NovelToon NovelToon

My Possesive Boyfriend

A

Satu pertanyaan yang masih mengganggu hidupku. Untuk apa aku hidup ?

***

Part 1- Gila !

Seorang gadis tengah berjalan riang berdampingan dengan temannya, tersenyum lepas dan tulus. Dia tidak memperdulikan keadaan sekitar, senyum polosnya itu membuat iri beberapa orang yang setiap hari harus tersenyum palsu.

Selalu menyunggingkan senyum riang didepan lelaki yang bahkan tak memperhatikannya, memperhatikan bahwa ada getir kesedihan dalam dunianya. Mereka terus berjalan dipinggir lapangan yang tengah ramai bergumul siswi yang menyoraki siswa di tengah lapangan yang tengah memperebutkan bola, bukan pertandingan penting sebenarmya hanya pertandingan biasa menghabiskan waktu istirahat, bermain basket.

Gadis itu bahkan tak memperdulikan objek yang tengah dieluh-eluhkan ditengah lapang, yang ia perhatikan hanya objek yang ada disampingnya ini yang berceloteh tentang betapa bahagianya dia telah menemukan tambatan hatinya dan tak peduli bahwa gadis disampingnya ini tengah menangis didalam batinnya. Hingga benda yang tengah direbutkan ditengah lapangan melayang menghampiri gadis itu, lalu gelap.

^^^

Afa mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar yang tiba-tiba menembus matanya, merasa susah untuk melihat ia mengangkat tangannya dan mengucek matanya pelan.

“Udah bangun ? apa yang loe rasain sekarang ?” Terdengar suara baritone yang langsung membuatnya sadar sepenuhnya.

“Siapa ?” Afa bingung dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

“Kenalin gue Bayu anak kelas 11 IPS 2, loe ?” lelaki itu bertanya. Disusul dengan suara krasak krusuk dari samping bangkarnya yang tertutup horden. Suara cekikikan seorang lelaki dan gadis. Melihat gurat ketidaknyamanan dalam raut wajah Afa, menyadarkan lelaki tersebut.

Afa P.O.V

Bingung ! itu yang aku rasain sekarang, yang terakhir aku ingat adalah, aku akan pulang bersama Edo lewat samping lapangan outdoor lalu..

“Sorry kalo temen gue ngebuat loe keganggu istirahatnya “

“Gue yang tadi ngelempar bola itu, sorry ya ? loe gak-pa-pa kan ?” lanjut lelaki itu yang membuatku paham sekarang.

“Kalo gitu gue anter pulang yuk Afa ?”

“Eh tunggu-tunggu kok loe tau nama gue ?” ucapku yang asli, masih bingung sebenernya apa yang sudah terjadi tadi.

Cowok yang ada didepanku itupun menunjuk dengan dagunya kearah dada kiriku. Tunggu, dada ? dasar mesum. Seakan mengerti apa yang aku pikirkan, dia menambahkan.

“Tuh ada nama loe di name-tag”

“Oo iya” ucapku malu tertangkap basah berfikir negative.

“Ayo gue anter pulang” ucapnya yang sepertinya sudah siap dengan tas yang digendongnya.

“Gue udah engga papa kok beneran, gue pulang sendiri aja”

“Engga ga mungkin gue biarin loe pulang sendiri, gue bakalan tanggung jawab... beneran” ia bersikeras untuk mengantarku pulang. Tapi kalau aku biarin dia, takutnya Edo akan salah sangka lagi, tidak bisa aku biarkan titik.

“Hmm.. gu..” omonganku terpotong lagi oleh suara cekikikan dari ranjang sebelah.

“Ian, bisa ngga......ngga usah berisik, ada orang kali disini..” ucap Bayu,

Sepertinya memang teman Bayu deh yang ada disitu. Lagi ngapain si mereka, curiga deh aku jangan-jangan mereka lagi mesum disekolah lagi.

Dan perlahan horden-pun terbuka, ternyata Adrian sama Wita, ternyata bener gosip yang beredar kalo Wita sama Ian lagi p-d-k-t, aku lumayan kenal Adrian karena dia temennya Edo, ya walaupun engga terlalu deket.

“Eh Afa.. udah bangun ternyata, gimana kepala loe sehatkan, loe masih inget gue-kan ngga amnesia parah..?” ini nih yang bikin aku kesel kalau ketemu Adrian, dia suka banget ngusilin aku.

“Apa si Ian, engga lucu !” ucapku cemberut yang hanya bisa menahan kesal.

“Yahh ternyata kena bola basket ga bikin otak lo ke geser ya princes, padahal gue berharap otak loe bakalan kegeser ke arah yang lebih baik..” ucap Ian sok bijak ngacak-ngacak rambut aku lagi, dasar tuh anak emang sukanya bikin aku kesel, nyebelin tahu kalo lagi sama dia.

“Apa.. princes ?”

Wita menyela kayanya dia rada ngga suka sama kedekatanku dengan Adrian, aku hanya bisa cemberut dan menekuk wajahku kesal.

“Eh engga ko sayang, aku emang suka manggil kek gitu buat ngeledekin dia sama Edo aja beneran deh, Cuma kamu princes dihati aku..”

Setelah Ian mengatakan itu Bayu yang sedari tadi diampun mengeluarkan suara seperti orang muntah, sedangkan Wita dia sudah tersipu-sipu malu biasalah orang baru pacaran pasti gitu. Disaat mataku teralihkan ke arah Bayu, aku baru nyadar kalau dia lagi ngeliatin aku yang cengengesan ngga jelas daritadi. Kenapa dengan matanya itu, menyebalkan kenapa tatapannya seperti ingin menyantapku, memang ada yang salah denganku. Oke kalau aku sudah menghitung sampai tiga dia tidak mengalihkan pandangannya, aku berencana akan kabur saja. Dasar cowok hidung belang, aku ngga mau jadi objek fantasinya dia, oke satu.. engga, dua.. masih engga tiga.. tetep aja engga kayanya otak dia emang geser deh. Akhirnya untuk menghentikan kecanggunganku dan dia aku berniat untuk mengalihkan pandanganku darinya sebelum Ian menyela dengan menyebalkannya.

“Udah kali ngeliatinnya.. Bay... princes keder tuh diliatin elu mulu..”

“Apa si Ian... udah deh sana pergi, entar dicariin emak loe lagi..” ucapku untuk menutupi kegugupanku didepan Bayu. Setelah Ian berkata seperti itupun Bayu masih aja ngeliatin aku kaya gitu beneran deh seriusan aku mulai takut sekarang, apalagi setelah Adrian dan Wita aku usir tadi sekarang aku nyesel udah ngusir mereka yang berakibat aku berduaan saja dengan Bayu sekarang ya ampun dasar hormon, jantungku jadi ngga karuankan.

“Loe kenapa Bay... ngeliatin gue kayak gitu”

“Loe darimana aja, kenapa gue baru liat sekarang..” ucapnya sambil tangannya menangkup kedua pipiku. Ada apa sebenarnya dengannya kenapa Bayu bertingkah aneh seperti ini.

“Bay.. loe kenapa si.. kenapa jadi aneh gini.. lepas deh” ucapku mengelak untuk berdekatan dengannya lagi karena ini benar-benar akan merusak kerja jantungku jika aku terus berdekatan dengannya.

“Kenapa loe sampai ngga keliatan sama gue.. kenapa loe sembunyi dari gue..” ucapnya yang terus mendekatkan diri kehadapanku, bener-bener ni cowok ngga peka apa kalau aku tidak mau deket-deket dengannya.

“apa sih Bay.. daritadi gue disini.. dan loe ngeracau engga jelas.. padahal kan gue yang ketiban bola, kenapa jadi loe yang ngga waras..” ucapku memutar mata frustasi, apa sebenarnya yang sedang dilakukan cowok ini.

“Dari tadi gue pengen nyoba sesuatu.. yang bikin gue ngga bisa ngalihin pandangan dari loe..” dan tanpa didugapun dia tiba-tiba menciumku tepat di bibir

Cup

Deg..

Aku benar-benar tidak menyangka dia akan melakukan ini, ini diluar ekspetasiku, ciumannya bukan seperti ciuman anak Sma biasa, ciumannya tidak seperti ciuman anak Sma yang seyogyanya hanya kecup malu-malu saling menempelkan bibir lalu sudah. Tapi ini beda, walaupun aku belum pernah merasakan yang namanya french kiss, tapi aku tahu seperti apa gambarannya dari teman-temanku yang sudah melakukannya. Aku hanya bisa memejamkan mata dan mendengar detak jantungku yang semakin tidak terkendali saat dia mendesak bibirku untuk terbuka dan perlahan-lahan lidahnya menyusup kedalam mulutku dan mengeksplorasi seluruh isi mulutku dengan tangannya terus menekan tengkukku, ini benar-benar gila, seakan tersihir aku diam saja dan baru tersadar setelah beberapa kali lidahnya mengusik lidahku dan aku kekurangan oksigen. Aku-pun mendorongnya keras walaupun awalnya susah dia tidak mau melepaskanku tapi dengan mengerahkan seluruh tenagaku akhirnya aku bisa lepas dari dia.

Plak

“Loe gila ya Bay...” ucapku membentaknya setelah aku menamparnya dengan keras tadi, walaupun aku masih ngos-ngosan karena kehabisan nafas dari ciumannya tadi, diapun sama ngos-ngosannya denganku dan sepertinya dia tidak menyangka bahwa aku menamparnya. Well walaupun muka dia terlalu sayang untuk ditampar, tapi tetap saja dia telah membuatku marah karena telah mencuri ciumanku yang hanya Edo-lah yang boleh merasakannya, ya walaupun ini bukan ciuman pertamaku. Aku tidak pernah menyangka ciuman keduaku akan seperti ini.

“Youre lips... awesome..” ucapnya setelah beberapa menit dengan disertai seringaian yang menyebalkan.

“manis.. bener-bener manis, udah aku duga daritadi..” Bayu menambahkan, aku tidak peduli dengan ucapannya lebih baik aku pergi menjauh dari cowok gila ini, sebelum aku berubah menjadi gila seperti dia. Aku-pun langsung lari tanpa menengok kebelakang, aku takut kedekatanku dengannya akan berubah menjadi hal yang lebih buruk karena aku merasa aneh setiap kulitku bersentuhan dengan kulitnya, seperti ada percikan listrik yang tidak bisa aku jelaskan.

Walaupun ini sudah 15 menit lebih dari bel pulang tapi masih banyak anak-anak yang belum pulang, well ternyata aku pingsan cukup lama dengan tidak mengikuti pelajaran jam ke-4 5 6 wow rekor pingsanku yang lumayan panjang. Sebaiknya aku cepat pulang dan melupakan semua yang sudah terjadi tadi.

B

-B-

Seriously ?

Aku melangkah pasti masuk ke gerbang sekolah, setelah bang Dion mengantarku dengan motornya, ya aku mempunyai saudara, bang Dion merupakan anak dari pamanku yang kebetulan rumahnya berseberangan dengan rumahku. Aku terpaksa ikut dengannya karena aku terlambat bangun akibat aku terlalu memikirkan kejadian yang kemarin. Argh itu benar-benar membuatku gila. Setelah memasuki gerbang aku merasa ada yang aneh dengan tingkah laku anak-anak disekitarku, well kenapa semuanya ada diluar padahal sebentar lagi bel akan berbunyi, dan untuk apa tatapan itu.

Setelah aku memasuki kelas ternyata keadaan sama anehnya dengan yang ada diluar, wow ini sungguh menyebalkan.

"ceritain semuanya ke gue Afa.. sekarang!" ucap Gabby menyerbuku setelah aku masuk ke kelas bahkan dia tidak membiarkan aku duduk terlebih dahulu.

"cerita apaan.. gua ngga ngerti deh sama tingkah loe gab..."

"cerita semuanyaaaa.. dari awal sampe akhir" ucapnya menyela dan sebelum aku menjawab dia sudah mulai ngoceh lagi.

"elo tau, kalo Edo nyeremin dari tadi.. gila"

"marah kenapa.. gue ngga ngapa-ngapain kok, ya cuman telat bangun aja makanya gue ngga bareng dia.." ucapku membela diri, kayanya emang ada yang tidak beres deh

"cih.. loe ngga nyambung juga Fa loe **** atau apa si.."

"ya gue ngga ngerti kalo lo ngomongnya kaya gitu gab..." bener-bener deh si gabby kurang kerjaan, kenapa dia harus mengintogerasiku didepan kelas kaya gini. Dan sebelum gabby menjawab, tiba-tiba Edo sudah berdiri disampingku dan langsung menyeretku duduk ditempat dudukku dikelas, dan keadaan kelas bener-bener ngga ngedukung kenapa semuanya tiba-tiba diam dan memperhatikan kami.

"apa maksudnya ini princes.. loe ngga bilang sama gua.." tutur Edo sambil menatapku tajam dan tangannya mencengkram tanganku erat. Gila ngga biasanya Edo kaya gini, sebenernya apa yang sudah terjadi.

"apa si do.. gu..gue ngga ngerti apa yang elo omongin.. beneran" ucapku keder juga lama-lama didesek kaya gini

"elo pacaran sama Bayu.."

"apa ! kata siapa ? engga beneran.. do.. loe harus percaya sama gue.." ucapku benar-benar kaget, sebenarnya apa yang terjadi ? atau jangan-jangan kejadian yang kemarin ada yang melihat lagi. Mati.

"gua ngga bakalan marah kalo loe jujur sama gue.."

Aku bingung mencoba mencari alasan, mataku melirik kesana kemari takut menatap matanya.

"eh hmm.." ucapanku terhenti saat tiba-tiba ada yang datang ke kelasku dan anak-anak tiba-tiba keluar semua dari kelas termasuk Gabby, sebenarnya ada apa ini.

"udah deh do ngapain si loe gangguin cewek gua.. mending urusin aja cewek loe sana.. dan gue ngga suka ada orang yang megang-megang cewek gue.." ucap orang yang baru saja masuk kelas tadi. Sepertinya aku mengenali suara itu, benar aku pernah mendengarnya tapi siapa, dan saat aku menoleh yang pertama aku lihat adalah seragam sekolah yang semua kancingnya terbuka dan dilapisi kaus putih didalamnya, saat aku mendongak, aku melihat Bayu berdiri disamping mejaku bersama teman-teman gengnya, termasuk pula Adrian yang sedang menyeringai kearahku. Kenapa harus dia yang ada disini, padahal aku sudah mengeluarkan seluruh tenagaku untuk melupakan cowok ini dan kejadian kemarin. Tapi tunggu, apa kata dia tadi ? cewek !

"ngapain loe disini.. gue cuman mau nanya kebenarannya aja sama Afa.." ucap Edo mendelik ke arah Bayu lalu menoleh kearahku.

"princes.. ayoo bilang sama gue ngga usah takut, ada gue yang jagain loe.." ucap Edo yang tengah menatapku dan mengelus tanganku. Aku benar-benar syok dengan apa yang terjadi.

"gue sama bayu..."

"lepasin tangan loe.. ngga usah pegang-pegang cewek gue.." ucap Bayu memotong ucapanku dan menarik kedua tanganku dari tangan Edo. Aku yang mulai tersadar dengan situasinya segera menarik tanganku dan mundur besandar dikursi yang aku duduki, merasa takut karena banyak lelaki yang mengelilingiku.

"apa sih.. gue ngga pacaran sama siapa-siapa, mending kalian semua pergi.. pergi !" bentakku yang tak tahan dengan kondisi ini. For god shake, aku baru bisa tidur jam 4 subuh tadi dan sekarang dihadapkan dengan realita yang tidak aku sukai.

"termasuk elo.. do.. dan Bayu.. gue bilang pergi !" dapat aku lihat kalau Edo kesal dan Bayu sepertinya mulai marah, rahangnya mengetat dan tatapannya benar-benar menakutkan, merasa suasana akan semakin buruk, Adrianpun menarik Bayu dan Edo keluar dari kelas.

Akhirnya setelah mereka semua keluar, anak-anak kelas pada masuk, tergambar jelas tanda-tanya di wajah mereka, saat melihat apa yang terjadi tadi. Dipikir aku ngga tahu apa kalau mereka semua mengintip lewat jendela kelas, dan Gabby menghampiriku dan duduk disampingku.

"hh.. sory gue ninggalin loe tadi, soalnya Fian nyeret gue keluar dan nyuruh anak-anak nunggu diluar, udah gitu pintunya dijagain lagi sama mereka.. sorry Fa"

"iya gapapa.. sebernernya kenapa sampe ada berita kalo gue sama Bayu pacaran si? siapa yang bilang" ucapku bertanya kepada gabbya yang terlihat masih merasa bersalah karena telah meninggalkanku tadi.

"gue juga ngga tahu.. tiba-tiba aja anak-anak pada bilang kalo loe jadian sama Bayu, terus.." ucap gabby ragu

"terus kenapa.."

"terus kemaren lo make out sama Bayu di UKS.." ucap Gabby takut-takut

"apa !

"sstt.. jangan marah dulu Fa, gue juga ngga ngerti berita itu datangnya darimana, makanya gue nungguin elo, mau konfirmasi itu beneran apa engga.. tapi sewaktu Adrian sama gengnya Bayu lewat gue nanya karena penasaran, gue tanya sama Adrian, dia bilang iya, dan Bayu... dia juga bilang iya Fa.." jelas Gabby.

Gila ! ini benar-benar gila. Aku langsung menagkupkan kepalaku di atas meja, malas menghadapi ini semua, berarti ini alasan kenapa tadi anak-anak melihatku penasaran dan seperti ingin membunuhku. Sial. Gabby mengusap kepalaku pelan, menenangkanku dan melanjutkan ceritanya.

"jadi.. karena gue ngga percaya sama Adrian, gue nanya sama Edo.. eh Edo sama ngga taunya kaya gue.."

"apa reaksi Edo waktu loe tanya Gab..."

"hmm awalnya shok tapi akhirnya dia bisa ngendaliin diri, terus dia lari ke kelas kita nyari elo.. tapi elo belum berangkat, makanya dia nunggu elo di koridor.." terang Gabby.

"jadi..." ungkap Gabby dengan muka penuh tanda tanya. Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan dan aku menyesal telah melakukan itu, karena detik berikutnya yang terjadi adalah

"apa !" Gabby teriak seperti orang gila, bener-bener suaranya tidak bisa dikecilin apa. Aku hanya menutup mata pasrah, dan bertahan dari goncangan tangan Gabby dibahuku dan sekarang anak-anak semakin penasaran terhadapku

"udah deh Gab.. ngga usah teriak kali.." cicitku, Gabby masih menganga tidak jelas lalu aku memberi kode dengan melirik ke samping kanan, yang langsung dipahami olehnya akhirnya ia berbisik ditelingaku.

"jadi loe beneran jadian sama Bayu, dan make out di Uks ?"

"jadian si engga..

"jadi maksud elo, lo make out gitu sama Bayu di Uks?"

"ntar dulu, gue selsein dulu napa.. gue ngga pacaran, dan dia nyium gue.." terangku frustasi karena harus menghadapi rasa penasaran Gabby. Dia melotot dan menganga seperti orang idiot.

"terus kalo gitu kenapa Bayu nganggep kalo kalian pacaran..." ucapnya dengan memasang muka berpikir, yang asli menggelikan.

"kalo soal itu gue nggak tau.." ungkapku lesu.

"kok kalian bisa bareng di Uks ? padahal kalian kenal aja engga, buat nyadar ada satu sama lain aja engga" tuntutnya

"kemaren waktu gue lewat pinggir lapangan basket, gue kena lempar bola basketnya dia, terus gue pingsan"

"ahhh loe beruntung banget Fa, bisa dicium sama cowok ganteng kaya Bayu.. kenapa si loe bisa dikelilingin sama cowok-cowok cakep, engga Edo, kak Dion, sekarang Bayu lagi" ucap Gabby menggebu-gebu. Aku hanya memutar mata, menanggapinya.

"oh iya kenapa guru belum masuk si gab.." tanyaku yang sebenarnya ingin kutanyakan dari tadi namun tersendat hal ini.

"loe ngga tahu.. ckck loe bener-bener kudet fa, mereka semua tuh rapat buat anak kelas tiga makanya kita bebas mo ngapain juga" terangnya yang menjawab rasa penasaranku sedari tadi.

^^^

Sekarang aku malas keluar kelas, aku malas harus menghadapi muka-muka itu. Lebih baik aku dikelas membaca novel, main game atau apapun agar aku bisa mengalihkan pikiranku dari kejadian-kejadian yang aku alami belakangan ini.

Baru beberapa menit aku menikmati kedamaianku tanpa direcoki Gabby dengan pertanyaan-pertanyaannya yang membuatku pusing, Bayu datang menghampiriku bersama Adrian, well tidak biasanya hanya berdua biasanya mereka selalu berempat. Akhirnya aku hanya bisa menyembunyikan diriku dipojok kelas tak ingin membuat keributan aku diam saja menelungkupkan wajahku dan berpura-pura tidur. Aku tahu dia berjalan menghampiriku, dan kelas yang awalnya ribut hening kembali. Menyebalkan.

"sayang.. ikut aku !" apalagi sekarang lebih baik aku pura-pura tidak mendengarnya, sungguh aku malas meladeninya, bahkan masalah Edo belum selesai, dia pasti marah sama aku.

Disaat aku masih kekeh membenamkan kepalaku, Ian menyahut. "udahlah Fa, ngikut aja biar cepet berangkat.. ayo bangun princes"

Aku tetap bergeming sampai akhirnya aku merasakan ada seseorang yang mengusap kepalaku perlahan dan dia duduk disampingku. "kamu mau kita bikin pertunjukan disini ? aku si mau aja, toh aku tetep menikmatinya.. aku bisa meminta Adrian untuk merekamnya.." ucap Bayu ditelingaku. Merinding. Asli.

Aku langsung mendongakkan kepalaku lalu menoleh ke arahnya, dan melihatnya tengah menyeringai. Senyum itu lagi aku benci melihatnya "gue gag mau berurusan sama loe ya bay.. mending loe pergi aja" ucapku sengit.

"aku ngga suka kalo pacarku berkata kasar seperti itu.."

"gue bukan pacar loe.. jadi terserah gue mau ngomong apa, jangan hanya karna kejadian kemarin loe jadi kaya gini, loe gila"

Dia menyeringai lagi dan menatapku tajam, berapa kali lagi aku mengatakannya aku benci melihatnya. Dan kenapa selalu seperti ini aku takut dengan tatapannya itu, jantungku mulai berulah lagi. Aku benci mengakui kalau lelaki ini punya pengaruh besar terhadap tubuhku.

"kamu ikut aku atau kamu mau kejadian kemarin kita ulangin lagi sekarang.."

"loe ngga bakalan berani.."

"kata siapa.. aku berani" dan perlahan wajahnya mendekatiku disaat jaraknya sudah tak bisa terelakkan lagi aku memalingkan wajahku takberani menatapnya laigi akhirnya aku menyerah oke sepertinya dia tidak main-main akan melakukannya.

"oke gue ikut.." putusku akhirnya, aku takut kejadian kemarin terulang lagi dan aku tidak bisa menanganinya.

Adrian tersenyum senang dan langsung membawa tasku keluar "gitu dong daritadi selese kan masalah" sedangkan aku, aku hanya bisa menghela nafas pasrah dan ikut berjalan bersama mereka lebih tepatnya bersama Bayu yang merangkulku, mengendus dan mencium leherku sesaat aku merasa gemetar, dan merasa sengatan listrik itu lagi. "good girl.." ungkap Bayu aku benar-benar menyesal menerima keputusan ini aku takut beneran. Sial.

^^^

Sebenarnya apa yang ada dipikiran Bayu dan yang lainnya mereka membawaku ke puncak. Gila. Bahkan aku masih memakai seragam sekolahku ini benar-benar tidak masuk akal. Diperjalanan tadi aku hanya diam tak mau memperdulikan Bayu yang sedang menyetir disampingku walau sesekali tangannya mengusap pipi dan tanganku sampai akhirnya aku tertidur disisa perjalanan itu yang mengakibatkan ketidak tahuanku kalau mobilnya berjalan ke luar kota, dan disaat aku bangun dan mengerjapkan mata yang masih buram aku hanya melihat fila yang yang lumayan besar. Sekejap aku sempat merasakan kalau Bayu mencium keningku sebelum akhirnya aku benar-benar membuka mataku dan melihatnya yang berdiri didepanku dan memperhatikan wajahku disertai senyum anehnya, dan seseorang berseru "hello kitty is awake.." sepertinya suara wanita, dan aku mengenali suara itu. Wita.

"ayo bangun sayang.." ucap Bayu yang berusaha mengambil tanganku. Aku hanya mengerjapkan mata dan menguceknya, mengumpulkan nyawaku sebentar sempat aku melihat senyum geli diwajahnya melihat tingkahku. "mau aku gendong.." godanya. Ugh. Senyum itu lagi.

"aku bangun sendiri aja.."

Udara dingin langsung menyambutku saat aku keluar dari mobil aku menggigil merasakan udara dingin yang menembus kulitku apalagi aku hanya memakai seragam sekolah yang roknya rada pendek. Aku mengusap-usap pelan bahu dan lenganku sampai aku merasakan jaket yang tersampir dibahuku disertai tangan yang ada dipinggangku, aku menoleh dan melihat Bayu tersenyum kali ini senyumnya terlihat tulus. "ayo masuk.. yang lain udah pada masuk" ucapnya masih tersenyum.

Aku hanya mengangguk kaku karena tersihir dengan senyumannya itu. Ugh.

Kami berjalan masuk beriringan, sepertinya apa yang dikatakan Bayu benar kalu anak-anak sudah masuk kedalam vila itu terlebih dahulu. Disaat kita sudah masuk kedalam vila itu aku berjingkak kaget karena melihat Ian dan Wita yang sedang make out disofa ruang tv. Aku menutup mataku dengan telapak tangan merasa risih dengan pandangan itu dan ada apa dengan semua orang kenapa mereka diam saja. Yaks.

Dapat aku rasakan kalau Bayu menahan tawa disampingku, karena terlihat sekali bahunya yang bergetar menandakan kalau dia sedang menahan tawa walaupun dia menutup mulutnya dengan tangannya, untuk apa tawa itu kenapa orang yang sedang make out didepan umum ditertawakan. Dasar gila. Aku hanya memalingkan wajah merasa malas meladeni tingkah absurd mereka dan tidak hanya sampai disitu, seriously aku kaget sumpah, aku melihat tas yang tergeletak didepan pintu yang ada disamping tangga, sepertinya aku mengenal tas itu. Saat aku menoleh kearah Bayu untuk menanyakannya dia sudah terlebih dahulu menarikku menaiki tangga kelantai atas.

"ini kamar kita.." ucapnya dengan mata berbinar setelah kita sampai didepan sebuah pintu. Untuk apa mata itu. Cih. Tapi tunggu

"apa maksud kamu dengan kita ?" ucapku mengangkat alis, bukannya menjawab Bayu malah menyeretku masuk kedalam kamar itu. "Bayyy.. jawab dong" seruku manja.

Dia hanya melengos dan meletakkan tasku dan tasnya dimeja rias samping lemari pakaian, well kamar ini tidak terlalu buruk ada balkon yang menghadap langsung ke kebun teh dan pagarnya yang hanya kaca bening dilapisi horden membuat kita dapat melihat langsung pemandangan yang ada diluar. Merasa resah dan malas karena dicuekin aku hanya dapat menghela nafas dan merebahkan diri di kasur king size ini sedangkan Bayu monster bossy itu dia melangkah kearah pintu yang sepertinya kamar mandi kemudian menutupnya dan beberapa menit kemudian terdengar air shower yang dinyalakan, sepertinya dia mandi. Cukup dimengerti si karena diakan sudah berkendara jauh, lagipula matahari sudah tak terlihat lagi. Wah. ternyata aku tertidur di mobil lumayan lama, sempat merasa bersalah karena membiarkan Bayu menyetir sendiri tanpa aku yang menemaninya untuk sedikit berbincang, pasti membosankan sekali tadi. Maafkan aku ya. Sungguh. Hak hak

Saat aku memainkan handphoneku yang hanya membuka sosmed sebentar lalu aku tutup lagi, bosan. Sungguh. Bayu belum keluar dari kamar mandi, aku masih rebahan dikasur sampai akhirnya handphoneku berganti layar yang menunjukan kalau Edo memanggilku. Ugh. Aku sempat takut untuk mengangkatnya, tapi akhirnya aku mengangkatnya dan berdoa semoga Edo tidak marah-marah. "ha..."

"Where are you ! kenapa hp loe baru nyala sekarang ha..!" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku dia sudah membentakku. Fiuhh.

"hmm gue.."

"gue tadi ke rumah loe, dan pembantu bilang kalo elo belum pulang dari sekolah.." ucapnya menyela aku lagi.

"ya bentar dulu napa do.. gimana gue mau jawab kalo loe ngomong terus" menyebalkan.

"oke sekarang gue dengerin.. lag.." belum selesai aku mendengar pertanyaan Edo hpku sudah terangkat dan direbut oleh Bayu, akhirnya Bayu yang menjawab telfon itu sambil berkacak pinggang didepanku, well kalau kalian ada di posisiku gimana ya, melihat cowok ***** yang hanya mengenakan handuk kecil mengelilingi tubuh bagian bawahnya. Ugh. Seksi. Aku bergeming melihatnya, yang sedang menjawab telfon Edo. "dia sama gua.." jawab Bayu

Aku tidak dapat mendengar apa yang Edo ucapkan yang hanya dibalas gumaman oleh Bayu "hmm... loe tenang aja, tanpa loe suruh juga, gua bakal lakuin ko"

"oke..”

"bye" tutup Bayu menutup telfonnya dan meletakkan hpnya dikasur bagian atas didekat bantal, dan tiba-tiba dia sudah ada diatasku mengukungku dengan kedua tangannya dan wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Aku membeku, sialan aku benar-benar kaget dan hanya dapat mengerjapkan mata dan mendengar degup jantungku yang semakin tidak karuan.

"mulai sekarang jangan terlalu dekat sama Edo.. walaupun aku tahu kalo kalian temenan udah lama, tapi aku ngga suka kamu deket-deket sama cowok lain.. ngerti" ucapnya tegas. Aku membelakakan mata mendengar ucapnnya, dia ngga serius kan. "kenapa.. diakan temen aku, lagian dia temen aku dari kecil kok.." bisikku takut dan sepertinya Bayu tidak terlalu suka dengan jawabanku, dia mendelik tajam dan mengepalkan tangannya disisi kepalaku.

"aku ngga suka kalo pacarku ngebantah.." geramnya. Membuatku semakin takut saja.

"sekarang bangun.. terus mandi, abis itu kita makan" perintahnya yang ditutup dengan mengecup bibirku lama untung ngga disertai adegan rating yang lain. Setelah dia bangun aku langsung lari ke kamar mandi, menyembunyikan diri menutup pintu dan menguncinya, lalu memegang dadaku yang berdegup keras. Kurasa ini benar-benar buruk, kenapa aku selalu tidak berdaya untuk melawan Bayu. Aku selalu takut dengan tatapan tajamnya itu.

C

-C-

Pernyataan

Selesai aku mandi aku mengenakan baju yang sepertinya sudah disiapkan Bayu di kasur, well aku rasa aku tidak suka dengan dress itu. Bukannya kita hanya makan malam dibawah ngapain juga memakai dress. Akhirnya setelah menimbang-nimbang aku membuka lemari yang ada disitu dan dapat terlihat banyak sekali dress cantik, sejak kapan baju ini ada disini aku mencari sesuatu yang bisa dipakai dilemari itu. Saat aku sedang mengenakan kaos yang bermotif mickey mouse berwarna putih dan hot pants yang senada. Hpku berbunyi menandakan ada sms dari Bayu yang menyuruhku untuk segera turun dan makan malam. Setelah aku turun dan berjalan kearah dapur dapat aku lihat anak-anak yang lain sudah menungguku duduk ditempat makan, ada bangku kosong disamping kanan Bayu yang duduk di kursi puncak seperti kepala keluarga saja, sepertinya kursi itu sudah disiapkan untukku. Akupun duduk disana, mengamati orang-orang yang ada disekitarku disampingku ada Adrian dan Wita, dan disamping kiri Bayu ada Nino dan Syela yang memandangku sinis, ada apa dengan gadis itu. Disamping Syella ada Fian dan Gabby. Wait... Gabby ? aku membelakakan mata dan melotot ke arah Gabby yang hanya dibalas cengiran gaje olehnya. Sampai akhirnya aksi melototku dibuyarkan oleh Bayu “oke.. ayo makan”

Aku hanya menghela nafas dan mulai membalik piring “untuk apa helaan nafas itu princes..” aku hanya melirik sinis kearah Adrian yang hanya dibalas senyuman geli darinya.

“ambilin aku nasi sama lauknya yang...” seru Bayu manja. Asli. Geli.

“dasar manja loe bay” sengit Ian yang hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabat karibnya. Aku hanya menurut saja diperintah seperti itu, daripada Bayu menunjukan taring jahatnya, aku menanyakan dia mau lauk apa saja mengambilkannya dan menaruh dipiring lalu meletakkannya dihadapan Bayu. “makasih..” ucapnya girang. Behh. Yang lain tidak memperdulikan interaksiku dengan Bayu mereka asik makan sendiri kecuali Syella yang seringkali ketangkap basah olehku sedang melirik sinis ke arahku dan menatap memuja ke arah Bayu.

Selesai makan kami semua pindah keruang TV aku hanya mengikut saja tanpa mau banyak tanya, aku duduk dipojok sofa sambil mengangkat kakiku dan menyilangkannya, Bayu duduk disampingku dan tangannya merangkul bahuku, mengusap kepalaku dan menyandarkannya dibahunya sambil sesekali mengecup ubun-ubunku sayang. Ugh. Kalau dia melakukannya dengan tulus aku pasti akan jatuh kepelukannya.

Seperti biasa Adrian dan Wita mereka selalu bertindak dengan mesra didepanku. Behh. Adrian yang duduk di sofa single didepanku dan Wita yang duduk dipangkuannya dan bercanda yang diselingi cekikikan keras. Sangat mesra pemirsah. Sedangkan Nino dan Syella lebih parah, mereka malah sudah melakukan aksi diatas rating yang tidak baik untuk pertumbuhanku. Sialan. Well setidaknya aku masih berumur 15 tahun dan harus disuguhi pemandangan yang seperti itu. Menyebalkan. Sepertinya yang berkelakuan normal disini hanya aku dan Bayu dan tentu saja Gabby dan Fian yang malah sedang bertengkar, sepertinya Fian ingin dimanja tapi Gabby menolak. Hak hak. Lagian Gabby kan sama sepertiku masih polos.

Aku menghela nafas dan melihat kedepan lagi ke arah tv tapi akhirnya aku urungkan karena live show yang ditunjukan oleh Nino dan Syella diatas karpet. “what was that for..?” ucap Bayu sampai aku mengendikan daguku kearah Nino dan Syella, aku menutup muka dengan telapak tanganku walaupun sesekali melirik dari celah jariku. Hehe.

“Get a room, dude” seru Bayu. Semuanya menoleh ke arah Bayu lalu menoleh ke arah Nino, Nino yang sadar dengan keadaan akhirnya berdiri dan membawa Syella kekamar mereka. Aku yang sudah rebahan dipangkuan Bayu melihat ke arah Bayu yang sedang fokus ke arah TV walaupun tangannya masih mengusap kepalaku.

“ada apa...” serunya masih memandang ke arah TV

“mana remotnya” aku menengadahkan tanganku meminta.

Setelah remot ada di tanganku aku mengganti saluran Tv-nya mencari acara yang aku sukai. Akhirnya setelah melalui pemikiran yang matang dan melalui beberapa pertimbangan aku putuskan untuk memilih saluran Global TV saja yang sedang menampilkan Naruto the movie. Hehe. Bayu diam saja sepertinya dia menerima saja apa acara yang aku pilih, sedangkan Ian dan Wita malah tidak melihat Tv sama sekali sibuk bermesraan, Fian dan Gabby menghilang entah kemana padahal aku mau menginterogasi Gabby sebenarnya ada hubungan apa antara dia dan Fian. Bayu mengangkatku dan mendudukanku dia memelukku dari samping, aku ? aku berpura-pura tetap fokus kedepan karena jantungku sudah berdebar tidak karuan. Lagi. Selalu seperti ini, dasar hormon.

Bayu menenggelamkan kepalanya di leherku yang tidak tertutupi rambut karena aku mengikatnya asal tadi. Dia menghirup nafas dalam dan mengendus leherku yang membuatku merinding “i love your smell..” dan mengigitku, aku sempat merintih, untung saja aku tidak mengeluarkan suara yang menjijikan.

Aku berusaha melepaskan kungkungan Bayu tapi tetap saja susah, pelukannya erat sekali dan kepalanya semakin tenggelam dileherku dia terus mengecup menjilat bahkan menggigitnya lagi dan lagi, aku menggelinjang tidak tahu apa yang sedang aku rasakan ada perasaan aneh yang menyusup agar membiarkan Bayu tetap melakukan itu tapi logikaku berkata bahwa ini salah, tidak seharusnya terjadi. “Bay... please stop” aku merintih untuk bisa lepas.

Akhirnya Bayu berhenti dia menatapku tapi aku memalingkan wajahku, dan dia mengambil daguku dan menghadapkan ke arahnya, aku tetap mengelak tidak mau menatap matanya aku takut. “lihat aku” tegasnya.

Walaupun aku masih merasa takut, tapi karena cengkeraman tangan Bayu didaguku yang semakin lama semakin terasa menyakitkan aku akhirnya menghadap wajahnya. Dapat kulihat sorot matanya yang sama seperti yang pernah aku lihat waktu kita ada di Uks, sorot mata yang membuatku takut karena sorot matanya seperti ingin menelanku aku menunduk, takut. “sst... hei jangan takut oke ?” aku bergeming tidak mau mengangkat wajahku. Tangannya mencengkram daguku lagi dan mendongakkannya

“sayang..” ucapnya, aku tegang.

“aku ngga suka kalo pacar aku tidak mendengarkanku dan menurutiku” ucapnya memperingatkan.

Aku mengalah dan menatapnya, aku diam saja sedangkan dia mengusap kepalaku menyingkirkan rambutku yang menjuntai nakal kedahiku dan menyelipkannya ke belakang telingaku. Jantungku semakin tidak karuan dan menggebu-gebu aku takut Bayu dapat mendengarnya karena jarak kita yang sangat dekat dan berhadapan. Bahkan pahaku menyentuh celana jins pendeknya yang belel sepertinya memang dia sengaja memotongnya asal, walaupun dia hanya memakai kaos berwarna putih dan celana jins jelek itu dia tetap menawan. Ugh. Lama-lama aku bisa jatuh kepesonanya.

Bayu mendekatkan wajahnya ke arahku mula-mula dia mencium dahiku lalu turun ke kedua mataku bergantian kemudian kedua pipiku, hidungku, dan terakhir bibirku. Dia mengecup bibirku lagi, lagi dan lagi sampai tiga kali dan yang terakhir dia tidak hanya mengecupku dia menciumku dalam, aku memejamkan mata karena Bayu pun memejamkan matanya sangat menikmati dan meresapi apa yang sedang dia lakukan, dia menggigit bibir bawahku, aku tersentak dan membuka mulutku lalu ada sesuatu yang mendesak masuk kedalam mulutku akhirnya aku membuka mata sedikit dan tersentak karena lidah Bayu memasuki mulutku karena aku takut aku menutup mataku kembali, lidahnya mengeksplorasi mulutku mengabsen gigiku, dan membelit lidahku sepertinya mulutku terasa seperti orange jus karena aku meminumnya tadi sedangkan mulutnya terasa seperti fanta yang diminumnya tadi. Karena aku tidak tahu apa-apa tentang french kiss, aku hanya mengikuti naluriku untuk menciumnya balik, dapat aku rasakan Bayu menggeram senang dia mendorongku bersandar ke sofa, sekarang aku berada dikungkungannya. Lagi. Bayu memperdalam ciumannya sampai aku merasakan tangannya tengah menyusup kedalam kausku dan mengusap punggungku aku tersadar dan berontak untuk menghentikannya aku takut, Bayu mengira bahwa aku memperbolehkannya melakukan hal yang lebih.

Aku takut ini akan terus berlanjut ke sesuatu hal yang tidak baik, aku menekan dadanya mendorong dengan sisa tenagaku memukul-mukulnya, aku benar-benar takut, Bayu tidak mendengarkanku dia terus saja menelusuri tubuhku, dan mulai mengusap-ngusap perut mencoba menenangkan tapi bukannya tenang aku malah merasa makin gelisah dan takut, dia mengusap pusarku, saat tangannya semakin bergerak ke atas, aku langsung menangkap tangannya, tapi dia malah menangkap kedua tanganku dengan tangannya dan meletakkannya di atas kepalaku dengan digenggam oleh satu tangan kirinya, dan melanjutkan menjelajah tubuhku dengan tangan kanannya. Aku semakin frustasi dan takut, saat dia telah menyentuh dadaku dan meremasnya aku mendesah namun terbungkam mulutnya, aku mulai bergetar, seakan mengerti aku kehabisan nafas Bayu melepaskan mulutku dan turun untuk menciumi dan menghisap leherku, aku yang sudah tidak tahan lagi dan semakin takut akhirnya aku meneteskan air mataku.

Awalnya Bayu tidak mengetahuinya dia tetap menciumi leherku dan meremas dada kiriku, akhirnya aku terisak menangis dan Bayu tersadar setelah mendengar suara tangisku. Aku mulai sesenggukan dan terisak. Bayu berhenti dan melepaskan kedua tanganku yang telah memerah dikedua pergelangannya. Aku semakin terisak dan menekuk kedua lututku lalu menenggelamkan wajahku disana aku malas melihat wajahnya, aku tidak peduli apa yang dia pikirkan aku tidak suka dia memperlakukanku seperti ini, walaupun teman-temanku banyak yang sudah pernah melakukannya tapi aku tidak mau seperti mereka.

Bayu mencoba memelukku tapi aku mendorongnya dan berlari menaiki tangga menuju ke kamar, disaat aku sudah ditangga teratas aku berpapasan dengan Adrian yang baru saja keluar dari kamar dan akan menuruni tangga, dia melihatku yang menangis sesenggukan, dan mencengkram tanganku menghentikanku dan akibat dari tarikannya yang terlalu kuat aku jatuh dipelukannya “hei... whats wrong princess..?” ucapnya khawatir.

Aku diam saja dan menjauh darinya mencoba melepaskan tanganku dari cengkramannya “hei ada apa, bilang sama gue...hm” Ian berkata lembut.

Aku tetap diam bergeming dan menghentakkan tanganku setelah terlepas aku langsung lari dan masuk kekamar dan tidak lupa untuk menguncinya lalu merebahkan tubuhku dan menangis sesenggukan menenggelamkan kepalaku dibantal sampai akhirnya aku terlelap karena kelelahan menangis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!