NERAKA DI RUMAH SUAMI

NERAKA DI RUMAH SUAMI

Pernikahan

"Saya terima nikah dan kawinnya, Stefani Hartawan binti Raffi Hartawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.!"' Ryan melafalkan qabulnya dengan lantang dan lancar di depan penghulu dan Raffi, bos sekaligus sekarang menjadi mertuanya.

Stefani masih terus menitikkan air matanya, dia sungguh tak menyangka akan menikah secepat ini dengan asisten sang ayah.

"Nak Ryan, Papa percayakan putri papa yang manja ini menjadi istrimu dan semua tanggung jawab atasnya papa serahkan padamu! Tolong jaga dan bahagiakan, dia!" Raffi memberikan amanah yang besar pada Ryan hari itu.

''Iya, pa, Ryan tidak berani berjanji, tapi Ryan akan berusaha untuk membahagiakan putri Papa yang spesial ini."' Ryan berjanji akan membahagiakan Fani di depan Raffi, papa Fani.

Bu Diana sudah pulang duluan dan beralasan tidak enak badan. Acara berlangsung sederhana, karena sangat mendadak. Raffi berjanji pada putrinya suatu saat akan menyiapkan pesta yang meriah untuk pernikahan mereka berdua.

Setelah acara pesta usai, Ryan meminta izin pada mertuanya untuk membawa Fani pulang ke rumahnya hari itu juga.

''Pa, maaf hari ini Ryan akan langsung membawa Fani ke rumah! Ibu sedang tidak enak badan, Ryan takut ada apa- apa kalau membiarkan Ibu sendirian di rumah,'' kata Ryan dengan sopan.

'' Oh, jadi tidak menginap disini dulu," kata Raffi dengan sedikit kecewa tapi apalah daya dia. Ryan kini yang lebih berhak atas putrinya.

Raffi memanggil Fani dan menjelaskan semuanya, Fani mengajak Ryan ke kamarnya untuk menunggu dia bersiap-siap.

'' Tidak perlu banyak bawa barang! Nanti kita bisa diambil lain waktu," kata Ryan dengan lembut dan sopan. Fani hanya mengangguk menuruti apa yang Ryan katakan.

Fani hanya memasukkan beberapa set pakaian saja ke dalam kopernya. Dia juga mandi dan berganti pakaian, sementara Ryan menunggunya di sofa kamarnya.

Ryan memperhatikan suasana kamar yang di dominasi warna ungu muda, banyak hiasan bunga-bunga di kamar tersebut sengaja di ciptakan untuk sepasang pengantin, Ryan tersenyum miring.

'' Percuma kalian menghias kamar ini sedemikian rupa, karena aku akan menghiasnya sendiri dengan air mata putri kesayanganmu itu, Tuan Raffi," gumam Ryan.

Setelah semua beres, mereka menuju ke rumah Ryan, rumah yang dibeli dari hasil kerja keras Ryan selama ini. Rumah yang akan menjadi saksi bisu apa yang akan Fani alami selanjutnya.

Sesampainya di rumah, Ryan langsung masuk saja ke dalam rumah tanpa mempedulikan Fani yang kerepotan membawa kopernya. "Eh kok ditinggalin begitu saja, gimana sih!" kesal Fani, dia menyeret kopernya ke ruang tamu.

Naas nasib Fani, begitu masuk di sana dia sudah disambut oleh tampang sinis mertuanya. '' Selamat sore, Ma!" sapa Fani.

Fani mendekati Bu Diana dan mengulurkan tangannya seraya membungkuk, dia akan menyalami mertuanya tersebut, tapi tangannya ditepis dengan kasar oleh Bu Diana. Bahkan perempuan sepantaran ayahnya itu tidak mau melihat wajahnya, Bu Diana melengos kesamping.

''Sudah, Ibuku masih tidak enak badan, ayo masuk ke kamar!'' ajak Ryan dengan suara yang kasar, tidak seperti di rumah papa Raffi tadi.

Fani masih melongo dan menelaah sikap suaminya yang berubah 180 derajat itu. Ryan langsung menarik tangannya, menuju ke kamar mereka. Ryan mendorong tubuh Fani dengan kasar. Fani memperhatikan suasana kamar Ryan yang di dominasi warna hitam dan putih itu, tanpa ada hiasan apapun serta terkesan monoton, dingin dan kaku.

Ryan mendekati tubuh Fani lalu melihatnya dengan intens. Mata elang Ryan cukup membuat Fani tidak nyaman, ia seperti sedang dikuliti saja. Gadis cantik yang baru saja di nikahi Ryan ini mundur beberapa langkah, tapi Ryan terus maju mendekati tubuh Fani hingga sampai di dinding.

Ryan mengungkung tubuh Fani di dinding, tangannya yang besar itu meraih leher Fani dan mencekiknya. ''Jangan harap kau akan bahagia menjadi istriku! Selamat datang di neraka suamimu ini, Stefani! Aku akan menghias kamar ini dengan air matamu, kalau perlu darahmu...!" bisik Ryan dengan kasar, dan mengerikan.

"Apa maksud kamu? A-apa salah ku? " tanya Fani. Dia merasa nyawanya sudah di ujung tenggorokan dan sulit bernafas.

Ryan melepas tangan nya di leher Fani, tapi sekarang dia menjambak rambut hitam Fani.

"Kamu memang tidak bersalah, tapi Raffi papa mu. Dia adalah orang yang membuat aku dan ibuku menderita. Jadi kau juga harus merasakan itu, bahkan seratus kali lebih menderita, lalu si Raffi itu akan mati dengan perlahan melihat putri kesayangan nya menderita, hahaha." Ryan tertawa dengan puas.

Pemuda berstatus suami Fani tersebut mulai mencumbunya dengan kasar bahkan menggigit bibirnya sampai bengkak, Fani terus meronta ingin melepaskan diri, tapi tenaganya kalah kuat.

Fani tak kehabisan ide, dia menggigit Lidah Ryan yang masih asyik bermain di rongga mulutnya.

" Aargh sit!" Ryan merasa kesakitan, dia langsung menampar pipi Fani dengan keras.

Plak

" Dasar wanita jalank." Ryan mengangkat tubuh Fani dan membantingnya di kasur. Fani terus berusaha menghindar, dia lari ke arah pintu, tapi pintu tersebut di kunci rapat.

Setelah mengusap bibirnya yang berdarah itu, Ryan kembali meraih tubuh Fani dan melemparnya lagi ke kasur. Ryan mengambil sebuah tali dan mengikat kedua tangan Fani di atas, serta kedua kakinya.

Ryan membuka semua pakaian istrinya tersebut dengan kasar, lalu kembali mencumbunya dengan sangat rakus dan kasar. Ryan juga membuat banyak tanda merah di tubuh putih Fani. Ryan sungguh mirip seperti monster haus darah saja.

Saat ini Fani hanya bisa menangis dan menjerit, tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sekeras apapun Fani berteriak, tidak akan ada yang menolongnya. Mertuanya bahkan tertawa puas mendengar suara jeritan bahkan suara Kesakitan yang berasa dari dalam kamar putranya.

"Wau tubuhmu sangat indah, Sayang. kita akan menikmati sore yang indah ini bersama, aku akan membuatmu melayang ke surga..!" Bisik Ryan tepat ditelinga Fani, keduanya sudah sama-sama polos.

" Cih, aku haramkan tubuhku dnikmati iblis sepertimu!" Fani meludahi Ryan yang tepat berada di atasnya itu.

Cui

Ryan mengusap air liur Fani yang tepat mengenai mukanya dan tersenyum miring. Kembali Ryan menampar wajah gadis cantik itu hingga memar.

Ryan membuka ikatan kaki Fani, lalu dia memposisikan dirinya di sela-sela paha yang tadinya putih bersih kini berubah merah-merah.

Ryan dengan kasar dan sekali hentak memasukkan ulekan batu itu ke dalam inti tubuh Fani. " Aaaa, ampun sakit , Ryaan...!"

Fani berteriak kencang, tubuhnya seperti terbelah dua, perih, panas dan sakit dia rasakan. Ryan tidak peduli dia terus menghujam dirinya dangan kasar dan keras bahkan semakin keras, tidak ada sedikitpun kenikmatan yang Fani rasakan. Gadis hanya bisa menangis tanpa suara.

" Bajingan, iblis kau, hiks hiks hiks." Tubuh Fani lunglai bagaikan tak bertulang, semua rasa ada padanya.

Setelah mencapai puncak pemainannya, Ryan segera mencabut nya, menjilat Mayonaise yang tumpah di sana. Ryan tersenyum tipis, tidak hanya mendapat kenikmatan yang luar biasa itu, tapi juga mendapat mahkota yang selama ini Fani jaga.

" Terimakasih, istri ku. Kau sungguh luar biasa, dan lihat itu darah keperawanan kamu! Ini adalah jackpot yang tidak aku sangka sebelumnya," kata Ryan dengan puas.

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

RYAN INI IBLIS APA MANUSIA YA KEJAM LBH DARI BINATANG. NNT UJUNG2 NTA DIMAAFIN SAMA FANI TINGKAH IBLIS INI😡

2024-06-25

0

Sesye Pattiasina

Sesye Pattiasina

rian...rian jangan sampai kamu menyesal nantinya

2023-10-15

0

rindu rindu

rindu rindu

baru baca part awal udah geregetan, dendam yg salah sasaran. suami edan emak ga punya akhlak.

2023-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!