Elena turun dari bis kota dan berjalan menuju rumahnya. Rumah tempat dimana kakek dan neneknya tinggal. Hari sudah menjelang sore. Ia berangkat pagi-pagi sekali untuk wawancara kerja di sebuah perusahaan.
Elena menghitung kalau ini sudah perusahaan ke enam yang Ia lamar. Mereka berjanji untuk menghubungi Elena jika ia diterima. Dan memang selalu begitu. Tapi setelah itu tidak ada kabar lagi. Sulit sekali memang mencari pekerjaan, apalagi di Ibukota.
Ia berfikir apabila Ia masih juga belum mendapatkan pekerjaan, mungkin sebaiknya Ia memulai usaha. Tapi ia tak punya modal. "Apa aku perlu meminjam dari bank ya? Aku tak mau selalu menyusahkan kakek dan nenek." Pikir Elena.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Elena bertemu dengan salah satu tetangganya yang bernama Mpok DJ.
"Baru pulang ye, Lenah?"
"Iya mpok... Elena ke dalam dulu ya mau istirahat.. Mari mpok.. Mba Santi... "
"Iye, Len... " Ujar mpok DJ dan mba Santi berbarengan. Sebelum Elena tiba, mereka memang sedang ngobrol berdua di dekat rumah.
"Kasian ye San si Lena. Udah di tinggal nikah, di pecat lagi dari tempat kerjanye. Sekarang masih cari-cari kerja belon dapet juga"
"Bukan di pecat kali mpok, tapi ga di perpanjang kontraknya"
"Yee... Sama aje San, Sama-sama lagi ga kerja kan intinye..."
Santi yang sebenarnya malas bergosip hanya geleng-geleng kepala.
"Tega bener emang tuh lakinye, udah tinggal Ijab Kabul tau-tau di ambil gitu aje sama si dower!"
Elena sebenarnya hampir menikah dengan teman kerjanya di pabrik setahun yang lalu. Calon suaminya yang bernama Seno jabatannya di atas Elena, yaitu sebagai kepala bagian. Persiapan menikah sudah matang. Namun ketika akan mengucap ijab Kabul, tiba-tiba datang seorang perempuan yang mengakui sudah dihamili oleh Seno.
Perempuan perebut yang mengaku bernama Meina itu memang bibirnya agak kelebihan lima senti atau dower seperti kata Mpok DJ. Padahal Mpok DJ sendiri dahinya selebar lapangan bola, makanya ia dipanggil Mpok DJ. Singkatan dari Dewi Jenong.
Setelah gagal menikah, kabar tak enak lain menerpa Elena. Kontrak kerjanya tidak di perpanjang oleh perusahaan. Entah itu sengaja atau tidak, sebenarnya Elena juga sudah tidak mau bekerja di sana lagi karena malu dan tak tahan dengan gunjingan karyawan lain.
Kakek dan nenek sebenarnya sedih dengan kemalangan yang di timpa Elena. Mereka hanya berharap Elena tidak sedih lagi dan segera mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik.
Sejak masih duduk di bangku SMU, Elena sudah bekerja freelance. Ia pernah bekerja freelance di departement store, restoran, museum, sampai di toko elektronik.
Sewaktu lulus SMU, Elena mendapatkan pekerjaan di toko bunga. Penghasilannya tidak seberapa, tapi Ia berusaha untuk menabung sedikit demi sedikit agar Ia bisa kuliah. Tapi sayang, toko bunga tersebut akhirnya terpaksa harus tutup karena bangkrut.
Salah seorang temannya kemudian memberitahukan informasi lowongan kerja sebagai resepsionis di sebuah perusahaan. Kemudian Ia mulai menabung lagi untuk membeli laptop agar Ia bisa kuliah online di Universitas terbuka.
Elena cukup lama bekerja di sana. Tapi setelah 3 tahun, Ia terkena pengurangan pegawai, karena Ia hanya lulusan SMU, jadi Ia tersingkir. Kalah dengan pegawai lain yang lulusan S1.
Elena menolak untuk menyerah, karena kuliahnya seharusnya tinggal setahun lagi selesai. Kemudian Ia melamar pekerjaan di sebuah pabrik bersama temannya. Akhirnya kuliah Elena terselamatkan dan Ia dapat lulus dengan nilai memuaskan.
Setelah lulus kuliah, Ia tetap bekerja di pabrik sambil mencari-cari pekerjaan yang lebih baik. Tapi sampai 3 tahun Ia bekerja di pabrik, Ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan lain sampai Ia hampir menikah lalu gagal dan akhirnya menganggur sampai sekarang.
Setelah masuk ke dalam rumah, Elena masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Kepalanya agak pusing. Neneknya masuk ke kamar Elena sambil membawakan rebusan air jahe buatannya.
"Diminum air jahenya dulu ya, sayang. Habis itu baru istirahat. Nanti habis makan baru minum obat" Ujar nenek sambil memijat badan Elena.
"Terima kasih, nek. Maaf Lena selalu nyusahin nenek dan kakek" Ucap Elena sambil menangis.
"Kenapa kamu bilang begitu? Kamu kan cucu satu-satunya kesayangan nenek dan kakek. Kamu selalu bantuin nenek sama kakek, mana pernah kamu nyusahin nenek"
"Tapi... "
"Sudah... Sudah... Nenek ga mau dengar kamu ngomong gitu lagi. Yang penting sekarang kamu istirahat dulu, nanti ngobrol-ngobrol lagi kalau kamu udah enakan"
"Iya, nek... "
Elena Adriani Putri sejak kecil sudah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah Ibunya melahirkan Elena di rumah sakit dan diperbolehkan untuk pulang, kedua orang tuanya menaiki taksi untuk mengantarkan ke rumah.
Namun, di tengah perjalanan terjadi kecelakaan. Taksi yang mereka tumpangi tertabrak mobil truk yang remnya blong. Kedua orang tua Elena tewas seketika, supir taksi terluka parah dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Ajaibnya, baby Elena selamat dalam dekapan ibunya. Orang-orang di sekitar tempat kecelakaan membantu baby Elena keluar dari mobil tersebut dan membawanya ke rumah sakit.
Nenek dan kakek yang mendengar kabar kecelakaan tersebut langsung berangkat ke rumah sakit untuk menjemput Elena dan mengurus pemakaman kedua orang tua Elena. Sejak saat itu, Elena menjadi yatim piatu dan tinggal bersama nenek dan kakeknya sampai sekarang.
Kedua orang tua Elena sebenarnya memberi nama hanya Adriani Putri. Nama Adriani berasal dari gabungan nama kedua orang tuanya, yaitu Adrian dan Sani. Kemudian kakeknya menambahkan nama Elena di depannya karena dulu kakek suka menonton film tahun 80-an yang berjudul Elegi untuk Nana. Dari sanalah awal nama Elena.
Kakek Elena adalah pensiunan pegawai negeri. Kakek terkadang suka membantu tetangga membetulkan alat-alat elektronik seperti televisi, radio, magic jar, setrika, dan lain-lain. Sedangkan nenek setiap pagi berjualan nasi uduk di depan rumah.
Elena sebenarnya tidak ingin nenek dan kakeknya bekerja, walau hanya bekerja sambilan. Ia ingin nenek dan kakeknya banyak beristirahat di rumah, menikmati masa pensiun dengan tenang.Tapi mereka menolak usul Elena karena terbiasa punya aktivitas, apabila kurang bergerak badan justru terasa sakit.
Setelah meminum rebusan air jahe buatan neneknya dan merasa cukup beristirahat, Elena merasa agak lebih baik dari sebelumnya. Ia harus sehat dan semangat lagi, karena besok Ia ada interview kerja di perusahaan lain. Mudah-mudahan kali ini rejekinya ada di perusahaan itu.
Setelah makan malam dan minum obat, Elena mempersiapkan keperluan untuk interview besok mulai dari pakaian, sepatu, dan alat tulis agar ia tidak terburu-buru jadi besok Ia tinggal mandi, berpakaian, sarapan, setelah itu baru berangkat. Ia juga sengaja tidur lebih awal agar besok tidak kesiangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Hoa xương rồng
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
2023-07-19
3
Eva Castillo
Semangat terus untuk menulis, thor! ☕💪
2023-07-19
1