Trio Tangguh di masa mudanya hidup dengan berfoya-foya. Karena mempunyai orang tua yang kaya raya membuat mereka hidup mewah dan tanpa batas.
Segala hal telah mereka lakukan, kecuali soal main perempuan, karena sebenarnya mereka semua sangat cupu kalau soal perempuan. Diantara mereka bertiga, Dimas yang terkenal playboy karena suka gonta-ganti pacar. Tapi sampai lulus SMU, dia masih tetap perjaka karena tidak pernah pacaran melampaui batas.
Steven adalah yang paling pemalu jika berurusan dengan perempuan, begitu pula dengan Arya walau tak separah Steven yang kadang jadi gagap atau gemetar tiap kali berhadapan dengan perempuan.
Trio tangguh sudah mencoba merokok sejak duduk di bangku SMP. Di antara mereka bertiga, yang paling kuat merokok adalah Steven. Lalu di umur 16 tahun, mereka mulai mencoba memakai ganja. Setelah ulang tahun Arya yang ke 17, seorang teman menawarkan narkoba atau obat terlarang. Di sinilah awal malapetaka terjadi, karena mereka jadi kecanduan.
Sewaktu ujian kelulusan, ketiganya hampir tidak lulus karena sedang mabuk berat. Kemudian orang tua ketiganya di panggil oleh pihak sekolah. Setelah melakukan negosiasi, akhirnya mereka dapat mengikuti ujian susulan.
Ketika hari kelulusan tiba, Trio tangguh merayakannya dengan mabuk-mabukan di sebuah klab malam. Selain minum minuman keras, mereka juga memakai narkoba. Tiba-tiba, tanpa diduga, polisi menggerebek klab malam tersebut dan Trio tangguh di bawa ke kantor polisi setelah ketahuan hasil tes narkoba mereka adalah positif.
Masing-masing dari orang tua mereka marah besar dan merasa malu. Mereka tidak di tahan di penjara karena mereka pemakai, bukan pengedar. Setelah itu mereka harus di rehabilitasi.
Selama kurang lebih enam bulan, akhirnya mereka bisa bebas. Namun sebenarnya sisa-sisa zat beracun masih ada di tubuh mereka dan membuat mereka masih kecanduan dan belum sembuh total.
Hidup mereka setelah itu kacau. Orang tua mereka mencari pengobatan dimana-mana agar mereka cepat sembuh. Suatu hari Papi Steven mengusulkan pengobatan dengan cara langsung ke tabib di tempat kelahiran Papi Steven, yaitu di negeri Cina. Tapi hanya Steven dan Arya yang berangkat, Dimas tidak ikut karena tidak di izinkan oleh papanya yang lebih memilih pengobatan di Indonesia saja.
Awalnya pengobatan berjalan lancar, Steven dan Arya terlihat lebih baik. Di hari berikutnya, mereka diajak ke daerah dekat gurun Gobi untuk melakukan meditasi. Karena banyaknya anggota, Steven dan Arya berada di mobil terpisah. Namun hanya Steven yang tiba di tempat yang dituju dengan selamat, sedang mobil yang di tumpangi Arya menghilang.
Steven sangat sedih dan kalut. Mereka sudah mencari Arya kemana-mana, tapi tetap tidak ditemukan. Segala usaha telah dikerahkan namun belum juga ada hasil. Kemudian, setelah sebulan mencari, tiba-tiba anak buah keluarga Steven menemukan tulang belulang di dekat gurun Gobi. Steven sempat mengamuk dan tidak mau terima kalau tulang belulang yang mereka temukan adalah jasad Arya. Dia tidak percaya kalau sahabat yang sudah Ia anggap saudara itu telah meninggal.
Lalu, mereka menyerahkan tulang belulang itu untuk di periksa oleh tim forensik. Setelah hasilnya keluar, Steven lega sekali karena ternyata itu bukan tulang belulang milik Arya setelah DNA-nya di periksa.
Ketika mereka sudah hampir menyerah dan keluarga Arya sempat menganggap Arya sudah meninggal, tiba-tiba setahun kemudian Arya muncul di rumahnya dengan keadaan sehat wal'afiat. Ketika itu mereka sudah berumur 19 tahun. Steven dan Dimas sudah kuliah semester awal.
"Jadi, kamu sebenarnya kemana ya' selama ini? Kita benar-benar khawatir sama kamu. Apalagi aku kan yang ngajak kamu ke sana jadi aku merasa sangat bersalah sama keluarga kamu" Ujar Steven.
"Aku sebenarnya pengen cerita tapi takutnya kalian ga percaya sama aku"
"Udahlah cerita aja, jangan buat kita jadi penasaran!" Ujar Dimas.
Arya menghela nafas berat sebelum berbicara.
" Aku sebenarnya ga tau mereka itu sengaja atau ngga untuk mencelakai aku. Tapi sebelum tiba di tempat yang kita tuju, mobil tiba-tiba mogok. Waktu itu kita berpencar sambil nunggu mobil selesai di perbaiki. Tapi aku malah nyasar dan terdampar di gurun Gobi. Aku hampir mati karena dehidrasi. Untungnya seseorang menemukan aku. Ia adalah seorang pengusaha dari Arab Saudi yang sedang berlibur. Liburannya memang tidak biasa, Ia ingin menjelajah gurun Gobi dengan menggunakan mobil jeep."
"Setelah menemukan aku dengan kondisi hampir meninggal, mereka langsung membawa aku ke rumah sakit terdekat. Aku mendapatkan perawatan selama kurang lebih seminggu, setelah itu aku dibawa ke negaranya. Ia tinggal di kota Bahrain."
"Dibawa ke Arab Saudi? Kamu dijadikan TKI ya?" Ujar Dimas.
"Ish, ga kayak gitu juga, Dims! Aku emang diajarin macam-macam, malah aku diangkat jadi anak, lalu Ia membawa aku untuk di rehabilitasi lagi agar aku bisa sembuh total. Aku memang berhutang banyak padanya, malah aku di tawarkan untuk memegang salah satu perusahaan dia karena dia ga punya anak laki-laki. Tentu saja aku menolak. Perusahaan ayahku aja aku ga mau pegang masa giliran orang lain yang nawarin aku ga mau"
Dimas dan Steven yang dari tadi mendengarkan hanya bisa bengong antara percaya atau tidak dan bingung harus menanggapi apa.
Sebenarnya ada beberapa hal yang Arya enggan ceritakan kepada kedua sahabatnya seperti walau Ia telah menolak untuk memegang kepemimpinan di perusahaan pengusaha Arab tersebut, Ia tetap mendapatkan bagian saham perusahaan sebesar lima persen. Jumlahnya mungkin terlihat sedikit, tetapi keuntungan perusahaan tersebut sangat besar jadi sebenarnya kalau mau tanpa bekerja pun Arya tetap bisa hidup santai dengan banyak uang yang Ia dapat dari pengusaha tersebut.
"Kalian dari tadi cuma dengerin sambil nganga, awas lalat masuk mulut kalian tuh... Hahaha... " Arya mencoba memecah keheningan karena setelah mendengarkan Arya kedua sahabatnya itu hanya diam sambil terlihat sedang berfikir.
"Kamu nih ya' kita dari tadi serius dengerin malah diajak bercanda, ih!" Ujar Dimas sewot.
"Ya udah yang penting kamu selamat ya' itu aja aku udah merasa bersyukur banget sama terharu, akhirnya kita bisa ngumpul lagi setelah setahun." Ucap Steven
Dimas dan Arya hanya menganggukkan kepala tanda setuju. Setelah itu mereka saling berpelukan seperti teletubbies.
Setelah bertemu dan bercerita panjang lebar kepada kedua sahabatnya, Arya merasa lega. Tapi sayang, setelah sampai di rumahnya, Arya malah di marahi habis-habisan oleh ayahnya karena selama setahun tidak pernah memberi kabar kalau Ia masih hidup. Arya sudah mencoba menjelaskan kalau saat Ia terdampar di gurun Ia kehilangan handphone miliknya. Dan Ia tidak memiliki kesempatan untuk menelepon karena pengusaha yang menyelamatkan Arya keberatan dan tadinya tidak mengizinkan Arya untuk kembali ke Indonesia.
Ibu Arya mencoba melerai perseteruan antara ayah dan anak itu dan setelah itu ibunya memeluk Arya sambil menangis tersedu-sedu. Ia hanya bersyukur karena anaknya sudah pulang dengan selamat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Agnes
Aku ngerasa masuk ke dalam cerita, coba cepetan lanjutin thor!
2023-07-18
1
Claudia - creepy
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
2023-07-18
1
Hanifah Chayaning Tyas
Wah, seru banget nih ceritanya, THOR! Lanjutkan semangatmu!
2023-07-18
1