My Possessive Boyfriend
...WARNING! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KATA KASAAR! HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!...
...Tinggalkan jejak untuk penulis ya, baik itu vote, like, komen atau klik subscribe biar dapat notifikasi kalau update chapter terbaru, dukungan kalian adalah penyemangat untuk penulis🤗...
...GAK SUKA?! TINGGAL SKIP!...
...*****...
...Calix Keiran Ragaswara...
...Hazel Caliandra Marcena....
...*****...
"Hai Adek manis? sendiri aja nih? Ikut Om yuk, kami akan memberikan lolipop enak untuk Adek."
Hazel bergetar ketakutan setengah mati melihat dua Preman bertubuh besar dan tinggi seperti raksasa di dunia nyata menurutnya, yang menghadangnya tiba-tiba, langkahnya perlahan-lahan mundur sebelum Hazel segera berbalik hendak berlari.
Nasib buruk memang sedang mendatangi Hazel, Abangnya tidak bisa menjemput karena ada kelas di kampus, begitu pula dengan Papanya, yang mengabarkan ada rapat dadakan sesama Karyawan ditempat kerjanya.
Baru saja dia hendak memesan ojek melalui gojek, dia sudah dihampiri oleh dua berandalan yang terlihat menyeramkan. Sekarang dia sedang dalam bahaya.
Belum lagi ketika salah satu komplotan Preman yang memiliki tato menarik tas ransel yang disandang oleh Hazel hingga sang empu tertarik kembali dan tidak dapat melarikan diri.
"Dijamin lolipop-nya berkualitas Dek, jauh lebih berkualitas dari banyaknya lolipop didunia ini, sebagai bonus kami pada juga akan mentransfer susu kental manis secara gratis untuk Adek, dan bisa menciptakan nyawa baru diperut Adek."
"Lepasin gue!!" Pekiknya. Pandangan Hazel kacau, dengan linglung dia celingukan ke segala arah yang sepi tidak ada seorang pun. "Tolong!!" Jeritnya sekali lagi.
"Patuh Adek, maka kami akan main lembut, dijamin Adek bakal puas."
Berandal itu menarik sebelah tangan Hazel yang memberontak sekuat tenaga, tangannya di cekal. Hazel menghentakkan cengkraman, tidak berefek sama sekali.
"Tolong!!" Tidak gentar Hazel berteriak meminta pertolongan. Naas sekali, tempat ini marak menjadi kawasan jajahan para Preman karena lokasinya yang terbilang sepi, jarang orang-orang lewat di daerah ini.
"Come on ikut kami, kami akan memberikan kenikmatan duniawi untuk Adek cantik."
Tubuh Hazel di tarik, terseret entah ke mana tujuan. Wajah Hazel pias karena takut, panik, kalut di saat yang bersamaan. "Gak, gua gak mau ikut kalian! Perut kalian buncit-buncit! Sudah hitam, jelek lagi. Binatang pun gak bakal selera dengan kalian!"
Hazel tidak menyerah melakukan perlawanan agar bisa lolos, tidak peduli yang jadi korban adalah tangannya yang sudah memerah. "Dasar Om-om genit! Lepasin gua sialan!"
Lalu tiba-tiba saja tubuh salah seorang Preman yang menyeret Hazel terdorong kedepan mendapat tendangan kaki dari belakangnya. "Siapa yang berani-beraninya menendang ku hah?!!" Marahnya.
Rahangnya mengeras melihat si Pelaku yang baru saja menendang punggungnya seenak jidat.
Laki-laki yang tidak lagi mengenakan baju seragam hanya kaos hitam polos di lengkapi celana abu-abu yang melekat, head band terpasang di kepala.
Rambut yang terlihat sedikit gondrong dan acak-acak-kan, jangan lupakan dengan tindikan di telinganya.
Terlihat menyeramkan, tapi memiliki pesona tersendiri dengan ketampanannya. Hazel tentu kenal, cowok paling famous di sekolahnya. Si tukang biang onar.
Calix Keiran Ragaswara.
Calix meregangkan leher dan bahu, menyunggingkan senyum miring, "Kebetulan sekali, gue sudah lama gak baku hantam. Lumayanlah meluangkan waktu buat meladeni banci seperti kalian, hitung-hitung sebagai olahraga siang."
"Berani-beraninya kau mengatakan kami banci?!"
"Berani hanya dengan perempuan, apa namanya kalau bukan banci?"
"B*ngsat!!" Karena sudah tersulut emosi, preman yang berambut sebahu pun akhirnya ikut andil.
Calix gesit menghindar kala pukulan hendak mengenai, si penyerang lengah dengan gerakan Calix yang menggasak kaki lawannya hingga jatuh tersungkur.
Yang lain juga hendak menyerang. Insting Calix begitu tajam hingga lagi-lagi dia menangkis beralih menggenggam kepalan tangan sang lawan dan memutarnya, terjadi retakan di tulang pergelangan tangan sang lawan yang meringis kesakitan.
Lutut Calix mendarat berkali-kali di perut yang menekukkan tubuh lawannya yang mengerang kesakitan, untuk selanjutnya Calix memelintir tangannya dan mendorong orangnya hingga berakhir jatuh mengenaskan ke tanah.
Hazel yang menyaksikan, shock seketika dengan kaki melemas bagaikan jeli. Tangannya membekap mulut tidak percaya dengan apa yang dia tangkap dengan kedua mata kepalanya sendiri.
Pukulan dan tendangan dari Calix yang unggul dari dua penjahat yang jauh lebih besar.
Tidak butuh waktu lama untuk Calix mengalahkan dua preman itu, bahkan telah kalah telak.
Mereka memilih untuk kabur dengan membawa wajah babak belur jalan tertatih-tatih dari pada harus mati di tangan Calix yang begitu hebat di bidang seni bela diri.
"What the fu*ck you men!" Teriak Calix mengacungkan jari tengah untuk kedua Preman yang sudah memunggunginya. Kala sosok mereka makin jauh.
Dia sontak menoleh ke arah Hazel yang masih diam tak bergeming, Calix menghampirinya sambil menyugar rambutnya kebelakang, "Are you ok?"
"Eum?" Hazel mendongak menatap lelaki yang tinggi semampai di hadapannya, "G-gue gak apa-apa berkat lo. Makasih yah Calix, kalo gak ada lo, mungkin gue udah di lecehkan sama dua preman tadi."
"Hmm," Dengan tangan terselip disaku celana, sebelah pipi Calix mengembung memain-mainkan lidahnya dalam mulut, menunduk mengamati gadis yang hanya sedadanya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Lagi lagi sudut bibirnya tertarik sebelah saat tertera sebuah ide tengil dalam otaknya, 'Cewek ini kalo dilihat baik-baik, oke juga kalo dijadikan mainan.' batinnya masih dengan senyum penuh makna.
Lantas satu tangannya menggapai pinggang ramping Hazel, dia tarik kearahnya hingga tubuh mereka merapat sama satu lain. Iris matanya turun menuju name tag di seragam bagian kanan. "Gue gak mau terima kasih hanya melalui kata-kata, Hazel."
"T-terus? Lo mau apa?" Hazel tidak tahu lagi bagaimana mendeskripsikan hatinya karena tindakan Calix tiba-tiba ini. Antara takut, panik, gugup tercampur aduk. Dia meneguk saliva susah payah.
Terlebih wajah Calix makin lama semakin dekat, mengikis jarak di antara paras mereka, ujung roknya sudah kusut akibat dia remas, tepat satu centi lagi hidung mereka akan bersentuhan kemudian Calix berkata, "Be mine."
Cup!
Saat itu Hazel lupa untuk bernapas merasakan sensasi benda bertekstur kenyal terpadu hangat menyentuh bibirnya hanya sekilas, namun mampu membuat tubuhnya membeku dengan otak ngeblank.
Netranya membola lebar, bahkan sudah lima detik waktu berjalan Calix menjauhkan diri, Hazel masih juga tidak berkutik.
"Sekarang lo hanya punya dua pilihan. Lo jadi pacar gue atau gue jadi pacar elo." Pungkas Calix tegas. Hazel melongo tidak percaya menatap jari telunjuk Calix yang terakhir kali mengarah pas pada dirinya.
OMG!! Mimpi apa semalam dia hingga detik ini dia ditembak oleh cowok paling populer di sekolahnya?!
*****
-Start publish 14 juli 2023.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
JANE ARDIANA
Juancok!
2024-07-14
0
Yura
Semangat🤗
2023-10-27
0
Lisa Z
yeuuu samaa ajan dong buaya wkwk
2023-10-14
0