Si kecil roshan tengah terlelap tidur dikamarnya ditemani aunty laras. aunty laras mengusap rambutnya pelan penuh kasih sayang. aunty laras memang sangat menyayangi anak itu layaknya anak kandungnya sendiri.
rasa iba mengundang kasih sayang tumbuh dalam hatinya, ia selalu membayangkan segala kekejaman yang menimpa anak kecil tak berdosa ini selama satu tahun itu.
air matanya selalu menetes kala melihatnya terlelap tidur.
"kamu hebat aro, aunty sayang aro" sembari mengecup kening roshan dan segera meninggalkannya bergegas membantu bi mirna di dapur.
Obrolan di dapur
"doaaaarrrrr" laras mengagetkan bi mirna.
"astaghfirullah laraaaaaaaaassss kamu ini sama orang tua kok kerjanya jahil melulu!" ketus bi mirna.
"hehehe maaf maaf bi kan bercanda" laras ngeles sembari cengengesan.
"ada yang bisa laras bantu gak bi? mumpung den aro tidur nih".
bi mirna menunjuk meja, diatasnya ada lobak dan wortel yang belum tersentuh, tanda bi mirna menyuruh laras untuk memotong lobak dan wortel.
dengan sigap laras membantu bi mirna memotong sayuran.
"bi, laras boleh nanya gak bi?" laras memulai obrolan yang sudah pasti berujung gosip. hehehe maklum lah ya, jiwa perempuan hobby ngegosip.
"hemm" jawab bi mirna singkat.
"bi laras penasaran deh, kok namanya den aro kayak nama orang india padahal tuan andra bukan orang india loh, bibi tau gak?" tanyanya mulai serius penasaran.
bi mirna menghela nafas agak berat, teringat masalalu nona aila. Ia harus berpisah dengan pria yang dicintainya, ditinggalkan kedua orang tuanya, dan menikah dengan laki2 gila itu.
"kamu ini kepo sekali!" timpal bi mirna.
"gak apa2 kan bi, asal bisa jaga rahasia. ayolaaah bi ceritakan" laras sedikit memaksa.
berat hati bi mirnapun bercerita.
"roshan itu memang nama orang india" jawabnya singkat.
laras mulai berpikir "lah, waktu hamil nona aila suka nonton film india toh?" laras cekikikan centil.
"hussss, bukan!! itu nama mantan nya nona". bi mirna menepuk pundak laras.
"oooohhh...." laras membulatkan bibirnya.
"dulu waktu masih kuliah di amerika roshan itu pacarnya nona, calon suaminya lah. orangnya cakep kayak artis india, tinggi, manis, laki banget pokoknya".
"itu cinta pertamanya nona aila!" lanjutnya lagi, wajah bi mirna terlihat senang kala menceritakan tentang roshan. bi mirna jelas menyukai hubungan mereka daripada hubungan aila dengan mantan suaminya.
"kerjanya apa bi dia di amerika?" tanya laras makin penasaran.
"dokter juga, dia itu guru pembimbingnya waktu nona kerja magang di rumah sakit amerika, orangnya pinter banget masih muda udah pro.. pro.. apa ya.. prosesor gitu lah" cerita bi mirna sedikit bingung.
hahahahaha laras terbahak mendengarnya "profesor biiiii...'' timpalnya.
"ya gitulah pokonya dia pinter, orang kaya, baik juga, beberapa kali pernah datang ke sini. katanya sih kalo ngajarin dokter magang dia galak banget, tapi kalau udah sama nona aila dia itu baik, romantis, sopan, ahhhh idaman pokoknya" lanjut bi mirna kian semangat.
"waaah hebat ya nona aila, coba kalo laras sepinter dan secantik nona aila. laras bisa dapetin dokter cakep juga kayaknya" khayal laras kian tinggi. tapi Laras semakin heran kenapa harus mereka putus, padahal dia berpikir bahwa rohani itu sempurna tanpa cacat nilai.
"eh tapi bi kenapa mereka putus?? tuan roshan kayaknya sempurna deh gak bakal ada cacatnya pasti" tanya laras ingin menuntaskan keheranannya.
"yaaaah, manusia mana ada yang sempurna sih las".
ini anak sok tau banget, kan udah jelas manusia mah gak ada yang sempurna.
"kalo fisiknya, hartanya, sikapnya sempurna pasti ada aja cacatnya di yang lain" papar bi mirna.
"tuan roshan itu orang hindu, janji mau pindah agama sebelum menikah, makannya nona sila mau menerima cintanya. eh lama2 dia ragu buat pindah agama, menolak menjadi muslim dan pergi gitu aja!" bi mirna tiba2 merasa kecewa.
laras hanya mangut2 manyun mendengarnya. "sayang ya, ternyata beda agama" laras ikut kecewa.
selama aila meneruskan pendidikan profesinya di amerika, aila sudah tidak pernah lagi bertemu roshan sekalipun, dia menjalani hari harinya sendiri lagi ditemani kekecewaan dan rasa dibohongi.
sedikitpun aila tidak pernah membuka hatinya untuk siapapun. dia hanya fokus pada cita-citanya, belajar dan terus belajar menghindari ingatannya pada roshan.
tapi hatinya tak bisa berbohong, hingga saat oa memiliki seorang anak laki-laki namanya ia ukir pada buah hatinya.
"heh sudah ah, gosip melulu kapan masaknya" obrolan pun buyar.
keduanya kembali meneruskan pekerjaan dapurnya.
menunggu aro bangun sambil memasak dan membersihkan rumah.
"nene....." panggil roshan kecil, memanggil bi mirna.
"iya sayang, sudah bangun ya?" sambut bi mirna membuka pintu kamar. Aro hanya mengangguk sambil tersenyum riang.
"aro mau makan?" tanyanya, lagi2 aro mengangguk sambil tersenyum.
"yuk, ikut ke bawah kita makan sop daging kesukaan aro" ajak bi mirna mengajak aro kebawah menuju ruang makan.
disana aunty laras telah menunggu untuk makan bersama. "aunty....." peluk aro hangat.
"sudah bangun ya sayang? kita langsung makan yaaa" sambut laras memeluk aro lebih hangat. aro mengangguk dan beranjak duduk di kursinya.
anak kecil ini terlihat begitu polos, selalu riang, tak pernah merepotkan, tak akan pernah ada yang menduga tentang apa yang pernah menimpanya hingga beberapa bulan lalu.
bulan bulan yang menjadi titik puncak kejengahan Aila pada andra suaminya.
aila yang begitu sabar menghadapi sikap andra padanya. namun ia yang sedikitpun tak bisa terima perlakuan andra pada anaknya.
aila telah mengambil keputusan tegas pada lelaki tidak berguna itu.
"pergi kau darisini, jangan pernah memperlihatkan wajahmu lagi dihadapan kami!".
"aku tidak mau anakku melihat tingkah memalukan ayahnya!!!" teriak aila tanpa meneteskan air mata.
Air matanya serasa telah habis terkuras tak berguna. hidupnya selama ini sia - sia.
ia tak kuasa melihat anak semata wayangnya, tergolek lemah tak berdaya. "apa dosanya? apa kesalahannya padamu?".
"laki-laki biadab!!!!".
"teganya kamu melakukan ini! pergi kau sekarang jugaaaaa!!! teriakan aila masih terus berdengung di telinga laras dan bi mirna.
tak ada yang luput dari air mata saat melihat tragedi miris itu.
bi mirna selalu berdo'a disetiap malamnya, disetiap sujudnya untuk kebahagian majikan yang begitu ia sayangi.
"semoga kebahagian segera datang padamu nak" harapannya lirih penuh luka dan iba.
"bibi yakin, kebahagiaan yang besar akan segera menjemputmu kalian berdua" bi mirna berucap begitu yakin ditengah setiap sunyi nya malam.
inilah salah satu alasan bi mirna begitu setia pada Aila, ia berharap suatu hari masih bisa menyaksikan kebahagiaan nona nya.
bersamamu dulu yaaa readerku sayang..
lanjut di next episode.
jangan lupa like, komen, follow 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
oyen
aku kira Roshan buah cinta mereka berdua??
2021-12-06
0
Erina Munir
aku suka ceritanya Thor... tpii jdi ikut sedih thoor...
2021-10-11
0
Alya Aulia
sukaaa
2021-10-02
0