My Possesive Boyfriend

My Possesive Boyfriend

A

Satu pertanyaan yang masih mengganggu hidupku. Untuk apa aku hidup ?

***

Part 1- Gila !

Seorang gadis tengah berjalan riang berdampingan dengan temannya, tersenyum lepas dan tulus. Dia tidak memperdulikan keadaan sekitar, senyum polosnya itu membuat iri beberapa orang yang setiap hari harus tersenyum palsu.

Selalu menyunggingkan senyum riang didepan lelaki yang bahkan tak memperhatikannya, memperhatikan bahwa ada getir kesedihan dalam dunianya. Mereka terus berjalan dipinggir lapangan yang tengah ramai bergumul siswi yang menyoraki siswa di tengah lapangan yang tengah memperebutkan bola, bukan pertandingan penting sebenarmya hanya pertandingan biasa menghabiskan waktu istirahat, bermain basket.

Gadis itu bahkan tak memperdulikan objek yang tengah dieluh-eluhkan ditengah lapang, yang ia perhatikan hanya objek yang ada disampingnya ini yang berceloteh tentang betapa bahagianya dia telah menemukan tambatan hatinya dan tak peduli bahwa gadis disampingnya ini tengah menangis didalam batinnya. Hingga benda yang tengah direbutkan ditengah lapangan melayang menghampiri gadis itu, lalu gelap.

^^^

Afa mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar yang tiba-tiba menembus matanya, merasa susah untuk melihat ia mengangkat tangannya dan mengucek matanya pelan.

“Udah bangun ? apa yang loe rasain sekarang ?” Terdengar suara baritone yang langsung membuatnya sadar sepenuhnya.

“Siapa ?” Afa bingung dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

“Kenalin gue Bayu anak kelas 11 IPS 2, loe ?” lelaki itu bertanya. Disusul dengan suara krasak krusuk dari samping bangkarnya yang tertutup horden. Suara cekikikan seorang lelaki dan gadis. Melihat gurat ketidaknyamanan dalam raut wajah Afa, menyadarkan lelaki tersebut.

Afa P.O.V

Bingung ! itu yang aku rasain sekarang, yang terakhir aku ingat adalah, aku akan pulang bersama Edo lewat samping lapangan outdoor lalu..

“Sorry kalo temen gue ngebuat loe keganggu istirahatnya “

“Gue yang tadi ngelempar bola itu, sorry ya ? loe gak-pa-pa kan ?” lanjut lelaki itu yang membuatku paham sekarang.

“Kalo gitu gue anter pulang yuk Afa ?”

“Eh tunggu-tunggu kok loe tau nama gue ?” ucapku yang asli, masih bingung sebenernya apa yang sudah terjadi tadi.

Cowok yang ada didepanku itupun menunjuk dengan dagunya kearah dada kiriku. Tunggu, dada ? dasar mesum. Seakan mengerti apa yang aku pikirkan, dia menambahkan.

“Tuh ada nama loe di name-tag”

“Oo iya” ucapku malu tertangkap basah berfikir negative.

“Ayo gue anter pulang” ucapnya yang sepertinya sudah siap dengan tas yang digendongnya.

“Gue udah engga papa kok beneran, gue pulang sendiri aja”

“Engga ga mungkin gue biarin loe pulang sendiri, gue bakalan tanggung jawab... beneran” ia bersikeras untuk mengantarku pulang. Tapi kalau aku biarin dia, takutnya Edo akan salah sangka lagi, tidak bisa aku biarkan titik.

“Hmm.. gu..” omonganku terpotong lagi oleh suara cekikikan dari ranjang sebelah.

“Ian, bisa ngga......ngga usah berisik, ada orang kali disini..” ucap Bayu,

Sepertinya memang teman Bayu deh yang ada disitu. Lagi ngapain si mereka, curiga deh aku jangan-jangan mereka lagi mesum disekolah lagi.

Dan perlahan horden-pun terbuka, ternyata Adrian sama Wita, ternyata bener gosip yang beredar kalo Wita sama Ian lagi p-d-k-t, aku lumayan kenal Adrian karena dia temennya Edo, ya walaupun engga terlalu deket.

“Eh Afa.. udah bangun ternyata, gimana kepala loe sehatkan, loe masih inget gue-kan ngga amnesia parah..?” ini nih yang bikin aku kesel kalau ketemu Adrian, dia suka banget ngusilin aku.

“Apa si Ian, engga lucu !” ucapku cemberut yang hanya bisa menahan kesal.

“Yahh ternyata kena bola basket ga bikin otak lo ke geser ya princes, padahal gue berharap otak loe bakalan kegeser ke arah yang lebih baik..” ucap Ian sok bijak ngacak-ngacak rambut aku lagi, dasar tuh anak emang sukanya bikin aku kesel, nyebelin tahu kalo lagi sama dia.

“Apa.. princes ?”

Wita menyela kayanya dia rada ngga suka sama kedekatanku dengan Adrian, aku hanya bisa cemberut dan menekuk wajahku kesal.

“Eh engga ko sayang, aku emang suka manggil kek gitu buat ngeledekin dia sama Edo aja beneran deh, Cuma kamu princes dihati aku..”

Setelah Ian mengatakan itu Bayu yang sedari tadi diampun mengeluarkan suara seperti orang muntah, sedangkan Wita dia sudah tersipu-sipu malu biasalah orang baru pacaran pasti gitu. Disaat mataku teralihkan ke arah Bayu, aku baru nyadar kalau dia lagi ngeliatin aku yang cengengesan ngga jelas daritadi. Kenapa dengan matanya itu, menyebalkan kenapa tatapannya seperti ingin menyantapku, memang ada yang salah denganku. Oke kalau aku sudah menghitung sampai tiga dia tidak mengalihkan pandangannya, aku berencana akan kabur saja. Dasar cowok hidung belang, aku ngga mau jadi objek fantasinya dia, oke satu.. engga, dua.. masih engga tiga.. tetep aja engga kayanya otak dia emang geser deh. Akhirnya untuk menghentikan kecanggunganku dan dia aku berniat untuk mengalihkan pandanganku darinya sebelum Ian menyela dengan menyebalkannya.

“Udah kali ngeliatinnya.. Bay... princes keder tuh diliatin elu mulu..”

“Apa si Ian... udah deh sana pergi, entar dicariin emak loe lagi..” ucapku untuk menutupi kegugupanku didepan Bayu. Setelah Ian berkata seperti itupun Bayu masih aja ngeliatin aku kaya gitu beneran deh seriusan aku mulai takut sekarang, apalagi setelah Adrian dan Wita aku usir tadi sekarang aku nyesel udah ngusir mereka yang berakibat aku berduaan saja dengan Bayu sekarang ya ampun dasar hormon, jantungku jadi ngga karuankan.

“Loe kenapa Bay... ngeliatin gue kayak gitu”

“Loe darimana aja, kenapa gue baru liat sekarang..” ucapnya sambil tangannya menangkup kedua pipiku. Ada apa sebenarnya dengannya kenapa Bayu bertingkah aneh seperti ini.

“Bay.. loe kenapa si.. kenapa jadi aneh gini.. lepas deh” ucapku mengelak untuk berdekatan dengannya lagi karena ini benar-benar akan merusak kerja jantungku jika aku terus berdekatan dengannya.

“Kenapa loe sampai ngga keliatan sama gue.. kenapa loe sembunyi dari gue..” ucapnya yang terus mendekatkan diri kehadapanku, bener-bener ni cowok ngga peka apa kalau aku tidak mau deket-deket dengannya.

“apa sih Bay.. daritadi gue disini.. dan loe ngeracau engga jelas.. padahal kan gue yang ketiban bola, kenapa jadi loe yang ngga waras..” ucapku memutar mata frustasi, apa sebenarnya yang sedang dilakukan cowok ini.

“Dari tadi gue pengen nyoba sesuatu.. yang bikin gue ngga bisa ngalihin pandangan dari loe..” dan tanpa didugapun dia tiba-tiba menciumku tepat di bibir

Cup

Deg..

Aku benar-benar tidak menyangka dia akan melakukan ini, ini diluar ekspetasiku, ciumannya bukan seperti ciuman anak Sma biasa, ciumannya tidak seperti ciuman anak Sma yang seyogyanya hanya kecup malu-malu saling menempelkan bibir lalu sudah. Tapi ini beda, walaupun aku belum pernah merasakan yang namanya french kiss, tapi aku tahu seperti apa gambarannya dari teman-temanku yang sudah melakukannya. Aku hanya bisa memejamkan mata dan mendengar detak jantungku yang semakin tidak terkendali saat dia mendesak bibirku untuk terbuka dan perlahan-lahan lidahnya menyusup kedalam mulutku dan mengeksplorasi seluruh isi mulutku dengan tangannya terus menekan tengkukku, ini benar-benar gila, seakan tersihir aku diam saja dan baru tersadar setelah beberapa kali lidahnya mengusik lidahku dan aku kekurangan oksigen. Aku-pun mendorongnya keras walaupun awalnya susah dia tidak mau melepaskanku tapi dengan mengerahkan seluruh tenagaku akhirnya aku bisa lepas dari dia.

Plak

“Loe gila ya Bay...” ucapku membentaknya setelah aku menamparnya dengan keras tadi, walaupun aku masih ngos-ngosan karena kehabisan nafas dari ciumannya tadi, diapun sama ngos-ngosannya denganku dan sepertinya dia tidak menyangka bahwa aku menamparnya. Well walaupun muka dia terlalu sayang untuk ditampar, tapi tetap saja dia telah membuatku marah karena telah mencuri ciumanku yang hanya Edo-lah yang boleh merasakannya, ya walaupun ini bukan ciuman pertamaku. Aku tidak pernah menyangka ciuman keduaku akan seperti ini.

“Youre lips... awesome..” ucapnya setelah beberapa menit dengan disertai seringaian yang menyebalkan.

“manis.. bener-bener manis, udah aku duga daritadi..” Bayu menambahkan, aku tidak peduli dengan ucapannya lebih baik aku pergi menjauh dari cowok gila ini, sebelum aku berubah menjadi gila seperti dia. Aku-pun langsung lari tanpa menengok kebelakang, aku takut kedekatanku dengannya akan berubah menjadi hal yang lebih buruk karena aku merasa aneh setiap kulitku bersentuhan dengan kulitnya, seperti ada percikan listrik yang tidak bisa aku jelaskan.

Walaupun ini sudah 15 menit lebih dari bel pulang tapi masih banyak anak-anak yang belum pulang, well ternyata aku pingsan cukup lama dengan tidak mengikuti pelajaran jam ke-4 5 6 wow rekor pingsanku yang lumayan panjang. Sebaiknya aku cepat pulang dan melupakan semua yang sudah terjadi tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!