Meenyuapi Fani makanan yang sudah kotor dan asin

Dengan berbagai perjuangan dan usaha keras, akhirnya Fani berhasil menciptakan menu tersebut, opor ayam kuning beserta sambalnya.

Fani segera membereskan semua kekacauan yang dia ciptakan, dia juga memecahkan beberapa peralatan saat mencuci piring. "Aduh pecah lagi, nyonya Diana pasti marah nih," gumam Fani sambil memungut pecahan kaca tersebut.

"Kau ini bisanya apa sih? mendesah di atas ranjang, shoping? semua tidak becus, bisa- bisa barang barang ku habis kau pecahkan," bentak Bu Diana. Diana menjambak kasar rambut kusut Fani.

"Argh, ampun nyonya, saya akan lebih hati hati lagi,," jawab Fani. Diana melepas rambut Fani dari cengkraman tangannya dan menoleh ke arah makanan yang sudah siap, tinggal membawanya ke ruang makan.

Sebuah tampilan yang menggugah selera dan sangat cantik, dia tersenyum tipis. " Bisa juga ternyata dia,," batin Diana.

''Setelah kau bereskan semua ini, cepat bawa ke ruang makan! jangan membuat suamimu menunggu lama! kalau mau hubungan rumah tangga romantis dan suami tidak memilih ke tempat istri muda," Sindir Diana.

Perempuan paruh baya tersebut berkacak pinggang dengan sombongnya.

Fani segera membawa hasil masakannya dan menata dengan cantik di meja makan, dia juga menyiapkan tiga piring di sana, lalu memanggil Diana dan Ryan yang masih mengobrol di ruang keluarga. Bodohnya Fani, dia tidak mencicipi makanan yang telah di buatnya.

Ryan dan Diana duduk di tempat masing masing, demikian juga Fani, tapi Ryan segera mencegah Fani.

"Siapa yang mengijinkan kamu makan semeja dengan aku dan ibu? jangan mimpi kau!" bentak Ryan.

Fani mengurungkan niatnya dan sekarang berdiri di samping mereka, mengambilkan nasi dan Sayur untuk suami dan mertuanya.

Begitu Diana mencicipi kuah ayam kuning tersebut, dia langsung meludah bahkan tepat di muka Fani. Ayam kuning tersebut terlalu asin, Diana juga memeriksa ayamnya, dalamnya masih mentah dan merah, nasinya juga kurang air.

"Cih makanan apa ini? kau ingin membunuhku dan Ryan, mau jadi seperti apa kau yang sombong itu ha?" bentak Diana.

"Bagus ma, tadi dia juga meludahiku, saat aku mengambil hakku, dia menolak melayani suaminya." Ryan juga memperkeruh suasana saja.

"Ampun nyonya, sa-saya lupa mencicipinya" jawab Fani dengan jujur. Diana mengambil satu paha ayam di meja, lalu memasukkan dengan kasar ayam itu ke mulut Fani. Rasa asin menyengat Fani rasakan, ditambah lagi ayam besar masuk paksa di mulutnya.

Fani melepeh ayam tersebut dari mulutnya dan jatuh mengenai kaki Diana. " Kurang ajar, berani beraninya kau mengotori kaki ibuku!" sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi Fani, lagi dan lagi.

"Argh, sttt." Fani meringis kesakitan.

Sudah berapa kali mereka menampar Fani hari ini. Diana juga marah besar dan tidak terima, dia mengambil mangkok berisi ayam kuning yang masih panas itu ke kepala Fani.

''Aah panas, perih.'' Fani menangis dan mengibas ngibaskan rambutnya, dia meraih serbet yang ada di meja dan mengusap muka serta kepalanya yang perih dan panas, rasanya seperti terbakar.

Ryan dan ibunya malah tertawa mengejek. "Dasar iblis kalian, sebaiknya pulangkan aku pada papaku Ryan! kalau kalian mau harta ambil saja! aku tidak butuh, bebaskan aku dari neraka ini, hiks hiks!" Fani menangis tergugu, hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya.

Tidak terbayang dalam hidupnya selama ini. Fani terima jika harus menikah dengan orang yang tidak dia cinta bahkan dia kenal. Karena rasa sayang Fani pada ayahnya, akhirnya Fani menerima pernikahan ini.

Fani kira dengan berjalannya waktu , mereka akan saling terima , dan rasa itu akan muncul, tapi apa ini.

"Aku juga tidak butuh uangmu itu, karena aku akan segera mengambil alih semua aset keluargamu, hingga keluarga hartawan akan miskin dan terhina dari masyarakat, itu baru aku puas," jawab Ryan. Pemuda itu melotot ke rah Fani, dan menatap jijik perempuan yang baru tadi siang dia nikahi.

"Yan lihat dia sudah merusak makan malam kita dan menghamburkan uang kita, ayam ini di beli dengan uang, bukan daun, jadi dia harus memakannya sampai habis, baru itu adil," ucap Diana memprovokasi anaknya.

Wanita paruh baya itu mengompori anaknya untuk meminta Fani makan ayam-ayam asin yang sudah jatuh ke lantai tersebut.

"Sekarang ambil ayam-ayam itu dan makan semuanya! ini makanan mubasir kalau tidak di habiskan," perintah Ryan.

''Tahu apa kalian mubasir, kalau tahu kenapa membuangnya bahkan di kepalaku? aku bukan binatang dan budak kalian, sebaiknya makan sendiri saja,'' bantah Fani,

dia tidak boleh terlihat lemah.

Fani bertekad akan terus membantah dan melawan mereka, meski akan di bilang menantu durhaka, Fani akan terima.

''Lihat, istri macam apa itu yang berani melawan suaminya! haram surga bagimu,"' jawab Diana.

Wanita paruh baya ini sangat kesal karena Fani malah membantah mereka, yang Diana inginkan, Fani yang lemah dan akan terus di injak injaknya.

''Kalau jalan surgaku tidak disini maka masih banyak pintu yang lain, tapi untuk kalian, suami dan ibu macam apa yang memperlakukan istri dan anaknya seperti seekor An jing? sama juga menutup pintu surga sendiri, mengaca lah dulu sebelum berbicara nyonya!" jawab Fani dengan sangat berani.

Ryan kembali naik pitam, dia mencekal tangan Fani ke belakang, dia menjegal kaki belakang Fani hingga istrinya itu jatuh tersungkur di bawah kaki Diana.

Diana kembali menyuapi Fani dengan ayam ayam tersebut dan tercekat di tenggorokan Fani, tanpa di bantu dengan air minum.

Pusing, mual, eneg Fani rasakan. matanya berkunang-kunang, hingga akhirnya dia hilang kesadaran,

Fani pingsan di bawah kaki ibu mertuanya.

Mereka panik juga melihat keadaan Fani yang pucat dan diam saja."Ryan bagaimana ini? bagaimana kalau dia mati, Nak? kita bisa di penjara." Diana cukup kaget dan takut melihat semua ini, mereka sangat keterlaluan.

"Bu apakah kita sangat keterlaluan bu?" Ryan juga merasa takut, dia melepas tangan Fani dan Fani jatuh ke lantai dingin

"Kita periksa dulu nadinya!" Ryan memeriksa urat nadi Fani, walaupun lemah tapi istrinya itu masih hidup.

"Kita angkat dia ke sofa ya! kalau dia masih di lantai bisa bisa dia mati kedinginan, kita jangan keterlaluan ya ma, cukup buat dia menderita saja dan tidak membiarkan dia bertemu ayah dan orang luar, itu saja sudah cukup. " Ryan sepertinya masih punya hati nurani, karena sebenarnya Fani memang tidak tahu apa-apa dan tidak salah.

''Ah terserah kau, yang penting dia selamat dulu, dan jangan sampai orang luar tahu!" jawab Diana.

Ryan segera mengangkat tubuh lemah yang penuh luka itu ke sofa, tidak ada lagi wajah cerianya, kini hanya wajah pucat dan bengkak.

Diana membawa baskom berisi air hangat dan mengompres serta membersihkan bekas bekas kuah ayam dan menyeka tubuh Fani. Diana mengobati luka Fani lalu memberikan selimut pada menantunya tersebut.

Ryan dan Diana keluar rumah, tak lupa Ryan mengambil Ponsel Fani, dia takut kalau Fani akan melapor ke papanya, atau malah pihak polisi, Ryan mengunci semua pintu dan memastikan tidak ada jalan untuk Fani kabur, barulah mereka keluar rumah.

Terpopuler

Comments

rindu rindu

rindu rindu

orang bo doh

2023-10-04

0

rindu rindu

rindu rindu

emang ada beneran ya orang kayak Ryan sm ibunya?

2023-10-04

0

Ilham Risa

Ilham Risa

ternyata Ryan itu suami matre gak tahu diri,

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!