Pria Penghibur
"Johni..Johni!" teriak Seorang wanita muda yang cantik dan berpakaian seksi itu pada seorang pria bertopi dan memakai celana jeans belel itu.
Pria itu tampak tidak memperdulikan teriakan wanita muda itu.
"Johni,sialan kamu, Johni!" teriaknya lagi dengan penuh emosi kepada pria itu.
Lalu plakkkkk lemparan maut sepatu hak tinggi wanita itu tepat mengenai kepala pria bertopi itu yang memaksanya untuk berhenti berjalan.
Pria yang dipanggilnya Johni itu hanya meringis sambil memegangi kepalanya yang terasa agak memar.
"Ah , dasar wanita murahan selalu saja mengejar-ngejar diriku,bahkan ditengah keramaian seperti ini, memalukan." gumamnya.
"Johni, tunggu aku!" teriak Wanita itu mendekati Johni sambil berjalan berjinjit.
"Nih, ambil sepatumu!" Jawab Johni ketus kepada wanita muda itu. Lalu berjalan lagi kearah motor tua warisan bapaknya itu.
"Johniiiii !" Kali ini teriakan Wanita muda itu sangat kencang sehingga membuat orang yang sedang duduk menikmati minuman di senja itu menatapnya.
Wanita muda yang berjerit histeris itu lantas mengejar Johni.
Saat itu Johni sudah menaiki motor besar tua warisan bapaknya itu dan mencoba menghidupkannya.
jreennggg...jreng..jrenng, suara besar knalpotnya terdengar nyaring ditengah keramaian itu
Wanita itu merasa sangat frustrasi lalu berteriak, " Johni, aku akan bunuh diri, kalau kamu pergi meninggalkan aku..hik.hikk..hik," sambil mengambil pistol yang ada dalam tasnya itu.
lalu dorrrr Dia menembakkan pistol itu kearah atas untuk menarik perhatian si Johni.
"Lihatlah, Johni. Aku tidak main-main. Aku mencintaimu, Johni, " katanya sambil sesenggukan meneteskan airmatanya dan duduk di trotoar pusat keramaian itu.
Johni yang mendengar suara letusan itu segera mematikan mesin motor tuanya itu lalu berlari kearah wanita muda itu dan mendekatinya.
" Hei, jangan bodoh kamu, Anita. Masih banyak pria baik baik yang akan mencintaimu tapi itu bukanlah aku. Aku ini orang yang brengsek tidak cocok untukmu." ucap Johni.
"Mari kuantar kamu pulang nanti kita dikejar keamanan pusat perbelanjaan disini, kalau tidak segera pergi gara gara ulahmu itu." ucapnya lagi.
lalu Johni menarik tangan Wanita muda yang bernama Anita itu dengan rasa enggan.
"Tapi berjanjilah dulu, Johni!" kata Anita.
"Berjanji apa, Anita? Sudahlah kamu tidak usah banyak bicara lagi. Coba lihatlah dua orang berseragam itu sedang berjalan kesini, mereka pasti akan menangkapmu karena membawa senjata api itu, Cepatlah naik ke motorku!" perintah Johni.
Anita yang memang ingin bersama Johni merasa ada kesempatan untuk berduaan dengan pria maskulin itu.
"Mmm..mmmm." Anita pura-pura bingung.
"Ayo, cepat!" desak johni yang melihat pria itu berlari kearah mereka.
"Ah, gara gara wanita ini aku menjadi repot dan panik seperti ini, sial!" gerutu Johni.
jrenggg....jrenggg...jrenggg motor tua Johni mulai berjalan dengan cepat keluar dari areal parkiran menuju jalan raya yang sedang ramai- ramainya itu.
Sebaliknya dengan Anita dia sangat menikmati situasi itu dengan memeluk erat tubuh wangi Johni yang kekar itu.
Hati Anita merasa tenang dan bahagia walaupun hanya untuk sesaat.
Hati Johni sungguh tidak tenang saat memboncengkan Anita itu karena Anita membawa senjata yang bisa membuat mereka tertangkap dan terpenjara, si Johni paling malas kalau berhubungan dengan aparat, karena dia juga memiliki pistol yang tidak berizin.
Wah, jadi panjang nanti urusannya kalau tertangkap aku harus segera menurunkan wanita ini pikir johni.
Disepanjang jalan itu dia terus memikirkan darimana si Nita ini mendapatkan pistol itu wah psikopat juga dia ini pikirnya. Johni sebenarnya baru mengenal wanita itu semalam tadi itupun dikenalkan oleh salah satu rekannya yang juga pemburu harta karun saat mereka sedang berkumpul minum kopi di kafe semalam tadi. Dan dia tidak menyangka bakal ada kejadian seperti ini.
Setelah beberapa kali melewati lampu lalu lintas di jalan raya itu, terpaksa Johni menghentikan laju motornya di sebuah pom bensin karena si tua itu sudah hampir kekeringan isi tangkinya.
" Kita isi bensin dulu" ujar Johni.
"Setelah itu kita makan di sana perutku sudah terasa lapar" ucap Jhoni sambil menunjuk rumah makan padang yang bersebrangan dengan pom bensin itu.
Setelah bensin si tua itu terisi penuh. Mereka pun menuju rumah makan itu.
Dan Johni pun memarkirkan motornya didekat pintu rumah makan itu agar dia masih bisa melihatnya saat mereka makan nanti.
Mereka lalu masuk ke rumah makan padang itu, kebetulan rumah makan itu sedang tidak terlalu ramai jadi dengan leluasa mereka memilih tempat duduk yang enak sambil menikmati alunan musik dangdut yang berasal dari salon speker butut rumah makan itu. Tampaknya pemilik rumah makan yang sedang duduk di meja kasir itu sangat menikmati musik yang dibunyikannya dengan keras itu.
"Kita duduk disana saja, Anita" ujar Johni sambil menunjuk salah satu meja di dekat jendela.
Lalu Johni memanggil pelayan rumah makan itu " Mas, aku pesan ayam bakar satu, kamu mau makan apa Anita? " tanya Johni sambil menoleh kepada Anita.
"Sama" jawabnya malu malu.
Suasana masih canggung diantara mereka karena kejadian di pusat perbelanjaan tadi. Sambil mengunyah paha ayam bakar itu.
Johni yang merasa penasaran itu lalu bertanya kepada Anita,
"Dapat darimana kamu pistol itu, Nita? tolong serahkan padaku pistol itu Nita itu berbahaya!".
Tapi sebentar jangan jangan itu pistol kepunyaanku sendiri pikirnya dalam hati, sambil merogoh kantong sebelah dalam dari jaketnya dan memang pistolnya sudah tidak ada.
Tidak salah lagi ternyata pistol itu memang miliknya sendiri,
Lalu Johni berkata dengan sedikit marah kepada Nita, " Brengsek kamu ,Nita kembalikan padaku pistol itu !"
Anita hanya diam tidak menjawab pertanyaan Johni itu. Dia hanya terus menghabiskan sisa nasi yang tinggal sedikit dipiringnya itu.
"Hemm, sudahlah kalau kamu memang tidak mau mengembalikan pistol itu ya tanggung sendiri akibatnya," ucapJhoni.
Mereka pun menjadi terdiam hanya musik dangdut itu saja yang terdengar menghibur mereka.
"Nita sekali ini saja tolong dengarkan aku, tatap aku Nita!" Bentak jhoni dengan keras.
Nita masih diam seribu bahasa. Yang membuat Johni menjadi sangat kesal.
" Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai disini. Aku belum bisa menjalin hubungan dan terikat dengan wanita manapun saat ini.
"Semalam itu hanya nafsu Nita bukanlah cinta." kata Johni pelan tapi tegas.
Anita hanya menunduk dan diam, tidak bisa berkata apa apa untuk mejawab Johni, perasaannya menjadi sangat kacau balau.
Lalu suasana diantara merekapun menjadi lebih canggung dari pada yang sebelumnya.
Johni lalu berbicara lagi," Masih banyak pria yang lebih baik dariku. Pulanglah, cinta kita hanya untuk sesaat saja bukankah itu memang sudah pekerjaanmu sebagai gadis freelance Nita."
Anita hanya terdiam menunduk sambil meneteskan air matanya.
" Selamat tinggal, Anita," ucap Johni lalu bangkit berdiri dan membayar makanan ke Kasir gendut itu dan pergi menaiki motor tuanya itu entah kemana..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments