Reo berjalan memasuki sekolahannya. Seperti biasa, ia datang ke sekolahnya jam sepuluh pagi.
Walau ibu Reo selalu memarahinya karena dia bangun siang, Reo tetap bangun siang dan berangkat sekolah semaunya karena dia tipe murid yang baik di depan dan buruk di belakang para guru.
"Pak, saya tuh tadi ngebantu ibu saya masak sama bersihin rumah." Jelas Reo yang malah membuat Satpam sekolah kebingungan.
"Kembaran kamu aja selalu datang pagi, kok kamu malah siang?" tanya Satpam tegas.
"Duh Pak, saya mah ngasih ke enakan buat adik saya. Dia mah cuman nyuci piring doang saya mah masak, nyapu, ngepel, bahkan ke pasar Pak," jawab Reo bohong. Ya bohong lah! Mana mau dia ke pasar.
"Eh Reo. Kamu baru datang?" seru guru yang tiba - tiba melewat.
Ohiya, kelebihan Reo satu lagi adalah tampan.
"Bu.., tolong dong Bu. Masa Reo yang tampan menawan ini nggak di izinin masuk karena udah bantu mama di rumah." Pinta Reo sambil menggegoda guru piket yang masih muda itu.
Guru yang Reo beri senyuman itu langsung klepek - klepek sendiri seperti baru tenggelem di pantai yang daratannya dalam. Sang guru pun langsung menyuruh Satpam untuk membuka pintu gerbang.
Satpam yang tidak punya pilihan langsung membukakan pintunya untuk Reo dan Reo pun segera masuk ke dalam sekolah. Ampuhkan senyuman Reo?
Reo sangat berterima kasih kepada kedua orang tuanya, karena merekalah Reo bisa diwarisi wajah tampan. Walau ada saingan yaitu adiknya sendiri, tapi Rio tidak memanfaatkannya dengan baik dan benar. Melainkan hanya memberikan pandangan indah itu hanya kepada Ririn seorang.
Walau sebenarnya memang Ririn ini adalah seorang wanita yang sangat cantik, tapi Reo tidak pernah ikhlas jika julukan itu di berikan kepada orang yang sudah ia anggap sebagai musuhnya sendiri.
Reo pikir juga Rio dengan Ririn akan pisah dalam waktu hanya sehari atau dua hari, ternyata awet sampai delapan belas tahun ini.
Namun, Reo memang sudah melihat dengan sangat jelas bahwa adiknya ini menyukai Ririn. Padahal masih banyak sekali cewek yang lebih baik dari pada Ririn, namun Rio tetap menolaknya.
Lanjut ke hidup Reo.
Sebenarnya Reo sedikit tidak senang dengan pemberian tuhan yang sudah memberi ia wajah yang tampan. Karena para ciwi yang ada di sekolahnya selalu memberi sambutan yang malah membuatnya sangat jengkel.
"Kak Reo!!" Teriak adik kelas dari lantai atas.
Karena kelas Reo harus melewatin lapangan yang dikelilingi oleh ruang kelas sepulus dan sebelas, jadi Reo selalu mendapatkan teriakan yang membuat fungsi pendengarannya sedikit terganggu.
Reo menanggapinya dengan berjalan biasa tanpa memberi ekspresi karena buat apa juga, Reo tidak menda[at keuntungan sama sekali dari semua itu.
Ia hanya memberi senyumnya ke orang - orang yang mungkin berguna baginya. Contohnya guru - guru, atau ibunya jika ia minta sesuatu.
Lumayan sulit bagi Reo jika memberikan itu kepada ibunya karena ia sudah cinta mati kepada ayah Reo. Tapi, ya bodo amat lah.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Reo sampai di kelasnya yang sedang freeclass. Reo duduk di bangkunya yang terletak di pojok dekat tembok. Dan di sana juga sudah terdapat teman - temannya yang setia mendukung kedatangan Reo.
"We.., pangeran kita sudah datang!" seru Tio, teman Reo yang ada di sana. Namun Reo acuhkan.
"Ih, judes banget si lo!" sambung Johan yang sebal melihat kelakuan temannya ini.
Reo melirik.
"Gimana ya, caranya biar sikap lo ini kayak kembaran lo yang satu lagi?" tanya Exel.
"Bener! Kayaknya kita harus nyari solusi, Jo!" sambung Tio.
Reo memutarkannya mata malas.
"Sebenernya, apa hal yang buat lo gini? Adik lo perasaan nggak ada sama - sama nya sama sikap lo." Tanya Vans kepada Reo. Reo melirik, kemudian mengangkat bahunya.
"Bokap gue katanya juga gini dulu." Jawab Reo asal.
Semua pun langsung mengangguk - angguk kepala mengerti.
"Trus nurun gitu?" Tanya Exel.
"Maybe."
Reo kemudian melirik ponselnya yang banyak sekali chat dari nomor yang tidak di kenal. Tapi, ada satu nomor yang ia beri nama, Rio.
Reo melihat pesan awalnya, sepertinya ia sedang lagi ada butuhnya kepada Reo, karena Rio spam chat kepada Reo. Reo pun membuka pesannya.
"Kak! Gue ada pemberitahuan berharga nih! Mau tau kagak?!"
Reo mengerutkan dahinya. Sebenarnya ini pertama kalinya Rio ngechat Reo hal yang menurut Rio penting. Namun, sepenting - pentingnya pesan dari Rio, jika bukan berita tentang keluarga meninggal, menurut Reo itu hal yang tidak penting.
"Nggak." Balas Reo.
Tidak lama kemudian balasan pun datang dari Rio.
"Astagfirulloh gini amat gue punya kakak."
Reo hanya melihat balasan dari Rio karena ia sendiri bingung harus jawab apa. Jadi Reo menunggu saja Rio sendiri yang memberi tahu kabar yang ingin Rio sampaikan itu.
"Kata Ririn adek kelas ada yang suka sama lo! Ini kesempatan besar buat lo biar fans lo nggak ngeganggu lo lagi."
Reo langsung terkejut dengan pernyataan Rio karena ini pertama kalinya ia tahu ada orang yang suka kepadanya. Jantungnya langsung berdetak kencang seperti ingin copot dari tempatnya.
Reo mematikan ponselnya dan langsung menyimpan benda tersebut di pesaknya. Reo menyenderkan badannya di tembok buat menenangkan diri yang malah di lihat oleh teman - temannya yang ada di depan Reo.
"Apa?"
"Lo kenapa kayak yang kaget?" Tanya Vans, salah satu orang yang ngebuluk bersama Reo selama enam tahun.
"Gue nggak kaget." Jawab Reo.
"Bohong. Dustanya Keliatan banget Jang..," ucap Exel tidak percaya. Namun tetap saja Reo tidak mengubiskan karena itu membuat dirinya merasa lelah sendiri.
"Coba dulu aja, siapa tau buat lo berubah." Ucap Johan tiba - tiba.
Reo bingung dengan apa yang baru saja di katakan oleh Johan. Reo juga jadi terkejut sendiri, padahal Johan duduk di sebrangnya yang tidak mungkin bisa melihat ponsel Reo. Namun keterkejutannya itu sekarang tidak terlihat agar tidak memunculkan kecurigaan.
"Maksud lo apa?" Tanya Reo stay cool.
Johan tertawa melihat respon Reo. Bukan ketawa sih, lebih terlihat seperti, mengejek.
"Cewek yang itu, yang adek lo kasi tau, liat aja dulu. Siapa tau cantik." Jawab Johan memakai smirknya yang buat Reo tambah bingung. Tau dari mana dia tentang chat dari adik Reo?
"Jangan gitu mikirnya kayak orang ****!" Seru Tio.
"Hahaha, baru liat gue muka dia bisa begini." Sambung Exel.
Reo bersikap bodo amat yang sebenernya penasaran kenapa Johan bisa tahu apa yang ia pikirkan.
"Ish, Re. Gue lihat ini chatan lo dari bayangan Jendela!" seru Johan membuat semua temannya tertawa. Sedangkan Reo hanya diam sambil menatap bodoh ke arah teman - temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
runi nisa
semangat kak🤗
mampir bentar yuk kenovel aku
PACARKU MANTAN TEMANKU
mohon dukungannya🤗😘
2020-05-23
0
🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐
jalan jalan pake sepatu, biar kaki gw gk kotor
ku tunggu update nya thor.
wkwkwkwk.. kagak nyambung ya pantunnya yg penting lanjuuuutt thor 😆😆
2019-11-17
6
MayJeona
crazy up yah thor.. fighting.. saya baru end dari Putra langsung singgah kesini sih.. emeijing ceritanya..😁😉
2019-11-15
6