untuk melakukan MRI dan CT Scan untuk mengetahui semuanya. Medulloblastoma ini semacam tumor pada otak yang seringkali menyerang anak anak. Radit ini seringkali jatuh karena tidak dapat menjaga keseimbangan, dia sering sakit kepala dan muntah, dia juga mengalami ataksia yaitu kesulitan berjalan, ini karena tumornya telah merambat ke bagian sel tulang belakang.

Sehingga dia harus sesegera mungkin menjalankan operasi pengangkatan sel tumor sebagai langkah awal penyembuhannya.

Langkah mereka kini telah sampai dikamar radit, seorang anak yang tangguh dan sabar, padahal kita tahu sakitnya tidak bisa diungkapkan.

Radit sedang terlelap ditemani ibunya. Air muka ibunya terlihat sendu sedih menahan tangis tak kuasa melihat anaknya yang sedang berjuang.

"Assalamualaikum,selamat pagi bu" sapa Aila ramah.

"Waalaikumsalam dok"balasnya sambil tersenyum dan menyalami Aila.

"Bagaimana radit bu? Katanya semalam radit sakit kepala, apa dia muntah?" tanya aila sembari melihat radit yang tengah terbaring dan masih terlelap.

"Semalam dia sakit kepala dok, dia mual tapi Alhamdulillah tidak sampai muntah" papar ibunya radit, aila hanya mengagguk angguk, kemudian memeriksa kondisi radit.

"Sus tetap kasih dia obat sebelumnya tidak usah diubah, kalo masih ada sakit dikepala siang ini, tambah setengah ampul ya" perintah Aila pada suster jaga.

"Ibu jangan khawatir ya, ini bukan gejala penolakan atau apapun ini masih efek biasa, kalau radit sakit kepala lagi jangan sungkan hubungi saya langsung ya" aila menenangkan ibu radit sambil menggenggam tangannya. Ibunya mengangguk tersenyum.

Tak berapa lama ternyata radit bangun, "hai anak hebat, sudah bangun ya. Gimana sakitnya? Kalo boleh tau sakit kepala nya radit kasih nilai berapa?" tanya aila ramah sambil mengusap rambutnya.

"Sudah tidak begitu sakit dokter, radit kasih nilai 3 aja buat sakitnya".

Aila tersenyum melihat kepolosan radit. "Baiklah, berarti radit baik - baik aja ya. Berarti radit harus makan, pasti enak, perutnya pasti gak melilit lagi" bujuk aila sambil tersenyum manis.

"Ikutin saran tante dokter ya anak pintar" aila mengucek2 rambut radit.

Suasana seperti inilah yang membuat aila tenang sejenak ia bisa melupakan kisah pahitnya.

Ia bisa menghilangkan ingatannya akan masalalu sejenak dengan bertemu pasien yang membutuhkannya.

"Bu saya tinggal ya" aila meninggalka radit dan ibunya. Beralih mengunjungi pasien pasien lain yang menunggunya.

Aila kembali berjalan menyusuri lorong panjang rumah sakit.

"Sus, dimana residen yang bertugas?" tanyanya.

"Sedang di ugd dok" jawab suster, "mau saya panggilkan dok?".

"Tidak usah, kita lanjut aja jangan diganggu" aila menolak. Dan ia meneruskan rutinitas kunjungannya pagi itu.

Siang sudah menjelang aila tengah berada diruangannya bersama deretan pasien yang mengantri padanya.

Siang itu datang seorang ibu bersama anaknya, sang anak menjelaskan secara rinci apa yang terjadi pada sang ibu.

"Kami sudah pernah periksa di beberapa dokter mereka menyarankan kami memeriksa ke dokter bedah saraf, ibu didiagnosa mengidap dimensia" jelasnya lagi.

"Saya masih harus mengecek kondisi ibu Ratih, mari kita lakukan beberapa tes dan sepertinya ibu Ratih harus bermalam sebentar disini, tidak apa-apa?" tanya aila sambil memeriksa ibu itu.

"Iya dok" jawab anak ibu ratih pasrah.

"Suster tolong siapkan secepatnya untuk CT scan, EEG , dan tes darah".

"Nanti saya akan lihat hasil pindainya". Aila meyakini demensia yang diidap bu ratih ini akibat dari tumor pada otaknya, namun ia belum terlalu yakin karena belum melihat hasil pindai nya.

"Silahkan ibu ikut dengan suster saya ya, nanti beliau yang akan mengarahkan semuanya" saran aila ramah.

"Ibu lekas sembuh ya" aila tersenyum mengusap lengan ibu paruh baya itu dengan lembut.

sang ibu yang tengah lemah dan sedikit linglung itupun keluar mengikuti suster dipapah oleh anaknya.

"aku iri melihat laki-laki itu, sampai usianya dia masih bisa mengabdi pada ibunya" ucap aila lirih dalam hatinya.

susterpun dengan gesit menyiapkan dan memaparkan segala sesuatu yang harus mereka lakukan, sementara aila ia kembali sibuk dengan pasien - pasiennya.

aila telah benar-benar larut dalam dedikasinya menjadi seorang dokter. ia selalu menikmati setiap waktu yang terkuras untuk menolong orang lain.

waktu sudah menunjukan pukul 16.00 sore hari, angin sesekali berhembus sejuk, matahari senja mulai ingin turun menghilang.

aila pergi memeriksa hasil pindai dari pasiennya, "benar ternyata, demensia nya diakibatkan oleh tumor di otaknya" gumam aila.

Aila menjelaskan kondisi ibu ratih pada beberapa residen yang tengah bersamanya. aila ingin para residen ini ikut serta dalam proses operasi ini.

"Ryan, tolong kamu urus pasien ini ya, walinya harus menandatangani persetujuannya lebih dulu. jelaskan kondisi pasien pada walinya ya" aila memberikan tugas pada residennya.

"baik dok" jawab ryan.

"setelah dapat persetujuan kita bisa segera melakukan operasi".

"ini tidak begitu rumit, kita hanya akan mengangkat tumornya saja, tumornya sudah terlanjur menekan".

"kalian bersiap ikut saya ya" ajaknya.

"semangat!!!!! insyaallah kalian bisa jadi dokter2 yang hebat" aila menyemangati para residen dibawah bimbingannya.

"biar bisa jadi dokter hebat seperti dokter aila yaah" sahut athalla salah seorang residen tahun ke 2.

Aila tersenyum sambil menepuk pundak athalla.

"sudah jalankan dulu tugasnya".

"baik dok, terima kasih" mereka terdengar begitu semangat.

Terpopuler

Comments

wewe wahyu

wewe wahyu

busetdah dokter kayak gini gw seneng ga bakalan sungkan dah klo konsul2... tapi realitanya grrrrrrrrrrrrrrrrrrrr males buat jadi asisten

2021-12-26

1

oyen

oyen

masih penasaran dengan masa lalu aila

2021-12-06

0

Devii Mayasari

Devii Mayasari

wah waah.. terhanyut sama critanya 🤗

2021-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!