Kepergok kabur

Hai kak setelah baca jangan lupa like dan beri dukungan ya💖🌷

Ryan dan Bu Diana meninggalkan Fani begitu saja, tanpa mempedulikan Fani yang masih terkapar di sofa.

" Ma, bagaimana dengan dia? " Tanya Ryan yang masih menoleh ke arah wanita yang baru beberapa jam yang lalu dia nikahi.

"Halah biarkan saja, nanti juga bangun sendiri , kau jangan lemah hanya karena wanita, ingat tujuan kita!" Bu Diana mengingatkan Ryan apa tujuan Ryan menikahi Fani, hanya balas dendam.

"Mama ingatkan sekali lagi, jangan pernah memakai perasaan atau kau jatuh cinta padanya! itu hanya akan merusak semuanya, ingat itu!" Sekali lagi Bu Diana mengingatkan pada Ryan supaya tidak memakai perasaan apalagi cinta pada musuh utama mereka.

Bu Diana lebih dulu keluar dan menunggu Ryan di mobil. Ryan mengemudikan mobilnya ke sebuah restoran Nusantara, mereka mengisi perut mereka sendiri tanpa memikirkan apakah Fani nanti lapar atau tidak setelah siuman.

Fani sadar dari pingsannya, kepalanya sangat berat, matanya berkunang-kunang, dia seperti orang mabuk saja, tubuhnya melayang seakan tak bertulang.

Fani mencoba bangun, dia memperhatikan sekeliling rumah yang gelap. " Sepi, dimana mereka? " gumam Fani. Fani duduk dan mencoba untuk bangun mencari ponselnya, Fani menelusuri dapur ruang makan bahkan kamar tapi ponselnya hilang, bahkan dompetnya juga tidak ada.

"Dimana ponselku? aku harus hubungi papa, orang yang selama ini dia anggap baik ternyata hanyalah iblis berkedok manusia."

Fani tak patah semangat, dia mencari jalan untuk keluar dan kabur dari sana. " Aku harus kabur, kalau tidak aku bisa mati, bahkan penjara lebih baik dari rumah ini."

Semua pintu terkunci rapat, Fani tidak patah semangat dia membuka semua ruangan, siapa tahu ada celah untuk dia kabur. Dia melihat jendela di kamar Bu Maria tidak di lengkapi teralis.

"Ini kamar ibunya Ryan kan? aku harus bisa keluar malam ini," gumam Fani.

Ryan dan Diana pulang dari restoran, tapi dia tidak melihat Fani di sofa.

"Ryan dimana dia?" tanya Diana pada putranya, dia takut kalau Fani bisa kabur.

"Kamu yakin kalau semua pintu sudah terkunci kan, bagaimana kalau dia berhasil lolos? bisa masuk penjara kita, Ryan," kata Bu Diana.

"Ayo kita cari bu!" Ajak Ryan.

Sementara Fani yang mencari celah untuk kabur, masuk ke dalam kamar mertuanya dan mencoba kabur, dia membuka jendela tersebut dari dalam, setelah terbuka, Fani mulai memanjat jendela yang tidak begitu tinggi.

Fani berhasil naik tapi tiba-tiba kaki kirinya ada yang menarik dengan kuat. "Aurgh." Fani mengaduh sampai akhirnya dia terjatuh di lantai kamar Bu Diana.

"Rupanya ada maling kecil disini" ucap Bu diana. wanita paruh baya iru menjambak rambut Fani dengan kuat, rasanya seperti lepas dari kepalanya, belum lagi di tambah perihnya kepala itu akibat kuah ayam tadi.

"Ryan sini nak, lihat apa yang ibu lihat di kamar ibu! ternyata ada maling kecil disini, dia mau kabur." Bu Diana memanggil Ryan.

Ryan yang menuju ke kamarnya segera menemui ibunya yang berteriak maling di kamar itu." Ada apa bu?" tanya Ryan dengan nada panik, takut ada maling beneran.

"Lihat apa yang ibu temukan! maling kecil kita mau kabur, dia akan keluar dari jendela kamar ini, besok kau harus tutup jendela itu dengan teralis besi supaya tidak ada jalan lagi untuknya keluar! satu lagi hukum yang berat perempuan jalank ini!" Bu Diana juga memerintahkan Ryan menghukum Fani dengan berat.

Ryan menarik kaki Fani hingga dia terjengkang, dengan Kasar pria tersebut menariknya keluar kamar." Ampun tuan, ampuni saya, biarkan saya pulang ke rumah papa! apapun yang kalian minta akan aku turuti. Harta? kalau mau aku akan berikan semua harta papa bahkan perusahaan itu padamu Tuan, asal kau bebaskan aku! aku janji tidak akan melaporkan kalian ke polisi dan kami akan pergi jauh, hiks hiks." Fani Memohon di bawah kaki Ryan, dia memegang kuat kaki Ryan, tidak peduli dengan harga diri atau apalah itu, yang penting sekarang adalah keluar dari neraka jahanam ini.

"Jangan dengarkan dia! dia pikir penderitaan kita selama ini bisa di ganti dengan hartanya, kenapa tidak sedari dulu ha?" Bu Diana terus mengompori putranya, supaya dia tidak terpengaruh.

"Kau dengar kata ibuku, harta ayahmu tak bisa membuat kami melupakan apa yang terjadi di waktu dulu," jawab Ryan.

"Ryan please, jangan jadikan kejadian buruk itu sebagai penghambat masa depanmu! jangan kau teruskan dendam ini! siapa tahu papa tidak sengaja melakukannya, aku tahu ayahku Ryan." Fani masih mencoba untuk membuat Ryan sadar.

Dendam tak akan menyelesaikan masalah, tapi hanya akan menambah masalah dan akan menyesatkan kita.

"Tak sengaja, tapi dia dengan tega menabrak seorang supir taksi miskin, lalu pergi begitu saja, kau anggap itu tidak sengaja ha," bentak Ryan.

Ryan menarik ikat pinggang dari tempatnya, dan hendak mencambuk Fani.

"Ryan selidiki dulu kebenarannya, kau cari bukti! bahkan di kantor polisi bukti-bukti kejahatan masih tersimpan rapi, kalau papa memang bersalah kami rela kalau papa harus di penjara, atau aku juga rela menggantikannya, tapi lepaskan aku! itu akan sakit sekali," elak Fani dia merasa miris melihat ikat pinggang di tangan Ryan.

Fani meminta supaya Ryan tidak hanya mempercayai satu sumber saja, bisa jadi itu adalah kebohongan atau di tambah-tambah.

Diana tidak terima dengan kata kata-kata yang Fani ucapkan, kalau Ryan menuruti apa yang menantunya katakan, bisa-bisa Ryan mencari bukti kebenaran itu , dan tidak akan percaya lagi padanya.

"Ryan sayang, apakah kau meragukan ibumu nak? Ibu yang sudah memperjuangkan dirimu, demi kata kata-kata manis wanita jalank itu, ibu bahkan rela tidak makan hanya supaya kau bisa kenyang, Nak, apa kau lupa apa yang sudah kita lalui selama ini perjuangan kita? " Diana meyakinkan putranya, supaya tidak percaya pada pembelaan Fani.

Ryan yang masih emosi dan gelap hatinya, memgangkat ikat pinggang itu tinggi tinggi. Diana mulai menjauh dan tersenyum miring.

Ryan mencambuk tubuh Fani hingga banyak luka-luka, bahkan sudah mirip sebuah tato saja, Fani terus merintih dan meminta ampun, tapi begitu mendengar suara rintihan itu dia malah menambah pukulannya.

Ryan yang sudah capek serta melihat tubuh Fani yang sudah terkapar, membuang ikat pinggang tersebut ke sembarang arah, dia segera pergi dari tempat terebut dan pergi entah kemana. Menyisakan Diana dan Fani yang masih tergeletak lemah.

Fani sangat lemah dan sudah habis air matanya." Bunuh saja aku Ryan...! lebih baik aku mati, nyonya sebaiknya bunuh saja saya daripada harus menanggung semua ini, please!" Fani kemudian lemas tak sadarkan diri.

Diana tersenyum miring, hari ini dia sangat puas. Diana menyeret tubuh Fani yang tak sadar itu ke kamar mandi, lalu menguncinya dari luar.

Bu Diana segera mengganti pakaiannya dengan baju tidur. menyiapkan tenaga untuk acara besok.

Bersambung [ like dan dukungan di setiap bab sangat di butuhkan author💖🙏]

Terpopuler

Comments

antha mom

antha mom

iblis kau Ryan 😡🤮

2025-03-15

0

LENY

LENY

DUH INI MAH KEJAM LBH DARIPADA IBLIS. GAK TEGA BACANYA. LEWATIN AJA 😡😭😭

2024-06-25

0

Ilham Risa

Ilham Risa

sungguh kejam mak😭

2023-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!