"Selamat lagi Tuan Hary," sapa sang pria tampan itu dengan senyum manisnya.
"Wah, selamat pagi Tuan Albazero, apa kabar?" tanya Tuan Hary menyalami pria itu dan pria itu sangat senang bisa berjabat tangan dengan papa Sahara.
Sahara mendadak tertegun saat mendengar nama yang di sebut oleh papanya.
'Albazero,' batinnya. Ia ingat saat mengganti sandi di brangkasnya nama itu yang ia buat sandinya. Apa ini kebetulan?
"Oh ya, ini adalah putri saya, namanya Sahara. Dia yang akan memimpin perusahaan ini kedepannya," ucap Tuan Hary memperkenalkan.
Albazero mengulurkan tangannya dan Sahara membalasnya.
"Albazero Pratama," ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum, senyum itu memancarkan keindahan dan kedamaian.
"Sahara," jawab Sahara singkat dengan seulas senyum di bibirnya.
"Mari Tuan Albazero kita ke ruangan saya," ajak Tuan Hary mempersilakan Tuan Albazero untuk berjalan terlebih dahulu.
"Terima kasih Tuan Hary, Anda sangat sopan," ucap Albazero tersenyum ramah.
"Oh yaz di mana Rendi dan sekretaris Anna?" tanya Tuan Hary melihat sekeliling karena ia tidak mendapati kedua orang itu berada.
"Papa duluan saja, aku akan panggil mereka berdua," ucap Sahara.
"Ya sudah, Mari Tuan Albazero." Mereka pun pergi terlebih dahulu untuk menuju ruangan. Sedangkan Sahara menuju ke ruangan Rendi.
Sahara berjalan menuju ruang Rendi dan terlihat jika ruangan itu terkunci dari dalam.
Ia pun menendangnya pintu ruangan itu hingga kuncinya rusak.
Rendi dan Anna sangat terkejut dan diam tak bergerak. Mau bagaimana lagi, mereka sudah kepergok.
"Ow … kalian berduaan di dalam satu ruangan? Apa yang kalian lakukan? Bukannya ruangan sekretaris Anna ada di sebelah sana? Apa ruangannya sudah pindah jadi satu ruangan di sini?" tanya Sahara mengangkat alisnya sambil tersenyum.
"Eh, bukan begitu Nona muda, sa-saya ke sini sedang … mengantarkan berkas yang harus di periksa oleh Tuan Rendi," ucap Anna terbata-bata penuh ketakutan.
"Oh begitu kah? Jika benar mengantarkannya kenapa kamu terlihat ketakutan? Seperti sedang … Berbuat kesalahan," ujar Sahara menyunggingkan senyumnya.
"Sahara! Berhenti memojokkan sekretaris Anna, dia tidak bersalah, dan dia memang datang untuk menyerahkan berkas ini. Kamu ini kenapa sih tiba-tiba saja berubah seperti ini! Tidak seperti dirimu yang dulu?" tanya Rendi dengan nada sedikit tinggi.
"Jika aku bodoh dan lugu, maka kalian akan sewenang-wenang menguasai perusahaan ini. Jadi untuk menghindari hal ini maka aku harus berubah dan mencerdaskan isi kepala ku," ucap Sahara menunjuk kepalanya.
Rendi terdiam dan menatap Sahara datar. "Lalu kenapa kau datang ke sini?" tanya Rendi datar.
"Kenapa memangnya jika aku ke sini? Semua yang ada di perusahaan ini adalah milikku termasuk para karyawan ku dan juga kalian. Oh ya papa memanggil kalian untuk menuju ruang CEO," ucap Sahara yang langsung meninggalkan ruangan Rendi.
"Apa! Jangan-jangan pria tua itu berpikir untuk mempromosikan ku? Ayo cepat kita ke sana sekarang," ajak Rendi dengan senyum mengembang.
Mereka berdua menuju ruang CEO.
Tok! Tok!
Tok! Tok!
"Masuk," jawab Tuan Hary.
Mereka pun membuahkan pintu, saat di buka mereka terkejut karena ada pria asing di dalamnya.
"Ayo masuk," ucap Tuan Hary.
Kedua manusia itu pun masuk ke dalam, mereka duduk di sofa.
"Perkenalkan, dia adalah Rendi menantu saya, dan yang ini adalah Anna sekretaris perusahaan ini," ucap Tuan Hary memperkenalkan mereka.
Melihat itu, Sahara memutar bola matanya dengan melipat tangannya mendengus kesal.
"Saya Albazero Pratama," ucap Albazero memperkenalkan dirinya.
Ia melihat Sahara yang membuang wajahnya yang sangat tidak melihat kedua orang yang baru datang itu dan ia pun tersenyum.
"Baiklah Tuan Albazero, jadi bagaimana pembicaraan kita tadi?" tanya Tuan Hary.
Rendi dan Anna kebingungan saat mendengar percakapan, mereka ketinggalan informasi.
"Saya setuju sekali, lagian saya sudah lama minat dengan produk parfum dari perusahaan Anda, dan sudah beberapa tahun ini saya selalu menggunakan parfum dan selalu mengikuti produk terbaru Anda. Akhirnya saya punya kesempatan juga untuk bekerja sama dengan perusahaan Anda, ini sangat luar biasa. Jadi jika Anda ada produk baru maka kirimkan saja ke perusahaan saya, karena saya ingin memasukan antara fashion saya dan parfum Anda," ucap Albazero mantap.
"Wah, dapat klien muda dan bersemangat saya sangat beruntung," puji Tuan Hary.
'Klien mudah dan bersemangat? Dia menyindir ku?' batin Rendi mendengus kesal.
"Oh ya, maaf jika saya lancang sebelumnya, tapi saya ingin bicara dengan Nona CEO masalah produk ini," ucap Albazero.
"Wah, ini sangat bangus, lagian putri saya ini belum terlalu mengerti tentang perusahaan ini, dengan begini maka putri saya punya pengalaman kerja sama dengan perusahaan lain, tolong beri dia kesempatan untuk berbicara," ucap Tuan Hary.
"Jangan merendah seperti itu Tuan Hary. Saya melihat sebuah potensi yang tertanam di dalam tubuh Nona Sahara, dia pasti sangat mahir meskipun baru pertama kali ia terjun. Saya merasa dia adalah wanita pintar dan bijak," puji Albazero tersenyum melihat Sahara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nurmiahana Nana
akhirnya ketemu dgñ teman masa kecilmu Sahara
2023-11-02
1
isnaini naini
lnjut
2023-09-16
0
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2023-07-13
1