Trio Tangguh Dan Elena
Di hari Minggu pagi, Dimas dan Arya masih setia menunggu Steven selesai beribadah di gereja bersama keluarganya.
Sudah cukup lama mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dimas dan Steven akhirnya menuruti permintaan ayah mereka untuk menjadi pemimpin perusahaan. Steven sudah menjadi CEO sejak berusia 21 tahun, tak lama setelah lulus kuliah S1. Saat itu ayah Steven jatuh sakit jadi Steven terpaksa menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.
Ibu Steven sudah meninggal dunia karena sakit setahun sebelumnya ketika Steven berusia 20 tahun. Saat itu Steven benar-benar terpukul dan hampir tidak sanggup untuk melanjutkan kuliahnya. Namun sebelum meninggal Ibu Steven yang bernama Helen berpesan untuk tetap melanjutkan kuliahnya.
Berkat dukungan dari ayah dan dua sahabatnya, yaitu Dimas dan Arya, akhirnya Steven dapat menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cum laude. Dari mereka bertiga, Steven memang yang paling pintar.
Dimas menggantikan posisi ayahnya di usia 25 tahun. Ia langsung memegang posisi CEO di kantor pusat di Jakarta. Posisi di kantor pusat seharusnya di pegang oleh kakak lelaki Dimas yang bernama Prakash. Tetapi Prakash justru lebih memilih kantor cabang di Singapura karena Ia mendapatkan Jodoh orang Singapura dan sampai saat ini masih menetap disana.
Diantara mereka, hanya Arya yang tidak ingin meneruskan kepemimpinan perusahaan seperti kedua sahabatnya. Ia ingin mandiri tanpa bergantung kepada orang tua dan memutuskan untuk mencari nafkah sendiri, padahal di keluarganya Ia satu-satunya anak lelaki. Ia hanya punya satu adik perempuan, jadi ayahnya berharap banyak pada Arya.
Setelah Steven selesai beribadah, mereka langsung membawa Steven ke sebuah cafe 24 jam langganan mereka milik kerabat Steven yang bernama Sam.
"Papiku tadi marah-marah loh, katanya kita jarang kumpul sekeluarga, sekalinya kumpul aku malah diculik sama kalian" Ucap Steven sambil geleng-geleng kepala.
Dimas dan Arya hanya tertawa mendengarnya.
Biasanya setelah ke gereja, keluarga Steven memang suka makan bersama sambil membicarakan kegiatan mereka masing-masing selama seminggu kemarin. Kadang di luar, terkadang juga di rumah. Biasanya di taman depan rumah keluarga Steven yang luas.
"Ya kan kita juga jarang ngumpul, Tev. Udah hampir sebulan kita ga ketemuan" Ujar Dimas beralasan.
"Iya sesekali ga apa-apa dong. Kamu kan tiap minggu selalu ngumpul sama keluarga kamu" Arya turut menimpali.
Tev adalah nama kecil Steven. Hanya Dimas dan Arya yang Ia perbolehkan untuk memanggil dengan nama tersebut. Sedangkan Papi Steven memanggilnya Steve.
"Papimu kelihatan sehat, Tev. Syukurlah... " Ujar Arya
"Iya sudah lebih baik sekarang" Ujar Steven sambil tersenyum
"Tapi kamu tetap harus waspada sama Aldo, Tev"
"Iya, ya. Makasih udah ngingetin"
Kemudian Arya menepuk bahu Steven pelan. Mata mereka menerawang mengingat kejadian sekitar 8 tahun yang lalu, ketika Steven baru setahun menggantikan posisi ayahnya untuk menjalankan perusahaan.
Aldo adalah saudara tiri Steven. Dua tahun setelah mami Steven meninggal, Papi Steven menikah lagi dengan seorang janda beranak dua yang bernama Aldo dan Emily.
Suatu hari, Dimas dan Arya berkunjung ke rumah Steven. Waktu itu Aldo menawarkan untuk membuatkan minuman untuk mereka. Sewaktu Arya pamit mau ke toilet, Ia tidak sengaja melihat Aldo menuangkan serbuk minuman ke minuman yang akan di suguhkan untuk mereka.
Seketika Arya langsung bereaksi dan memukul Aldo. Dimas dan Steven yang mendengar kegaduhan di dalam rumah langsung menghampiri dan melerai Arya dan Aldo. Sejak itu, Arya memang tidak pernah percaya lagi kepada Aldo. Ia merasa Aldo merencanakan sesuatu karena Ia ingin menguasai perusahaan Papi tirinya.
Setelah mengenang peristiwa itu, Steven lalu mengalihkan pembicaraan.
"Nama trio tangguh sebenarnya agak norak ya untuk kita yang sudah tua ini... "
"Yang tua kamu aja kali Tev, kalau kita sih masih muda... Iya ga, ya?" Ujar Dimas sambil minta persetujuan Arya.
"Iya dong masih muda... Lagian dulu yang ngusulin nama Trio tangguh kan kamu sendiri, Tev.. " Ujar Arya sambil menggoda Steven.
"Hehehe... Iya juga sih... Aku cuma ngerasa nama itu sekarang terdengar arogan... Iya ga sih?"
"Sepertinya sih iya. Tapi udahlah ga usah di ganti. Susah nyari ide nama lain lagi" Ujar Arya sambil nyengir.
"Ngomong-ngomong, kalian masih ingat ga sama Riva?" Tanya Dimas.
"Riva si Cheerleader idola sekolah itu?" Tanya Steven
"Iya. Gimana kabarnya ya sekarang? Masih cantik kayak dulu ga ya?"
Dimas yang terkenal playboy memang tak pernah lupa tiap kali membicarakan cewek cantik.
"Sebenarnya apa yang terjadi 13 tahun yang lalu? Aku merasa kalian ga pernah jujur sama aku" Ujar Dimas
"Emangnya selama ini kamu jujur sama kita? Kamu kan yg selalu ngaku yang paling pertama dapat Riva dari kita bertiga" Steven langsung menimpali omongan Dimas.
"Jadi kalian ga percaya sama aku? Ah.. Aku bener-bener kecewa sama kalian!"
"Jangan percaya sama dia, Tev. Akting doang itu sih" Arya berbisik kepada Steven tetapi masih bisa didengar oleh Dimas.
"Gitu ya. Ya udah kalau gitu aku pergi aja!" Ujar Dimas yang langsung berdiri meninggalkan Cafe
"Dih, ngambek!" Ujar Steven dan Arya berbarengan sambil tertawa terbahak-bahak.
Setelah itu Arya langsung bangun dan mengejar Dimas.
"Tunggu Dims! Gimana kalau aku bilang aku punya bukti tentang apa yang terjadi 13 tahun yang lalu? Apa kamu masih mau mengelak?"
Mata Dimas langsung terbelalak karena kaget.
"Duh, mati aku kalau mereka tahu yang sebenarnya. Mau taruh dimana nih muka yang ganteng ini?" Ujar Dimas dalam hati.
"Dims, kamu ngaca deh! Muka kamu merah tuh kayak kepiting rebus! Kamu takut Arya buka kedok kamu ya?" Ujar Steven masih sambil tertawa terbahak-bahak.
"Emang kamu tahu cerita yang sebenarnya, Tev?" Ujar Dimas penasaran.
"Ngga sih. Aku juga baru tahu hari ini dari Arya. Aku seneng aja liat muka kamu yang merah gitu, bikin aku tambah penasaran pengen dengar ceritanya!"
Arya yang dari tadi mendengar obrolan mereka hanya tersenyum-senyum sendiri.
"Aku ga bawa buktinya sih, tapi kalau kalian mau aku bisa bawakan saat ini juga. Buktinya ada di rumah. Jadi waktu itu aku ga sengaja Riva ngobrol sama sahabatnya di toilet sekolah. Dia pikir ga ada siapa-siapa di luar selain mereka berdua. Tapi aku sempat merekam pembicaraan mereka pake HP aku yang dulu. Trus hasil rekaman itu aku pindahin ke CD, yang sampai sekarang masih ada di rumah" Ujar Arya panjang lebar.
"Hah? Jadi beneran emang ada buktinya, ya?" Giliran Steven yang sekarang menimpali.
"Iya benerlah... Masa aku bohong sama kalian! Aku kan selama ini ga pernah bohong sama kalian! Eh tunggu... Tev, sekarang muka kamu tuh yang kayak kepiting rebus! Hahahaha... "
"Eh, sialan kamu ya! Cepet, pokoknya sekarang juga kamu pulang ke rumah ambil CD-nya! Aku ga percaya sama kamu sampai kamu bawa buktinya!"
"Iya bener! Cepetan ambil sana ke rumah! Nih, kunci mobil aku! Pokoknya harus cepetan balik ya! Ujar Dimas sambil melemparkan kunci mobilnya ke arah Arya.
"Iya... Iya aku ambil sekarang! Pada penasaran banget sih yang mau di bongkar rahasianya... Hahaha... " Arya pergi sambil terus tertawa terbahak-bahak menertawai kedua sahabatnya yang mukanya pucat karena takut ketahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Lah_
Kece abis!
2023-07-15
1
ISIMPFORMITSUKI
Wah, chapter sebelumnya keren banget, sekarang buruan update lagi biar gak ada putus asa.
2023-07-15
1