-B-
Seriously ?
Aku melangkah pasti masuk ke gerbang sekolah, setelah bang Dion mengantarku dengan motornya, ya aku mempunyai saudara, bang Dion merupakan anak dari pamanku yang kebetulan rumahnya berseberangan dengan rumahku. Aku terpaksa ikut dengannya karena aku terlambat bangun akibat aku terlalu memikirkan kejadian yang kemarin. Argh itu benar-benar membuatku gila. Setelah memasuki gerbang aku merasa ada yang aneh dengan tingkah laku anak-anak disekitarku, well kenapa semuanya ada diluar padahal sebentar lagi bel akan berbunyi, dan untuk apa tatapan itu.
Setelah aku memasuki kelas ternyata keadaan sama anehnya dengan yang ada diluar, wow ini sungguh menyebalkan.
"ceritain semuanya ke gue Afa.. sekarang!" ucap Gabby menyerbuku setelah aku masuk ke kelas bahkan dia tidak membiarkan aku duduk terlebih dahulu.
"cerita apaan.. gua ngga ngerti deh sama tingkah loe gab..."
"cerita semuanyaaaa.. dari awal sampe akhir" ucapnya menyela dan sebelum aku menjawab dia sudah mulai ngoceh lagi.
"elo tau, kalo Edo nyeremin dari tadi.. gila"
"marah kenapa.. gue ngga ngapa-ngapain kok, ya cuman telat bangun aja makanya gue ngga bareng dia.." ucapku membela diri, kayanya emang ada yang tidak beres deh
"cih.. loe ngga nyambung juga Fa loe **** atau apa si.."
"ya gue ngga ngerti kalo lo ngomongnya kaya gitu gab..." bener-bener deh si gabby kurang kerjaan, kenapa dia harus mengintogerasiku didepan kelas kaya gini. Dan sebelum gabby menjawab, tiba-tiba Edo sudah berdiri disampingku dan langsung menyeretku duduk ditempat dudukku dikelas, dan keadaan kelas bener-bener ngga ngedukung kenapa semuanya tiba-tiba diam dan memperhatikan kami.
"apa maksudnya ini princes.. loe ngga bilang sama gua.." tutur Edo sambil menatapku tajam dan tangannya mencengkram tanganku erat. Gila ngga biasanya Edo kaya gini, sebenernya apa yang sudah terjadi.
"apa si do.. gu..gue ngga ngerti apa yang elo omongin.. beneran" ucapku keder juga lama-lama didesek kaya gini
"elo pacaran sama Bayu.."
"apa ! kata siapa ? engga beneran.. do.. loe harus percaya sama gue.." ucapku benar-benar kaget, sebenarnya apa yang terjadi ? atau jangan-jangan kejadian yang kemarin ada yang melihat lagi. Mati.
"gua ngga bakalan marah kalo loe jujur sama gue.."
Aku bingung mencoba mencari alasan, mataku melirik kesana kemari takut menatap matanya.
"eh hmm.." ucapanku terhenti saat tiba-tiba ada yang datang ke kelasku dan anak-anak tiba-tiba keluar semua dari kelas termasuk Gabby, sebenarnya ada apa ini.
"udah deh do ngapain si loe gangguin cewek gua.. mending urusin aja cewek loe sana.. dan gue ngga suka ada orang yang megang-megang cewek gue.." ucap orang yang baru saja masuk kelas tadi. Sepertinya aku mengenali suara itu, benar aku pernah mendengarnya tapi siapa, dan saat aku menoleh yang pertama aku lihat adalah seragam sekolah yang semua kancingnya terbuka dan dilapisi kaus putih didalamnya, saat aku mendongak, aku melihat Bayu berdiri disamping mejaku bersama teman-teman gengnya, termasuk pula Adrian yang sedang menyeringai kearahku. Kenapa harus dia yang ada disini, padahal aku sudah mengeluarkan seluruh tenagaku untuk melupakan cowok ini dan kejadian kemarin. Tapi tunggu, apa kata dia tadi ? cewek !
"ngapain loe disini.. gue cuman mau nanya kebenarannya aja sama Afa.." ucap Edo mendelik ke arah Bayu lalu menoleh kearahku.
"princes.. ayoo bilang sama gue ngga usah takut, ada gue yang jagain loe.." ucap Edo yang tengah menatapku dan mengelus tanganku. Aku benar-benar syok dengan apa yang terjadi.
"gue sama bayu..."
"lepasin tangan loe.. ngga usah pegang-pegang cewek gue.." ucap Bayu memotong ucapanku dan menarik kedua tanganku dari tangan Edo. Aku yang mulai tersadar dengan situasinya segera menarik tanganku dan mundur besandar dikursi yang aku duduki, merasa takut karena banyak lelaki yang mengelilingiku.
"apa sih.. gue ngga pacaran sama siapa-siapa, mending kalian semua pergi.. pergi !" bentakku yang tak tahan dengan kondisi ini. For god shake, aku baru bisa tidur jam 4 subuh tadi dan sekarang dihadapkan dengan realita yang tidak aku sukai.
"termasuk elo.. do.. dan Bayu.. gue bilang pergi !" dapat aku lihat kalau Edo kesal dan Bayu sepertinya mulai marah, rahangnya mengetat dan tatapannya benar-benar menakutkan, merasa suasana akan semakin buruk, Adrianpun menarik Bayu dan Edo keluar dari kelas.
Akhirnya setelah mereka semua keluar, anak-anak kelas pada masuk, tergambar jelas tanda-tanya di wajah mereka, saat melihat apa yang terjadi tadi. Dipikir aku ngga tahu apa kalau mereka semua mengintip lewat jendela kelas, dan Gabby menghampiriku dan duduk disampingku.
"hh.. sory gue ninggalin loe tadi, soalnya Fian nyeret gue keluar dan nyuruh anak-anak nunggu diluar, udah gitu pintunya dijagain lagi sama mereka.. sorry Fa"
"iya gapapa.. sebernernya kenapa sampe ada berita kalo gue sama Bayu pacaran si? siapa yang bilang" ucapku bertanya kepada gabbya yang terlihat masih merasa bersalah karena telah meninggalkanku tadi.
"gue juga ngga tahu.. tiba-tiba aja anak-anak pada bilang kalo loe jadian sama Bayu, terus.." ucap gabby ragu
"terus kenapa.."
"terus kemaren lo make out sama Bayu di UKS.." ucap Gabby takut-takut
"apa !
"sstt.. jangan marah dulu Fa, gue juga ngga ngerti berita itu datangnya darimana, makanya gue nungguin elo, mau konfirmasi itu beneran apa engga.. tapi sewaktu Adrian sama gengnya Bayu lewat gue nanya karena penasaran, gue tanya sama Adrian, dia bilang iya, dan Bayu... dia juga bilang iya Fa.." jelas Gabby.
Gila ! ini benar-benar gila. Aku langsung menagkupkan kepalaku di atas meja, malas menghadapi ini semua, berarti ini alasan kenapa tadi anak-anak melihatku penasaran dan seperti ingin membunuhku. Sial. Gabby mengusap kepalaku pelan, menenangkanku dan melanjutkan ceritanya.
"jadi.. karena gue ngga percaya sama Adrian, gue nanya sama Edo.. eh Edo sama ngga taunya kaya gue.."
"apa reaksi Edo waktu loe tanya Gab..."
"hmm awalnya shok tapi akhirnya dia bisa ngendaliin diri, terus dia lari ke kelas kita nyari elo.. tapi elo belum berangkat, makanya dia nunggu elo di koridor.." terang Gabby.
"jadi..." ungkap Gabby dengan muka penuh tanda tanya. Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan dan aku menyesal telah melakukan itu, karena detik berikutnya yang terjadi adalah
"apa !" Gabby teriak seperti orang gila, bener-bener suaranya tidak bisa dikecilin apa. Aku hanya menutup mata pasrah, dan bertahan dari goncangan tangan Gabby dibahuku dan sekarang anak-anak semakin penasaran terhadapku
"udah deh Gab.. ngga usah teriak kali.." cicitku, Gabby masih menganga tidak jelas lalu aku memberi kode dengan melirik ke samping kanan, yang langsung dipahami olehnya akhirnya ia berbisik ditelingaku.
"jadi loe beneran jadian sama Bayu, dan make out di Uks ?"
"jadian si engga..
"jadi maksud elo, lo make out gitu sama Bayu di Uks?"
"ntar dulu, gue selsein dulu napa.. gue ngga pacaran, dan dia nyium gue.." terangku frustasi karena harus menghadapi rasa penasaran Gabby. Dia melotot dan menganga seperti orang idiot.
"terus kalo gitu kenapa Bayu nganggep kalo kalian pacaran..." ucapnya dengan memasang muka berpikir, yang asli menggelikan.
"kalo soal itu gue nggak tau.." ungkapku lesu.
"kok kalian bisa bareng di Uks ? padahal kalian kenal aja engga, buat nyadar ada satu sama lain aja engga" tuntutnya
"kemaren waktu gue lewat pinggir lapangan basket, gue kena lempar bola basketnya dia, terus gue pingsan"
"ahhh loe beruntung banget Fa, bisa dicium sama cowok ganteng kaya Bayu.. kenapa si loe bisa dikelilingin sama cowok-cowok cakep, engga Edo, kak Dion, sekarang Bayu lagi" ucap Gabby menggebu-gebu. Aku hanya memutar mata, menanggapinya.
"oh iya kenapa guru belum masuk si gab.." tanyaku yang sebenarnya ingin kutanyakan dari tadi namun tersendat hal ini.
"loe ngga tahu.. ckck loe bener-bener kudet fa, mereka semua tuh rapat buat anak kelas tiga makanya kita bebas mo ngapain juga" terangnya yang menjawab rasa penasaranku sedari tadi.
^^^
Sekarang aku malas keluar kelas, aku malas harus menghadapi muka-muka itu. Lebih baik aku dikelas membaca novel, main game atau apapun agar aku bisa mengalihkan pikiranku dari kejadian-kejadian yang aku alami belakangan ini.
Baru beberapa menit aku menikmati kedamaianku tanpa direcoki Gabby dengan pertanyaan-pertanyaannya yang membuatku pusing, Bayu datang menghampiriku bersama Adrian, well tidak biasanya hanya berdua biasanya mereka selalu berempat. Akhirnya aku hanya bisa menyembunyikan diriku dipojok kelas tak ingin membuat keributan aku diam saja menelungkupkan wajahku dan berpura-pura tidur. Aku tahu dia berjalan menghampiriku, dan kelas yang awalnya ribut hening kembali. Menyebalkan.
"sayang.. ikut aku !" apalagi sekarang lebih baik aku pura-pura tidak mendengarnya, sungguh aku malas meladeninya, bahkan masalah Edo belum selesai, dia pasti marah sama aku.
Disaat aku masih kekeh membenamkan kepalaku, Ian menyahut. "udahlah Fa, ngikut aja biar cepet berangkat.. ayo bangun princes"
Aku tetap bergeming sampai akhirnya aku merasakan ada seseorang yang mengusap kepalaku perlahan dan dia duduk disampingku. "kamu mau kita bikin pertunjukan disini ? aku si mau aja, toh aku tetep menikmatinya.. aku bisa meminta Adrian untuk merekamnya.." ucap Bayu ditelingaku. Merinding. Asli.
Aku langsung mendongakkan kepalaku lalu menoleh ke arahnya, dan melihatnya tengah menyeringai. Senyum itu lagi aku benci melihatnya "gue gag mau berurusan sama loe ya bay.. mending loe pergi aja" ucapku sengit.
"aku ngga suka kalo pacarku berkata kasar seperti itu.."
"gue bukan pacar loe.. jadi terserah gue mau ngomong apa, jangan hanya karna kejadian kemarin loe jadi kaya gini, loe gila"
Dia menyeringai lagi dan menatapku tajam, berapa kali lagi aku mengatakannya aku benci melihatnya. Dan kenapa selalu seperti ini aku takut dengan tatapannya itu, jantungku mulai berulah lagi. Aku benci mengakui kalau lelaki ini punya pengaruh besar terhadap tubuhku.
"kamu ikut aku atau kamu mau kejadian kemarin kita ulangin lagi sekarang.."
"loe ngga bakalan berani.."
"kata siapa.. aku berani" dan perlahan wajahnya mendekatiku disaat jaraknya sudah tak bisa terelakkan lagi aku memalingkan wajahku takberani menatapnya laigi akhirnya aku menyerah oke sepertinya dia tidak main-main akan melakukannya.
"oke gue ikut.." putusku akhirnya, aku takut kejadian kemarin terulang lagi dan aku tidak bisa menanganinya.
Adrian tersenyum senang dan langsung membawa tasku keluar "gitu dong daritadi selese kan masalah" sedangkan aku, aku hanya bisa menghela nafas pasrah dan ikut berjalan bersama mereka lebih tepatnya bersama Bayu yang merangkulku, mengendus dan mencium leherku sesaat aku merasa gemetar, dan merasa sengatan listrik itu lagi. "good girl.." ungkap Bayu aku benar-benar menyesal menerima keputusan ini aku takut beneran. Sial.
^^^
Sebenarnya apa yang ada dipikiran Bayu dan yang lainnya mereka membawaku ke puncak. Gila. Bahkan aku masih memakai seragam sekolahku ini benar-benar tidak masuk akal. Diperjalanan tadi aku hanya diam tak mau memperdulikan Bayu yang sedang menyetir disampingku walau sesekali tangannya mengusap pipi dan tanganku sampai akhirnya aku tertidur disisa perjalanan itu yang mengakibatkan ketidak tahuanku kalau mobilnya berjalan ke luar kota, dan disaat aku bangun dan mengerjapkan mata yang masih buram aku hanya melihat fila yang yang lumayan besar. Sekejap aku sempat merasakan kalau Bayu mencium keningku sebelum akhirnya aku benar-benar membuka mataku dan melihatnya yang berdiri didepanku dan memperhatikan wajahku disertai senyum anehnya, dan seseorang berseru "hello kitty is awake.." sepertinya suara wanita, dan aku mengenali suara itu. Wita.
"ayo bangun sayang.." ucap Bayu yang berusaha mengambil tanganku. Aku hanya mengerjapkan mata dan menguceknya, mengumpulkan nyawaku sebentar sempat aku melihat senyum geli diwajahnya melihat tingkahku. "mau aku gendong.." godanya. Ugh. Senyum itu lagi.
"aku bangun sendiri aja.."
Udara dingin langsung menyambutku saat aku keluar dari mobil aku menggigil merasakan udara dingin yang menembus kulitku apalagi aku hanya memakai seragam sekolah yang roknya rada pendek. Aku mengusap-usap pelan bahu dan lenganku sampai aku merasakan jaket yang tersampir dibahuku disertai tangan yang ada dipinggangku, aku menoleh dan melihat Bayu tersenyum kali ini senyumnya terlihat tulus. "ayo masuk.. yang lain udah pada masuk" ucapnya masih tersenyum.
Aku hanya mengangguk kaku karena tersihir dengan senyumannya itu. Ugh.
Kami berjalan masuk beriringan, sepertinya apa yang dikatakan Bayu benar kalu anak-anak sudah masuk kedalam vila itu terlebih dahulu. Disaat kita sudah masuk kedalam vila itu aku berjingkak kaget karena melihat Ian dan Wita yang sedang make out disofa ruang tv. Aku menutup mataku dengan telapak tangan merasa risih dengan pandangan itu dan ada apa dengan semua orang kenapa mereka diam saja. Yaks.
Dapat aku rasakan kalau Bayu menahan tawa disampingku, karena terlihat sekali bahunya yang bergetar menandakan kalau dia sedang menahan tawa walaupun dia menutup mulutnya dengan tangannya, untuk apa tawa itu kenapa orang yang sedang make out didepan umum ditertawakan. Dasar gila. Aku hanya memalingkan wajah merasa malas meladeni tingkah absurd mereka dan tidak hanya sampai disitu, seriously aku kaget sumpah, aku melihat tas yang tergeletak didepan pintu yang ada disamping tangga, sepertinya aku mengenal tas itu. Saat aku menoleh kearah Bayu untuk menanyakannya dia sudah terlebih dahulu menarikku menaiki tangga kelantai atas.
"ini kamar kita.." ucapnya dengan mata berbinar setelah kita sampai didepan sebuah pintu. Untuk apa mata itu. Cih. Tapi tunggu
"apa maksud kamu dengan kita ?" ucapku mengangkat alis, bukannya menjawab Bayu malah menyeretku masuk kedalam kamar itu. "Bayyy.. jawab dong" seruku manja.
Dia hanya melengos dan meletakkan tasku dan tasnya dimeja rias samping lemari pakaian, well kamar ini tidak terlalu buruk ada balkon yang menghadap langsung ke kebun teh dan pagarnya yang hanya kaca bening dilapisi horden membuat kita dapat melihat langsung pemandangan yang ada diluar. Merasa resah dan malas karena dicuekin aku hanya dapat menghela nafas dan merebahkan diri di kasur king size ini sedangkan Bayu monster bossy itu dia melangkah kearah pintu yang sepertinya kamar mandi kemudian menutupnya dan beberapa menit kemudian terdengar air shower yang dinyalakan, sepertinya dia mandi. Cukup dimengerti si karena diakan sudah berkendara jauh, lagipula matahari sudah tak terlihat lagi. Wah. ternyata aku tertidur di mobil lumayan lama, sempat merasa bersalah karena membiarkan Bayu menyetir sendiri tanpa aku yang menemaninya untuk sedikit berbincang, pasti membosankan sekali tadi. Maafkan aku ya. Sungguh. Hak hak
Saat aku memainkan handphoneku yang hanya membuka sosmed sebentar lalu aku tutup lagi, bosan. Sungguh. Bayu belum keluar dari kamar mandi, aku masih rebahan dikasur sampai akhirnya handphoneku berganti layar yang menunjukan kalau Edo memanggilku. Ugh. Aku sempat takut untuk mengangkatnya, tapi akhirnya aku mengangkatnya dan berdoa semoga Edo tidak marah-marah. "ha..."
"Where are you ! kenapa hp loe baru nyala sekarang ha..!" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku dia sudah membentakku. Fiuhh.
"hmm gue.."
"gue tadi ke rumah loe, dan pembantu bilang kalo elo belum pulang dari sekolah.." ucapnya menyela aku lagi.
"ya bentar dulu napa do.. gimana gue mau jawab kalo loe ngomong terus" menyebalkan.
"oke sekarang gue dengerin.. lag.." belum selesai aku mendengar pertanyaan Edo hpku sudah terangkat dan direbut oleh Bayu, akhirnya Bayu yang menjawab telfon itu sambil berkacak pinggang didepanku, well kalau kalian ada di posisiku gimana ya, melihat cowok ***** yang hanya mengenakan handuk kecil mengelilingi tubuh bagian bawahnya. Ugh. Seksi. Aku bergeming melihatnya, yang sedang menjawab telfon Edo. "dia sama gua.." jawab Bayu
Aku tidak dapat mendengar apa yang Edo ucapkan yang hanya dibalas gumaman oleh Bayu "hmm... loe tenang aja, tanpa loe suruh juga, gua bakal lakuin ko"
"oke..”
"bye" tutup Bayu menutup telfonnya dan meletakkan hpnya dikasur bagian atas didekat bantal, dan tiba-tiba dia sudah ada diatasku mengukungku dengan kedua tangannya dan wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Aku membeku, sialan aku benar-benar kaget dan hanya dapat mengerjapkan mata dan mendengar degup jantungku yang semakin tidak karuan.
"mulai sekarang jangan terlalu dekat sama Edo.. walaupun aku tahu kalo kalian temenan udah lama, tapi aku ngga suka kamu deket-deket sama cowok lain.. ngerti" ucapnya tegas. Aku membelakakan mata mendengar ucapnnya, dia ngga serius kan. "kenapa.. diakan temen aku, lagian dia temen aku dari kecil kok.." bisikku takut dan sepertinya Bayu tidak terlalu suka dengan jawabanku, dia mendelik tajam dan mengepalkan tangannya disisi kepalaku.
"aku ngga suka kalo pacarku ngebantah.." geramnya. Membuatku semakin takut saja.
"sekarang bangun.. terus mandi, abis itu kita makan" perintahnya yang ditutup dengan mengecup bibirku lama untung ngga disertai adegan rating yang lain. Setelah dia bangun aku langsung lari ke kamar mandi, menyembunyikan diri menutup pintu dan menguncinya, lalu memegang dadaku yang berdegup keras. Kurasa ini benar-benar buruk, kenapa aku selalu tidak berdaya untuk melawan Bayu. Aku selalu takut dengan tatapan tajamnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments