E

-E-

Saat aku tiba didepan. Nino sedang memanaskan mobil, Syella sedang berbincang dengan Bayu, dan aku ? aku tidak peduli dengan mereka, jadi aku mengalihkan pehatianku dari mereka dan menoleh ke samping tapi tiba-tiba Gabby memelukku. Huh. Untung saja aku tidak terjatuh karena pelukannya yang tiba-tiba itu.

"Morning.." ucapnya nyaring

Aku hanya memutar kedua mataku malas, aku masih marah dengannya karena tidak mau jujur padaku soal hubungannya dengan Fian. "loe kenapa si fa.. ngambek sama gue"

"menurut loe.." ucapku sengit

"sorry... lagian" dia menyeretku menjauh dari anak-anak yang lain "gue juga jalan bareng sama Fian belum lama kok, gue ketemu dia di Ritz.. hehe" ucapnya cengengesan sambil mengedipkan matanya kepadaku dikira aku bakalan kemakan sama muka sok charmingnya dia apa. Ish.

"jadi loe masih sering ke Ritz gitu..."

"ah..hmm hmm.." Gabby menggumam dan pasti baru menyadari kalau dia baru saja membuka rahasianya didepanku, aku menatapnya menyelidik sepertinya dia kesusahan menjawab pertanyaanku.

"jangan bilang kalo loe tidur sama Fian.." ucapku mengintimidasi

Gabby tersenyum kaku yang sudah menjawab segala pertanyaanku, aku hanya menepuk jidat melihat pengakuannya itu. "sorry fa.. lagipula waktu itu gue ngga niat tidur sama dia, Cuma kecelakaan doang suer..." ucapnya menyesal.

"terus..." ucapku masih menatapnya karena pasti masih ada rahasia yang dia sembunyiin.

"terus.. habis sekali gue tidur sama dia.. gue ngehindarin dia kok, cuman dianya aja yang ngejar-ngejar gue, terus kemaren dia tiba-tiba nyeret gue buat ikut sama kalian. I swear, my lord.." ucapnya mencoba menjelaskan sembari membungkuk dan melebarkan tangannya membuat gaya aneh yang biasa orang lakukan kepada tuannya.

Aku hanya bisa menghela nafas, dan menaruh tanganku dipundaknya. "loe tahu kalo loe ada masalah, loe boleh ke rumah gue hmm... gue ngga suka kalo loe ketempat kaya gitu, apalagi kalo sampe loe ngelakuin hal-hal yang aneh disana" ucapku yang sepertinya membuatnya sedih dan merasa bersalah, lalu Gabby memelukku

"gue janji nggak bakal kek gitu lagi, princes" ucapnya tersenyum, dan akupun ikut tersenyum. Kegiatan peluk-peluk kami di interupsi oleh teriakan Fian yang menyuruh kami untuk mendekat, Gabby menyeretku ke arah mereka

"abis ngapain si loe berdua.. dasar anak manja kurang kerjaan" ucap Syella sinis, well kayaknya emang bener deh kalau dia tidak menyukaiku

"emang kenapa kalo kita anak manja.." ucapku sengit membalas perkataannya sambil memeletkan lidahku kearahnya yang juga dilakukan oleh Gabby. Syella menghentakkan kaki kesal dan berjalan ke arah Nino yang sedang tertawa geli melihat tingkahku dan Gabby, sepertinya Nino bukan pacar yang setia haha, karena dia terlihat seperti mendukungku daripada pacarnya.

"sayang..." ucap Bayu memperingatkan sambil menatap kearahku. Argh. Menyebalkan.

"maaf.." ucapku tanpa rasa bersalah dan tanpa niat, melihat itu Syella tersenyum girang dan menatap Bayu memuja, pasti merasa di atas angin tuh anak. Behh. Sial.

Kami semua memasuki mobil kami masing-masing, termasuk aku. Sebenarnya aku tidak tahu apa rencana hari ini, aku hanya menurut saja. Aku benar-benar menyesal harus mengiikuti Bayu kesini harusnya aku dirumah saja menikmati hari liburku dengan damai, bermanja-manja dengan bantalku dan juga televisi. Behh. Rencanaku buyar hanya karena ini semua, aku memandang ke luar jendela melihat-lihat pemandangan yang ada diluar, sempat terlintas dipikiranku kenapa aku sampai disini. Aku benar-benar bisa gila jika menghadapi Bayu terus menerus, bahkan dia tidak pernah meminta aku untuk menjadi pacarnya, yang dia lakukan hanya memerintah dan melarangku sesuka hatinya, dia tidak pernah menanyakan apakah aku nyaman, apakah aku senang aku benar-benar bingung dengan jalan pikirannya, andai saja hari itu tidak terjadi, andai saja bola itu tidak pernah mengenai kepalaku, lebih baik seperti dulu aku tidak menyadarinya dan dia-pun tidak menyadari keberadaanku. Walaupun kami satu angkatan tapi aku tidak perduli dengan keberadaannya, aku hanya tahu kalau dia itu Bayu. Jelas aku tahu karena dia bersinar, seperti remaja biasanya yang tampan, kaya, dan pintar segala hal, semua orang membicarakannya tapi yang ada didalam pikiranku hanya Edo, sedangkan Edo dia bahkan tidak pernah menganggapku sebagai seorang gadis, dia hanya memandangku sebagai adik kecilnya. Menyedihkan. Ya. Sangat. Sebenarnya aku masih marah dengan kejadian kemarin, tapi apa boleh buat sepertinya aku harus menalan jauh-jauh kekesalanku.

Aku tersentak saat tiba-tiba mobil berhenti mendadak padahal didepan tidak ada apa-apa, aku menengok ke arah Bayu, dia ? well sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik tangannya mencengkram setir mobil dengan kuat, dan rahangnya mengeras marah. Apa lagi sekarang. Fiuhh. "kenapa berenti.." cicitku lirih. Aku takut mengatakan hal yang salah

"kita udah sampai bay..." aku mencoba berpikiran positif dan memancingnya untuk bicara, sungguh raut mukanya. Creepy. "hei.. whats wrong hmm..." aku masih mencoba bicara secara halus dengannya, aku harus pintar-pintar menjaga tingkah lakuku jika tidak ingin melihat raut muka menyeramkan itu emosi seorang Bayu benar-benar tidak dapat diprediksi kadang dia bisa sangat manis, lembut, tapi juga pemarah, dan mesum.

Dia menoleh ke arahku "kamu mikirin apa..? kenapa diem aja daritadi.."

"ak..."

"kamu ngga suka disini sama aku ?"

Argh. kenapa semua orang suka sekali memotong pembicaraanku. "aku suka kok, ngga mungkin aku ngga suka, tempatnya asik"

"terus kenapa diem aja..." terdengar suara klakson dari belakang. Ugh. Mobil Bayu kan yang paling didepan bener aja pada berisik, aku menengok ke belakang mencoba melihat keadaan disana tapi tangan Bayu mencengkeram daguku dan menghadapkanku ke arah Bayu lagi. "aku ngga suka fokus kamu kebagi..." of course you are.. batinku menjerit ingin membalas perkataannya tapi tentu saja aku tidak berani. "sayang.." peringatnya saat tak kunjung jua mendapat jawabanku. Argh

"aku ngga mikirin apapun, oke... aku cuman seneng aja ngeliat pemandangan diluar, yang keren cuma itu doang" jelasku dalam satu tarikan nafas. walaupun awalnya dia tidak percaya dan ingin mengkonfrontasiku lagi, tapi sebuah ketukan di kaca mobil mengkonfrontasi percakapan kami dan menyadarkan kami berdua, rupanya Adrian yang penasaran apa yang sedang terjadi denganku dan Bayu. Thanks God. I love you Ian karena sudah menyelamatkanku dari sesi interogasi ini.

"whats wrong..." tanya Ian setelah kaca mobil dibuka oleh Bayu.

"nothing.." tegas Bayu

"kirain gue, bensin loe abis makanya ngga nanjak, yu jalan.."

"sip.." balasan dari Bayu, Adrian kembali lagi ke mobilnya. Dan Bayu kembali menatapku dalam "aku ngga suka kamu mikirin hal-hal yang ngga penting yang ngeganggu pikiran kamu apalagi kalau sampai nguras otak kamu.. aku ngga suka fokus kamu kebagi, ngerti" ucap Bayu yang menjelaskannya dengan perlahan seperti menjelaskan kepada anak kecil aku hanya mengangguk patuh tidak mau memperpanjang masalah, perjalanan pun dilanjutkan, karena aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama, sisa perjalanan itu aku terus mengoceh dan memperhatikannya, dan sekali lagi Bayu mendapatkan apa yang dia mau. Freak.

^^^

Ternyata Bayu mengajakku ke pusat perkebunan, dimana terdapat pabrik pembuat teh dan disamping pabrik itu ada sebuah taman yang memang sengaja dibuat, ternyata banyak pengunjungnya. Setelah memarkir mobil semuanya berpisah entah kemana aku juga tidak melihat Gabby, hanya melihat Nino dan Syella yang sedang menghampiri kami.

Syella tersenyum genit ke arah Bayu, tapi kenapa Nino terlihat biasa saja melihat itu aku curiga. Bahkan saat tangan Syella bergelayut manja ditangan Bayu Nino terlihat tidak terganggu sama sekali. Sebenarnya gaya pacaran macam apa yang mereka lakukan, aku bingung dan sekali lagi Syella melirikku sinis.

"yang lain pada kemana No" tanyaku memecah keheningan

"tau... nyari tempat yang sepi kali.." jawabnya sambil tersenyum. wih senyumnya benar-benar menawan, ada lesung pipinya lagi. Hmm. Seakan tertular, aku juga ikut tersenyum. "kenapa.." tanyanya lagi.

"ngga papa.. cuman penasaran aja Gabby dimana, soalnya tadi dia exited banget" ucapku. "Gabby.. udah pergi sama Fian, dia pasti dijagain ko sama Fian.." ucap Bayu kesal menginterupsi percakapan antara aku dan Nino. Aku buat kesalahan apalagi sekarang.

"No.." panggil Bayu, Nino menoleh mereka saling tatap, seperti sedang bercakap dan melakukan telepati antar yang aku ngga ngerti apa dan hanya dapat dimengerti oleh mereka berdua, lalu Nino langsung bergerak menarik Syella pergi. Tinggal aku dan Bayu sekarang. "kita mo kemana.. Bay" ucapku pura-pura ceria, supaya tidak kena marah lagi.

Bayu tiba-tiba tersenyum "kamu kayanya seneng banget.." ucapnya. Aku hanya mengangguk iyalah akukan ngga mau kena amukan dia lagi, lalu aku cemberut kesal. Bayu terlihat bingung "kenapa.." tanyanya

Aku bergidig karena merasa kedinginan "dingin.." ucapku. kalau yang ini aku tidak berpura-pura karena memang dingin banget. Asli. Padahal aku sudah memakai jaket Bayu yang gede banget, tapi tetap saja dinginnya menembus jaket dan kaus yang aku pakai. Ya aku hanya memakai kaus biasa berwarna abu-abu pendek, dengan celana jeans hitam panjang, dan sneakersku yang aku pakai dari kemarin, karena hanya ini yang aku bawa dan temukan.

Setelah aku mengeluh dingin Bayu langsung memasangkan jaketnya padaku merangkulku dan membawaku berjalan-jalan mengelilingi kebun teh itu, bahkan kami sempat selfie-selfie gaje, sebenarnya aku yang meminta, awalnya Bayu tidak mau, tapi karena aku memohon dengan tatapan memelasku akhirnya Bayu mau untuk selfie bersamaku. Setelah merasa lelah aku meminta untuk beristirahat disebuah gazebo yang sudah jelek, sepertinya kami sudah berjalan terlalu jauh karena disini sepi sekali tidak ada tanda-tanda pergerakan manusia.

Aku duduk mencoba menyamankan diri, tapi aku kemudian merasakan Bayu duduk dibelakangku, memelukku dari belakang dan meletakkan dagunya dibahuku. Aku terdiam kaku, tapi lama kelamaan aku rileks dan membiarkan saja. Mungkin ini saat yang tepat untuk menanyakan hal yang sedari kemarin mengganjal dipikiranku dan ingin aku tanyakan tapi tidak pernah ada kesempatan. "Bay..." panggilku lirih.

"hmm.." jawabnya menggumam masih memelukku dan mencium bahuku.

"sebenarnya, aku apa buat kamu..." tanyaku. Bayu menegang, dan mencengkram tanganku erat. "kenapa kamu nanya kayak gitu.. jelas kamu milik aku, Mine ! always Mine!" tegasnya dengan menatapku tajam. Sial.

"oh.. ya.. tapi aku ngga pernah ngerasa, kamu nembak aku, " balasku takut-takut

Bayu melepaskan pelukannya, lalu berdiri dihadapanku.

"karna ini bukan sebuah permintaan.." terangnya.

"tap..." ucapanku terpotong. Lagi.

"end of discussion.. berenti nanyain hal-hal yang ngga perlu buat ditanyain" ucapnya berang. Oow sepertinya aku telah memancing emosinya.

Bayu terlihat sekali sedang menahan emosinya dia memalingkan muka, menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan lalu menghadapku lagi dia mengecup dahiku lalu kembali duduk dibelakangku memelukku dan membenamkan kepalanya pada leherku, menghirup wangi rambutku. Sempat terjadi keheningan yang lumayan lama sampai akhirnya,

"kayanya Syella, suka sama kamu..." ujarku lirih demi memecah keheningan yang malah membuatku takut jika terlalu lama diam.

"kenapa.. cemburu" jawabnya sambil tersenyum senang

"enggak... siapa bilang aku cemburu, aku cuma penasaran aja dia itu lengket banget sama kamu tapi engga sama Nino padahal kan Nino cowoknya, dia selalu aja cari perhatian kamu.." ucapku setengah kesal saat mengingat kelakuannya tadi.

"siapa bilang mereka pacaran..

"jadi.. mereka ngga pacaran" aku merasakan Bayu mengangguk dibelakangku.

"apa ! tap..tapi kemaren mereka..." ucapku tersendat karena kaget

"ml maksud kamu..." ujarnya menyelesaikan kalimatku. Aku mengangguk

"dia mah sama siapa aja mau.." ujarnya sambil membenamkan kepalanya lagi keleherku, sekarang baru benar-benar menyentuh leherku karena rambutku sudah disatukan lalu disampirkan kesebelah kiri olehnya.

"maksud kamu apa.. sama siapa aja mau." ucapku sengit. Lalu berjingkak kaget karena dia tiba-tiba menggigitku. Shh. Sekarang aku mempuyai pikiran untuk menyaingi Bella Swan haha, Bayu tidak kalah cakepnya dibandingkan Edward, apa lagi mereka sama-sama suka gigit leher orang.

"ya dia mau ngelakuinnya sama siapa aja, Nino terpaksa ngajak dia karena ngga ada pilihan lain kemaren.." perasaan ini lagi, Aku menutup mulutku dengan tangan karena takut mulutku akan mengeluarkan suara menjijihkan.

"berarti kamu pernah dong sama dia..." ucapku menyelidik lalu menarik kepalanya dari leherku. "pernah apa sayang... ml maksud kamu hmmm..." ucapnya geram karena dijauhkan dari leherku, memangnya leherku permen apa dia meloloskan diri dari tanganku. Argh. Bayu mulai lagi menenggelamkan kepalanya ke ceruk leherku, tapi kali ini aku ngga bakalan biarin hal itu terjadi. Heh, dikira aku bakalan terlena apa. Aku mengelak dari serbuannya, kali ini dia tidak hanya menggeram marah tapi juga menunjukan wajah kesal karena keinginannya tidak tercapai.

"ngga usah sebut kata itu.." ucapku cemberut mengalihkan perhatiannya agar tidak tertuju ke leherku terus, dan dia malah tertawa.

"iya.. aku pernah sama dia..." jawabnya pasti tanpa ada keraguan dan tanpa ada rasa malu. Cih. yang langsung mematikan syaraf tanganku yang terkulai lemas disamping tangannya yang memeluk perutku "aku juga pernah sama Wita dan..." ucapnya menggantung menengadahkan kepala seperti berpikir yang malah membuatku geram, karena terlalu lama menjawab.

"dan siapa !.." bentakku.

"dan Gabby juga.." Skak mat. Aku langsung lemas dan bersandar penuh ketubuhnya dia malah tersenyum karena sekarang dia tambah memelukku dengan erat merasa mempunyai akses penuh ketubuhku, tanpa peduli keadaanku yang kaget berat. Dia semakin berani mencium dan menghisap leherku disaat aku lengah seperti ini. Menyebalkan. Mesum.

"apa sih..." aku memberontak mencoba lepas dari dia. Bayu hanya menggeram kesal karena keinginannya tidak terpenuhi. "kenapa kamu suka banget nyiumin leher aku.. kan jadi merah-merah gini susah ilangnya tau.." ucapku nyolot, aku benar-benar masih tidak menyangka dengan pengakuannya. Bayu tertawa, tertawa yang benar-benar tertawa, aku semakin heran dengan tingkhah lakunya, dia tidak menunjukan rasa penyesalannya sama sekali. Freak.

Terpopuler

Comments

Ina Suryanti Ina

Ina Suryanti Ina

serem aku pcaran kyak gitu, ank SMA, yg cwek blum 17 thn....hiiii. Aku aja pcran umur 23 thn....aamiiit.....aamiit.........

2021-08-30

1

Tami

Tami

ngeri pnya pcr kyak gitu amit2

2021-04-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!